Berawal dari keanehan suara drum band saat Subuh, dihari-hari pertama Raden tinggal di Jogja. Rasa penasaran akan asal suara sering menyelinap di benak Raden. Pencarian asal suara dimulai setelah satu bulan tinggal di Jogja, tepatnya di Pondok Pesantren Krapyak komplek Putra.
Subuh di bulan kedua datang, Raden menyelinap keluar pondok usai Shalat Subuh berjama’ah di pondok. Di waktu subuh ini suara Drum Band terdengar kencang. Langkah menuju SMP yang berada di sebelah utara Panggung Krapyak. Semakin mendekat ke SMP, suara semakin menghilang. Sesampainya di depan SMP, Raden melihat kekosongan halaman.
Dukkk… Punggung raden menabrak punggung lain. Merinding terasa kuat di sekujur tubuh. Terlebih saat Raden melihat sosok yang diam mematung dengan pakaian dan kerudung serba putih. “Hantu…” Raden lari kencang kembali ke asrama pondok yang berada di sebelah selatan Panggung Krapyak.
Tekad Raden tidak berhenti. Setelah gagal, di hari kedua gagal lagi karena tidak ada suara Drum Band. Hari ke lima pencarian barulah terdengar, Raden kembali mencari di waktu subuh. Kali ini melebar. Tidak hanya di SMP, tapi juga merambah ke SMA. Di SMP kosong. Kemudian di SMA yang berada di sebelah barat Pondok Krapyak pusat suara semakin keras. Langkah mengendap-ngendap memasuki lapangan di tengah bangunan, tiba-tiba.
Dukkk… Raden kembali melihat ke arah punggung yang menabrak. Masih wanita serba putih seperti waktu si SMP. “Hantuuu” Raden kembali lari. “Tunggu…”. Suara halus seorang wanita yang juga mengejar Raden. “Hantu” “Aku bukan hantu. Ini bisa bersuara”. Raden terkesiap. Suara wanita membuat Raden berhenti. Memastikan asal suara itu benar-benar manusia.
Seketika dalam tatap ada panah asmara yang menyelinap di hati Raden. Seorang wanita berwajah oval tidak terlalu cantik yang berhasil membuat jantung berdebar. Pesona semakin kuat saat wanita itu tersenyum dan melambaikan tangan.
“Mas… Hai… Mas Raden” kembali wanita itu melambai-lambaikan tangan di depan Raden. “Hai… Ajeng teman di kampus baruku” “Ngapain disini mas?. Sampai teriak hantu?” “Cari asal suara Drum Band” jawab kaku sambil tersenyum. “Lohh… sama”
Perbincangan berlanjut ke cerita Raden dan Ajeng. Mereka memiliki kisah yang sama persis. Hal ini membuat pencarian selanjutnya di waktu subuh Raden tidak sendirian. Ajeng Raden setia menemani Raden.
Hingga dua bulan pencarian tetap tidak ketemu asal suara. Kali ini mereka memutuskan berhenti sejenak. Namun pertemuan tetap berlanjut di kampus baru. Raden dan Ajeng ditakdirkan satu kelas.
Suara Drum Band berhenti terdengar setelah Raden dan Ajeng satu kelas. Pencarian mereka berakhir. Seakan mereka melupakan Suara Drum Band. Seiring waktu keduanya saling sibuk dengan tugas dan berbagai kegiatan di kampus yang berbeda-beda.
4 Tahun berlalu Raden dan Ajeng sama-sama diwisuda di kampus pada waktu pagi. Kemudian malam harinya sama-sama di wisuda di pondok sebagai penghafal 30 Juz. Subuh usai malam wisuda pondok, suara Drum Band kembali terdengar. Raden berinisiatif kembali mencari sumber suara di SMP tempat pertama kali Raden mencari sumber suara Drum Band 4 tahun lalu.
Dukk… “Aaaa” teriak Raden. “Aku Ajeng” “Iya Ajeng. Ayo kita cari bersama sumber suara”
Perasaan berbeda yang menggebu-gebu di hati menuntun Raden meminta Ajeng berhenti sejenak. Dan duduk di kursi lorong menuju lapangan tengah sekolah. “Ajeng… Aku ingin menikahi kamu secepatnya” Sunyi. Ajeng menatap Pria di sampingnya lalu menundukkan pandangan. “Silahkan”
Keduanya tersenyum bahagia kemudian kembali menuju lapangan tengah sekolah yang kosong. Aneh. Di tengah lapangan ada seorang Bapak yang sudah dihafal keduanya. Seorang penjaga sekolah.
Raden dan Ajeng menceritakan kejadian yang selama ini di alami keduanya. Bapak penjaga tersenyum dan menjawab mantap. “Wahh… selamat Mas Raden dan Mbbak Ajeng, karena yang bisa mendengarkan di waktu subuh hanya orang tertentu dan itu artinya kalian berdua akan mendapat jodoh di Jogja”. Senyum terpancar kencang di kedua sejoli tersebut.
2 bulan setelah pernyataan. Raden dan Ajeng resmi menjadi pasangan halal. Dan tinggal di Jogja. Suara Drum Band menghilang total. Mengisyaratkan Jodoh. sesuai yang dikatakan Bapak penjaga sekolah.
Jogja, 9 Januari 2020
Cerpen Karangan: Nur Hanifah Ahmad Blog / Facebook: ekspedisi-kata-enha.blogspot.com / Nur Hanifah Instagram: @hanifah_enha_a