NovelToon NovelToon
Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tidak ada tanggal sial di kalender tetapi yang namanya ujian pasti akan dialami oleh setiap manusia.

Begitupun juga dengan yang dialami oleh Rara,gadis berusia 21 tahun itu harus menerima kenyataan dihari dimana kekasihnya ketahuan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri dan di malam itu pula kesucian dan kehormatannya harus terenggut paksa oleh pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Kehidupan Rara dalam sehari berubah 180 derajat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 10. Dugaan

Tiga bulan lebih sudah berlalu sejak kejadian malam kelam itu dan sudah dua bulan Rara menjadi seorang tenaga pendidik sekaligus pengajar di salah satu sekolah dasar negeri.

Terkadang dia akan bermimpi buruk dan membuatnya insomnia kesulitan untuk tidur ketika dia teringat dengan kejadian malam itu. Tapi, selama memiliki banyak aktifitas di luar rumah mimpi itu juga berangsur telah berkurang.

Awal-awal kejadian hampir setiap malam ketika tertidur lelap, tapi belakangan ini tersisa sesekali dan hanya malam-malam tertentu saja dia akan kembali bermimpi buruk.

“Syukur Alhamdulillah, makasih banyak ya Allah Engkau telah mengajarkan kepadaku banyak hal sehingga perlahan-lahan aku bisa berdamai dengan masa laluku,”

Meskipun hanya sebagai guru bantu, tetapi Rara tetap bersyukur. Dengan setiap hari berinteraksi dengan beberapa anak-anak dan bertemu banyak anak-anak murid dan teman sesama guru membuatnya sedikit-sedikit bisa melupakan noda hitam malam itu dan juga perselingkuhan kekasihnya.

“Semoga melihat senyuman anak-anak bisa menghilangkan kenangan demi kenangan buruk itu yang hampir membuatku gila. Aku ingin melupakan semua hal-hal yang tidak baik itu ya Allah, aku mohon bantu aku,” cicitnya Rara sambil memperhatikan penampilannya sebelum berangkat ke sekolah.

Kedekatannya dengan pria yang bernama Yudha melalui pesan chat semakin intens dan lancar saja. Hampir setiap hari mereka saling berkomunikasi dan bertukar kabar meskipun hanya lewat chat saja.

Hubungan Rara dengan guru-guru lain jugs berjalan semestinya, selain dengan Pak guru yang bernama Bara Yudha Nugraha.

Hubungannya nampak tidak akur dan terlihat seperti kucing dan tikus saja tidak pernah terlihat dekat selalu melempar tatapan dingin.

Rara tidak peduli dengan satu orang yang tidak menyukainya. Baginya yang paling penting orang lain masih menerima kehadirannya di sekolah itu.

Setelah beberapa minggu, Rara sekarang mengajar di kelas 6 setelah Bu Farida pulang dari tanah suci.

Rara menyelesaikan jam kedua pagi itu dan berjalan ke arah kantin karena pagi tadi tidak sempat makan dikarenakan terlalu terburu-buru.

Kedatangannya disambut hangat oleh penjaga kantin,” Bu guru Rara mau makan apa?”

Rara tersenyum simpul sebelum menjawab pertanyaan dari Bu Mira sang pemilik kantin tersebut.

“Ada nasi kuning nggak Bu? Aku pesan nasi kuning telur plus daging rendangnya. Kemarin sudah makan ayam jadi kali ini pake daging kayaknya enak,” ucapnya sambil mengambil beberapa gorengan di atas nampan makanan yang berisi beberapa jenis aneka gorengan.

“Siap Bu Rara pesanannya akan ibu siapkan. Bu Rara bisa duduk di kursi sebelah sana saja karena cuman itu yang masih kosong,” pinta Bu Mira sembari menunjuk ke arah meja panjang.

“Siap Bu, jangan lama-lama yah sudah lapar soalnya,” balasnya yang berjalan ke arah meja sambil membawa piring berisi gorengan tahu isi, bakwan udang, jalangkote dan risoles.

Rara duduk di kursi kemudian menikmati aneka gorengannya tanpa peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Bahkan termasuk tidak memperhatikan orang yang duduk di depannya.

“Masya Allah, kenapa yah gorengan itu makanan yang paling nggak pernah buat gue bosan. Setiap hari makan juga nggak masalah,” cicitnya Rara.

Akhir-akhir ini Rara merasakan nafsu makannya semakin bertambah saja. Terkadang Rara makan sampai empat kali ditambah cemilan dan snack lainnya.

“Ya Allah jalan kotenya enak banget, pake isi telur lagi,” gumamnya sambil terus memakan gorengannya tanpa henti seolah ia baru melihat makanan seumur hidupnya saja.

“Astaganaga! Lo kayak orang yang nggak makan seminggu saja! Semua makanan selalu enak dan tidak pernah terlewatkan Lo nikmati!” sarkas seseorang yang duduk di depannya.

Rara sangat khatam siapa pemilik suara orang yang telah menyindirnya secara halus.

Rara mencebikkan bibirnya,” emang gue pikirin apa yang Lo katakan! Lagian kenapa Lo yang sewot gue makan apapun dan sebanyak gunung sekalipun bukan pake uang Lo juga Pak Bara Yudha Nugraha yang terhormat!”

Rara berjalan mengambil sebuah botol minuman dingin dari dalam showcase yang terletak berdiri kokoh di sudut ruangan kantin tersebut.

“Kalau dilihat-lihat Lo itu makan kayak bumil yang ngidam makan ini makan itu,” ucap Bara lagi.

Rara seketika berhenti mengunyah makanannya mendengar perkataan dari pria yang terkadang menjengkelkan itu tapi sayangnya ganteng.

“Ya Allah, apa jangan-jangan gue hamil beneran? Sudah tiga bulan gua belum haid soalnya.” monolog Rara.

Rara terdiam mematung meresapi setiap perkataannya Bara, dia reflek mengusap perutnya yang sedikit membuncit.

“Tapi, emang sih jadwal datang bulanannya gue memang nggak teratur. Apa sebaiknya gue beli testpack. Kalau gue hamil anak dari pria bejat itu gimana ya Allah?” Batinnya Rara yang terlihat sendu dan seketika hilang nafsu makannya.

Nafsu makannya Rara seketika menurun drastis memikirkan hal itu. Apa yang terjadi kepada Rara tak luput dari perhatian Bara, pria yang bertemu dengannya selalu berbicara nyinyir bin julid itu.

Bara menaikkan sebelah alisnya melihat reaksinya Rara yang terlihat aneh, “Kok wajah Lo pucat pasi gitu sih!? Nggak usah dimasukkan ke hati omongan gue. Lagian gue itu cuma bercanda kok, santuy saja kalau memang Lo aslinya nggak hamil,” ujarnya Bara dengan entengnya.

Rara berusaha untuk menormalkan perasaannya, karena dia tidak ingin orang-orang curiga dengan kondisi tubuhnya yang bisa membuat orang lain berpikir yang aneh-aneh tentang dirinya.

Dia nampak salah tingkah dan tangannya sampai tremor memegangi botol kemasan air mineralnya.

“Gue cuman kepikiran kenapa Bu Mira lama banget mengantar nasi kuningnya,” kilahnya Rara yang tidak ingin Bara curiga kepadanya.

Bu Mira berjalan tergesa-gesa ke arah meja dimana Bara dan Rara berada. “Maaf Bu guru cantik, tiba-tiba banyak pembeli jadi layani mereka dulu karena anaknya ibu Melati tidak datang karena sakit,” ujarnya Bu Mira.

“Nggak apa-apa kok Bu santai saja, Melati sakit apa, sudah dibawa periksa ke dokter?” Tanyanya Rara yang kedua bola matanya berbinar-binar melihat makanan yang ada di depannya yang asapnya masih mengepul dari atas nasi kuning.

“Putrinya ibu itu hamil muda sudah dua bulan jadi sedikit manja, yang jadi masalah suaminya belum balik dari berlayar baru dua bulan yang lalu berangkatnya ke Samarinda,” jelasnya Bu Mira.

“Alhamdulillah selamat yah, ibu akan menjadi nenek. Semoga debay dan ibunya disehatkan dan lahirannya normal,” sahut Rara.

Doa setulus hati dari Rara ucapkan untuk putrinya Bu Mira yang sedang hamil muda.

“Amin ya rabbal alamin, silahkan dicicipi Bu guru cantik. Pak guru Bara masih mau nambah gorengannya mungkin?” Tanyanya Bu Mira seraya menatap Bara.

“Makasih banyak, sudah kenyang apalagi melihat orang yang makan dengan lahap aku semakin kenyang Bu Mira,” tolaknya sambil terkekeh melihat Rara yang kembali menyantap nasi kuningnya yang lauk pauknya tempe, tahu, mie, acar, daging sapi, telur balado ditambah kerupuk semakin terasa nikmat dan lezat.

Bel jam waktu jam pulang sekolah berbunyi. Rara buru-buru pulang karena berniat untuk mampir ke salah satu apotek. Tetapi, dia tidak ingin apotik yang dekat dari sekolah ataupun yang dekat dari rumahnya.

Alasannya disebabkan agar tidak ada orang yang mengenalnya melihat membeli alat yang terbilang keramat untuk seorang perempuan yang berstatus masih single belum menikah.

Rara berharap dugaan dan ketakutannya tidak menjadi kenyataan. Karena hidupnya semakin hancur jika benar adanya dia harus hamil di luar nikah.

Malam harinya, Rara hendak melakukan tes terhadap urinenya, tapi tertunda dengan berbagai macam kegiatan dan pekerjaan setelah sampai di rumahnya hingga dia melupakan melakukan tes itu. Rara menyimpan alat tes itu ke dalam laci meja nakasnya.

Beberapa hari kemudian…

Rara duduk di hadapan kedua orang tuanya dan kedua adiknya setelah balik dari sekolah.

Rara memperhatikan dengan seksama raut wajah setiap orang yang duduk di hadapannya.

“Kenapa kalian menatapku seperti itu! Apa bapak dengan ibu baik-baik saja atau ada masalah yang terjadi di toko sembako kita?” Tanyanya Rara yang memang sejak toko itu berdiri belum pernah mampir ke karena kesibukannya yang sangat padat.

Briana dan Arianna hanya memperhatikan ketiga orang dewasa yang duduk di depannya sambil ngemil snack yang ada di dalam sebuah toples plastik.

“Rara, apa kamu sudah siap menikah jika misalnya ada lelaki yang berniat melamar kamu?” tanyanya Pak Rizal dengan hati-hati takut menyinggung perasaannya Rara.

Betapa terkejutnya mendengar ucapan bapaknya tersebut sampai-sampai ia berdiri dari posisi duduknya.

“Me-ni-kah dengan siapa! Apa pria itu sudah mengetahui apa yang terjadi kepadaku Bapak! Gimanami itu kalau dia sama kedua orang tuanya mengetahui kalau Rara tidak suci lagi?” Rara mengecilkan suaranya karena cukup malu sudah berkata seperti itu di depan anggota keluarganya.

Bu Hartati mengelus lengannya Rara, “Putriku, kami sudah berbicara dengan mamanya lelaki itu yang hendak melamarmu dan Alhamdulillah beliau sama sekali tidak mempermasalahkannya. Lagian ibu dengan mamanya pria itu sudah menjodohkan kalian sejak kalian masih dalam kandungan,” jelasnya Bu Hartati panjang kali lebar sepanjang masa mudanya author hehe.

“Mak-sudnya lelaki yang mau dijodohkan denganku adalah anak dari teman sekolahnya ibu dan mereka menerima kondisiku yang sudah tidak perawan lagi?” Tanyanya lagi Rara yang tergagap.

Bu Hartati mengangguk,” benar sekali dan kebetulan kedua orang tuanya pria itu akan datang ke rumah malam ini berniat untuk melamarmu Nak, tapi kemungkinannya anaknya temannya ibu itu nggak bisa datang karena dia ke Jakarta pagi tadi.”

Rara mana mungkin mengecewakan kedua orang tuanya lagian juga mana ada pria dan orang tua bisa menerima calon anak menantunya dalam keadaan yang tidak utuh lagi.

“Bismillahirrahmanirrahim, baiklah Rara setuju,” ucapnya Rara akhirnya setuju juga tanpa banyak pikir lagi.

Malam harinya, Rara sudah berpakaian cukup rapi dan cantik serta anggun dari biasanya.

Pintu kamarnya diketuk oleh seseorang dari arah luar.

“kak Rara, katanya ibu kakak diminta ke bawah karena tamunya Bapak sama ibu sudah datang,” teriak Briana dari depan pintu.

“Turunmi Dek, kakak akan menyusul,” teriaknya pula Rara yang membalas ucapannya Briana.

Rara mengecek penampilannya beberapa kali di depan cermin, setelah dirasa cukup bagus barulah dia turun ke lantai dasar.

Baju gamis bermotif bunga-bunga berwarna coksu senada dengan hijabnya yang dipilih oleh Rara sebagai outfitnya untuk menemui calon ibu dan bapak mertuanya.

“Bismillahirrahmanirrahim, lancarkan segalanya yah Allah, semoga rencana baik kami ini segalanya berjalan sesuai dengan yang kami harapkan,” cicitnya Rara sambil menuruni satu persatu anak tangga.

Kedatangan Rara membuat semua perhatian tertuju kepada gadis cantik yang dua hari lagi akan berulang tahun yang ke 22.

“Masya Allah, cantiknya calon menantunya ibu,” pujinya perempuan paruh baya yang kelihatannya lebih tua dibandingkan dengan Bu Hartati.

“Syukur Alhamdulillah makasih banyak atas pujiannya Mbak Ratu, ini putri sulung kami bernama Azzahrah Elara Sofia,” imbuhnya Bu Hartati sembari berjalan ke arah Rara.

“Nenek, dia kan kakak cantik yang menolong nenek beberapa minggu lalu waktunya kita menabrak pembatas jalan,” ucapnya seorang anak gadis sambil menunjuk ke arah Rara.

Rara mengalihkan pandangannya ke arah gadis remaja yang menunjuknya itu,” Mairah!”

1
sunshine wings
😯😯😯😯😯
sunshine wings
jangan sesali apa yg sudah ditakdirkan untukmu Rara.. Setiap orang itu sudah ditakdirkan dengan porsi masing².. kita cuman dapat redho dan ikhlaskan.. Siapa kita untuk melawan takdir Allah ya kan .
sunshine wings
🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️😍😍😍😍😍
sunshine wings
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Sabar ya Rara.. ikhlaskan.. kalaupun kamu tau kisah sebenarnya maafkanlah suamimu ya karna dia juga sudah berusaha mencarimu.
sunshine wings
Insha Allah Aamiin.. 💪💪💪💪💪🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
plong rasanya tp blom selesei.. masih ada Rara dengan traumanya.. 😔😔😔😔😔
sunshine wings
🥺🥺🥺🥺🥺
sunshine wings
nah.. nah.. nah..
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
iyaakan sebagai idola pada yg muda ♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
Aamiin yra 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
tunggu dan lihat 💪💪💪💪💪
sunshine wings
pasti Allah kabulkan 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
kayak udah merasa d mulut.. 😋😋😋😋😋
Eva Karmita
dan sayangnya memang Bara yg ngadon 😅😅
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hahaha 😂🤭
total 1 replies
sunshine wings
jangan pernah bosan melihat komen²ku ya author karna storynya seruuu amat!!!
semangat authir 💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: malah komentarnya kakak' penyemangat aku untuk terus update 🥰🥰🥰🙏🏻
total 1 replies
sunshine wings
👍👍👍👍👍
peringatan yang cukup bagus author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!