NovelToon NovelToon
Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Ruang Ajaib
Popularitas:77.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Mei Lan, seorang gadis cantik dan berbakat, telah hidup dalam bayang-bayang saudari kembarnya yang selalu menjadi favorit orang tua mereka. Perlakuan pilih kasih ini membuat Mei Lan merasa tidak berharga dan putus asa. Namun, hidupnya berubah drastis ketika dia mengorbankan dirinya dalam sebuah kecelakaan bus untuk menyelamatkan penumpang lain. Bukannya menuju alam baka, Mei Lan malah terlempar ke zaman kuno dan menjadi putri kesayangan di keluarga tersebut.

Di zaman kuno, Mei Lan menemukan kehidupan baru sebagai putri yang disayang. Namun, yang membuatnya terkejut adalah gelang peninggalan kakeknya yang memiliki ruang ajaib. Apa yang akan dilakukan Mei Lan? Yuk kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meningkatkan Kekuatan

Malam itu, langit di luar tampak kelam namun bertabur bintang. Di dalam rumah kecil yang beratap bocor, hanya suara jangkrik dan hewan lainnya terdengar.

Qing Mei berbaring menatap langit-langit bambu yang mulai lapuk. Beberapa lubang kecil memantulkan cahaya bintang dari luar.

Anehnya, pemandangan sederhana itu terasa lebih menenangkan dibanding kamar mewah tempat ia hidup sebelumnya, kamar yang penuh kemewahan, tapi juga luka dan air mata.

Matanya lalu beralih menatap sosok sang ibu, Qing Rong, yang tertidur di sisi kiri. Wajahnya tampak teduh, meski gurat lelah dan usia terlihat jelas. Sementara di sisi lantai, Qing Wei dan Qing Dao terlelap di atas alas jerami tipis, dengan napas yang teratur.

Hati Qing Mei terasa hangat sekaligus perih. Beginikah rasanya memiliki keluarga yang benar-benar tulus? pikirnya.

Ia menggenggam ujung selimutnya pelan, menatap mereka satu per satu. Kata-kata yang sempat terucap sebelum mereka tidur tadi terngiang di telinganya.

“Besok kita makan apa, Bu?” tanya Qing Dao tadi dengan suara kecil, takut Qing Mei mendengar suaranya.

“Entahlah, Nak, mungkin Ibu akan ke pasar bantu orang mengangkat sayuran,” jawab Qing Rong, lembut.

“Aku akan cari kayu lebih banyak besok,” ujar Qing Wei menimpali, meski tubuhnya masih memar.

Semua itu membuat dada Qing Mei sesak. Ia menggigit bibir, lalu menatap gelang perak di pergelangan tangannya. Gelang itu berkilau samar seolah merespons pikirannya.

Ruang ajaib, Aku belum sempat menjelajahinya sepenuhnya, pikirnya.

Namun, kali ini ia bingung. Bagaimana cara masuk ke sana? Ia memejamkan mata, mencoba mengingat kembali sensasi saat sebelumnya tersedot ke ruang itu. Tapi tak terjadi apa-apa.

Tiba-tiba, sebuah suara lembut namun jelas terdengar di dalam pikirannya.

“Cukup pejamkan matamu, dan fokuskan niatmu untuk kembali, Tuan.”

Qing Mei tersentak kecil. “Meilong?” bisiknya pelan.

“Ya, Tuan. Saya di sini. Lakukan seperti yang saya katakan.”

Tanpa pikir panjang, Qing Mei menutup matanya rapat, memusatkan pikiran. Detik berikutnya, tubuhnya tersedot oleh pusaran cahaya lembut.

Dan saat membuka mata, ia kembali berada di ruang ajaib itu.

Cahaya alami dari langit semu menyinari hamparan tanah subur dan kolam bening di tengah taman kecil. Udara di sana segar dan terasa penuh energi.

Roh penjaga itu, Meilong, muncul di hadapannya, wajahnya terlihat tampan dan juga cantik.

“Selamat datang kembali, Tuan,” ucapnya dengan senyum ramah.

“Jadi ini benar-benar ruang ajaib itu,” ujar Qing Mei kagum, menatap sekeliling. “Tapi, di sana ada apa?” ia menunjuk ke arah bangunan kecil seperti paviliun batu.“rasanya berbeda dari sebelumnya.”

Meilong menatap ke arah itu, lalu menjelaskan,

“Itu adalah ruang medis, Tuan. Tempat penyembuhan dan pembuatan obat spiritual. Namun, saat ini pintunya masih tertutup.”

“Kenapa tertutup?” tanya Qing Mei.

“Karena kekuatan Anda belum cukup. Untuk membukanya, Anda harus menembus ranah kultivasi dasar terlebih dahulu.”

Qing Mei terdiam sejenak, lalu menatap gelang di tangannya. “Kalau begitu, bagaimana aku memulainya?”

Meilong tersenyum lembut. “Ikuti saya.”

Ia berjalan menuju kolam di tengah taman. Airnya bening dan berkilauan seperti kaca, di dasar kolam terlihat batu besar berbentuk datar, seolah memang disiapkan untuk meditasi.

“Duduklah di atas batu itu,” kata Meilong. “Tapi sebelum berkultivasi, minumlah sedikit air spiritual dari kolam ini. Itu akan membantu membuka dantian Anda.”

Qing Mei menatap air itu dengan hati-hati. “Apakah aman? Tidak beracun bukan? Aku tidak ingin mati dua kali.”

Meilong meringis mendengar ucapan Qing Mei. “Tentu saja, aman. Air ini berasal dari energi murni langit dan bumi. Tapi hanya seteguk saja, jangan berlebihan, atau tubuh Tuan akan kesulitan menahan aliran energi.”

Qing Mei mengangguk. Ia berlutut di tepi kolam, menciduk sedikit air dengan tangannya.

Begitu air menyentuh lidahnya, rasa dingin dan segar menyebar ke seluruh tubuhnya. Dalam sekejap, tubuhnya terasa ringan, tapi juga seperti dialiri aliran listrik lembut.

“Sekarang duduklah, dan tutup mata, Tuan. Fokuskan napas. Rasakan energi di sekitar.”

Qing Mei menuruti. Ia duduk bersila di atas batu, menenangkan pikirannya. Awalnya sulit, napasnya tersendat, pikirannya bercabang ke mana-mana. Tapi suara lembut Meilong terus membimbingnya.

“Tenangkan hati. Bayangkan ada cahaya hangat di pusat tubuh Tuan. Itulah inti kekuatan Anda. Bukalah jalur energi menuju sana.”

Perlahan, Qing Mei merasakan sesuatu berputar di dalam tubuhnya. Aliran hangat mulai bergerak dari perut menuju dada, lalu ke seluruh tubuh. Tapi di tengah jalan, terasa ada dinding tipis yang menghalangi.

“Ugh!” ia mengerang pelan.

“Teruskan, Tuan. Jangan berhenti. Dinding itu adalah batas antara manusia biasa dan kultivator. Hancurkan dengan tekadmu.”

Qing Mei menggertakkan giginya, memusatkan tenaga. Tiba-tiba, sesuatu meledak lembut di dalam tubuhnya seperti gelombang air yang pecah. Tubuhnya bergetar, dan cahaya lembut melingkupi dirinya.

Energi spiritual mulai berputar cepat di sekelilingnya.

“Ya … bagus sekali, Tuan! Jalur energinya terbuka!” seru Meilong penuh semangat.

Waktu di ruang itu terasa berbeda. Dalam beberapa jam, Qing Mei berhasil menstabilkan aliran energinya dan dalam satu hembusan napas terakhir, seluruh tubuhnya bergetar keras.

Boom!

Aura kuat keluar dari tubuhnya, membuat air kolam beriak hebat. Meilong menatap dengan mata membelalak.

“Tidak mungkin! Ranah Prajurit tingkat empat?! Dalam satu malam?”

Qing Mei membuka matanya perlahan. Tatapannya kini jernih, dan tubuhnya terasa lebih kuat. Ia memandangi tangannya sendiri, tak percaya dengan perubahan besar itu.

“Aku benar-benar melakukannya,” gumamnya pelan.

Meilong tertawa senang. Tubuhnya yang semula hanya berupa roh biru kini perlahan berubah lebih nyata. Ia menatap kakinya sendiri dengan kagum.

“Tuan! Karena kekuatan Anda meningkat pesat, sebagian energi yang mengikat saya akhirnya terlepas!” serunya bahagia.

“Jadi sekarang kamu punya kaki?” tanya Qing Mei, menatapnya geli.

“Benar! Ha! Ha! Ha! Ha! Ini pertama kalinya saya bisa berdiri tegak setelah ribuan tahun!”

Qing Mei ikut tersenyum, merasa hangat mendengar tawa tulus itu. “Kalau begitu, ayo kita lanjutkan. Aku ingin tahu seberapa jauh tempat ini bisa membantuku.”

“Dengan kekuatan Anda sekarang, ruang ini akan mulai bereaksi dan berkembang. Saya yakin tak lama lagi, fasilitas lain akan terbuka,” kata Meilong senang.

Udara di sekitar terasa lebih hangat dan segar, seperti dunia kecil itu ikut bernapas kembali. Meilong masih berdiri dengan senyum lebar, sementara Qing Mei menatap sekeliling penuh rasa kagum.

Klik!

Dan benar saja, tiba-tiba, suara bergema. Sebuah cahaya menyilaukan muncul dari arah paviliun batu yang sebelumnya tertutup rapat.

Bersamaan dengan itu, tanah di sekitar kolam bergetar lembut ladang pertanian yang semula kecil, kini meluas dua kali lipat. Pohon-pohon kecil bermunculan dari tanah, dan aroma spiritual menyeruak ke udara.

Qing Mei menatap dengan mata membesar. “Apa yang terjadi, Meilong?”

Roh itu tersenyum lebar, matanya bersinar penuh semangat. “Tuan, saya sudah bilang sebelumnya! Karena Anda berhasil menembus hingga ranah Prajurit tingkat empat, sebagian besar ruang kini terbuka! Ruang medis, ladang pertanian, dan—”

Belum sempat ia melanjutkan, terdengar lagi suara gemuruh lembut dari sisi lain taman. Dinding batu di pojok kanan memudar, memperlihatkan sebuah ruangan besar yang dipenuhi rak-rak kayu dan gulungan kitab.

Qing Mei kembali tertegun.

1
Fransiska Husun
👿👿🤬/Panic//Panic/
Umi Pipin
najis....Gedeg bnget
Chauli Maulidiah
lanjoooooootttt thoorrrr
V
lagi kak lagiii update yang banyak² pokoknya 😤😤😤😤
ratu
maaf tambah lagi Thor 🥺
vj'z tri
persahabatan bagai kepompong merubah ulat menjadi kupu-kupu ahay🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ariska26
ikut emosi boleh gk si,,pngen ngebantai tu kluarga rasanya
Fransiska Husun: sampe ke ubun2 emosi q
total 1 replies
mama_im
gilaaaaaaa 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
bunda kk
keren
Yuni Alyssa
nanggung Thor lg donk biar ga penasaran 😂😂
Zea Rahmat
gregetannnnnnnnnnn🤬🤬🤬🤬🤬
Zea Rahmat
si peaaaaa🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Nurhayati Nurhayati
bikin penasaran 👍
Chauli Maulidiah
walah... lanjut po o Thor..
Tiara Bella
okey lanjut
ratu
penasaran Thor tambah lagi dong please
Zea Rahmat
penasaran karna nya apa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis: Flashbacknya agak panjang dkit kak. Biar dapet feelnyaa 🙏🙏😁😁
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
wah enak ada bestie didunia kuno bisa ngerumpi bareng 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Erna Fkpg
tiga sahabat sejati dipertemukan didunia kuno
Ririn Santi
oh syukurlah ternyata bestiannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!