NovelToon NovelToon
Imamku Ternyata Bos Mafia

Imamku Ternyata Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Semua wanita pasti menginginkan suami yang bisa menjadi imam dalam rumah tangganya, dan sebaik-baiknya imam, adalah lelaki yang sholeh dan bertanggung jawab, namun apa jadinya? Jika lelaki yang menjadi takdir kita bukanlah imam yang kita harapkan.
Seperti Syahla adzkia, yang terpaksa menikah dengan Aditya gala askara, karena sebuah kesalahpahaman yang terjadi di Mesjid.
Akankah syahla bisa menerima gala sebagai imamnya? ataukah ia memilih berpisah, setelah tahu siapa sebenarnya gala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syahga 10.

Syahla terkejut mendengar nama tempat tinggal suaminya, yang ia tahu itu adalah bangunan bertingkat yang di huni oleh orang dengan level menengah ke atas.

Ia menelan salivanya, pikirannya dipenuhi tanda tanya, seberapa kaya suaminya tersebut? Hingga ia bisa tinggal di apartemen.

Bahkan khayalan-khayalannya mulai bermunculan, ia tengah melihat gedung tinggi yang menjulang lalu naik lift dan masuk kedalam ruanga luas dengan furniture mahal dan berkelas.

"Sa," panggil Gala pelan.

"Sasa!" panggil lelaki itu sembari menggoyangkan lengan syahla dengan pelan.

Barulah gadis itu tersadar.

"Eh, iya. Ada apa mas?" tanya Syahla celingukan yang berujung hanya melirik suaminya.

Gala berdecak sebal. "Elo yang ada apa?"

Syahla tersenyum malu, ia habis mengkhayal tinggal dirumah bertingkat dan tinggi itu, entah bagaimana rasanya?

Yang terpikirkan adalah pemandangan kota yang bisa ia lihat di jendela kaca besar, ia keluar dan berdiam diri di balkon dengan angin yang berhembus menggoyangkan hijabnya.

Ahhhh ... Syahla pernah nonton drama korea, jadi ia pun pernah melihat apartemen mewah para sultan.

"Mas gala itu kerja apa bisa tinggal di apartemen?" tanya Syahla kepo.

"Cuma kerja kantoran," jawab Gala.

Tak mungkin ia harus membocorkan identitasnya, cukup nama-nama keluarganya saja yang sasa tahu, karena gala belum siap untuk mengatakannya pada keluarga termasuk mama naura dan papa jendral.

Bisa dipasung kalau ketahuan nikah dadakan, apalagi karena ketahuan berduaan di ruang kitab mesjid.

"Oh, begitu." Syahla kembali melihat laut dan fokus pada gelombang yang memecah di atas pasir dengan buih-buih putih kelabu.

Ini mungkin terakhir kalinya ia melihat laut karna bisa saja gala tak akan mengajaknya pergi ketempat itu, juga entah kapan ia akan kesini lagi?

Ya, mau gak mau syahla memutuskan untuk ikut agar mereka bisa saling mengenal satu sama lain, ketimbang disini ia hanya akan dibuat pusing oleh keluarganya, juga ia takut suaminya digondol pelakor dan tak ingin masa lalunya terulang lagi.

Masa lalu dimana lagi sayang-sayangnya malah jadi adik ipar, tentu ia tak ingin suaminya jadi milik orang lain.

Aroma asin yang berhembus melalui angin itu seakan memberinya ketenangan, dimana luka dan juga rasa sakit hilang dalam sekejap terbawa oleh kencangnya angin laut.

Perlahan warna jingga memudar berubah menjadi abu-abu, suasana semakin dingin dan sejuk, namun angin masih bergoyang kencang menyentuh kulitnya.

Pasangan pengantin itu masih menatap indahnya lautan, di pantai sayang heulang mereka mengucap janji dihati masing-masing dimana mereka akan saling menjaga untuk selamanya.

"Ya ALLAH, terima kasih untuk hadiahnya. Aku akan menjaganya dan menjadikannya pertama dan terakhirku, jadi tuntun-lah kami ke janah-Mu," ucap Syahla dalam hati sembari tersenyum menatap gala.

"Gue tak tahu jika dia jodoh gue atau bukan, tapi gue akan menjaganya seperti dia merawat gue kemarin," ucap Gala dalam hati.

Gala membalas senyuman itu, senyuman yang tak ia pahami tentang apa? Yang jelas ia merasakan sebuah ketenangan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Perlahan langit menggelap, lampu-lampu jalan menyala berkedip menghiasi setiap sudut pantai sayang heulang. Masih terdengar suara orang-orang yang berkunjung ke sana, ramai bersahutan dengan suara ombak yang memecah pantai.

Berbeda dengan pasangan satu ini, bu luna pulang kerumah dengan air mata yang deras, ia duduk di sofa ruang tamu sambil mengusap kasar kedua pipinya.

Ilham yang baru pulang kerja pun tak sengaja melihat ibu mertuanya yang dalam keadaan menyedihkan itu.

"Mah, mamah kenapa?" tanya Ilham.

Bu luna menoleh pada menantunya.

"Astagfirullah!" pekik Ilham yang langsung terjerembab karena mundur.

Ilham kaget melihat wajah ibu mertuanya itu. wajahnya sangat berantakan dengan make up yang luntur oleh air mata, eyeliner yang tidak waterproof membuat matanya terlihat mengerikan seperti sundel bolong, ditambah bibir merah menyala yang tampak belepotan.

Ilham menelan ludahnya tak bisa mengatakan apapun bahkan sekedar membujuknya untuk tenang.

Alesia keluar dari kamarnya, ia melihat ibunya yang tampak berantakan itu. Ia mendekati ibunya dan duduk disampingnya.

"Mamah kenapa?" tanya Alesia.

Ia tak kaget melihat ibunya yang mukanya mengerikan itu, ia mengusap lengannya untuk menenangkannya.

"Udah, mah. Lagi adzan, jangan nangis lagi," ujar Ilham.

"Gimana mamah gak nangis, kang mus sudah tak percaya sama mamah lagi," sahut bu luna masih dengan isakan walau pun pelan.

"Pantes lah, mamah juga sih. Ngapain bilang sasa bukan anak ayah?" ujar Ilham tak peduli.

Bu luna yang mendengarnya kembali menangis lagi dengan lebih deras, ia merasa tersindir dengan ucapan menantunya. Mana suaminya gak mau pulang dan memilih tinggal di tokonya, semuanya berubah setelah hari itu.

"Mas," sela Alesia membuat ilham diam.

"Sudahlah aku mau mandi," ucap Ilham yang segera beranjak dari tempat duduknya meninggalkan ibu dan anak itu.

Disaat itulah syahla dan gala pulang, mereka masuk kedalam rumah dimana tangan gala membawa kresek putih besar yang berlogo nama minimarket terkenal.

Alesia melirik pasangan pengantin dadakan tersebut, ada rasa iri yang bergemuruh didada wanita itu melihat gala menenteng kresek putih tersebut.

"Kamu habis belanja? Pantes pulangnya maghrib, cepat masak kita udah pada laper nih," ujar Alesia memerintah dengan kasar.

Gala segera berdiri menghalangi dan melindungi istrinya.

"Sorry, istri gue juga capek. Kenapa gak elo aja yang masak? Elo juga cewek," Gala yang menyahutnya dengan menatapnya tajam.

Tatapan tajam gala berhasil membuat alesia menciut, tatapan elang yang benar-benar membuatnya tak bisa melawan.

"Ayo sayang, kita masuk kamar saja. Kamu jangan capek-capek ngurus mereka, mereka udah gede bukan bocah," ujar Gala mengajak syahla masuk kekamarnya dengan menarik tangan gadis itu.

Sedangkan syahla hanya menurut patuh saja sembari tersenyum.

Berbeda dengan alesia yang mangap saja melihat kakak tirinya diperlakukan manis oleh suaminya, ia merasa aneh sehingga pikiran buruk pun menggerogoti kepalanya.

"Katanya gak kenal tapi sok mesra," cibir Alesia dengan sinis.

Matanya nyalang, karena ada gala membuat alesia tak bisa lagi menjajah saudara tirinya, membuatnya benar-benar kesal.

Syahla melepaskan tasnya lalu duduk untuk melepaskan kaos kakinya, ia mengganti hijabnya dengan yang instan sedangkan pakaian akan ia ganti dikamar mandi saja.

Saat hendak beranjak tangannya serasa ditarik hingga ia kembali duduk.

"Ini simpan, buat belanja bulanan," ujar Gala menyodorkan paperbag kecil yang didalamnya ada amplop berwarna coklat muda.

Syahla mengambilnya lalu ia membuka isinya, matanya membola melihat kertas merah yang bertumpuk rapi didalam. Ia mengeluarkannya ada segepok uang ditangannya dan ia tak bermimpi, matanya berkedip berkali-kali berpikir bahwa ini mungkin mimpi atau apalah.

"I-ini apa?" tanya Syahla tergagap.

Bagaimana tidak uang tersebut berjumlah puluhan juta, ia sendiri belum pernah memiliki uang sebanyak itu, jadi saat ia melihat banyak uang syahla sangat terkejut.

"Uang bulanan, elo simpan ya. Buat belanja sehari-hari," jawab Gala tanpa menoleh.

"Tapi ini terlalu banyak, mas sendiri juga harus punya simpanan," ucap Syahla menolak menerima.

Syahla menyodorkan kembali uang itu kepada suaminya, gala. Sayangnya lelaki itu tak menerimanya sehingga menggantung ditangan sasa.

"Emang sebulan keperluan elo berapa?" tanya Gala mengangkat sebelah alisnya.

"300 ribu sudah cukup," jawab Syahla.

Syahla tak ingin memegang uang sebanyak itu, karena takut saja dirinya dibilang istri mata duitan. Ia lebih memilih uang bulanan yang cukup saja agar tak menjadi beban untuk suaminya.

Gala terkejut bukan main, 300 ribu sebulan adalah uang untuk bayar oli motornya tapi syahla uang sedikit itu untuk keperluannya. Sangat-sangat berhemat sih pantes ia bisa nyicil motor, batin gala.

"Sudah, ambil dan simpan saja. Lagi pula kamu akan keluar dari pekerjaan kamu dan ikut sama aku, jadi pegang uang ini," ucap Gala memaksa lalu menyodorkan segepok uang itu pada syahla.

Syahla akhirnya menerimanya. "Terima kasih," ucapnya.

Ia menaruh uang itu ke dalam lemari plastiknya kemudian ia pamit kekamar mandi untuk membersihkan diri.

Sementara gala hanya diam, ia merebahkan tubuhnya yang lelah menatap langit-langit rumah yang terbuat dari bilik bambu itu dan dicat dengan warna putih itu.

Keesokan harinya ...

Hari ini hari jum'at dimana semua para lelaki melaksanakan ibadah shalat jum'at dan berjamaah di mesjid, tapi gala masih santai dirumahnya.

Siang begitu terik dimana semua orang malas untuk keluar namun karena itu kewajiban mereka tetap pergi.

Ilham sudah rapi dengan koko dan sarungnya yang melekat dibadannya, berbeda dengan gala yang malah bermalas-malasan dikamarnya.

Lelaki itu iseng mengajak gala untuk berangkat bareng, ia tak pernah lihat gala melakukan ibadah jadi ia yakin kakak iparnya itu tak pernah shalat.

Ia mengetuk pintu kamar iparnya dengan sengaja bersuara sedikit keras.

Tok tok tok

Lagi ilham mengetuk pintu yang terbuat dari triplek itu.

Klek

Pintu terbuka menampakkan gala yang sedikit berantakan.

"Ada apa?" tanya Gala sambil menguap.

"Kamu gak shalat jum'at sebentar lagi adzan?" tanya Ilham dengan tersenyum penuh arti.

Ia ingin melakukan hal yang terencana di dalam benaknya, dimana ia yakin akan membuat gala malu setengah mati.

Gala merasa tertohok, firasatnya buruk tentang ilham, baru kali ini ia diajak pergi biasanya cuek bebek.

"Bentar gue mandi dulu," ujar Gala mencoba melawannya.

"Ok, saya tunggu," ucap Ilham yang langsung pergi keruang tamu.

Beberapa menit kemudian gala keluar dari kamarnya, setelah mandi ia langsung mengenakan koko dan sarung yang pas melekat sempurna ditubuh tingginya, tentunya syahla yang belkan.

Mereka pergi ke mushola yang tak jauh dari rumahnya, ilham mengajak gala duduk dibarisan depan dimana belum ada imam yang datang.

Suara adzan dhuhur menggema dengan indah membuat mereka duduk lalu dilanjutkan dengan khutbah. Mereka diam mendengarkan ceramah islami tersebut dengan tenang dan damai.

Namun saat hendak melaksanakan shalat inti, semua orang terdiam karena tak ada imam mesjid yang biasanya memimpin shalat.

Saat itulah rencana ilham muncul, dimana ia ingin membuat gala malu karena tak bisa shalat. Ia sudah tahu imam mesjidnya sedang pergi ke kota karena ada keperluan.

"Gimana kalo kang gala saja yang jadi imam?" tawar Ilham dimana para pemuda dan orang tua bingung menyuruh siapa yang menjadi imam mereka.

Sontak gala melebarkan matanya, ia berpikir ilham sengaja mempermalukan dirinya didepan semua orang. Gala mengepalkan tangannya menahan kekesalannya pada adik iparnya itu, pantes saja ilham mengajaknya berangkat bareng.

"Iya, kang gala. Ayo kang jadi imam," bujuk rekan ilham yang sudah diajak berkompromi.

"Iya kang, ayo silahkan," timpal lainnya.

Gala diam sejenak memikirkan kapan terakhir kali ia shalat jum'at? Pikiran takut salah baca atau melenceng karena lupa bisa saja terjadi.

Namun karena ia melihat ilham tersenyum sinis padanya, membuat gala ingin membungkam mulut lelaki itu.

Ditambah dengan para pemuda yang terus mendorongnya untuk jadi imam, membuat gala semakin ingin melawannya.

"Baiklah," ujar Gala setuju untuk jadi pemimpin shalat.

Senyum ilham memudar, ia mulai kebingungan mendengar gala menyetujui hal yang ia rencanakan.

"Tak mungkin, pasti ia tak bisa shalat. Iya, pasti. Tak apa, pasti ia akan salah dalam membaca surah," gumam Ilham dalam hati lalu berseringai sinis.

Shalat dilaksanakan, semua orang mulai berdiri. Gala melangkahkan kakinya mendekati mimbar, ia berdiri membelakangi para jemaah yang siap melaksanakan shalat seminggu sekali tersebut.

"Bismillah, ya Allah." Gala bergumam.

"Allah-hu akbar" ucap Gala.

Suara merdu lantunan surat al-fatihah terdengar diruangan luas itu hingga keluar mesjid, karena mikropon yang dipakai seorang imam dadakan itu semua orang terharu.

Bukan karena aneh atau apa, tapi suara indah itu benar-benar membuat mereka tersenyum tenang.

Tapi tidak bagi ilham, ia merasa bodoh dan sudah dibohongi karena nyatanya kakak iparnya itu bisa melaksanakan shalat, semua terbukti dengan pembacaan yang pas dan benar beserta huruf hijaiyahnya.

Bahkan selesai shalat pun gala masih duduk memimpin do'a, membuat semua orang terpana dengan orang asing itu.

Gala terlihat berkharisma, tampan dan juga suara yang tenang seakan menenangkan mereka.

Selesai shalat anehnya semua orang mengajak gala bersalim, sejak itu mereka mulai mengajak gala mengobrol seakan dirinya seorang pemimpin yang sangat dihormati.

Tangan ilham mengepal kesal, bukan ini yang ia harapkan tapi ia ingin semua orang semakin membencinya terlebih gala sudah merusak citra syahla dengan kesalahpahaman dimesjid malam itu.

Syahla pulang kerumahnya membawa makanan banyak beserta lauk yang ia beli dijalan, ia masih berada dimotornya untuk memarkirkan kendaraan roda dua itu.

Setidaknya, agar ia tak capek masak setelah bekerja untuk terakhir kali di puskesmas kota pesisir itu.

Dibelakangnya ada ibu-ibu yang tengah berjalan, mereka melihat syahla yang sibuk membereskan kresek bawaannya.

"Neng sasa!" panggil salah satu dari ibu-ibu tersebut.

Syahla menoleh pada mereka lalu tersenyum, ia hendak masuk tapi mereka mendekatinya.

"Ya ampun, neng. Baru balik ya?" tanya ibu bergamis bunga-bunga itu menyapa.

"Iya, bu," sahut Syahla sambil memegang kreseknya.

"Aduh, bersyukur banget ya. Neng sasa punya imam yang sholeh, saya jadi iri loh," ujar ibu itu lagi tersenyum pada sasa dan juga teman-temannya.

Syahla menautkan kedua alisnya, ia tak paham apa yang dimaksud. Iri, untuk apa emak-emak doyan ghibah itu iri padanya?

"Maksudnya apa bu?" tanya Syahla.

"Ini loh, neng. Tadi pas shalat jum'at suaminya neng itu jadi imam mesjid, aduh ... suaranya merduuuu pisan. Saya jadi tergala-gala ini," puji emak-emak yang memakai perhiasan ala toko emas berjalan itu.

"Ceu cicin, suami orang itu," sela ibu yang lainnya sembari tersenyum pula.

Mereka pun tertawa mendengar tergala-gala yang tercetus oleh ceu cicin.

Tapi tidak bagi syahla, gadis itu merasa terkejut.

"Hah, mas gala jadi imam mesjid," gumam Syahla.

1
vj'z tri
mis komunikasi lah gala sama Sasa 🤭 🤭🤭🤭
Mbak Ima
lanjutanx aq tunggu
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣 malahane pada main petak umpet 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
Jena kauuuuu 😤😤😤😤😤😤😡😡😡😡😡
vj'z tri
itu udah bawaan dari Sono nya mas gala kalau masalah per ileran 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
waduh ketawan ni rahasia gala 🫣🫣🫣🫣🫣
vj'z tri
laluuuu ...bersambung 🤣🤣🤣🤣😅😅😅🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
nyumput di belakang gandi salah tempat sasa 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 hayooo gala ada yang ngambek ,lu sih bukan nya langsung ngenalin ke jena 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
galaaaa nyindir akohhh kamu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 plus sayur asam 🤤🤤😬
vj'z tri
modus lah Thor biar bisa lama2 liat Sasa 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
gak bisa tipu tipu papi Jen kamu gala ...papi Jen suhu nya 🤣🤣🤣🤣
Anyah aatma
duhhh satset ya bang
Azthar_ noor: gpp nyantei aja... tetap semangat ya
Anyah aatma: aku baru baca yg ini aja. ntar KLO dah selese nyicil baca, pindah ke yg lain😅
total 3 replies
Anyah aatma
dia nggak di saksikan org ngelakuinnya lgsg, udah kek yakin aja laporannya.
Anyah aatma
gue bacanya pke logat. suka bgt sama bahasa Sunda, kan ya?
Azthar_ noor: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ wellcome sayang. ..🥰
total 1 replies
Anyah aatma
dugaan gue sama kek Sasa. wkwk
Anyah aatma
genderuwo kah? haha
rambut panjang trus laki.
Anyah aatma
Malaikat dong. Bisa2nya Sasa kepikir kesana. wkwk
Anyah aatma
ya Ibunya lah. Anda kan jahat pak.
Anyah aatma
duuh ya ampun .....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!