NovelToon NovelToon
Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Pengganti / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Romansa / Balas dendam pengganti / Reinkarnasi
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Di malam yang sama, Yu Xuan dan Chen Xi meregang nyawa. Namun takdir bermain jiwa Yu Xuan terbangun dalam tubuh Chen Xi, seorang budak di rumah bordil. Tak ada yang tahu, Chen Xi sejatinya adalah putri bangsawan Perdana Menteri, yang ditukar oleh selir ayahnya dengan anak sepupunya yang lahir dihari yang sama, lalu bayi itu di titipkan pada wanita penghibur, yang sudah seperti saudara dengan memerintahkan untuk melenyapkan bayi tersebut. Dan kini, Yu Xuan harus mengungkap kebenaran yang terkubur… sambil bertahan di dunia penuh tipu daya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 10.Keluarga Shen.

Halaman utara kediaman Perdana Menteri Shen dipenuhi aroma segar bunga peoni yang baru mekar. Embun pagi masih menempel di ujung daun bambu, berkilauan lembut diterpa cahaya matahari pertama. Suasana begitu tenang hingga suara burung murai terdengar jelas di antara gemericik air kolam ikan.

Di beranda paviliun batu putih, Nyonya Besar Shen duduk anggun mengenakan jubah sutra biru muda dengan bordir awan perak. Tangannya yang halus memegang cangkir giok berisi teh hangat. Wajahnya lembut dan tenang, namun di balik ketenangan itu tampak guratan kesedihan lama yang belum pudar.

Di pergelangan tangan kirinya, samar terlihat tanda lahir berbentuk bunga teratai, kecil tapi indah tanda lahir yang dimiliki rahasia.

Dua pelayan setianya, Lan dan Lin, berdiri di sisi kanan dan kiri, menjaga jarak hormat. Lan menuangkan teh tambahan dengan tangan terlatih, sementara Lin sibuk menyapu kelopak bunga yang jatuh di lantai batu.

“Pagi ini indah sekali, Nyonya,” ucap Lan pelan. “Bunga peoni mekar lebih cepat dari tahun lalu.”

Nyonya Shen tersenyum lembut. “Musim semi selalu memberi harapan baru, Lan. Tapi kadang aku merasa... harapan itu datang hanya untuk mengingatkan hal-hal yang telah hilang.”

Suaranya nyaris seperti bisikan, seolah berbicara pada dirinya sendiri. Lin sempat saling pandang dengan Lan, tahu bahwa Nyonya mereka sedang mengingat masa lalu masa di mana putri sulung keluarga Shen, bayi mungil dengan tanda lahir yang sama,telah di tukar oleh selir perdana menteri dengan putrinya sendiri.

Dimana ia setiap hari harus berpura-pura agar dapat menyelidiki keberadaan putrinya secara diam-diam, jika selir Wu tahu ia takut dirinya sendiri tidak tahu dimana putrinya berada.

Namun sebelum Lin sempat berkata apa pun, seorang pelayan muda berlari dari arah aula tengah, napasnya terengah-engah.

“Nyonya Besar! Maafkan kelancanganku!” serunya dengan wajah pucat. “Nyonya Muda Shen Yun xin... beliau... beliau sedang menghukum pelayan di halaman barat!”

Cangkir di tangan Nyonya Shen berhenti di udara. Tatapannya berubah tajam.

“Menghukum?” tanyanya tenang namun dingin. “Atas kesalahan apa?”

“Katanya... pelayan itu menumpahkan air bunga di jubah sutra barunya,” jawab si pelayan tergagap. “Tapi... Nyonya Muda memerintahkan mereka untuk disiram air dingin dan dipaksa berlutut di halaman tanpa pakaian luar...”

Lan terkejut. “Astaga... pagi masih sedingin ini! Anak itu...”

Nyonya Shen meletakkan cangkirnya perlahan, lalu berdiri. Meski langkahnya lembut, ada wibawa kuat yang memancar dari sosoknya. “Lan cepat bawakan mantel ku, kita akan segera kesana untuk melihat apa yang dilakukan gadis nakal itu.”

“Ba... baik, Nyonya!” pelayan Lan segera berlari terburu-buru kearah kamar tuannya.

Lalu_

Lan dan Lin menunduk, mengikuti di belakang saat Nyonya mereka berjalan melewati koridor panjang menuju halaman barat. Angin pagi berhembus lembut, membawa aroma teh yang tertinggal di udara dan kain sutra yang bergoyang lembut di setiap langkahnya.

Di halaman barat, beberapa pelayan rumah berjongkok ketakutan. Di tengah mereka berdiri Shen Yun xin, gadis berusia belasan tahun yang usianya sama dengan Chen xi, berwajah cantik namun sorot matanya tajam dan dingin seperti ibunya kandung nya selir Wu. Di tangannya, cambuk kecil dari kulit tipis menggantung, ujungnya masih basah oleh air dingin.

“Lain kali, kalau kalian tidak bisa menjaga barang berharga milik keluarga Shen,” ucapnya pelan, “lebih baik kalian kembali ke jalanan. Kalian tahu berapa harga jubah ini?”

Pelayan yang berlutut di tanah menangis, tubuhnya gemetar menahan dingin.

Namun sebelum Yun xin melanjutkan, suara lembut namun berwibawa terdengar di belakangnya.

“Yun xin.”

Semua orang menoleh serentak. Nyonya Besar Shen berdiri di ambang gerbang, ditemani Lan dan Lin. Tatapannya tenang, tapi mengandung amarah yang ditahan.

“...Ibu?” Yun xin menunduk, wajahnya sedikit tegang. “Aku hanya memberi pelajaran pada pelayan yang ceroboh.”

“Pelajaran tidak harus berarti penghinaan.”

Nyonya Shen melangkah perlahan, setiap kata terucap dengan tenang namun menusuk. “Kau bisa menegur, tapi bukan mempermalukan mereka seperti ini. Ingatlah, siapa pun di rumah ini—bahkan pelayan—tetaplah manusia.”

Yun xin menggigit bibirnya, tak berani menjawab.

Nyonya Shen berhenti di depan pelayan yang berlutut. Ia menunduk, mengulurkan tangan, dan menepuk bahu gadis malang itu dengan lembut. “Pergilah ke dapur, hangatkan tubuhmu.”

Pelayan itu terisak dan berterima kasih sebelum dibimbing pergi oleh Lin.

Nyonya Shen baru menatap putrinya dengan tatapan dalam.

“Yun xin, kau putri keluarga Shen. Tapi darah bangsawan bukan alasan untuk berlaku kejam. Sejak kapan ibu mengajarimu sewenang-wenang seperti itu.”

Mendengar nasihat ibunya, Yun xin mengerutkan kening. Ia merasa tidak senang mendengar nasehat yang sama, seakan dirinya lebih rendah dari pelayan apa lagi ia dimarahi didepan pelayan rumah nya.

“Ibu apa salah jika aku menghukum mereka?” tanyanya lirih.

“Salah, jika kamu hukum mereka dengan sekeras itu. cukup tegur mereka dengan lembut,nama keluarga Shen akan rusak didepan umum karena ulahmu itu. ”

Ucapan nyonya Shen bagaikan tamparan, ia pergi dengan kesal tanpa memberi hormat pada nyonya Shen yang dianggap ibu kandung nya.

Nyonya Shen tidak marah hanya menatapnya dalam diam. Cahaya pagi memantul di gelang giok yang menutupi tanda lahir berbentuk teratai di pergelangan tangannya.

Setelah beberapa saat, ia berkata pelan, “Ya. Dan setiap kali aku melihat bunga teratai, aku selalu merasa... ia masih hidup di suatu tempat.”

Ia menatap langit yang mulai memutih, lalu menambahkan lirih yang lebih seperti doa daripada pernyataan:

“Jika takdir mempertemukan kami kembali, putri ku dimana kamu nak.”ucapnya lirih.

Lan yang berdiri di belakang menatap nyonya nya dengan sedih,Ia pernah mendengar sesuatu yang mirip tanda kecil berbentuk teratai di pergelangan tangan seorang wanita dari Han yue yang sedang naik daun, wanita yang dijuluki ‘Wanita Bulan.’

Namun ia belum berani berkata apa pun.

Karena jika dugaannya benar... maka wanita itu bukan sekadar legenda dari distrik hiburan,

melainkan darah keluarga Shen yang ditukar oleh selir Wu.

Dan pertemuan antara Chen xi dan Keluarga Shen sudah semakin dekat

mungkin hanya menunggu satu undangan resmi dari istana.

Dan saat ini sebuah kereta dari Yue zhi memasuki ibukota,semua mata warga ibukota melihat kereta yang mewah tersebut.

Kereta berhias ukiran giok dan sutra putih itu melaju perlahan menyusuri jalan utama ibu kota. Lentera-lentera pagi masih tergantung di sepanjang jalan, dan suara pedagang yang baru membuka lapak terdengar bersahut-sahutan. Semua mata menoleh ke arah yang sama ke arah kereta megah bertanda lambang bunga bulan perak, lambang dari Yue zhi, rumah hiburan paling terkenal di utara.

Dari balik tirai sutra tipis, Chen xi duduk diam. Wajahnya sebagian tertutup selendang putih, hanya memperlihatkan sepasang mata yang jernih namun menyimpan ribuan kenangan. Ia memandangi kota yang dulu pernah menjadi dunianya tempat ia lahir, tumbuh, dan akhirnya dibuang oleh takdir.

Kini, setelah bertahun-tahun, ia kembali.

Namun bukan sebagai Putri Xu yuan dari Han yue,

melainkan sebagai Chen xi, “Wanita Bulan” dari Yue zhi.

Kereta berhenti sejenak di depan jembatan Chang An, di mana arus sungai memantulkan cahaya keemasan dari matahari pagi. Chen xi menyibak sedikit tirai, pandangannya menyapu bangunan-bangunan megah yang dulu hanya bisa ia lihat dari taman istana.

“Begitu banyak yang berubah…” gumamnya lirih.

Lian, pelayan setianya yang duduk di seberang, menatapnya dengan lembut. “Nona, ini pertama kalinya kita datang ke ibu kota. Tapi Anda tampak seperti mengenalnya.”

Chen xi tersenyum samar. “Kota ini tidak pernah tidur, Lian. Di siang hari, penuh senyum dan warna. Tapi di malam hari... tempat ini bisa menelan siapa pun yang lupa dirinya.”

Suara roda kereta kembali berderak, melintasi jembatan. Dari kejauhan, suara para penjaga dan prajurit terdengar sibuk mengatur lalu lintas jalan, karena orang-orang berdesakan ingin melihat rombongan dari Yue zhi.

“Wanita Bulan datang ke ibu kota!” teriak seseorang.

“Benarkah itu dia? Katanya wajahnya seindah cahaya malam!”

“Lihat, lambang bunga bulan! Itu pasti keretanya!”

Chen xi menunduk sedikit, menarik kembali tirai. Senyumnya hilang, digantikan oleh kilatan getir di matanya.

“Mereka datang untuk keindahan, bukan untuk kebenaran,” katanya pelan. “Namun kadang, di balik keindahan, kebenaran bisa bersembunyi.”

Lian ragu sejenak sebelum berbisik, “Nona... apakah Anda yakin ingin datang sendiri ke ibu kota? Tempat ini penuh dengan orang istana, dan... masa lalu Anda—”

Chen xi menatap keluar jendela lagi, kali ini lebih lama. Di kejauhan, menara istana tampak menjulang, megah dan dingin seperti kenangan yang enggan mati.

“Tentu saja belum,aku dulu hanya seorang budak yang tidak bisa melihat keindahan ibukota.”

Ia menatap jemarinya sendiri, di mana tanda lahir berbentuk teratai samar tampak di bawah cahaya matahari yang menembus tirai.

1
SecretS
Sungguh kisah tragis, tapi kakak apa boleh kasih saran buat cerita kakak ini menjadi yang lebih menarik seperti akhir tak selalu harus menikah terkadang kembali merasakan hidup damai itu yang terpenting kak. Tolong buat yang berbeda dari punya tetangga ya karena kebanyakan sih selalu berakhir dengan fulgar atau menikah itu membosankan kak, tapi cerita kakak ini sudah menarik kok lanjutkan terus ya 💪💪 semangat 👍👍👍
Kitty: boleh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!