NovelToon NovelToon
Assassin Cantik Incaran CEO Dingin

Assassin Cantik Incaran CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Romansa / Menyembunyikan Identitas / Agen Wanita / Enemy to Lovers
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Yita Alian

Zona Khusus Dewasa

Adriel (28), sosok CEO yang dikenal dingin dan kejam. Dia tidak bisa melupakan mendiang istrinya bernama Drasha yang meninggal 10 tahun silam.

Ruby Rose (25), seorang wanita cantik yang bekerja sebagai jurnalis di media swasta ternama untuk menutupi identitas aslinya sebagai assassin.

Keduanya tidak sengaja bertemu saat Adriel ingin merayakan ulang tahun Drasha di sebuah sky lounge hotel.

Adriel terkejut melihat sosok Ruby Rose sangat mirip dengan Drasha. Wajah, aura bahkan iris honey amber khas mendiang istrinya ada pada wanita itu.

Ruby Rose tak kalah terkejut karena dia pertama kali merasakan debaran asing di dadanya saat berada di dekat Adriel.

Bagaimana kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 ACICD - Bagaimana dengan Kamu

Adriel memindai setiap baris informasi mengenai wanita bernama Ruby Rose August yang tampil di layar monitor.

Lalu, ketika merasakan kehadiran seseorang dalam ruangan kerjanya, pandangan Adriel bergerak ke arah sosok itu dan ditemukannya wanita cantik. Lagi-lagi Adriel melihat sosok istrinya. Drasha.

Tatapan mereka bertaut. Hening melingkupi beberapa saat.

Bibir Adriel terbuka sedikit, tidak ada suara yang keluar, melainkan tarikan napas dilema. Tapi, detik demi detik yang bergulir membuat lelaki itu akhirnya beranjak dari kursi kursi kerjanya.

Dia bersedia diwawancara oleh Ruby Rose karena ingin mengikuti permainan wanita itu. Di pikiran Adriel, wanita itu memang sengaja mendekatinya.

Sementara, Ruby masih tertegun di tempat. Dia tidak bisa lagi menepis kalau pria bernama Adriel ini memang punya sesuatu yang menarik hatinya seperti magnet.

"Selamat datang, Mrs. Andien Latusha," sapa Adriel, sengaja menyebutkan nama pimpinan Redaksi GMG. Tidak mau ketahuan kalau dia yang mengatur pertemuannya dengan  Ruby Rose melalu wawancara itu. "Saya, Adriel William Yoseviano." Dia menjulurkan tangan.

Aneh. Tidak biasanya Adriel mau berjabat tangan dengan wanita asing.

Ruby mendongak gugup untuk menatap sosok tinggi itu. Sepertinya Adriel tidak ingat pertemuannya dengan Ruby semalam. Baguslah kalau begitu. Jadi dia hanya perlu fokus pada wawancara.

"Ummm, maaf, saya… Ruby Rose August," kata Ruby, meraih uluran tangan Adriel. Sentuhan singkat itu membuat dada Ruby semakin berdebar tak karuan.

Tak terkecuali Adriel, tangan kecil Ruby seakan membawa nostalgia saat dia menggenggam tangan lembut Drasha. Bukan cuma itu, suara Ruby…

Suaranya mirip Drasha, tapi versi lebih matang.

Pandangan mereka saling terpaku.

"Bu Andien menugaskan saya ke sini untuk mewawancarai Anda," ujar Ruby menarik tangannya turun.

Adriel menarik napas ringan. Dia seakan masih mau menggenggam tangan itu. Tapi, dia sadar kalau dia tidak boleh terbuai.

"I see… kalau begitu mari, silakan duduk… Ruby Rose," kata Adriel, berjalan menuju sofa depan meja kerjanya.

Ruby sedikit terkejut dengan panggilan Adriel padanya. Tapi, segera dia menyusul CEO tampan itu.

Ruby duduk di ujung sofa panjang, tasnya di simpan di sebelahnya setelah mengeluarkan notes kecil dan juga sebuah pena berwarna merah. Dia juga menyiapkan aplikasi rekaman suara di hapenya.

Adriel terus memperhatikan wanita itu, matanya tidak lepas dari setiap gerak-gerik Ruby Rose yang benar-benar persis seperti Drasha.

Sejauh mana dia mencari tahu tentang Drasha sampai Ruby Rose ini seperti menjelma jadi mendiang istrinya. Padahal Adriel sudah menutup akses informasi mengenai Drasha sejak lima tahun lalu sejak dia menemukan sejumlah wanita melakukan operasi plastik menyerupai wajah Drasha.

Pria tampan itu menahan napas sekilas sebelum duduk di seberang Ruby Rose. Pandangannya tidak lepas dari wajah yang dipoles riasan natural itu.

"Apa saya boleh mengajukan pertanyaan sekarang, Pak Adriel?" Ruby merapikan posisi kacamata yang membingkai wajah cantiknya. Tak sadar dia menelan saliva, mengulum bibir lalu menggigitnya bagian bawahnya sekilas.

"Tentu… Ruby Rose," jawab Adriel datar dengan tatapan tajam yang dingin. Dia tidak bisa menepis gelisah di dadanya karena melihat Ruby yang memainkan bibir. Tapi, raut Adriel tetap terlihat tenang.

Sementara itu, Ruby menunduk pada hape di pangkuannya. Dia kemudian menekan tombol merah di layar hapenya untuk memulai rekaman suara.

Sebelum mengangkat pandangannya, dia menarik napas dalam-dalam. Debaran jantungnya semakin darderdor mendapatkan tatapan lurus Adriel. Lantas dia menunduk lagi, lalu meraih beberapa belain rambutnya untuk dibawa ke belakang telinga. Astaga kenapa Ruby bisa jadi segugup ini?

Dalam menyelesaikan misi atau mengeksekusi musuh apalagi cuma wawancara seperti ini tidak pernah membuat Ruby degdegan. Lalu kenapa Adriel mampu membuatnya salah tingkah?

"Is there a problem, Ruby Rose?" tanya Adriel dengan nada tenang yang menghanyutkan.

Ruby berdeham lalu mengangkat wajahnya dengan senyum kaku. "Ekhmm… no… anything's fine." Manik matanya tertuju pada raut tenang dan dingin dari seorang Adriel.

"Umm… Anda merupakan salah tuan muda dari keluarga Yoseviano, yang mana tentu Anda merupakan salah satu penerus Yoseviano Group, tapi apa yang memotivasi Anda untuk membentuk perusahaan sendiri di usia 20 tahun?"

Adriel menatap Ruby, tanpa terburu-buru dia mencondongkan tubuh sedikit ke depan. Suara baritonnya datar, tapi dalam…

"Sejak duduk di bangku di SMP saya memang selalu punya keinginan tidak bergantung dengan nama belakang keluarga saya."

Ruby mendengarkan. Dia memainkan bolpoin merah di tangannya pelan-pelan. Tatapannya fokus pada Adriel.

"Saya melakukan apapun yang menghasilkan uang dan tentu yang sesuai dengan skill yang saya punya."

"Apa yang Anda lakukan, Pak Adriel?" tanya Ruby.

"Remote jobs, saham, semasa SMA saya juga sering ikut pertandingan basket dan mendapatkan hasil dari sana."

"Tapi, yang memotivasi saya untuk mendirikan Shariel Tech adalah mendiang istri saya… Drasha Ravery Yoseviano."

Ruby seketika berhenti memainkan bolpoin di jemarinya. Dia ingat kata-kata Bu Andien kalau jangan sekali-kali membahas soal mendiang istri Adriel, karena sang CEO tidak senang. Tapi, sekarang Adriel sendiri yang menyebut nama itu.

Dan…

Entah kenapa Ruby merasa hatinya terluka melihat bibir Adriel menyebutkan nama itu penuh perasaan.

Di kantornya, Ruby sempat mencari tahu soal Drasha tapi sayangnya informasi mengenai wanita itu tidak bisa diakses. Hanya disebutkan dia sebagai mendiang istri Adriel dan nona muda dari keluarga Alveroz.

Di sisi lain, Adriel terus memperhatikan ekspresi Ruby begitu dia menyebutkan nama Drasha. Tatapan pria itu semakin tajam. "Ada apa Ruby Rose? Apa kamu sekarang mau mengakui kalau kamu mengulik semua tentang Drasha untuk mendekati saya?"

Ruby berdeham. Dia melanjutkan pertanyaan berikutnya. "Apa Anda juga mendirikan Aerox Esports karena motivasi yang sama?"

Adriel menegakkan punggung lalu menyilangkan kaki. Jemarinya mengusap cincin yang melingkar di jari manis berulang kali. Ruby tahu jelas itu pasti cincin pernikahan Adriel.

"Iya," jawabnya datar. Dia masih menatap Ruby. "Sepertinya dia sangat berhati-hati menanyakan soal Drasha. Apa dia tahu kalau aku lagi mancing dia?"

Ruby melipat bibir lalu menggigit bagian dalam bibir bawahnya.

"Ummm… selain karena motivasi tersebut apa menurut Anda, privilege yang Anda miliki juga berpengaruh pada kesuksesan Anda?"

"Tentu, saya tidak bilang saya berhasil tanpa privilege. Semua orang memiliki privilege, yang terpenting bisa dimanfaatkan dengan baik atau tidak."

Ruby lanjut mengajukan pertanyaan seputar bisnis lalu membahas soal lifestyle. Untungnya dia bisa mengatasi rasa degdegannya seiring dengan berjalannya proses wawancara itu.

"Di sela-sela aktivitas yang sibuk, apa yang Anda biasa lakukan, mungkin Anda punya hobi khusus yang dilakukan tiap weekend?" Ruby melontarkan pertanyaan lain, lebih santai.

Adriel terdiam sekilas, tatapannya lurus ke arah iris wanita di hadapannya. "Aktivitas? banyak… golf, balapan, playing online games bersama para player Aerox, tapi yang paling sering saya lakukan adalah bermain piano sambil membayangkan mendiang istri saya memainkan biola di samping saya."

Ruby menahan napas sekilas, lalu mengedipkan mata sembari menarik udara masuk ke dalam hidungnya. Sepanjang wawancara, Adriel tampak mempertegas bahwa apapun yang dilakukan pasti berkaitan dengan mendiang istrinya.

"Dia secinta itu yah… dengan Drasha?" Ruby menurunkan pandangan pada rekaman yang masih berjalan di layar hapenya.

"Lalu bagaimana dengan kamu, Ruby Rose?" tanya Adriel tenang. Pandangannya tajam menusuk seolah menakar sesuatu.

Ruby mengangkat pandangan cepat, menatap Adriel dengan mata yang berkilat penuh tanda tanya. Bagaimana dengan dia? Pertanyaan Adriel itu mengarah ke mana?

1
shabiru Al
apa alasan arnetta menculik drasha dan mencuci otaknya,, selain karna drasha berbakat jadi assasin pasti aada alasan lain nya..
mrsinch
/Coffee/ buat othor smangatttt💪
mrsinch
nyadar trnyta/Sweat/
Maya Lara Faderik
entah lah seperti apa kisah ini diceritakan ikuti alurnya
Nadiraa Star
ya yg elu bntak emg istri ellu adriel/NosePick/
Unaa
goyahhh nihh tp ngakunya kaga/NosePick/
Unaa
lanjutttt thorrrrr
Yita Alian: stay tuned🥰
total 1 replies
Merry Rianti
lanjut kk semangat terus yaaa
Merry Rianti
🤣😍 wajar sih lah wong Ruby istrimu
Merry Rianti
tumbang ditangan ruby😱😱😱
Merry Rianti
kalo hougan tau bahwa yang nembak istrinya gimana ya reaksinya
Merry Rianti
biar ga mencurigakan ide bagus
Merry Rianti
kebetulan banget ini kok bisa pas banget ya
Merry Rianti
makanya jangan jadi pengkhianat Lu. coba balik posisi. lu punya perusahaan gede. terus karyawan lu mengkhianati lu. lu bakal gimana dah? maaf doang kaya gitu. terus lu bakan Nerima maaf karyawan lu?😱
sindi
oh jadi ini alasan kenapa dipanggil daddy
sindi
kepo sama diri sendiri
sindi
jelas dilindungi 🙂
sindi
bercermin coba. itu drasha kalo lu bercermin 🤣
sindi
hahahah permainan wanita licik ya driel
sindi
yaampun kirain nayrel anaknya adriel. ternyata bukan 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!