NovelToon NovelToon
Agen Tampan Dan Gadis Pembuat Onar

Agen Tampan Dan Gadis Pembuat Onar

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Kisah tentang seorang agent BIN dan putri konglomerat yang suka membuat onar.

Ayah Zuin tiba-tiba ditangkap karena kasus korupsi. Namun dibalik penangkapan itu sang ayah ternyata bekerja sama dengan BIN meneliti sebuah obat yang diyakini sebagai virus berbahaya yang mengancam nyawa banyak orang.

Dastin Lemuel, pria tampan dengan sejuta pesona itu di percayakan oleh ayah Zuin untuk mengawasi gadis itu. Zuin sudah membenci Dastin karena dendam di night club malam itu. Tapi, bagaimana kalau mereka tiba-tiba tinggal serumah? Apalagi Dastin yang tidak pernah dekat dengan perempuan, malah mulai terbiasa dengan kehadiran Zuin, sih gadis pembangkang yang selalu melawannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1

Berita tentang penangkapan sang ayah membuat Zuin kaget bukan main. Ia langsung pulang untuk memastikan kebenaran berita itu.  Namun, ketika sampai ke rumahnya, ia melihat ada banyak wartawan didepan sana, memenuhi rumah besar itu. Ia berhenti melangkah dan memandang sekelilingnya. Dirinya sudah sangat lelah hari ini dan sekarang...

Gadis itu mendesah panjang

"Papa beneran ditangkap?" gumamnya pada dirinya sendiri.

"Astaga, bisa gila aku." katanya lagi sambil mengacak-acak rambut panjangnya yang tergerai indah dan merasa tubuhnya tiba-tiba melemah.

Pada saat yang sama ponselnya berdering. Ia mengangkatnya tanpa semangat.

"Halo,"

"ZU! kamu dimana? Sudah lihat berita? katanya papa kamu ditangkap, yah ampun, masa om Berry yang ganteng itu korupsi sih, aku nggak percaya. Pasti ini bohong kan Zu? Zuin!"

Pertanyaan beruntun itu membuat Zuin menggeram kesal. Ia ingin sekali berteriak tapi ia masih sadar yang menelponnya adalah sahabat baiknya. Dan dia juga tidak mau wartawan mengetahui keberadaannya didekat rumah itu.

Zuin akhirnya hanya bisa menghembuskan nafas panjang dan berusaha supaya tetap tenang.

"Aku awalnya tidak percaya sepertimu juga, tapi..." kalimatnya tertahan.

Pandangannya kembali lurus kedepan, ke para wartawan yang masih setia menunggu didepan rumahnya.

"Tapi apa?" ulang temannya dari seberang.

Namanya Ketty.

"Aku tidak yakin sekarang. Di depan rumahku ada banyak wartawan." ucapnya lemah.

"Anda siapa? Kenapa ada di sini? Apa Anda punya hubungan dengan tuan Berry?"

Seru salah seorang wartawan yang melihat Zuin berdiri tak jauh dari rumah besar itu. Gadis itu terkesiap kaget ketika banyak dari wartawan itu mulai berdatangan mengerumuninya. Ya ampun, apa yang harus dia lakukan? Dia tiba-tiba menjadi panik. Siapapun, tolong bawa dia kabur dari sini sekarang juga.

Zuin memang sangat beruntung karena ayahnya merahasiakan kepada media tentang keberadaannya. Mereka memang tahu pengusaha besar Berry Danendra memiliki seorang putri namun sekarang sedang tinggal bersama neneknya diluar negeri. Hanya beberapa orang terdekat ayahnya saja yang tahu tentang keberadaan Zuin.

Zuin tidak pernah tahu apa alasannya ayahnya merahasiakan keberadaannya pada banyak orang, tapi menurutnya itu pasti demi kehidupan bebasnya. Ia sudah melihat banyak sekali putri dari keluarga kaya yang tidak bisa bebas bergerak karena latarbelakang keluarga mereka. Karena itu sampai sekarang gadis itu tenang-tenang saja karena tidak perlu masuk dalam pemberitaan apapun sebagai putri dari seorang konglomerat. Ia bisa bergerak dengan bebas di luar sana.

Teman-teman kuliahnya pun tidak ada satupun yang tahu ia berasal dari keluarga konglomerat. Hanya Ketty dan Nako saja teman baiknya yang tahu.

Tiba-tiba Zuin merasa wajahnya ditutupi oleh sebuah pakaian entah itu jaket atau jas, dan tangannya di genggam oleh seseorang. Orang itu lalu membawanya kabur dari para wartawan.

Entah sudah seberapa jauh mereka berlari. Zuin merasa kakinya sudah tidak mampu lagi berlari. Ia melepaskan diri dari pria yang membantunya kabur tadi ketika mereka berhenti di tempat sepi.

Gadis itu mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan akibat berlari kemudian melepaskan jas yang menutupi bagian kepalanya dan  mengangkat wajahnya, melihat siapa orang yang sudah membantunya. Keningnya terangkat.

"Kak Nevan?" gumamnya pada seorang pria tampan dengan ekspresi datar yang kini berdiri didepannya.

Nevan adalah pengacara ayahnya. Satu-satunya orang kepercayaan ayahnya dikantor. Kebetulan sekali, ia bisa bertanya tentang sang ayah pada lelaki itu.

"Kau baik-baik saja kan?" tanya Nevan menatap Zuin lurus. Gadis itu mengangguk.

"Aku dengar berita tentang papa."

kata Zuin langsung to the point. Ia menatap serius pria didepannya.

"Apa itu benar?" tanyanya kemudian.

Nevan terdiam sejenak sebelum mengangguk mengiyakan. Wajahnya tetap datar seperti biasa. Namun dalam hati ia memperhatikan seperti apa anak atasannya itu akan bereaksi.

Zuin sepertinya berusaha terlihat  tenang. Berdasarkan watak gadis itu, Nevan tahu jelas Zuin Pasti tidak mau terlihat menyedihkan seperti orang lain yang sedang tertimpa masalah. Sudah lama lelaki itu mengenal Zuin.

Dalam hati, Zuin berusaha terlihat biasa saja. Hidupnya masih panjang. Masih ada banyak hal yang bisa ia kerjakan. Jangan sampai orang lain melihatnya sebagai gadis yang menyedihkan. Ia tidak suka itu.

Tapi ayahnya? Biar bagaimanapun ia harus tahu keadaan lelaki tua itu. Mereka memang selalu berdebat tiap kali bertemu, tapi Zuin sayang sekali pada laki-laki yang sudah membesarkannya seorang diri itu.

"Di mana papa sekarang?" tanyanya ingin tahu. Ia tahu sekarang ini pasti ayahnya butuh dukungannya sebagai seorang putri.

"Aku akan mengantarmu ke sana." ucap Nevan yang langsung disetujui oleh Zuin.

Hampir empat puluh menit mereka baru sampai di sebuah lokasi. Zuin terus mengamati tempat yang mereka datangi itu.

Penjara?

Beritanya baru keluar tadi siang dan ayahnya sudah mendekam dalam penjara sekarang?

Zuin menatap berkeliling area luar penjara itu. Ia berjalan pelan dibelakang Nevan sampai mereka masuk ke dalam.

Dari luar sampai dalam tempat itu terlihat sangat bersih dan rapi. Ada juga beberapa lukisan yang terpampang di dinding. Sepertinya petugas kebersihan penjara ini menyukai seni dan keindahan. Ini penjara atau galery seni sih? Gadis itu tertawa kecil merasa lucu dengan pikiran anehnya. Habisnya tempat ini juga tidak biasa menurutnya.

Ekspresinya kembali datar ketika Nevan menatapnya heran. Mereka mengikuti salah satu petugas polisi ke ruang tersangka.

Zuin bisa melihat ayahnya dari jauh. Matanya menyipit. Ia tidak yakin dengan apa yang dia lihat. Ayahnya seperti sedang menggigit apel dan terlihat sangat...

menikmati?

Zuin tertawa. Yang benar saja, baru sekarang Zuin melihat ada orang yang menikmati hidupnya dibalik jeruji besi itu, bahkan di hari pertama dia di tangkap. Gadis itu kini tertawa ketika melihat reaksi ayahnya yang cepat-cepat menyembunyikan apel ditangannya saat menyadari keberadaannya.

Zuin duduk di kursi pengunjung yang berhadapan dengan sang ayah. Ada pembatas kaca antara mereka. Nevan memilih berdiri tak jauh dari gadis itu.

"Sepertinya kau senang ada di sini." ledek gadis itu. Sesaat ia lupa kalau dirinya sebagai anak harus bersedih. Tapi bagaimana mau sedih coba kalau ayahnya sendiri terlihat seperti pelawak. Berry berdecak.

"Aku masih heran kenapa bisa melahirkan putri sepertimu." balas ayahnya.

Zuin terkekeh

"Papa sungguh menggelapkan uang perusahaan? Bukankah itu perusahaanmu sendiri?" tanyanya langsung.

"Kau sudah lihat beritanya kan?" balas ayahnya santai.

"Kenapa? Bukannya uangmu sangat banyak? Kau tidak sedang mencoba untuk menjadi orang serakahkan?"

Barry menatap putrinya dongkol. Mana ada anak yang datang mengunjungi orangtuanya di penjara malah bertanya begitu, seperti tim investigasi saja.

"Kau tidak sedih melihat papamu di tangkap?"

Zuin tertawa melihat sang ayah.

"Pertama, kau terlihat senang di dalam sana, tidak ada alasan bagiku untuk bersedih." jelas gadis itu.

"Kedua, kau memang harus bertanggung jawab dengan kesalahan yang kau buat." ia melanjutkan.

Zuin melihat ayahnya memegangi batang lehernya.

"Nevan, sebaiknya kau bawa anak ini keluar. Lama-lama aku bisa gila karena dia." perintah Barry menatap Nevan.

Perdebatan-perdebatan itu selalu terjadi kalau ayah dan anak itu bertemu. Mereka selalu mendebatkan hal-hal yang kadang tidak penting. Nevan sudah terbiasa melihatnya. Ia kadang merasa lucu. Menurutnya, Zuin dan ayahnya hanya sedang mengungkapkan kasih sayang mereka dengan cara yang berbeda. Sifat keduanya sama, mereka punya cara yang beda dari kebanyakan orang untuk menyalurkan perasaan sayang mereka satu sama lain.

1
Wandi Kurniawan
semoga seru
Malla Almera Sarii
Kak ini gk akan di lanjt kah?
julia sorong
Luar biasa
Siti Elis
cerita nya bagus
Sofi Sofaki Saefuddin
otor ini keren banget sih ..apalagi karakter Dastin ..s3mangat
Esty Hermawanti
Luar biasa
Riwayati Yati
Ketty jangan jdi murahan donk,cwe harus punya harga diri ngapain kmu gejar kely klu cuma bikin sakit hati kmu
karyaku: hi kak transmigrasi menjadi istri mafia jangan lupa mampir y kk
total 1 replies
Suzy Fahda
Luar biasa
yuiwnye
aku ke club minumnya ice lemon tea 😁😁😁
Sonya Bererenwarin
Luar biasa
Sonya Bererenwarin
Lumayan
Irena Irani
Kan Kannn

klo sudah tiada baru terasa
bahwa kehadiranmu sangat berharga

KAPOKKKKKK
Si Kyle /Grin/
karyaku: hi kak transmigrasi menjadi istri mafia jangan lupa mampir y kk
total 1 replies
ami
Bagus
Irena Irani
mas mass cintaku yayangku bojokuu
ayo ayo /Smile/
Nona QueenRa
sumpah. karya author satu ini emang paling the best sih
Gladys Aira
Luar biasa
Gladys Aira
Lumayan
Sri Widjiastuti
teman yg baik nih si sari
Sri Widjiastuti
marlon nya blm ketangkep kan??
Sri Widjiastuti
sok tahu lagi si zuin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!