NovelToon NovelToon
CEO Dalam Tubuh Gadis Terlupakan

CEO Dalam Tubuh Gadis Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: To Raja

CEO paling disegani meninggal dan bangun di tubuh Anggun, putri yang sudah dilupakan semua orang.

Bagaimana bisa Anggun mendapatkan kerja sama dengan Alvin?

Dari mana kemampuan bahasa inggris,, oh, dia juga bisa bahasa arab?

Gawat!

Beberapa orang merasa terancam!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Perang dingin keluarga

"Kakak," suara Berlin cemas saat ia melepaskan pelukannya pada Anggun, "Aku sudah memaafkan apa yang kakak lakukan, aku tidak akan memperhitungkan tentang perhiasanku yang kakak curi itu, jadi aku mohon pada kakak supaya tidak kabur lagi dari rumah," ucap Berlin dengan wajah khawatirnya.

Harni yang berdiri di sana langsung memutar bola matanya setelah mendengar ucapan Berlin, Berlin sengaja menjelek-jelekkan Anggun!

Harni sangat ingin mencampak perempuan itu, namun tidak berani melakukan apapun tanpa arahan dari Anggun.

Sikap Harni itu tak luput dari perhatian Berlin hingga Berlin merasa kesal, terutama ketika melihat Anggun sama sekali tidak bereaksi dengan ucapannya hingga dia beralih menatap Alvin sambil berkata, "aku rasa sekarang rapatnya sudah bisa dimulai, kebetulan Kakakku sudah kembali, jadi--"

"Rapat apa yang kau maksud?" Tanya Anggun dengan alis berkerut menatap Berlin.

"Ah,,," Berlin kembali menatap Anggun, "karena kakak kabur dari rumah selama beberapa hari, dan kami tidak bisa menghubungi Kakak, jadi kakak pasti tidak tahu kalau hari ini ada rapat bersama dengan Tuan Alvin, kalau begitu, kita bisa ke ruang rapat sekarang," Berlin merangkul lengan Anggun dengan sebuah senyuman indah di wajahnya, tampak bersemangat menarik Anggun memasuki lift.

Anggun sebenarnya tidak nyaman dengan sikap Berlin, tetapi karena penasaran dengan rapat yang dimaksud oleh Berlin, dia pun menahan diri dan membiarkan lift naik ke lantai 23.

Berlin berdiri dalam lift dengan tangannya masih merangkul lengan Anggun, tatapan Berlin tertuju pada Alvin, 'dia menatap Anggun, sementara aku yang dari tadi berusaha mencari perhatiannya malah tak dihiraukan sama sekali. Padahal aku sudah tampil sangat baik hari ini demi mendapatkan hatinya, tapi Anggun yang hanya memakai kaos oblong dan rok murahan malah mendapatkan perhatiannya? Apa ini hanya kebetulan atau memang Alvin tertarik pada Anggun?' ucap Berlin dalam hati.

Berlin menggelengkan kepalanya, 'aku berpikir terlalu jauh, Alvin pasti memperhatikan Anggun hanya karena merasa jijik pada Anggun yang tebal muka setelah mencuri perhiasanku dan kabur dari rumah, lalu sekarang kembali lagi ke hotel dan tidak tahu malu menerima ajakanku untuk menghadiri rapat penting,' ucap Berlin dalam hati.

Tetapi detik kemudian, Berlin terkejut saat Alvin yang menatap Anggun kini berkata, "Kau sudah baik-baik saja?"

Anggun tak menyangka Alvin akan menanyakan kabarnya, jadi Anggun tertegun selama beberapa saat hingga hal itu dimanfaatkan oleh Berlin untuk bertanya, katanya, "ka,,, kalian saling,,, kenal?"

Alvin bisa membaca isi hati Berlin, jadi dia kembali berkata, "Pengendara motor yang menabrakmu beberapa hari yang lalu sedang diselidiki."

Mata Berlin langsung melotot, 'pengendara motor? Jangan-jangan pemotor yang ku bayar itu? Tapi bagaimana bisa Alvin mengetahuinya?' Berlin merasakan keringat dingin meluncur di punggungnya.

"Terima kasih sudah mengkhawatirkan saya, saya sudah baik-baik saja, semua ini berkat pertolongan Tuan Muda hari itu," ucap Anggun.

Berlin sekali lagi secara diam-diam menggigit bibir bawahnya setelah mendengar percakapan dua orang itu, 'jadi hari itu Alvin menyelamatkan Anggun?'

Berlin merasa kesal, bukankah secara tidak langsung dialah yang membuat Anggun bisa memiliki interaksi dengan Alvin?

Tetapi yang lebih menakutkan kali ini ialah Alvin yang sedang menyelidiki pengendara motor itu, jadi Berlin menatap Alvin sambil berkata, "jadi kakakku ditabrak pengendara motor? Astaga Kakak, kenapa kau tidak mengatakan apapun? Kau terluka dimana?"

"Tidak ada," jawab Anggun dengan singkat, muak pada sandiwara Berlin yang keterlaluan.

Berlin kesal dengan tingkah judes Anggun, jadi dia berbalik menatap Alvin, "lalu bagaimana dengan pengendara motor itu? Apakah sudah diketahui identitasnya?" tanya Berlin merasa was-was.

"Entahlah," jawab Alvin dengan singkat sembari terus menatap Anggun yang dari tadi hanya memperhatikan angka lantai pada lift, seolah Anggun tak sabar untuk keluar dari lift.

Berlin merasa sedikit lega, dari perkataan Alvin sudah menjelaskan bahwa mereka belum mengetahui apa pun, jadi dia masih aman.

Ting!

Lift tiba di lantai 23, ketiga orang di sana keluar bersama-sama dari dalam lift dan pergi menuju ruangan tempat rapat akan diadakan.

Saat itu, Agatha berdiri di depan ruangan sambil memegang ponselnya, menunggu panggilan telepon dari putrinya kalau kalau putrinya berhasil membujuk Alvin untuk kembali bekerja sama dengan mereka.

Saat mendengar suara langkah kaki mendekat, Agatha pun menoleh ke arah suara langkah kaki itu dan mengerutkan keningnya saat ia mendapati Anggun juga berjalan kemari.

'Kenapa anak jalang itu ikut kemari?' Agatha merasa begitu kesal, namun dia mengontrol emosinya dan raut wajahnya di hadapan Alvin.

"Ya ampun putriku," Agatha dengan cepat menghampiri Anggun, berpura-pura menjadi ibu yang baik untuk Anggun, Dia merapikan rambut Anggun yang sedikit berantakan, "kau dari mana saja? Ibu sangat khawatir padamu."

Anggun tersenyum kecut, "kalian begitu khawatir padaku ya, apakah khawatir karena aku tidak jadi masuk penjara meskipun kalian telah mengirim polisi untuk memenjarakan ku?" Tanya Anggun membuat raut wajah Agatha menjadi tegang.

Kenapa Anggun menjadi semakin berani di hadapannya?

"Ya ampun, apa yang kau katakan? Polisi apa? Justru Ibu mengirim beberapa orang untuk mencarimu karena mengkhawatirkan. Untunglah sekarang kau sudah kembali,, ayo kita masuk," Agatha dengan cepat mengalihkan pembicaraan, tidak ingin memberi kesempatan pada Anggun untuk mengatakan sesuatu yang lebih buruk lagi.

Anggun tersenyum kecut, tetapi tidak membantah dan hanya mengikuti semua orang memasuki ruangan.

Begitu masuk, Berlin dengan cepat mengambil posisi duduk di samping Alvin, sementara Anggun hanya duduk sembarangan saja, tepat berada di samping Agatha, di depan Alvin.

"Sebelum Berlin menyampaikan presentasi kami, bagaimana kalau kita minum terlebih dahulu? Ini bisa menjadi teman rapat kita," ucap Agatha kemudian memberi kode pada pelayan yang berdiri di pojok agar menyerahkan daftar menu.

Berlin mengambil buku menu dari tangan pelayan dan menyerahkannya pada Alvin, saat Alvin akan menerima buku menu, Berlin dengan lihai mengambil sedikit celah hingga tangannya bersentuhan dengan Alvin.

Sebelumnya ia telah melakukan perawatan ekstra untuk menghaluskan kulit, jadi Berlin hanya ingin memberitahu Alvin bahwa dia perempuan yang pandai merawat diri, tak seperti Anggun yang berpenampilan kumuh.

Namun begitu Alvin selesai menerima buku menu, pria itu langsung mengelap tangannya menggunakan tissu basah membuat wajah Berlin memerah malu.

Anggun menahan tawa melihat kejadian itu, "aku ingin 122 Champagne Coctail," kata Anggun dengan santai membuat mata Agatha melotot.

122 Champagne Coctail adalah minuman termahal di hotel mereka, bahkan minuman itu hanya khusus di sediakan untuk pelanggan kehormatan di hotel mereka yang memiliki status terhormat.

Tapi sekarang Anggun ingin meminumnya tanpa berkedip sedikitpun?

Gila!

"Kakak," Berlin menatap Anggun, "aku rasa tidak tepat kakak minum Champagne di saat seperti ini. Kita akan rapat dan--"

"Aku juga mau minuman yang sama," kata Alvin secara tiba-tiba membuat Berlin terkejut.

Kalau Alvin yang bicara, maka tidak ada lagi yang bisa mereka katakan. Tidak mungkin menolak permintaan pria itu.

"Baiklah, saya rasa pertemuan ini akan jadi lebih nyaman," kata Agatha kemudian menatap pelayan di sana, "Siapkan 122 Champagne Coctail," ucap Agatha.

Sang pelayan kemudian pergi melakukan tugasnya.

Setelah pelayanan itu pergi, Agatha segera berdiri lalu membagikan dokumen yang sebelumnya ia siapkan untuk dipresentasikan pada Alvin tentang bagaimana hotel mereka akan menjamu para tamu yang menginap di hotel mereka. Namun, saat itu Anggun tidak mendapat bagian proposal membuat Anggun mengerutkan keningnya menatap sang ibu tiri.

"Kau tidak perlu, lagi pula kau tidak akan mengerti," ucap Agatha dengan nada merendahkan sambil melirik ke arah putrinya yang sedang membaca proposal mereka.

Dia sudah lama mengajari putrinya tentang cara mengelola bisnis hotel keluarga, jadi putrinya pasti akan mengerti isi proposal tersebut.

"Kalau begitu, untuk apa aku di sini? Kalian lanjutkan saja rapatnya," kata Anggun segera berdiri, berniat untuk pergi dari sana ketika lengannya ditahan oleh Agatha.

"Ini bagianmu!" Kata Agatha melemparkan serangkap proposal di hadapan Anggun.

Jika saja Alvin tidak bersikeras untuk menghadirkan semua anggota keluarga dalam rapat kali ini, maka dia tidak perlu menahan Anggun, namun sekarang Dia hanya bisa bersabar dan menunggu sampai Alvin pergi lalu memberikan pelajaran pada Anggun.

Setidaknya kerja sama dengan Alvin harus mereka dapatkan terlebih dahulu.

Anggun duduk kembali, duduk secara elegan dan membaca proposal di hadapannya dengan teliti.

Beberapa saat kemudian, kening Anggun berkerut saat ia melihat bahwa proposal tersebut adalah proposal copy paste dari proposal yang pernah digunakan sebelumnya oleh ayahnya untuk klien dari luar negeri.

Sungguh tidak kreatif!

Berlin memperhatikan ekspresi Anggun, 'Kenapa dia membuat raut muka seperti itu? Seolah-olah dia mengerti apa yang tertulis di sana, padahal selama ini dia tidak pernah mengelola bisnis, hanya tahu menikmati hasinya,' ejek Berlin dalam hati sebelum memindahkan tatapannya ke arah Alvin yang juga sedang membaca proposal di tangannya.

'Aku harus memperlihatkan pada Alvin bagaimana aku adalah perempuan yang selain cantik dan mandiri, juga pandai berbisnis,' ucap Berlin dalam hati.

1
Soraya
lanjut thor
Safitra
rasain kamu regina
Safitra
lanjut kak
Soraya
lanjut
kaylla salsabella
mampus deh lo Regina🤣🤣
kaylla salsabella
lanjut thor
Safitra
anggun knpa diem bae si
Narti Narti
ih bikin kesel aja si anggun masa d hina gitu tetap diam
Allea
knp si anggun ga bales sih meneng bae 😑
Aurel Bundha
lanjut 🥰🥰🥰 semangat
Anindita keisha
lnjut thor
Safitra
lanjut kak
Aurel Bundha
lanjut 🥰🥰🥰 semangat
Safitra
lanjut kak thor
Safitra
lanjut kak
Teteh
lanjut
Dwi Setyaningrum
yaelah knp ga kerjasama dg polisi sih pura2 mati biar bisa usut tuh siapa yg membunuhnya🤪
Allea
dh tau pernah mati knp ga belajar beladiri kaya novel2 laen 🤣
Anindita keisha
ya ampun harni. kok si anggun gak bisa beladiri sih
kaylla salsabella
kasihan harni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!