 
                            Hubungan yang di kira akan langgeng dan bisa bertahan lama, namun ternyata malah muncul ganguan yang sangat sadis, terutama untuk Lea karena dia setiap saat melihat arwah seorang wanita.
Dean juga semakin misterius, padahal Lea mengira sudah sangat mengenal sifat sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Awal mula
Gemerlap lampu diskotik bersama dengan suara musik yang sangat menusuk telinga, bersamaan juga dengan para gadis sibuk menari untuk menghibur diri agar tidak terlalu larut dalam masalah. sebagian besar para pengunjung klub malam adalah para wanita yang mempunyai banyak masalah, mereka pasti akan menghibur diri ke sini agar melupakan semua beban di dalam pikiran.
"Hallo, Bu!" Lea mengangkat ponsel ketika sedang ada di klub dan dia masuk dalam kamar mandi.
"Lea, Ibu lihat kiriman kamu sangat banyak bulan ini." Bu Tami menghubungi sang Putri.
"Iya, kebetulan aku dapat bonus lebih dari kantor jadi bisa aku kirim agak banyak." Lea menjawab pertanyaan sang Ibu.
Bu Tami antara senang dan juga merasa tidak enak bila Lea mengirim uang sebanyak ini, sebab dia juga masih memikirkan kehidupan Lea yang di kota pun tidak punya rumah sendiri. takut nanti bila terlalu banyak untuk mengirim dirinya namun Lea malah tidak memiliki uang ketika di kota, jadi tetap merasa kasihan.
Tentu nya Bu Tami sama sekali tidak tahu bagaimana kehidupan Lea selama di kota dan apa saja yang telah dia lakukan, karena memang Lea kerja di pabrik sepatu sehingga uang yang dikirim setiap bulan sangat banyak dan dia merasa tidak susah untuk mencari uang lagi setelah memiliki hubungan dengan seorang pria.
Pria itu juga sudah di kenalkan lewat telepon kepada Bu Tami, sekitar enam bulan yang lalu dan itu tentu saja mendapat restu bila memang pemuda tersebut ingin berhubungan baik dengan Lea, sebagai orang tua tentu saja Bu Tami tidak merasa keberatan bila ada pria yang mendekati putrinya.
Asal kan pria itu tidak mempermainkan Lea seperti pria lain yang hanya butuh kehangatan, takutnya nanti setelah manis sepah di buang sehingga saat pulang hanya akan membawa benih yang tertinggal di dalam rahim dan itu sudah menjadi rasa takut di hati Bu Tami karena dia memikirkan pergaulan di kota tentu nya sangat bebas.
"Lea, kapan kamu akan membawa Dean pulang ke rumah?" Bu Tami bertanya pelan.
"Hem, itu akan ku bicarakan dulu dengan dia." jawab Lia yang tidak bisa memberikan kepastian.
"Pulang minta lah Dean untuk melamar mu." Bu Tami ingin mereka segera menikah saja agar tidak terjadi hal yang buruk.
"Bu, aku masih belum ingin menikah dan tentu saja Dean pun belum siap untuk menjadi seorang suami." Lea tidak ingin bila menikah karena terburu buru.
"Orang kampung sudah bergunjing dan mengatakan bahwa kalian tinggal satu rumah selama ini saat di kota." Bu Tami berkata terus terang.
"Ya itu lah, kenapa saat itu Ibu malah bilang kalau di kota aku punya kekasih." saya menarik nafas berat karena dia juga bingung sekarang.
Padahal lihat Bu Tami berkata pada orang kampung bahwa Lea telah memiliki kekasih adalah, agar mereka tidak curiga lagi bahwa Lea selama di kota bekerja di tempat yang baik. orang kampung banyak yang menilai bahwa Lea menjadi wanita tidak benar ketika kerja di kota, sebab mereka melihat dari penampilan Lea.
"Nanti ku hubungi lagi karena sekarang aku masih ada urusan." Lea segera mematikan ponsel.
"Ibu kamu?" Nita menatap Lea yang terlihat muram.
"Ah biasa lah, dia ingin segera agar aku menikah." Lea menghidupkan rokok dan menghirupnya.
"Nikah aja lah, kan ada Dean jadi ya tidak masalah bila kau ingin menikah." Nita juga sedang merokok santai.
Lea hanya melirik tidak menanggapi ucapan Nita yang terdengar seperti sindiran bagi Lea, padahal memang pernikahan yang akan di lakukan dia dan juga Dean tidaklah semudah itu karena harus melewati beberapa hal yang tidak mudah, tapi orang tua di kampung pun mengira itu sangatlah mudah karena hanya tinggal tekad diri untuk bersikap bagaimana.
"Ya udah lah nggak usah di pikirin karena kita ke sini mau happy." Nita segera menarik tangan Lea agar kembali ke pesta.
Saya tertawa dan mereka segera menghabiskan minuman yang telah di pesan dan kembali berjoget indah di atas lantai menikmati setiap hentakan musik yang sangat merdu di dalam telinga, melupakan beban yang baru saja terlintas dalam benak Lea.
"Hah!" Lea tersentak ketika merasa ada tangan berdarah yang memegang lengannya.
"Leaaaa...
Gadis berambut pendek dengan warna purple itu menoleh karena ada seseorang yang memanggil nama dia, namun ketika di toleh sama sekali tidak ada apa-apa, membuat tubuh Lea merinding dan dia merasa tidak aman ada di dalam klub malam yang sangat ramai dengan hiruk pikuk manusia dan rasanya halusinasi ini semakin menjadi saja.
...****************...
Klenting.
Klenting.
Suara sendok yang beradu membuat Lea terbangun dan dia segera turun dari ranjang untuk melihat siapa yang sedang memasak itu, apartemen kecil yang terasa begitu sesak karena selama ini memang mereka tinggal di tempat kecil ini dengan gaji yang sangat pas tentu saja Lea tidak bisa mencari tempat besar.
"Kamu sudah bangun?" Dean tersenyum dengan wajah yang sangat tampan itu.
Lea yang melihat wajah yang begitu dia cintai pun mendadak saja tersenyum sembari di iringi mata yang berkaca-kaca, saking bahagianya ketika bangun tidur tapi sudah melihat wajah yang begitu dia cintai sehingga membuat hati Lea begitu terharu.
"Sayang, Why are you crying?" Dean mengusap air mata yang jatuh meluncur.
"I'm crying with happiness." Lea membenamkan wajah dalam pelukan Dean.
"Ya selama nya kita akan selalu bahagia." Dean memeluk erat kekasihnya.
"Ini pertama kali dalam hidupku ketika baru bangun tidur namun sudah melihat kau ada di sini." Lea begitu terharu.
Dian tersenyum karena dia juga sangat bahagia bisa bersama dengan wanita yang begitu dia cintai, kecupan hangat jatuh di kepala Lea karena mereka memang selama ini saling mencintai dan berjanji untuk bahagia bersama tidak ada yang bisa memisahkan hubungan ini.
"Ibu bertanya kapan kamu bisa ikut pulang denganku?" Lea berkata kecil.
"Setalah semua urusan selesai maka aku akan segera menemui orang tua mu dan melamar kamu." janji Dean.
"Ah kamu manis sekali bila sedang merayu aku." Lea bahagia mendengar dia akan segera di lamar.
"Rasa ku memang hanya kamu yang tahu, entah itu manis atau masam karena hanya kamu yang mencicipi diriku." Dean mengedipkan mata genit.
Lea semakin malu karena mereka masih berpacaran sehingga ucapan seperti itu terdengar seperti rayuan yang begitu luar biasa, padahal mereka juga sudah sering melakukan hubungan layak nya suami istri dan itu sudah tidak terhitung beberapa kali.
Hallo besti, kita ketemu lagi di novel yang baru ini dan pasti nya ini ide dari otak othor ya bukan plagiat.
Jangan lupa like dan komen kalian semua, terima kasih.
Sungguh aku tak rela jika Dean cepat ditolong dan disembuhkan.