NovelToon NovelToon
Penebusan Ratu Malam

Penebusan Ratu Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Di tengah gelapnya dunia malam, seorang Gus menemukan cahaya yang tak pernah ia duga dalam diri seorang pelacur termahal bernama Ayesha.

Arsha, lelaki saleh yang tak pernah bersentuhan dengan wanita, justru jatuh cinta pada perempuan yang hidup dari dosa dan luka. Ia rela mengorbankan ratusan juta demi menebus Ayesha dari dunia kelam itu. Bukan untuk memilikinya, tetapi untuk menyelamatkannya.

Keputusannya memicu amarah orang tua dan mengguncang nama besar keluarga sang Kiyai ternama di kota itu. Seorang Gus yang ingin menikahi pelacur? Itu adalah aib yang tak termaafkan.

Namun cinta Arsha bukan cinta biasa. Cintanya yang untuk menuntun, merawat, dan membimbing. Cinta yang membuat Ayesha menemukan Tuhan kembali, dan dirinya sendiri.

Sebuah kisah tentang dua jiwa yang dipertemukan di tempat paling gelap, namun justru belajar menemukan cahaya yang tak pernah mereka bayangkan.

Gimana kisah kelanjutannya, kita simak kisah mereka di cerita Novel => Penebusan Ratu Malam.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Di salah satu kamar hotel mewah, Arsha sudah tampil rapi dengan style andalannya. Sementara itu, sosok yang ia tunggu kini tengah berjalan menuju lift.

Mengenakan gaun bludru navy, aura kecantikan wanita itu memancar berlipat ganda, seolah menyihir setiap mata yang memandang. Ia melangkah anggun di atas high heels, berpacu dengan waktu. Dalam benaknya, ia hanya terfokus pada satu hal - mendapatkan uang puluhan juta rupiah itu demi operasi sang ibu lusa nanti.

Tak lama, pintu lift terbuka. Ayesha pun melangkah keluar, segera menuju kamar yang telah dipesan sejak kemarin. Ia merapikan rambut dan gaunnya, menyemprotkan sedikit parfum untuk memastikan kesegaran.

Tok... Tok... Tok...

Pintu terbuka lebar. Saat melihat siapa klien yang akan ia temui malam ini, mata Ayesha membulat tak percaya. Ia tak menyangka, sosok pria itu kini berdiri tepat di hadapannya.

"Kau!" Suara Ayesha tercekat karena sangat terkejut.

"Ya, ini aku... Mari, silakan masuk," sambut Arsha dengan sedikit kegugupan yang kentara.

Jauh di lubuk hatinya, Arsha sudah tak sabar ingin mengobrol banyak dengan Ayesha hingga pagi. Bukan untuk menyentuhnya di atas ranjang, tapi untuk mengenal kehidupan Ayesha yang sebenarnya.

"Silakan duduk, Ayesha," kata Arsha, dengan gugup mempersilakan. "Aku sedang memesan makan malam, sebentar lagi pesanan datang." Arsha melanjutkan kalimatnya tanpa berani menatap wanita itu.

Benar saja, sebuah ketukan terdengar di pintu. Arsha bergegas membukanya dan meminta pelayan menyiapkan semua hidangan di atas meja untuk makan malam spesial. Setelah semuanya tertata rapi, pelayan menunduk hormat dan pamit pergi. Arsha tak lupa menutup pintu, dan memastikan ia menguncinya.

"Mari, Ayesha... Kita makan malam dulu," ajak Arsha, kegugupannya masih terasa.

Ayesha yang melihat tingkah pria itu hanya tersenyum tipis. Ini adalah kali pertama ia bertemu dengan pria yang seolah menghindari tatapan matanya, apalagi sentuhan. Ayesha kemudian duduk di meja sudut ruangan.

"Terima kasih, Tuan," kata Ayesha lembut.

Mendengar suara lembut itu, jantung Arsha semakin berpacu kencang. Seluruh tubuhnya berdesir merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan saat bertemu wanita lain.

"Silakan dinikmati makanannya," ujar Arsha, menghindari kontak mata.

Ayesha mengambil sendok dan garpu, menyuap nasi goreng spesial pesanan Arsha.

"Setahuku, Anda sangat mengerti soal agama Islam. Tapi... kenapa Anda memesanku untuk menginap di hotel?" Pertanyaan itu akhirnya lolos dari bibir Ayesha.

Ia sudah tak tahan memendam rasa penasarannya pada Arsha.

"Aku... aku bukan pria yang bersih dari dosa. Aku hanya manusia biasa, pasti masih punya banyak dosa atas kesalahan yang telah kuperbuat," balas Arsha sambil menelan makanannya. "Tapi, aku memesanmu bukan untuk tidur denganku..."

"Kenapa? Bukankah Anda sudah membayarku dengan tarif yang mahal?" potong Ayesha cepat, keheranan.

"Aku hanya ingin ditemani mengobrol olehmu..." balas Arsha, membuat Ayesha tercengang.

Ia benar-benar tidak menyangka, Arsha rela mengeluarkan uang tiga puluh juta hanya untuk ditemani mengobrol sampai pagi.

"Apa alasan Anda hanya ingin mengobrol denganku sampai pagi? Bahkan sampai rela mengeluarkan uang sebanyak itu? Apa Anda tidak punya teman?" Pertanyaan bertubi-tubi Ayesha membuat Arsha menelan makanannya dengan cepat.

"Tidak... Semua temanku pria. Aku tidak punya teman wanita, dan aku tidak pernah bergaul dengan dunia luar yang menurutku tidak penting."

"Lalu? Apa sebegitu pentingnya aku untukmu? Sampai Anda rela bertingkah seperti ini?" potong Ayesha, merasa ada yang aneh.

"Ya... Kau sangat penting bagiku," balas Arsha, masih tanpa menatap Ayesha.

"Hei, Tuan! Wajahku ada di sini, bukan di piring makananmu! Kenapa Anda tidak pernah mau memandangku? Apa saya sejelek itu di mata Anda?"

Arsha tersenyum tipis, sebuah senyuman manis yang jarang ia tunjukkan pada siapa pun, hingga memperlihatkan gigi gingsulnya.

"Pria dan wanita yang belum sah menjadi suami istri dilarang untuk saling bertatapan, Nona Ayesha. Itulah kenapa aku hanya menatapmu sekilas saat kau datang tadi," jelas Arsha, membuat kening Ayesha berkerut.

"Maaf, aku tidak mengerti soal itu. Yang aku tahu, bahwa agama islam hanya tidak memperbolehkan pria dan wanita berada di dalam satu atap sebelum menikah. Sebab aku bukan beragama Islam seperti Anda," jawab Ayesha, suaranya sedikit gugup.

Setelah makan malam yang awkward namun berakhir dengan penjelasan yang membingungkan bagi Ayesha, Arsha mengajak wanita itu pindah ke balkon kamar. Angin malam yang sejuk segera menyambut mereka. Dari ketinggian itu, lampu-lampu kota tampak seperti hamparan bintang di bawah sana.

"Udara di sini jauh lebih segar, Ayesha. Silakan duduk," ujar Arsha, menunjuk kursi santai di balkon. Kali ini, ia sedikit lebih tenang, seolah kegugupan hebatnya tadi sudah berkurang.

Ayesha duduk, membiarkan gaun bludrunya yang mewah tersentuh angin malam. Arsha duduk di sampingnya, masih menjaga jarak yang sopan.

"Tuan Arsha, Anda benar-benar membuatku bingung malam ini," Ayesha memulai obrolan, tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. "Aku datang sebagai pekerja yang Anda bayar, tapi Anda memperlakukanku seperti... Seperti tamu kehormatan."

Arsha tersenyum, kali ini ia memberanikan diri menoleh ke arah Ayesha sejenak, hanya untuk memastikan Ayesha melihat ketulusan di matanya, lalu segera mengalihkan pandangan lagi.

"Aku tahu, situasinya memang tidak biasa. Seperti yang kukatakan, aku ingin ditemani mengobrol. Lagipula, aku tidak pernah menyewa seseorang untuk hal yang... seperti itu," jelas Arsha. Ia mencondongkan tubuh ke depan, bertopang pada pagar balkon. "Ceritakan tentang dirimu, Ayesha. Dari mana asalmu? Kenapa malam ini kau bersedia datang?"

Ayesha terdiam sejenak. Biasanya, klien hanya ingin tahu seberapa mahal ia dibayar, bukan tentang latar belakangnya.

"Aku berasal dari luar kota. Nama lengkapku Ayesha Shekilla, dan aku berumur 23 tahun," jawab Ayesha, suaranya pelan. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Aku bersedia datang karena... aku butuh uangnya. Sangat butuh."

Wajah Ayesha langsung berubah murung. Arsha menyadari kesedihan itu, dan ia tahu, tujuannya untuk mengenal wanita ini sedikit demi sedikit mulai tercapai.

"Tiga puluh juta. Jumlah yang besar. Pasti ada hal yang sangat mendesak," tanya Arsha hati-hati.

"Ibuku sakit keras. Harus segera dioperasi lusa nanti. Tabunganku tidak cukup," Ayesha mengakui, ada sedikit getaran dalam suaranya. Ia menunduk, malu dengan pengakuan itu.

Arsha menatap langit gelap di atas mereka. Ia terdiam.

"Aku mengerti," katanya pelan. "Lupakan soal pekerjaanmu malam ini, Ayesha. Anggap saja kita dua orang asing yang kebetulan bertemu untuk berbagi cerita."

Suasana mulai mencair. Arsha sengaja mengalihkan topik ke hal-hal ringan, menceritakan masa kecilnya yang terisolasi karena tuntutan pekerjaan ayahnya, dan bagaimana ia belajar semua hal tentang agama hanya dari buku-buku lama.

"Aku dulu benar-benar canggung berbicara dengan wanita. Sampai-sampai, saat pertama kali melihat pelayan di minimarket, aku langsung lari karena malu," canda Arsha, tertawa kecil.

Ayesha tertawa lepas mendengar pengakuan polos itu. Senyum tulus muncul di wajahnya, membuat kecantikannya semakin sempurna di bawah cahaya bulan.

"Benarkah? Pantas saja kau sangat gugup tadi. Aku pikir... Aku sejelek itu di matamu," balas Ayesha, ikut bercanda.

"Bukan jelek. Justru sebaliknya," potong Arsha cepat, tanpa sengaja. Ia kembali tersipu. "Maksudku... kau sangat... anggun."

Ayesha tersenyum lembut. "Terima kasih, Tuan Arsha."

Obrolan berlanjut. Mereka tertawa, bercanda tentang kesukaan mereka pada nasi goreng dan betapa buruknya rasa kopi hotel. Keakraban mulai tumbuh, menggantikan rasa curiga dan ketegangan di awal. Arsha berhasil membuat Ayesha nyaman.

"Jadi, Tuan Arsha... Anda rela mengeluarkan tiga puluh juta hanya untuk menemaniku bercanda tentang kopi dan nasi goreng?" tanya Ayesha, memiringkan kepala.

Arsha menatap matanya lagi, kali ini lebih lama. Senyum manisnya yang memperlihatkan gingsul itu kembali hadir.

"Anggap saja... aku membayar kesempatan langka untuk bertemu dengan wanita yang punya senyum sehangat dirimu di malam yang dingin ini," jawab Arsha, nadanya kini terdengar serius, tulus, dan penuh makna.

Ayesha merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Pria ini aneh, tulus, dan entah mengapa, perlakuannya yang penuh hormat membuat Ayesha merasa seperti wanita yang berharga, bukan sekadar objek yang dibayar.

"Ceritakan lagi tentang ibumu, Ayesha. Mungkin aku bisa bantu lebih dari sekadar uang malam ini..." Arsha menawarkan, matanya memancarkan kepedulian.

...----------------...

**Next Episode**....

1
🌹Widianingsih,💐♥️
duhh .. Arsya..jangan jatuh cinta pada Ayesha, nanti akan mendatangkan masalah besar
🌹Widianingsih,💐♥️
benar-benar cobaan berat bagi seorang Gus , bagaimana nanti jika ada yang tau. ...pasti fitnah besar yang datang !
duh Gusti nu maha agung.... selamatkan keduanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!