NovelToon NovelToon
Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Noor.H.y

Aruna gadis sederhana dari keluarga biasa mendadak harus menikah dengan pria yang tak pernah ia kenal.
Karena kesalahan informasi dari temannya ia harus bertemu dengan Raka yang akan melangsungkan pernikahannya dengan sang kekasih tetapi karena kekasih Raka yang ditunggu tak kunjung datang keluarga Raka mendesak Aruna untuk menjadi pengganti pengantin wanitanya. Aruna tak bisa untuk menolak dan kabur dari tempat tersebut karena kedua orang tuanya pun merestui pernikahan mereka berdua. Aruna tak menyangka ia bisa menjadi istri seorang Raka yang ternyata seorang Ceo sebuah perusahaan besar dan ternama.
Bagaimana kehidupan mereka berdua setelah menjalani pernikahan mendadak ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor.H.y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Terpesona

Keheningan malam menyelimuti tepian pantai, hanya suara debur ombak yang terdengar memecah sunyi. Aruna melangkah pelan, sesekali melirik ke arah Raka yang berjalan di sisinya.

Dengan sedikit ragu akhirnya Aruna membuka mulutnya bersuara.

"Kalau suatu saat nanti Mesya kembali, apa kamu akan kembali padanya ?".

Raka menoleh saat mendengar pertanyaan Aruna, sedetik kemudian pandangannya kembali menatap kedepan, hela nafas panjang Raka pun terdengar.

"Entahlah.. Sampai sekarang pun orang suruhanku belum ada yang mampu menemukan keberadaannya". Raka menghentikan langkahnya menoleh menatap Aruna "Dan kamu, apa masih mencintai lelaki itu?".

Aruna menggeleng "Lelaki sepertinya tidak pantas untuk di cintai". Ucap Aruna lalu melangkah pergi mendahului Raka.

Raka menaikkan sudut bibirnya, tersenyum tipis menatap Aruna yang berlalu pergi, sesaat kemudian ia pun menyusulnya.

* *

Matahari sudah tinggi, tapi pagi masih terasa sunyi di kamar itu. Aruna dan Raka masih terlelap, terjebak dalam lelap yang baru mereka mulai setelah subuh. Jam telah menunjukkan pukul sembilan, namun kehangatan tempat tidur membuat mereka enggan beranjak.

Ketukan terdengar dari luar pintu, pelan namun berulang. Aruna hanya menggeliat kecil di balik selimut, sama sekali tak berniat bangun. Setelah beberapa kali ketukan tak direspons, Raka pun bangkit dengan malas, menguap sejenak, lalu menekan handle pintu dengan mata setengah terpejam.

"Surprise....."

Raka membulatkan matanya saat melihat seorang wanita dengan pakaian modis berdiri di depan pintu kamarnya.

"Tante.. Ngapain Tante Merry disini?".

Sebelum Tante Merry menjawab terdengar deringan ponsel milik Raka. Ia memberi kode dengan tangan agar Tante Merry menunggu, dan berhenti bicara.

[ Apa Tante mu sudah sampai ? ]

Raka melirik Tante Merry "Hm..."

[ Papa yang menyuruh dia jauh-jauh terbang dari kanada, untuk photoshot post wedding. Semuanya sudah Papa atur, sekarang kamu tinggal menurut pada Merry ]

Merry tersenyum manis, saat melihat wanita cantik dengan tatapan sayu khas bangun tidur berdiri di belakang Raka.

"Ada apa sih ribut-ribut..."

"Hey... Wah ternyata tak salah ponakan Tante ini memilih istri, cantik dan manis". Ucap Tante Merry langsung menghampiri Aruna.

Aruna menatap bingung dengan kedatangan seorang wanita modis yang pagi-pagi sudah menganggu tidurnya itu.

"Seperti nya Mas Agung sudah memberitahu Raka, jadi lebih baik kalian cepat bergegas mandi. Tante tunggu di luar. Oke..". Merry melambaikan tangan lalu menutup pintu kamar.

Setelah pintu tertutup, Aruna menghampiri Raka "Dia siapa ? Terus ngapain suruh kita mandi cepat ? Sebenarnya dia mau ngapain ?". Aruna mengajukan beberapa pertanyaan pada Raka.

"Dia Tante Merry, lebih tepatnya adik perempuan Papa. Dia tinggal di Kanada, seorang creative photographer. Dia juga yang akan menghandle photoshot post wedding kita". Raka duduk membuka ipad "Mending kamu mandi dulu, saya mau check email. Ingat nggak usah lama-lama bersiap, karena Tante Merry tidak suka menunggu terlalu lama". Lanjut Raka

* *

Merry melambaikan tangannya saat melihat Aruna dan Raka berjalan keluar Villa.

"Baik, hari pertama kita mengambil sport di pantai. Kalian bisa ganti dengan pakaian yang sudah saya siapkan". Ucap Merry menyuruh kedua asistennya untuk menata rias mereka berdua. Aruna meninggalkan Merry dan Raka bersama salah satu penata rias ke dalam ruang ganti.

"Ternyata Aruna nggak kalah cantik ya Ka, manis juga dia anaknya. Kalian memang cocok si, jadi menurut Tante kamu mending move on dari Mesya, udah belajar aja mencintai Aruna, Tante Rasa dia lebih baik dari Mesya". Ucap Merry saat Raka selesai berganti pakaian yang Merry siapkan.

"Ck.. Pasti Papa nggak hanya meminta Tante buat acara post-wedding aku, tapi juga untuk menceramahiku kan".

Merry beralih duduk di samping Raka "Tante tahu perasaan kamu, tapi nggak ada salahnya membuka hati kamu untuk wanita lain. Toh sekarang Mesya nggak tau dimana keberadaannya. Jujur aja Tante juga merasa marah padanya, kamu sudah menuruti semua keinginan Mesya tetapi apa balasannya... Dia malah pergi meninggalkanmu begitu saja tanpa kabar. Untung saja Penyakit Papa mu tidak kambuh Raka".

Raka tak membalas perkataan Merry. Benar saja.. Memang selama ini Raka sudah terlalu banyak memperjuangkan hubungannya dengan Mesya sampai saat dimana mereka berdua akan menikah. Raka menuruti semua permintaan, pesta pernikahan impian Mesya, tetapi di saat-saat terakhir ia malah pergi meninggalkannya tanpa sebuah pesan pun. Entah sebenarnya apa yang ada di pikiran Mesya saat itu.

Merry langsung berseru senang saat melihat Aruna keluar menghampirinya. Ia memakai dress putih selutut senada dengan warna baju milik Raka, dengan make up yang halus dan rambut panjang yang di biarkan tergerai. Jepit bunga kecil di sisi kanannya membuat penampilannya semakin manis. Aruna terlihat sangat cantik.

"Sayang.. Kamu terlihat sangat cantik hari ini, nggak salah Tante memilihkan baju. Iya kan Raka..". Ucap Merry sesaat lalu menoleh ke arah Raka.

Raka hanya diam mematung melihat Aruna yang terlihat begitu berbeda dari biasanya. Raka terbiasa melihat Aruna dengan setelan kasual: baju simpel, celana panjang, dan rambut yang selalu dikuncir kuda. Tapi kali ini berbeda. Saat ia melihat Aruna dalam balutan gaun putih dengan rambut tergerai, seolah waktu berhenti sejenak. Kecantikannya membuat Raka terbius tanpa sadar, matanya tak bisa lepas dari sosok dihadapannya.

Merry tersenyum saat melihat Raka terdiam mematung saat memandangi Aruna "Liat saja Aruna, keponakan Tante sampai nggak bisa berkata-kata saat melihat kamu, kamu memang cantik luar biasa..".

Aruna hanya tersipu malu mendengar pujian heboh dari Tante Merry. Namun, rasa malu itu berubah menjadi gugup saat matanya tanpa sengaja menangkap tatapan Raka yang hanya diam, tak mengucapkan sepatah kata pun. Keheningan Raka justru membuat jantung Aruna berdetak lebih cepat. Ia menunduk, berusaha menyembunyikan rona merah di pipinya.

"Raka..." Panggilan Merry setengah berteriak membuat Raka tersadar dari diamnya.

"Ehm.. Apa sudah siap semuanya Tante, lebih baik kita mulai sekarang sebelum cuaca semakin panas".

"Baik.. sekarang kita bersiap, waktu memang sudah semakin siang.. Ayo..".

Berikut tiga versi lain dari adegan “Merry menginstruksikan keduanya saat tiba di pantai”, masing-masing dengan gaya yang berbeda:

Langkah mereka terhenti di bibir pantai, debur ombak menyambut tenang. Merry berdiri sejenak, lalu mengangkat kameranya perlahan, seolah sadar momen ini terlalu indah untuk dilewatkan.

“Sekarang... pegang tangan Aruna,” ucapnya lirih, tapi tegas.

“Lihat dia, Raka. Kayak kamu baru sadar betapa kamu mencintainya.”

"Kenapa gue deg-degan gini sih, saat dia genggam tangan dan menatap gue" Gumam Aruna dalam hati, membuat pipi nya mendadak bersemu merah

Keheningan menyelimuti beberapa detik sebelum klik shutter terdengar—membekukan rasa dalam satu bingkai.

"Kenapa ? panas yah ? Pipi mu merah sekali.." ucap Raka saat melihat rona merah di pipi Aruna.

"Em.. Mungkin iya yah.. Cuaca panas banget..". Aruna menangkup kedua pipinya lalu mengipas-ngipaskan kedua tangannya, untuk menetralisir rasa gugupnya.

"Kita istirahat dulu Tan, panas banget.. disini".

"Baik, kita istirahat dulu. lanjut lagi nanti sore". Membalas ucapan Raka

Berikut versi naratif yang mengalir halus dan tetap romantis dengan sentuhan kejutan lucu:

Raka dan Aruna berjalan meninggalkan tepi pantai.

Namun tiba-tiba, langkah Aruna limbung—mungkin karena pasir yang tak rata, atau karena lelah—dan tubuhnya condong ke depan. Raka yang refleks mencoba menahan, justru kehilangan keseimbangan karena posisinya tak siap.

Mereka terjatuh.

Brukk!

Raka terdorong ke bawah, sementara Aruna jatuh menindihnya. Dalam posisi canggung itu, wajah mereka begitu dekat. Dan tanpa sengaja—karena jarak yang nyaris nol—bibir Aruna menyentuh kening Raka.

"Wah.. ini si posisi bagus..".

ckrek....ckrekk

Bersambung * *

1
Elisabeth Ratna Susanti
tinggalkan jejak 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
run away.┲﹊
Wah! Gak sabar nunggu karyamu yang baru, Thor!
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir di karyaku 😊
total 1 replies
Takagi Miho
Aku jadi pengen kesana lagi karena settingan tempatnya tergambar dengan sangat baik.
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!