NovelToon NovelToon
Sistem Uang Tidak Terbatas

Sistem Uang Tidak Terbatas

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Sistem / Ahli Bela Diri Kuno / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: MZI

*Khusus Bacaan Dewasa*

Sinopsis: Make, pemuda tampan dan kaya, mengalami kebangkrutan keluarga. Dia menjadi "anak orang kaya gagal dan terpuruk" dan dibuang pacarnya yang berpikiran materialistis adalah segalanya. Namun, nasib baik datang ketika dia mendapatkan "Sistem Uang Tidak Terbatas".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Ide yang Gagal

Setelah beberapa hari keluar dari rumah sakit, Make merasa frustrasi karena belum menemukan cara yang efektif untuk mendekati Dr. Larasati. Kesibukan sang dokter di rumah sakit membuatnya sulit untuk diajak bertemu di luar jam kerja. Pikiran Make dipenuhi dengan cara untuk bisa berinteraksi lebih intens dengan target misinya.

Tiba-tiba, ide konyol namun 'efisien' terlintas di benaknya. Jika ia kembali menjadi pasien Dr. Larasati, ia pasti akan memiliki lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengannya. Dan cara tercepat untuk menjadi pasien adalah... melukai diri sendiri.

Make pergi ke sebuah bengkel las di pinggir kota. Seorang pria bertubuh kekar dengan wajah penuh jelaga menatapnya curiga.

"Ada yang bisa saya bantu, Bos?" tanya tukang las itu sambil mengunyah tembakau.

"Begini, Pak," kata Make dengan nada sedikit canggung, "saya butuh... sedikit 'bantuan' untuk membuat luka bakar ringan di lengan saya."

Tukang las itu menghentikan kunyahannya dan menatap Make dengan mata menyipit. "Luka bakar? Sengaja? Maaf, Bos, saya tidak berani." Ia kembali mengunyah tembakaunya dengan ragu.

"Bukan begitu maksud saya, Pak," buru-buru Make menjelaskan. "Ini... untuk keperluan syuting film pendek. Adegan kecelakaan kerja. Tapi kru kami sedang cuti semua." Alasan yang sangat tidak meyakinkan.

Tukang las itu tertawa terbahak-bahak. "Film pendek? Luka bakar beneran buat film pendek? Wah, ide gila ini, Bos." Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Maaf ya, Bos, saya nggak mau ikut-ikutan hal aneh begini."

Make mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dari dompetnya dan mengayunkannya di depan hidung tukang las itu.

"Bagaimana kalau begini, Pak? Ini sebagai 'biaya jasa kreativitas' Anda. Sebentar saja, kok. Yang penting terlihat meyakinkan."

Mata tukang las itu langsung berbinar melihat uang tersebut.

Ia meraih uang itu dengan cepat dan menyeringai lebar. "Wah, kalau begitu ceritanya beda lagi, Bos! Kreativitas memang butuh apresiasi. Sini, lengannya. Mau seberapa 'artistik' lukanya?"

Setelah 'insiden' yang diatur dengan bantuan tukang las yang kini tersenyum lebar, Make segera menuju rumah sakit tempat Dr. Larasati bertugas, dengan ekspresi kesakitan yang dibuat-buat.

Sesampainya di sana, ia langsung menuju bagian gawat darurat dan melaporkan 'kecelakaannya'. Setelah diperiksa, benar saja, ia ditangani oleh Dr. Larasati yang kebetulan sedang bertugas. Dr. Larasati tampak khawatir melihat luka bakar di lengan Make.

"Ya ampun, Tuan Make! Apa yang terjadi?" tanya Dr. Larasati dengan nada cemas sambil membersihkan luka Make dengan hati-hati.

Make meringis kesakitan (pura-pura) sambil menatap Dr. Larasati dengan tatapan penuh harap. "Saya... saya tidak sengaja menyentuh besi panas. Sakit sekali, Dokter."

Dr. Larasati menggelengkan kepalanya prihatin. "Anda harus lebih berhati-hati lain kali. Luka bakar bisa sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan benar." Sambil mengobati luka Make, ia memberikan beberapa instruksi tentang perawatan di rumah.

Make memanfaatkan kesempatan itu untuk kembali mencoba mendekati Dr. Larasati. "Dokter, saya sangat berterima kasih atas bantuan Anda. Mungkin... sebagai ucapan terima kasih, Anda bersedia makan malam dengan saya setelah jam kerja Anda selesai?"

Dr. Larasati menghela napas pelan. Ia menatap Make dengan tatapan lembut namun tegas. "Tuan Make, saya menghargai ajakan Anda. Tapi saya rasa kita sebaiknya menjaga hubungan kita sebatas profesional antara dokter dan pasien. Prioritas saya saat ini adalah kesembuhan Anda dan tugas saya di rumah sakit." Ia tersenyum tipis. "Sekarang, istirahatlah dengan baik dan ikuti instruksi perawatan yang sudah saya berikan."

Make kembali harus menelan kekecewaan. Rencana gilanya untuk melukai diri sendiri demi bertemu Dr. Larasati ternyata belum membuahkan hasil yang ia harapkan. Angka 'Love' di atas kepala sang dokter tetap tidak beranjak signifikan. Ia harus memutar otak lebih keras untuk menaklukkan 'Sang Penyembuh' ini.

---

Make keluar dari rumah sakit dengan langkah gontai dan wajah masam. Rencana konyolnya untuk mendekati Dr. Larasati melalui 'kecelakaan kerja' ternyata gagal total. Sang dokter tetap menjaga jarak profesional, dan ajakannya untuk berkencan kembali ditolak dengan halus.

Namun, ada satu hal yang tidak diketahui oleh Dr. Larasati maupun orang lain. Luka bakar di lengan Make yang tampak menyakitkan beberapa saat yang lalu kini sudah sembuh total, tanpa meninggalkan bekas sedikit pun. Ini adalah efek dari salah satu keahlian termahal yang pernah dibeli Make dari Sistem – 'Kontrol Regenerasi Mutlak'.

Keahlian ini memberikannya kemampuan untuk mengendalikan proses penyembuhan tubuhnya sesuai dengan kehendaknya. Jika ia ingin lukanya sembuh dengan cepat, maka sel-sel tubuhnya akan beregenerasi dengan kecepatan luar biasa. Sebaliknya, jika ia ingin lukanya tetap ada (misalnya untuk keperluan akting seperti tadi), ia bisa menahan proses penyembuhan itu.

Keahlian ini menghabiskan 70% dari saldo Sistemnya saat itu, namun Make merasa investasi ini sangat berharga untuk berbagai situasi di masa depan.

Sambil berjalan menuju mobilnya, Make merenungkan kegagalannya mendekati Dr. Larasati. Pendekatan langsung dan bahkan rencana 'kecelakaan' yang bodoh tidak membuahkan hasil. Ia harus mengubah taktik. Dr. Larasati jelas bukan tipe wanita yang mudah ditaklukkan dengan pesona biasa atau trik murahan.

Make menyadari bahwa ia harus lebih sabar dan strategis. Ia perlu mencari tahu lebih banyak tentang Dr. Larasati, apa yang ia sukai, apa yang ia hargai. Mungkin dengan menunjukkan ketertarikan yang tulus dan memahami kepribadiannya, ia bisa meluluhkan hatinya.

Namun, di lubuk hatinya yang dingin, tujuan utamanya tetaplah untuk mengikat Dr. Larasati sebagai 'Budak Setia' demi keuntungan yang ditawarkan Sistem. Perasaan tulus? Mungkin itu hanya alat lain dalam 'permainannya'. Ia hanya perlu menemukan kunci yang tepat untuk membuka pintu hatinya sang dokter.

Make menyalakan mesin mobilnya dan melaju meninggalkan rumah sakit. Misi 'Menaklukkan Sang Penyembuh' masih aktif, dan ia tidak akan menyerah begitu saja. Kekalahan kecil ini hanyalah sebuah tantangan yang harus ia atasi.

---

Saat Make mulai memfokuskan pikirannya untuk menyusun strategi baru dalam mendekati Dr. Larasati, sebuah notifikasi pesan masuk berdering di ponselnya. Nama pengirimnya tertera jelas: Anya. Isi pesannya singkat namun sarat kerinduan: "Make, aku merindukanmu."

Sebuah seringai tipis tak bisa ditahan menghiasi wajah Make. Kegagalannya dalam mendekati Dr. Larasati memang sedikit menjengkelkan, namun setidaknya ia memiliki 'alternatif' untuk melampiaskan kekesalannya dan memenuhi kebutuhan pribadinya. Anya, dengan keterikatannya yang sudah cukup dalam padanya, selalu menjadi pilihan yang mudah.

Tanpa membuang waktu, Make mengubah arah mobilnya. Vila mewah Anya yang terletak di pinggiran kota menjadi tujuannya saat ini. Ia merasa sedikit terhibur dengan perhatian Anya. Setidaknya, di tengah penolakan dari Dr. Larasati, ada seseorang yang masih mendambakannya.

Perjalanan menuju vila Anya terasa singkat dalam benak Make yang sudah dipenuhi dengan berbagai pikiran. Ia membayangkan sambutan hangat Anya dan bagaimana ia bisa memanfaatkan kerinduannya untuk kesenangannya sendiri. Baginya, Anya hanyalah salah satu 'target' yang sudah berhasil ia 'ikat', dan ia tidak merasa perlu membuang kesempatan yang ada di depan mata.

Sesampainya di vila megah Anya, gerbang terbuka otomatis menyambut kedatangannya. Rumah itu tampak sunyi, namun ia yakin Anya sudah menunggunya di dalam. Make memarkir mobilnya dan melangkah dengan santai menuju pintu utama.

Pintu terbuka sebelum ia sempat mengetuk, memperlihatkan Anya yang berdiri di ambang pintu dengan senyum cerah di wajahnya. Ia tampak sangat senang melihat kedatangan Make.

"Make! Aku senang sekali kamu datang," sapa Anya dengan nada manja, langsung memeluknya erat.

Make membalas pelukan Anya dengan senyum palsu. "Aku juga merindukanmu, Anya." Dalam hatinya, ia sama sekali tidak merasakan kerinduan yang sama, namun kata-kata itu terasa perlu untuk menjaga 'keterikatan' Anya padanya.

Malam ini, ia akan melupakan sejenak kegagalannya mendekati Dr. Larasati dan menikmati 'keuntungan' dari hubungannya dengan Anya. Misi 'Pesona Sang Penyembuh' bisa menunggu. Kesenangan pribadi tetaplah prioritas utama Make.

Bersambung...

1
Ahmad Sarman
oke lanjut thor
Ahmad Sarman
terim kasih thor
MZI: Sama-sama semoga suka dengan ceritanya😁
total 1 replies
Hiu Kali
99 milyar thor.. mana 100 trilyun...ngantuk pasti ini
MZI: Terima kasih atas masukannya, akan segera di perbaiki 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!