 
                            Feylindita adalah seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai seorang agen rahasia yang bekerja di bawah pusat keamanan negara. Keahlian menembak dan bela diri yang luar biasa, membuatnya menjadi salah satu agen rahasia yang sangat di andalkan. Tak ada yang mengetahui tentang pekerjaannya, termasuk keluarga bahkan suaminya sendiri.
Ia menikah dengan Giantara Aditama seorang CEO sebuah Mall ternama melalui perjodohan. Tepatnya Feylin 'Dijual' pada keluarga Aditama oleh sang paman yang merawatnya sejak kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan.
Namun ia beruntung karena memiliki mertua dan ipar yang baik. Cobaannya hanyalah suami yang selalu bersikap dingin dan cuek padanya.
Apakah hubungan pernikahan mereka akan membaik?
Apakah keluarganya akan mengetahui pekerjaannya yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Istri CEO
"Target lock!"
"O.K. Shoot!"
Dooorrr!
Dorrr!
Dooorrr!
Baku tembak terjadi di antara dua kelompok. kelompok yang terdiri dari dua dan empat orang itu, tampak saling membalas tembakan dengan sengit. Sayangnya, salah satu kelompok yang terdiri dari empat orang itu, harus tumbang.
"Misson complete."
Seorang wanita bersama seorang pria berjalan cepat dengan membawa senapan laras panjang. Mereka berjalan melewati deretan peti kemas yang berjajar rapi.
Keduanya terus mendengarkan perintah yang di sampaikan melalu earpice. Keduanya segera memasuki mobil yang sudah menunggu dan langsung pergi dari sana.
"Waah! Anak kesayangan Kapten, memang beda ya." Gelak si pria sambil membuka balaclava yang sedari tadi menutupi wajah dan kepalanya seperti seorang ninja.
"Pastinya, Kak Fey emang paling bisa di andalin." Imbuh seorang pria yang menunggu mereka di mobil.
"Lo aja yang gila! Kenapa malah ngarahin ke kaki? Kalo langsung ke tempat vital, pasti gak akan baku tembak." Omel si wanita sambil membuka balaclava yang ia kenakan.
Rambut panjang yang ia kuncir kuda, langsung terjun ketika balaclavanya terlepas. Wajah cantik, hidung bangir dan mata yang bulat itu juga bisa terlihat dengan jelas.
Feylin menyandarkan tubuhnya sambil memejamkan mata. Tubuhnya terasa begitu lelah. Ia sendiri baru pulang menjalankan misi di luar kota malam tadi dan harus kembali menjalankan misi yang untungnya bisa selesai dengan cepat.
"Capek banget kelihatannya, Fey?." Ledek Elno, pria yang menjalankan misi bersamanya.
"Gue baru pulang jalanin misi, semalem. Baru mau balik, tiba-tiba di panggil Kapten dan di kasih misi lagi." Jawab Fey dengan ketus.
"Chh! Kasian banget sahabat gue." Ujar Elno sambil tertawa. Tak hanya Elno, Doni yang sedang bersama mereka pun turut tertawa.
"Gak usah ngeledek, kalian berdua." Gerutu Feylin yang masih memejamkan matanya.
"Eeh! Kak Fey, hape lo bunyi." Kata Doni.
"Wih A one gak tuh, kode bahaya. Siapa itu, Kak?" Tanya Doni kemudian, sambil menyerahkan ponsel milik seniornya yang ada di dekatnya.
"Suami gue." Jawab Fey yang membuat dua rekannya kembali tertawa.
Fey segera mengangkat panggilan dari Suaminya. mereka berbicara sejenak sebelum Fey memutuskan panggilan dan langsung meletakkan ponselnya.
"Tolong lebih cepet ya, Pak." Pinta Fey pada Supir mereka.
"Baik Mbak." Jawab si Supir yang kemudian mempercepat laju mobil yang ia bawa.
"Baru kali ini gue nemuin Suami - Istri yang hubungannya gak ada anget - angetnya. Kayak gak ada gereget - gereget gemes gitu loh." Celetuk Elno.
"Lo aja gak tau. Tiap hari gue gereget pingin ngebanting suami gue." Sahut Fey.
"Kenapa masih bertahan aja sih, Kak? Kalo gue punya pasangan model gitu, langsung gue hempaskan." Imbuh Doni.
"Keluarga dia baik dan sayang sama gue. Lagi pula, not bad lah! Gue bisa ngejalanin karir gue tanpa takut ketauan suami gue." Jawab Fey.
"Jadi, sampe sekarang suami dan keluarga lo masih belum ada yang tau tentang pekerjaan lo yang sebenernya, Kak?." Tanya Doni yang di jawab anggukan oleh Fey.
"Sumpah! Gila sih lo, Kak!" Doni tak habis fikir.
"Why? Lagi pula, pekerjaan kita memang harus di rahasiain, kan?." Jawab Fey.
"Tapi gak gitu juga konsepnya, Nyonya Perawan! Lagian gue heran juga, Suami lo kaya raya, Mertua lo juga kaya raya. Lo makan tidur di rumah aja juga gak masalah kan? Lo gak bakal tuh denger bunyi alarm kwh meter yang bentar lagi mau habis. Secara, uang bulanan dari Suami lo yang sampe dua digit tiap bulannya juga lancar jaya." Omel Elno.
"Bener tuh, Kak. Lo gak bakal ngerasain yang namanya beras, listrik, sama gas habis bersamaan." Imbuh Doni.
"Ssst! Berisik lo berdua! Intinya karna gue secinta itu sama karir gue. Makanya gue masih tetep di sini dan akan terus ngejalanin pekerjaan gue sebagai Agen Rahasia. Lagian usaha gue buat sampai di titik ini kan gak mudah. Lo juga tau kali, El. Lo sahabat yang jadi saksi hidup dan perjuangan gue." Jawab Fey.
"Eh! tadi gue gak salah denger? Nyonya perawan? Jangan bilang selama ini-"
"Iya bener. Gak perlu lo perjelas lagi kali, Don!." Omel Fey yang memotong kata - kata Doni.
"Gila! Suami lo beneran laki atau gay sih, Kak? Dua tahun nikah, lo gak di apa - apain? Jangan - jangan, dia selingkuh lagi." Tanya Doni yang sampai menganga tak percaya.
"Asal aja mulut lo kalo mangap! Sejauh ini, dia gak selingkuh. Dia juga dingin ke perempuan lain, gak cuma ke Fey aja." Elno yang menyahut.
"Kok Kak El tau?" Selidik Doni.
"Apa sih yang gue gak tau? Tahi lalat amoeba aja, gue tau di mana tempatnya." Jawab El yang membuat Fey dan Doni tertawa.
"Fix dia gay! Dia gak nafsu sama perempuan." Tuduh Doni.
"Kalo itu, gue gak tau." Sahut Elno.
"Lah! kalian berdua ngapa jadi ngorek - ngorek idup gue?" Tanya Fey.
"Ini tandanya kalo kita tuh perduli sama idup lo, Bego!" Jawab Elno sambil menjitak kepala sahabat seperjuangannya.
"Lebih ke kepo dan nyari - nyari bahan ghibah, deh! Bukan karna bener - bener perduli." Sergah Fey yang membuat Elno dan Doni tertawa.
Sesampainya di Markas. Fey segera menuju ke ruangannya. Ia menitipkan senapannya pada El dan Doni yang membereskan peralatan 'perang' mereka tadi.
Fey mengganti seragam tugasnya dengan pakaian formal seperti seorang pengacara. Setelan blazer berwarna abu - abu, ia padukan dengan kemeja berwana putih tulang. Tas dan sepatu branded pemberian Mama Mertuanya pun turut melengkapi penampilan elegannya.
Fey berdiri di depan cermin sambil memakai bedak tipis dan juga lipstik. Ia kemudian menyisir rambut hitam panjangnya yang lebat kemudian mengikatnya sebagian. Ia kembali mematut diri di depan cermin sebelum melangkah keluar dari ruangannya.
"Widiihh, tiba - tiba udah cosplay jadi ibu CEO aja nih." Goda El yang baru kembali dari ruang senjata.
"Gak usah reseh ya lo, El. Gue cabut dulu. Kalo misal Kapten nyariin, tolong bilangin kalo gue udah pulang. Telfon ke hape biasa gue, jangan ke hape agen!" Pesan Fey.
"Siap laksanakan perintah!" Jawab Elno sembari mengangkat tangan dan hormat pada sahabatnya.
Fey sendiri hanya bisa terkikik melihat tingkah konyol Elno yang selalu menghiburnya. Fey melihat ponselnya yang kembali berdering dan menunjukkan nama 'A one' (kode bahaya di agennya). Ia mempercepat langkahnya, dengan setengah berlari menuju ke Gedung Utama.
Gedung Utama adalah cangkang yang melindungi Markas Agen Rahasia. Gedung itu sendiri merupakan sebuah Lembaga Bantuan Hukum milik pemerintah yang kerap membantu kasus - kasus hukum untuk warga sipil.
jgn d gntung yaa
q pdamu thor 😃
lg seru2ny nic
Gian lucuuu 😃
mkin sru critanya