Tragedi di Karottestrasse (Part 1)
Bagaikan angin ribut aku menghambur masuk ke dalam ruangan Inspektur Mark Von Bram. “Ada pembunuhan! Di rumah teman saya! Saya melihatnya! Saya melihatnya!” seruku histeris. Dengan nafas menderu aku b
0
0
Terbaik
Indahnya suara kicauan burung kenari yang terbang kian kemari. Tak biasanya aku terbangun sepagi ini. Aku beranjak dari ranjangku dan membuka jendela kamarku. Bahagianya aku karena ini hari ulangtahun
0
0
Suara Drum Band Terakhir
Berawal dari keanehan suara drum band saat Subuh, dihari-hari pertama Raden tinggal di Jogja. Rasa penasaran akan asal suara sering menyelinap di benak Raden. Pencarian asal suara dimulai setelah satu
0
0
Pengakuan yang Khusuk
Di gereja ada Bapa seorang diri di altar sedang membacakan do’a kepada dirinya dan seisi gereja. Para jemaat muda maupun tua sudah terikat sifat duniawi—lupa pada kewajiban mereka untuk berdoa kepada
0
0
Kabut di Desa Ketingal
Meruyaknya kabut di desa Ketingal menimbulkan kepanikan. Tidak biasanya. Padahal dulu keberadaan kabut dianggap biasa. Ada yang berbeda dengan kabut ini. Kumpulan tetesan air berukuran kecil ini melay
0
0
Peniru (Part 2)
Kita ketemuan hari ini jam 1 siang. Jangan lupa ajak BIAN. Itulah bunyi pesan terakhir yang dikirimkan Mala kepada Aldo tadi pagi. Saat ini, tepatnya pukul 11.00, ia sudah berada di depan pintu rumah
0
0
Ketukan Aneh Di Tengah Malam
Belum lama ini aku melihat seorang ibu dengan anak laki-lakinya baru saja pindah ke apartemen yang kami tinggali. Dan kini, mereka tinggal tepat di atas apartemen kami. Malam demi malam berlalu. “Saya
0
0
Apa Artinya?
Jam alarmku berbunyi sangat nyaring membangunkan tidurku. Aku pun terbangun dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 10.24 pagi, antara bingung, malas, takut dimarahi oleh guru. Akhirnya aku pun beranj
0
0
Tragedi di Karottestrasse (Part 2)
Kantor kepolisian Aachen semakin dekat, si sopir polisi memarkir mobil di halaman yang luas. Kami semua turun. Dua orang polisi kekar memegangi bahuku, dan polisi bercambang lebat berjalan di depanku
0
0
Lumbung Padi (Part 2)
72 kilometer dari desa laumpa “Rafa, kau mau beli apa, nak?” lelaki bertubuh tegap itu terkesiap. Dia baru saja melamun sambil menatap hutan pinus yang luas di samping rumah. “Sayur nangka ada?” tanya
0
0
Lumbung Padi (Part 1)
Pohon-pohon karet berdiri kokoh, mengitari lumbung padi kecil berbentuk balok di atas lantai kusam. Atap lumbung itu terbuat dari rumbia tua, sedikit demi sedikit terhempas jauh dibelai angin. Papan-p
0
0
Rumah Kosong
Pada suatu hari ada seorang ibu-ibu sedang bersih-bersih halaman rumah yang sangat kotor karena pohon lebat di rumah kosong di samping kanan rumah ibu-ibu tadi, setelah sudah hampir selesai ada seoran
0
0
Babi Ngepet
Pada suatu malam hari di desaku ada kejadian yang menghebohkan masyarakat, dengan adanya banyak uang warga yang hilang di kampungku. Diduga ada kasus pencurian yang sudah direncanakan oleh seseorang.
0
0
Matinya Hantu Pocong
Juno sangat antusias sekali mengikuti pendaftaran sebagai WAKER di KPH Randublatung, syaratnya sangat mudah, lulus minimal SLTP dan pernah mengikuti bela diri. Ia sangat yakin diterimanya, karena kedu
0
0
Semua Itu Hanya Di Kepala
Gaun putih itu bersentuhan dengan aspal yang sedikit basah sisa hujan sore hari. Ujung kain yang sudah sejajar dengan alas kaki pemiliknya itu sudah berubah kecoklatan, kotor juga rembes air. Namun, s
0
0
Misteri Hilangnya Celengan Pak Imron
Suatu pagi, terlihat di dalam jam milik ponselnya yang menunjukkan pada pukul 06.48, Yayuk terlihat sibuk mengerjakan tugas kuliahnya dengan tenang. Suasana kamar rusun yang ia tinggali teramat hening
0
0
Lumbung Padi (Part 3)
“Mulai malam ini lebih baik kita tidur di dalam lumbung masing-masing, kasi tau ke semua warga!” kata Acho tegas kepada Arman di kantor desa siang itu. Arman bergegas beranjak. Sudah hampir satu mingg
0
0
Mimpi (Part 1)
Hujan deras yang disertai petir menyirami pagi hari. Sambaran petir yang dari tadi bosan melihat Meira tidur akhirnya berkoar dan membanguninya. Meira hanya ingin tidur kembali dan melupakan jadwal se
0
0
Membunuh dengan Pena
Ada hati yang terluka karena sebuah kata. Sikap yang tak acuh, pandangan tak ramah juga bisa melukai hati. Itulah yang dirasakan Sovia ketika ia melihat tatapan dan ekspresi wajah teman-teman sekelasn
0
0
Perpisahan Pilu di Bangku Belakang Bus (Part 2)
“Sepertinya, aku tidak layak untuk hidup di dunia ini, Aini.” “Jangan berpikir begitu, Samsul.” Kata Aini menghibur Samsul. “Memang, teman-temanmu dan beberapa orang di sekitarmu memperlakukan kamu se
0
0