Pada suatu malam hari di desaku ada kejadian yang menghebohkan masyarakat, dengan adanya banyak uang warga yang hilang di kampungku. Diduga ada kasus pencurian yang sudah direncanakan oleh seseorang. Dengan adanya kasus itu warga sangat kesal dan melaporkan kejadian ini ke Pak Lurah dipimpin oleh Joko si preman kampung. Warga ramai-ramai di malam hari untuk datang ke rumah Pak Lurah. Warga sambil berteriak dan menggedor gedor pintu gerbang pak lurah
“Pak lurah, Pak lurahh” teriak warga. Kemudian Pak Lurah terbangun dari tidurnya, dan menghampiri warga-warga yang ramai. “Ada apa ini ramai-ramai apa kalian nggak tau kalau ini malam apa kalian nggak malu!”. ucap pak Lurah dengan sangat marah. Kemudian warga terdiam dan hanya pemimpin yang berani bicara yakni Joko.
“Jadi begini pak, kami mau mengadukan atas kejadian akhir-akhir ini. Uang warga banyak yang hilang diwaktu malam hari, kami bingung kenapa bisa terjadi padahal kampung kita ini terbilang cukup aman, poskamling juga tiap hari di berbagai pos tetapi tidak ada seorang pun yang tau siapa dalang pencuri ini”. jawab Joko. “Baiklah laporan saya terima, lebih baik ini kita musyawarahkan saja besok ke Balai Desa, karna sudah terlalu malam takutnya mengganggu warga yang sedang istirahat”. ucap pak Lurah. “Oke kalau begitu, bapak bapak kita bubar dilanjutkan besok pagi berkumpul di balai desa,” ucap Joko.
Sudah larut malam warga pulang ke rumah masing-masing sambil berjaga-jaga karena takut uangnya hilang. Pagi pun datang warga berbondong-bondong untuk datang ke Balai Desa. Semua warga datang berkumpul dengan jumlah yang sangat banyak.
“Akhirnya kalian datang juga,” ucap pak lurah. “Ya iya dong pak kami sudah gak nyaman diteror terus,” jawab joko. “Baiklah kalau begitu, saya mulai acara musyawarah ini,” jawab pak lurah.
Musyawarah yang dilakukan warga kampung sudah selesai. Bahwa hasil keputusan warga tersebut dalang pencuri itu ialah makhluk jadi jadian. Warga pun mempunyai rencana untuk membidik dengan senjata berburu.
Malam berlalu semua warga menutup pintunya rapat-rapat karena takut dengan makhluk itu. Rencana sudah dipikirkan matang-matang ada harapan untuk menangkap makhluk itu.
Ternyata ada satu orang yang tahu. Ia bernama Ridwan, bocah SD, ia mengaku melihat babi di dapurnya anak itu langsung melaporkan ke ayahnya yakni Joko.
“Yah yah ada babi di dapur,” ucap Ridwan dengan muka yang sangat takut. “Hah yang benar mungkin itu bukan babi biasa nak, pasti itu babi ngepet yang mencuri uang-uang warga.” “Yang bener yah kenapa bisa ada babi ngepet ya?” tanya Ridwan “Ahh entahlah Ayah tidak tau, sebaiknya kamu ikut Ayah ke balai desa [tempat menyusun rencana].”
Ridwan dan ayahnya pergi ke Balai Desa sambil membicarakan apa kejadian yang habis dilewati tadi. “Assalamu’alaikum bapak-bapak, ini anak saya tadi habis melihat babi yang saya duga babi ini adalah babi ngepet,” ucap Joko. “Hahh apa iya?, Kok bisa ada babi ngepet di desa kita,” ucap warga dengan kaget. “Yaudah intinya kita tau kalau dalang dari kejadian ini adalah babi ngepet,” ucap pak Lurah.
Warga bergegas mengumpulkan para pemburu babi yang ada untuk menembak babi itu. Tengah malam sudah berlalu tetapi babi itu belum muncul juga. Selang 20 menit ada warga yang melaporkan kalau ada babi ngepet di pinggir rumahnya. Semua warga bergegas untuk menuju ke tempat kejadian peristiwa atau juga disebut [TKP]. Warga membawa sekitaran 20 senapan berburu.
“Sstt itu dia babinya,” ucap Joko “Oh iya loo gede banget,” ucap Ali, anak buah Joko. “Ayo segera menempati posisi strategi yang disiapkan,” ucap Pak Lurah. “Ikuti aba-aba saya yaa, dalam hitungan 1, 2, 3” Duarrrrr, terdengar letusan senapan berburu.
“Wohh kena kakinya,” ucap regu Joko. “Lah kok hilang, tadi di dekat sini lo,” ucap Pak Lurah. “Astagfirullah haladzim kok bisa ilang sih”. tanya warga. “Padahal strategi udah kita laksanakan dengan rapi”
Pagi berlalu warga kampung mendengar teriakan orang kesakitan. Setelah dilihat ternyata ada salah satu warga kakinya terkena tembakan. “Bapak-bapak, si Andi kakinya terkena tembakan nyasar,” ucap warga pemburu babi ngepet kemarin. “Wah coba dipikir pikir dulu, kita kemarin kan menembak babi, mungkin saja dia dalang dari siluman babi ngepet itu,” ucap Joko. “Kalau dipikir-pikir bener juga ya, begini saja ayo kita semua tanya langsung ke pak Andi!” ucap Pak Lurah
Lalu warga menggrebek rumah pak Andi, dengan maksud ingin menanyakan hal itu. “Pak Andi, bapak ya yang jadi babi ngepet itu?” tanya Joko. “Jawab jujur!” bentak Joko. “Nggak pak, bukan saya,” jawab Andi dengan rasa kesakitan. “Jawab jujur aja pak udah gak papa dari pada nanti hukumannya tambah berat!” ucap warga “Iya pak memang saya pelakunya, saya benar-benar minta maaf, jangan laporin saya ke Polisi,” jawab Andi dengan rasa sangat takut. “Baiklah kalau begitu, yang penting bapak sudah mengaku,” ucap pak Lurah.
Usut demi usut pelaku babi ngepet sudah terbongkar yakni Andi, besoknya luka tembakan di kakinya itu langsung sembuh. Karena Andi sudah mengaku, lalu si Andi meminta maaf kepada semua warga di Desa dan mengembalikan semua uangnya.
Cerpen Karangan: Reyhan Ardiansyah Efendi Blog / Facebook: ryyhanzzz SMPN 1 PURI