Merupakan seri kelanjutan dari Novel Benua Teratai Biru vol pertama.
👉 bagi yang baru mampir, silakan baca novel pertama dengan judul yang sama.
_____________
Dunia Kultivator. Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga semua orang berusaha untuk menjadi kuat.
Qing Ruo adalah seorang pemuda yang memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah. Kelemahannya itu menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
Tiba-tiba keberadaannya yang dipandang sebelah mata mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? simak dan ikuti terus Sang Penguasa Benua Teratai Biru Vol 2. Semoga tetap suka.
👉 Update setiap hari jam 04.00 WIB.
👉 Mohon tinggalkan jejak, like dan komen.
Terima kasih 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Memberi pelajaran.
Qing Ruo tersenyum kecil sambil menatap prajurit yang ada di halaman tersebut dengan santai.
" Para Jenderal dan prajurit Pasukan Naga Emas yang luar biasa, Sebenarnya aku juga merasa tidak pantas untuk berada di tempat ini, terlebih lagi dengan tingkat kultivasi ku yang berada di bawah kalian. Ini semata karena aku menghormati undangan dari jenderal Liong Ta dan Liong Da. Apakah kalian ingin bertukar pandangan kultivasi dengan ku atau tida, itu tidak masalah, karena sudah berada di tempat ini adalah kehormatan bagiku." dengan senyum ramah.
" Jenderal Ruo, aku Jenderal Liong Wijin. Jika aku boleh tahu, sudah berapa lama Anda menjadi jenderal?" Dengan wajah ramah dan bersahabat.
" Jenderal Liong Wijin, Aku adalah Jenderal baru yang menggantikan Jenderal Jin song."
" Tidak heran aku belum mengenal anda sebelumnya, karena Anda memang benar-benar Jendral baru. Jendral Ruo, Aku ingin pendapat Anda mengenai kekuatan prajurit kami ini!" sambil menatap prajurit yang terlihat tidak senang.
" Akhirnya kesempatan itu datang juga," batinnya sambil menatap kumpulan prajurit itu dengam tersenyum dingin.
" Jenderal Liong Wijin, menurutku Prajurit Naga Emas adalah pasukan yang kuat, hanya saja karakter dari sifat kemanusiaannya perlu di didik, supaya bisa menempatkan diri dan berbicara dengan sopan dan beradab."
Tiba-tiba suasana di tempat itu berubah tegang. Liong Wijin benar-benar tidak menyangka Qing Ruo cukup berani mengatakan hal seperti itu.
Di barisan kursi para jenderal, Wajah Liong Ta dan Liong Da hampir berdiri dari kursinya dengan wajah memerah.
" Aku tidak tahu apakah ini karena didikan para Jenderal, atau karakter prajurit ini memang buruk. Jika aku yang menjadi jenderalnya, aku pasti akan membuang prajurit seperti ini. Aku tahu kekaisaran memang memerlukan orang yang kuat, tetapi menggunakan orang dengan karakter yang buruk itu sama saja tindakan konyol! Karena keberadaan prajurit seperti ini suatu hari akan menjadi masalah, dimana mereka bisa saja memberontak!"
" Jenderal Ruo, apakah maksud anda kami ini adalah jenderal yang buruk!?" Liong Da dengan wajah memerah seperti tomat.
" Jenderal Liong Da, aku tidak menuduh Anda demikian. Selain itu, aku juga berbicara sesuai dengan fakta, di mana prajurit kalian bahkan berbicara dengan kasar. Yang aku heran adalah, satupun tidak ada di antara kalian yang menasehatinya."
Liong Da terdiam dengan gigi terkatup rapat dengan rahang yang tampak mengeras.
" Dari awal aku telah mengetahui bahwa kalian berdua ingin mempermalukan di tempat ini. Aku mungkin yang terlemah dan termuda dalam pasukan Qilin Api, tapi kami tidak pernah mempermalukan pasukan Qilin Api. Tidak seperti kalian, hanya menghadapi situasi seperti ini saja, kalian sudah meminta bantuan pada kami." sambil tertawa lepas.
Semua orang terdiam dengan wajah memerah. Kuping mereka begitu panas dengan kata-kata yang terus meluncur dari bibir Qing Ruo.
Diantara para Jenderal itu, hanya Liong Wijin yang terlihat tenang dan santai karena menurutnya semua yang diucapkan oleh Qing Ruo adalah benar. Yang membuatnya semakin yakin bahwa Qing Ruo bukanlah pendekar tingkat rendah.
" Benar-benar luar biasa," batinnya saat melihat Qing Ruo yang bahkan tanpa takut berbicara dengan lantang dihadapan semua orang.
" Tidak heran jika popularitas pasukan Naga Emas turun, bahkan kalah dari popularitas pasukan Qilin Api yang begitu kecil. Ternyata itu karena prajurit Naga Emas lebih mementingkan gaya dan penampilan, serta nama besar!" sambil tertawa lepas.
Beberapa prajurit yang bertindak tidak sopan sebelumnya berdiri dari tempat duduknya.
" Jenderal Ruo, anda begitu hebat dalam berbicara tetapi aku ingin melihat, apakah Anda juga hebat dalam bertarung. Mohon bimbingannya!" Sambil menangkupkan tangannya dengan Wajah Merah padam.
" Oh, apakah ini tantangan?" sambil berpura-pura takut.
" Jenderal Ruo, mohon bimbingannya," ucap sang prajurit sambil melompat ke arena pertempuran dengan senyum bahagia.
Di atas panggung itu, sang prajurit bahkan langsung melepaskan kekuatan puncaknya sebagai pendekar Dewa Langit tingkat menengah.
" Jenderal Ruo, mohon bimbing prajurit kami!" ucap Liong Ta samblil tersenyum ramah.
" Jika Jenderal yang meminta, maka aku akan mencoba," ucap Qing Ruo sambil melompat ke arena pertempuran.
" Terima kasih jenderal, aku Tsui Tang mohom bimbingan anda." sambil tersenyum licik.
" Baik, silakan!" ucap Qing Ruo santai.
" Swhung...." perisai kubah transparan kemasan muncul dan menutupi arena pertempuran.
" Swhus...." Tsui Tang langsung bergerak menyerang Qing Ruo dengan kekuatan penuhnya sambil melepaskan pukulan tapak naga mas.
" Dhuar...." ledakan dahsyat berkemah di dalam perisai perlindungan.
" Argh...." Tsui Tang meraung kesal saat pukulannya mengenai ruang hampa.
" Tsui Tang, dengan kecepatanmu itu, aku rasa kamu hanya dapat memukul seperti siput." Qing Ruo memprovokasi.
Di laur kubah perisai. Liong Ta dan Liong Da, beserta para Jenderal begitu terkejut.
" Bagaiman mungkin!"
Di dalam kubah, tampak Tsui Tang terlihat begitu lemah dengan gerakan yang terlihat sangat lambat, bahkan semua pukulan yang dilepaskan, satu pun tidak ada yang mengenai sasaran.
" Argh..., Jenderal, jangan hanya bisa menghindar. Tunjukkan kehebatanmu!"
" Oh... Apakah kamu sudah siap?!"
" Jenderal, jadi kamu pikir kita ini sedang apa!?"
" Aku kira kita sedang bermain-main!" jawan Qing Ruo santai.
" Tsui Tang, bunuh saja dia. Aku yang akan bertanggung jawab," suara Liong Da bergema di pikirannya.
" Baik Jenderal." dengan wajah penuh semangat.
" Tsui Tang, apakah kamu yakin sudah siap?"
" Silakan, serang aku!"
Baru saja Tsui Tang selesai berkata-kata, tiba-tiba terdengar suara tamparan yang sangat keras.
" Plak... Plak..." tamparan keras itu melemparnya hingga menghantam kubah perisai.
" Akh..." teriaknya kesakitan. Wajahnua memerah dengan beberapa gigi yang terlepas.
" Tsui Tang, apakah kamu bercanda? Hanya dengan tamparan seperti itu saja sudah merontokan gigimu? Dimana kekuatan pendekar dewa langit tingkat menengah itu!" ucap Qing Ruo sambil menggelengkan kepalanya.
Tsui Tang yang menahan rasa sakit di wajahnya itu hanya bisa berusaha berdiri sambil menatap Qing Ruo dengan kemarahan yang luar biasa.
Di luar karena para penonton yang ada di tempat itu hampir tidak mempercayai mata mereka.
" Bagaimana mungkin dia dapat melakukannya?"
Mereka semua dengan jelas dapat melihat pergerakan Qing Ruo yang begitu cepat.
" Sebelum aku memberikan penilaian, aku ingin kalian maju secara bersamaan. Kamu... Kamu... Kamu..., dan kamu!" Sambil menunjuk beberapa prajurit yang merupakan para pendekar Dewa langit tingkat menengah untuk naik atas panggung.
" Prajurit, ayo maju! Tunjukan kemampuan kalian." Liong Da memberi perintah.
" Baik Jenderal!"
" Jangan beri kesempatan, dan bunuh dia! aku yang akan bertanggung jawab." suara Liong Da bergema dalam pikiran mereka.
" Baik Jenderal," jawab ke empat prajurit tersebut bersamaan.
" Kalian telah memprovokasiku, aku akan membuat malu kalian!" ucap Qing Ruo dengan seringai dingin.
" Tsui Tang, kamu sudah tidak pantas bertarung denganku turun!" ucap Qing Ruo menghardik prajurit tersebut, namun Tsui Tang masih berdiri di tempatnya ingin menyerang.
" Tsui Tang, apakah kamu minta ditampar lagi?!"
Tsui Tang yang terlihat begitu marah hanya bisa mengepalkan tangannya lalu turun dari panggung pertempuran.
" Aku bersumpah, aku akan membunuhmu!" batinnya.
" Baik kalian berempat, tunjukkan kekuatan kalian!" tantang Qing Ruo.
" Whung...." udara bergetar dengan hebat saat keempat prajurit yang merupakan para pendekar Dewa Langit tingkatan menengah itu lepaskan aura penindasan dari tubuhnya."
" Swhus...." mereka berempat bergerak secara bersamaan melesat ke arah Qing Ruo sambil melayangkan pukulan kerasnya.
"Dhuar... dhuar...." ledakan dahsyat bergema di dalam perisai.
Dari pukulan dengan serangan yang bertubi-tubi itu, satu pun tidak ada yang mengenai tubuh Qing Ruo.
" Ah..., apakah kalian siput?!" ucap Qing Ruo menprovokasi.
ke empat prajurit tersebut terlihat mulai kelelahan karena telah menggunakan seluruh kekuatannya secara terus menerus.
" Plak... Plak.... Plak...." suara tamparan keras terus bergema di dalam perisai tersebut yang disertai dengan terlemparnya keempat cocok itu hingga menghantam dinding perisai perlindungan.
Keempat pemuda itu terlihat meringis sambil memegang pipinya yang memerah yang disertai dengan darah keluar dari hidung dan mulutnya. Selain itu kasus pertama yang terjaxinpada Tsui Tang juga terjadi pada mereka, di mana berapa gigi mereka juga terlepas terkena tamparan tersebut.
" Sudahlah tidak perlu ada latih tanding lagi, dari dua pertarungan ini, aku dapat menyimpulkan bahwa kalian lambat dan lemah! Aku punya ide, bagaimana jika nama pasukan ini kalian ubah dengan nama Pasukan Keong Emas!"
👉 Mohon dukungannya dengan meninggalkan jejak berupa like dan komentar. terima kasih.🙏