Istrinya dalam keadaan mati suri setelah melahirkan. Untuk membangunkannya, Zhou Fan harus mencari sepuluh kristal beast. Namun tidak semua kristal beast dapat ia gunakan, minimal harus tingkat ke delapan, dan itu semua berbasis es.
Selain itu, Zhou Fan akan mencari gurunya yang tiba tiba hilang tanpa kabar.
Dari sini petualang Zhou Fan di negeri seberang dimulai. Akankah dia berhasil menuntaskan tujuannya?
Cover by Google
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9 : Semulus Jalan Tak Berlubang
Zhou Fan masih di atas arena, dia menunggu untuk mengetahui apakah ada yang berniat menantangnya.
Beberapa saat kemudian seorang pria paruh baya berpakaian putih melompat ke atas arena.
"Perwakilan pangeran pertama, Gao Bin." Pria tua itu menyebutkan identitasnya.
Zhou Fan bersiap dengan pedangnya, menghadap pria bernama Gao Bin.
Ketika Kaisar Shao mengatakan pertandingan dimulai, keduanya tidak maju, entah apa yang akan mereka lakukan, yang jelas hanya diam dan saling memandang.
Akan tetapi itu tidak bertahan lama, karena sejurus kemudian Gao Bin maju menyerang.
Zhou Fan bertahan, menahan serangan golok yang terus menggempur tanpa belas kasihan. Berasa dalam tekanan membuat Zhou Fan tertekan, tapi dia masih bertahan.
Hal ini dipandang lain oleh sang lawan. Gao Bin berpikir lawan tak bisa menandingi kekuatannya, hanya bisa bertahan dan pada akhirnya kalah tanpa perlawanan.
Trank...
Serangan golok dapat ditahan oleh pedang darah malam, tatapan keduanya bertemu dan Gao Bin mengeluarkan seringai yang sangat menjengkelkan.
Shao Mingrui tidak tahu apa yang Zhou Fan lakukan, tapi jelas ini tidak seperti apa yang ditunjukkan pemuda itu sebelumnya. Bahkan jika tidak bisa mengalahkan, masih bisa memberikan perlawanan, bukan hanya bertahan.
"Adik ketiga, sepertinya perwakilan mu kelelahan." Perkataan pangeran pertama terdengar pelan, tapi tersirat sebuah olokan yang sangat mendalam.
Zhao Mingrui mendengus, dia tidak akan terpengaruh akan ucapan pangeran lainnya. Seakan itu adalah hal yang sudah sering dia terima.
"Hanya bertanding satu kali, dan sudah kelelahan, sepertinya kau memilih orang yang salah." Pangeran kedua tertawa mencibir.
Shao Mingrui melirik sinis, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Itu lebih baik jika dibandingkan dengan seorang yang kalah pada pertandingan pertama."
Perkataan Shao Mingrui memang tidak secara langsung ditujukan kepada pangeran kedua, tapi semua yang mendengar pasti mengetahui untuk siapa pernyataan tersebut ditujukan.
Pangeran kedua mengepalkan tangan dan memukul pegangan kursi. "Tunggu sampai perwakilanmu kalah, aku akan tertawa paling lantang."
Sementara itu di atas arena, Zhou Fan masih bertahan. Bukan sekedar bertahan, dia sebenarnya tengah menilik kekuatan lawan selama dia menerima serangan, itu juga alasan kenapa dia tidak sekalipun menghindari serangan golok yang diberikan.
"Sudah cukup, aku akan serius." Pria paruh baya berpakaian putih mengerang marah, melesat dan menyerang dengan goloknya.
Zhou Fan mendengus, dalam benaknya dia berkata. "Kau serius, maka ini waktuku untuk mengakhirinya."
Gerakan Zhou Fan semakin gesit, ketika golok akan menebas, yang ditebas hanyalah udara kosong, sedang Zhou Fan sudah tidak berada di sana.
Wajah Gao Bin sedikit kusut, dia mencari dimana lawannya berada. Saat merasakan kehadiran di belakang tubuhnya, dia berbalik dengan cepat.
Namun naas, semua sudah terlambat. Sebuah bogem menghantam tepat di antara keningnya. Membuat pria paruh baya itu mundur dengan kepala terhuyung.
Tak hanya Gao Bin yang terkejut, semua orang bahkan Shao Mingrui tak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Sempat dia berpikir Zhou Fan akan kalah, tapi sepertinya sejak awal pemuda itu telah mengendalikan pertarungan.
Semua orang mungkin melihat Zhou Fan yang dalam kondisi bertahan, tapi yang terjadi sesungguhnya pemuda itu tengah mengendalikan lawan guna menganalisis kekuatannya.
Ugh...
Lenguhan nyeri terdengar dari mulut Gao Bin, sambil memegang kepala pria paruh baya itu berdiri.
Gao Bin belum keluar, dia juga tidak menyerah, maka berarti pertandingan belum berakhir.
Namun Zhou Fan sudah tidak tahan, dia melesat memburu Gao Bin yang baru saja bangkit, membuat tubuh pria paruh baya itu terpental lebih jauh, bahkan keluar arena dan menghantam lantai aula.
Shao Mingrui tersenyum lebar, dia melirik kedua kakak tertuanya. "Kakak pertama, sepertinya perwakilanmu membutuhkan bantuan untuk berdiri. Namun itu lebih baik dibandingkan dengan seorang yang pingsan di atas arena."
Sekali lagi pangeran kedua mengerang marah. Dia melirik pria tua di sampingnya. "Dasar tidak berguna, kenapa kau bisa kalah darinya?!"
Akan tetapi yang ditanya hanya diam menundukkan kepala. Juga bukan keinginannya untuk kalah, siapa yang tidak ingin menang, hanya saja lawan terlalu tangguh, membuat kemenangan hanya menjadi angan angan.
"Bong Heteng, kau maju!"
Pria paruh baya yang berada di samping pangeran ke delapan melompat ke atas arena dengan pedang di punggungnya.
Bong Heteng tak berbicara sepatah kata pun ketika memandang Zhou Fan, dia merasa lawan kali ini benar benar dapat memaksanya.
Zhou Fan dengan pedang darah malam bersiap di atas arena. Dia sudah mengantongi kemenangan dua kali berturut-turut, satu kali kemenangan lagi dan tugasnya akan selesai.
"Bong Heteng, jika kau mengalahkan perwakilan pangeran ketiga, aku akan memberikan suatu yang menarik." Pangeran kedua berkata dari tempat duduknya.
Shao Mingrui tertawa lirih, tapi sudah cukup untuk bisa dilihat pangeran ke dua.
"Orang sendiri tidak berguna, ingin mengambil orang milik adik kedelapan."
Perkataan begitu santai, tapi dapat menusuk hati pangeran kedua. Namun dengan cepat pangeran kedua membantah. "Kau jangan berkata sembarangan, aku hanya memberi semangat, memangnya tidak boleh?"
"Pangeran, biarkan saja. Kenapa anda tidak mengajak pangeran kedua untuk bertaruh?" Zhou Fan mengangkat tangannya, memberi saran kepada Shao Mingrui.
Shao Mingrui tersenyum, itu adalah tanda bahwa Zhou Fan memiliki kemampuan untuk memenangkan pertandingan. Dengan cepat dia mengangguki ucapan Zhou Fan.
Pangeran kedua ragu, dia tidak yakin akankah Bong Heteng dapat mengalahkan Zhou Fan. Terlebih perwakilan pangeran ketiga itu terlihat percaya diri.
Namun tidak dengan Shao Ziyu, dia dengan semangat berkata. "Kakak ketiga, bagaimana jika kau bertaruh denganku?"
Shao Mingrui diam melirik Zhou Fan, dia pun mengangguk ketika Zhou Fan mengangguk.
"Apa yang akan menjadi bahan taruhan?" Shao Ziyu percaya terhadap kemampuan orangnya, tidak mungkin akan kalah dari seorang pemuda.
"Jika anda kalah, harus memberikan kristal beast tingkat kedelapan, dan itu harus yang berelemen es." Zhou Fan memotong, semua yang ada di aula pun menatapnya dengan pandangan tidak suka.
"Itu bukan hakmu untuk berbicara." Beberapa orang berseru bersamaan, menyuarakan ketidaksukaan.
"Tidak, dia yang bertarung. Aku menyetujui apa yang dia katakan." Shao Mingrui harus mengikuti kemauan Zhou Fan kali ini, dia tidak mengira pemuda itu akan memanfaatkan kekacauan dengan sangat baik.
"Tapi aku tidak memilikinya." Shao Ziyu nampak berpikir.
Zhou Fan hanya diam, tidak mungkin jika dia mengatakan. 'Tapi istana kekaisaran memiliki nya', bisa bisa dia dituduh melakukan ini dengan sengaja dan itu tidak akan berakhir baik baginya.
Semua orang menunggu, dan untuk waktu yang lama tidak ada suara yang terdengar.
"Aku ada kristal beast yang kau inginkan, tak perlu bertaruh, aku akan memberikan kepada pemenang pertarungan." Kaisar Shao angkat bicara, dia menyuruh salah satu pelayan untuk mengambil kristal dari gudang istana.
Senyum merekah terlukis indah di wajah pemuda itu. Dia telah menaruh umpan, tak dia sangka akan ada yang menyambar. Ini jelas sebuah tangkapan besar, tak boleh dilepaskan.