Sovia dan Angga baru menikah beberapa Minggu, ayah Angga kemudian menikah dengan seorang wanita yang usianya sana seperti Angga. pernikahan Sovia di penuhi kebahagiaan, namun setahun setelah itu tiba-tiba banyak kejadian yang mencurigakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sofia kecewa dengan Angga.
Dengan terburu-buru Angga pergi ke rumah sakit untuk mencari keberadaan sang istri dan ayahnya, tidak lupa juga Inggrid langsung mengejar Angga untuk pergi ke rumah sakit, bukan untuk melihat suaminya baik-baik saja namun untuk melihat suaminya segera mati.
Ketika sampai di rumah sakit Angga mendapatkan informasi mengenai di mana kamar ayahnya, Angga berlari menuju tempat yang dikatakan oleh petugas resepsionis rumah sakit. Ketika berada di depan kamar sang ayah nampak jantung Angga berdebar begitu kencang. Perlahan Angga membuka pintu ruangan itu, dia menatap ayahnya yang sudah terbaring ditemani oleh sang istri juga Erna.
"Sayang." panggil Angga ketika dia masuk ke dalam ruangan ayahnya.
Sofia menoleh, dia menatap sang suami yang sudah berada di tempat itu, tatapan matanya bukan tertuju pada suaminya melainkan Inggrid yang berada di belakang tubuh Angga. Seketika Sofia terdiam tanpa mengatakan katapun, entah mengapa lidahnya terasa kelu ketika melihat suaminya datang bersama dengan Inggrid. Begitu pula dengan Adi, tatapan matanya menatap istri yang begitu dia puja selama ini.
"Bagaimana kondisi Ayah, sayang?" tanya Angga.
Sofia hanya menganggukkan kepalanya sedikit, setelah itu dia kembali menatap Ayah mertuanya. "Kondisi ayah baik-baik saja mas." jawab Sofia.
"Kenapa kamu tidak menelpon aku? kenapa kamu tidak memberitahukan aku?" tanya Angga.
Sofia menatap suaminya, entah mengapa kata-kata itu seperti angin yang berhembus di telinganya. "Aku sudah menghubungimu berulang kali mas, kelihatannya ponselmu kehabisan baterai." jawab Sofia.
Mendengar perkataan dari Angga seketika Erna menyahut pembicaraan mereka berdua. "Aku sama Mbak Sofia sudah menelpon mas Angga berulang kali, kelihatannya ponsel mas Angga tidak aktif. Bahkan ketika aku nelpon malah langsung dimatikan." ujar Erna.
"Aku tidak membawa ponsel, ponselku tertinggal waktu aku bertemu dengan salah satu klien." sangga Angga.
Sofia tidak ingin melanjutkan lagi pembicaraan itu, entah mengapa kata-kata itu terasa tidak berguna sama sekali.
"Sayang bagaimana keadaanmu?" Inggris langsung mendekati Adi, dia menunjukkan akting totalitas yang begitu luar biasa, air matanya nampak menetes ketika menatap adik di atas ranjang. "Ya Tuhan.. kenapa dia tidak mati sekalian saja, kenapa dia masih hidup?" gumam Inggrid dalam hati ketika melihat Adi masih hidup.
Sedangkan Adi nampak dia menatap istri yang dia kira baik itu, tatapan matanya begitu tajam, seolah tatapan mata itu ingin mengatakan kalau wanita yang ada di depannya itu adalah wanita ular. "Ternyata kamu wanita yang benar-benar sangat menjijikkan, entah mengapa aku sampai tertipu dengan mulut manismu itu, Inggrid." ucap Adi dalam hati. Mulutnya sedikit tergerak namun dia tidak bisa berbicara sama sekali.
"Apa yang terjadi apa yang terjadi sama suamiku, Sofia?" tanya Inggris yang masih berpura-pura.
"Ayah mengalami stroke, kata dokter stroke ayah sangat parah, mungkin akan sembuh sedikit lama." jawab Sofia.
Mendengar itu entah mengapa Inggris wajahnya berseri seolah dia akan mendapatkan harta warisan. "Stroke? suamiku kena stroke, Sofia?" tanya Inggrid dengan raut wajah yang dibuat sedih semaksimal mungkin.
"Iya, kata dokter Ayah mengalami stroke, mungkin Ayah memerlukan terapi cukup lama untuk penyembuhan kali ini." jawab Sofia kembali.
Inggrid seolah mendapatkan door prize yang begitu luar biasa, tatapan matanya seketika menatap Angga, pria bertubuh sehat dan selalu membuatnya bergairah itu. Inggrid duduk di samping Adi, dia terus membacakan doa agar Adi cepat mati begitu pula dengan wanita yang ada di depannya itu, Inggris juga mendoakan semoga saja Sofia juga segera menyusul Ayah mertuanya. Dengan begitu rencana Inggrid untuk mendapatkan Angga akan segera terwujud.
"Apakah kamu sudah makan sayang? aku akan memberikanmu makanan." ucap Angga.
"Kamu pulang pukul berapa mas?" tanya Sofia kembali.
"Aku barusan pulang sayang, waktu aku di rumah aku mencari mu tapi ketika aku melihat di kamar kamu tidak ada, aku bertanya kepada salah satu pelayan dan mereka mengatakan kalau kamu di rumah sakit." jawab Angga.
"Ya sudah, kalau begitu kamu mandilah di sini atau pulanglah terlebih dahulu." kata Sofia.
"Iya Angga, kita pulang saja dahulu. Aku juga belum mandi, tubuhku rasanya lengket." ucap Inggrid.
"Kamu pulang saja dahulu, aku akan menemani istriku di sini." jawab Angga.
"Kenapa kamu harus di sini? kita baru pulang kita baru selesai bekerja, biarkan saja Erna sama Sofia di sini dahulu. Setelah kita istirahat, kita nanti ke sini bareng-bareng." kata Inggrid.
Angga tetap bersih kuku tidak mau pulang, dia menatap sang istri yang terlihat begitu capek. "Di sini kan ada sopir, mintalah dia untuk mengantarmu pulang, aku akan di sini terlebih dahulu. Oh ya Erna, kamu pulang lah nanti kamu ambilkan pakaianku sama pakaian istriku, bawa ke sini." minta Angga.
"Baiklah mas." jawab Erna yang kemudian langsung mendorong tubuh Inggrid untuk keluar dari kamar Adi.
Adi menata putranya, dia nampak sedikit kecewa saat melihat putranya sekarang malah tidak terlalu kesal dengan istrinya. "Angga, apakah kamu tega mengkhianati ayahmu ini? apakah kamu tega berkhianat dengan wanita ular itu?" gumam Adi dalam hati. pria itu terus memikirkan apakah benar jika putranya sudah mengkhianati dirinya dan istrinya. Apakah Angga benar-benar berselingkuh dengan Inggrid? pertanyaan itu terus berputar di otak Adi saat ini, hal itu membuat Adi perlahan kecewa dengan putranya.
"Bagaimana kondisimu sayang? beberapa hari tidak bertemu denganmu membuat aku sangat merindukanmu." ucap Angga sembari membelai rambut Sofia.
Sofia nampak tersenyum, entah senyum itu tulus atau senyum itu penuh keterpaksaan namun Sofia hanya bisa menganggukkan kepalanya. "Kelihatannya kamu benar-benar sangat bahagia, mas."
Angga nampak tersenyum, dia masih belum mengetahui apa maksud perkataan istrinya itu. "Tentu saja aku bahagia sayang, kamu tahu kamu adalah wanita yang spesial, aku terus merindukanmu ketika aku berada di Bandung. Aku terus memikirkanmu bahkan tidak semenit pun aku berhenti memikirkanmu." ucap Angga.
Mendapatkan jawaban seperti itu dari suaminya entah mengapa Sofia malah tersenyum. "Merindukanku? bagaimana kamu merindukanku mas, bahkan ketika aku menelepon mu kamu langsung mematikan ponselmu. Ketika aku mengirim pesan kepadamu, kamu tidak membacanya sama sekali." gumam Sofia dalam hati.
Rasa kecewa itu benar-benar menguasai hati Sofia, apalagi tanpa sengaja Sofia melihat ponsel milik Ayah mertuanya. dan tanpa sengaja pula Sofia melihat beberapa foto yang dikirimkan oleh salah satu karyawan Adi. Sofia yang mengetahui hal itu hatinya tidak tenang, dia terus berpikir apakah mungkin hal itu yang membuat Angga sekarang berubah? perhatiannya tidak seperti dahulu, kasih sayangnya tidak seperti dahulu. Walaupun Sofia sudah mengetahui hal itu namun dia tidak ingin mengatakan apapun kepada ayah mertuanya. Sofia takut jika Adi semakin kepikiran mengenai hal itu.
*Bersambung*
terima kasih atas dukungannya semoga kalian senang dengan novelku ini. jangan lupa baca novelku yang lain.
*istri barbar bos mafia*
*My sugar Daddy.
*Sugar baby tuan muda lumpuh*