Terjerat Om CEO

Setelah malam pertama serta berbagai serentetan kekonyolan yang terjadi semalam, kini keduanya menjadi lebih diam dan enggan untuk saling memandang.

Apalagi Key yang malu sekali, menghadapi situasi mereka saat ini. Ia tidak lagi mempunyai harga diri, jika mengingat apa yang Arsen lakukan. Termasuk mengompres miliknya yang membengkak karena terlalu over semalam.

"Key udah siapin bekel buat mas Arsen, semua di meja! Hati-hati dijalan." Key terus memalingkan wajahnya.

"Hm."

"Makan juga ya mas sarapannya, udah Key bikinin."

"Hm." Balas Arsen masih sibuk membenarkan dasinya yang terasa lebih susah untuk dibentuk dari biasanya. Tunggu dulu, kenapa ia jadi ikutan gugup seperti ini?

"Mas itu bisa pasang dasi atau nggak sih?" Key mendadak kesal karena Arsen tak kunjung selesai dan pergi kekantor. Pria itu ternyata lelet sekali.

"Sini!" Key membenarkan dasinya dengan perhatian. Ia merapikan penampilan Arsen sebaik mungkin, termasuk rambutnya yang tidak tertata rapi.

Arsen memandangi Key dengan senyuman. Entah mengapa ia merasa bahagia setelah pernikahan ini. Ia merasa lebih hidup dan tidak kesepian lagi. Ia juga mulai makan dan tidur dengan teratur.

Bahkan ia merasa bekerja dengan tumpukan berkas sekarang menjadi membosankan.

"Terimakasih." Arsen tersenyum setelah Key membantu merapikan penampilannya. Ia lalu mencomot roti isi yang telah istrinya siapkan, dan meminum susu hangatnya dengan segera.

"Maaf aku ada rapat penting, maaf harus meninggalkanmu setelah pernikahan kita berlangsung."

"Kita hanya kontrak tak perlu meminta maaf." Key tersenyum tipis, membuat Arsen berdecak kesal. Bukankah seharusnya perkataannya semalam mampu menjelaskan bahwa ia ingin membatalkan kontrak ini!

Arsen ingin membantah tapi rasanya ia terlalu gengsi untuk mengatakannya.

"Kita akan pergi berlibur sekaligus honeymoon."

"Kontrak tid-"

Key langsung terdiam ketika melihat tatapan tajam Arsen yang seolah ingin menelannya hidup-hidup.

"Kamu istri saya Key, kita akan segera memiliki anak. Kita tetap perlu honeymoon." Ujar Arsen dengan tegas tanpa mau dibantah.

"Nggak!" Ujar Key gengsi.

"Kamu tau, kamu sangat cantik dan menggoda pagi ini, gaun tidur ini membuat saya ingin mengulang kejadian semalam." Goda Arsen seraya meremas pinggang istrinya.

"Jangan sok ketus! Saya tau kamu ketagihan dengan gaya permainan kita semalam." Ujarnya sambil mendaratkan satu kecupan dikening dan bibir istrinya, lalu pergi meninggalkan rumah dengan raut jenakannya. Arsen memang hobi menggodanya sekarang.

Key langsung terduduk dilantai karena gugup. Arsen memang paling jago membuatnya tak berdaya. Entah itu diatas ranjang, ataupun dengan perkataannya.

"Dasar mesum!" Lirihnya pelan. "Tapi Key sayang, Key cinta sama mas Arsen." Lanjutnya sambil mengacak rambutnya dengan frustasi.

Key pun berlarian menuju kaca besar di kamarnya untuk melihat penampilannya saat ini. Benarkan gaun tidur satin transparan yang ia dapatkan dari ibu mertuanya, membuatnya terlihat menggoda? Arsen menyukainya?

Key juga menyentuh seluruh tanda kemerahan yang Arsen buat dengan senyuman manis. Ia sangat berdebar saat mengingat kembali betapa panasnya tadi malam. Betapa perhatiannya Arsen ketika mengobati miliknya yang sempat membengkak, karena mereka terlalu... Kalian pun pasti tau.

"Arsen, aku akan merebut hatimu. Kita tidak akan berpisah!"

Ya Key sudah memutuskan, jika ia akan menaklukkan hati Arsen hingga membuatnya tidak akan berpaling sedikitpun dari Key.

...•••••••••...

"Bagaimana semalam? Jangan kasar-kasar boy, biarkan Key beradaptasi." Elang meletakkan sebuah map di meja kerja Arsen.

"Hm. Ada keperluan ada, tumben sekali daddy kemarin." Arsen mengalihkan pandangannya dari komputer, ia menatap daddynya yang duduk di seberangnya.

"Tidak ada. Hanya ingin mengecek keadaan kantor, sekaligus bertanya tentang progres cucu untuk mommy mu."

Arsen memutarkan bola matanya malas, cucu terus yang ditagih perasaan!

"Ck!" Arsen berdecak.

"Ingat boy, tidak ada cucu maka tidak ada warisan. Dan tidak ada cucu maka ucapkan selamat tinggal pada marga Adhitama."

"Tenanglah dad. Kau pikir mempunyai anak itu semudah membalikkan telapak tangan? Semua butuh proses dad." Jawab Arsen ogah-ogahan.

"Ya, daddy tau hanya saja cepatlah berikan mommy mu cucu agar dia berhenti rewel di rumah!" Tegas Elang.

"Kenapa tidak kalian buat saja anak sendiri? Bukankah daddy masih kuat menerkam mommy?" Ucap Arsen dengan terselip nada ejekan.

Elang tak menjawab.

"Lebih baik sekarang kita makan siang boy."

"Tidak. Key sudah membawakan Arsen bekal." Arsen melirik rantang makanan yang berisikan bekal dari istrinya.

"Ck! Mentang-mentang sudah punya istri." Ledek Elang.

"Bilang saja daddy iri."

"Mana ada."

"Daddy iri." Arsen meledek daddynya itu dengan menjulurkan lidahnya.

"Ck! Cepatlah makan siang dan kembali bekerja. Jika saham turun sedikit saja, kau yang akan daddy buang ke laut!"

...••••••••••...

Key mengambil dompet dan jaketnya, lalu berjalan keluar dari mansion. Ia mendatangi salah satu resto fastfood yang berada dekat sekitaran mansion.

Hari ini Key ingin makan makanan kesukaan, lagipula biarkan Key menikmati fasilitas yang Arsen berikan termasuk menguras uang pria itu untuk membeli makanan.

Key memesan dua cheese burger, cola, dan satu ice cream rasa strawberry favoritenya.

"Yummy!" Key begitu semangat memakan burger ditambah kentang goreng. Lalu meminum cola dengan sangat cepat.

Key melirik jam tangannya, sudah pukul lima sore. "Mas Arsen pulang jam berapa ya?"

Setelah selesai makan Key beranjak pulang, namun sebelum itu ia kembali memesan nasi goreng, dua buah burger jumbo, dua kentang goreng, dan dua cola.

"Saatnya pulang! Uh, kenapa perut Key sakit sekali ya? Pasti ini gara-gara Mas Arsen tidak ikhlas memberi Key uang, makanya makanan yang Key beli pake uangnya jadi bikin perut Key sakit! Awas aja, dasar om-om nyebelin! Untung suami, coba kalo bukan udah Key buang!" Gerutu Key sambil menahan rasa sakit diperutnya.

Demi apapun ini sangat menyakitkan! Dan Key yakin ini karena Arsen yang tidak ikhlas memberi Key uang!

Key berjalan pulang, karena jarak dari resto sangat dekat dengan mansion. Saat sampai di mansion Key merasakan perutnya semakin sakit.

"Shh... Kenapa sakitnya tidak hilang-hilang sih? Sakit sekali hiks... "

Sementara itu Arsen yang sedang dalam perjalanan pulang, mencoba menghubungi istrinya. Ia ingin saat pulang, Key menyambutnya. Arsen pasti sudah tidak waras, ini efek pengaruh asistennya yang menceritakan betapa indahnya setiap asistennya itu pulang kerja, sang istri menyambutnya di rumah.

Kan Arsen juga jadi pengen gitu!

"Apa yang sedang bocah itu lakukan?" Mobil Arsen telah sampai di depan mansion.

Arsen memarkirkan mobilnya, lalu berjalan masuk ke dalam mansion.

"Key!" Arsen berteriak memanggil istrinya, namun tidak ada sahutan apapun dari Key.

Ia melihat sekelilingnya, mansion tampak begitu sepi. Karena memang Arsen meliburkan semua pelayan selama seminggu.

"Dimana bocah itu? Apa di kamar?" Arsen mulai melangkahkan kakinya menuju kamar, tapi sebelum itu ia melihat Key berada di ruang tamu.

"Ck! Pantasan saja tidak menyahut." Awalnya Arsen ingin mengomel karena tak mendapat sambutan dari Key.

Namun urung saat melihat Key tergeletak dilantai sambil memegang perutnya.

"Key!"

"Mas...."