NovelToon NovelToon
SERIAL SILAT PENDEKAR

SERIAL SILAT PENDEKAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Ilmu Kanuragan
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ikko Suwais

PENDEKAR Mabuk memiliki nama asli Suto Wijaya Kusuma dan dia adalah seorang pendekar pembela kebenaran dan menumpas kejahatan. Perjalanan nya dalam petualangannya itu banyak menghadapi tantangan dan rintangan yang sering kali membuat nyawa nya terancam. Namun pendekar gagah dan tampan itu selalu punya solusi dalam menghadapi permasalahan tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikko Suwais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20

JAHANAM Tua mengejarnya dengan menggunakan tongkatnya sebagai tumpuan. Tongkat itu disentakkan ke tanah dan tubuh Jahanam Tua yang baru saja mendarat sudah melambung kembali, bersalto dua kali ke arah Karina.

"Heeeaaah..!"

Teriakan liarnya membuat Karina bagai diperintah untuk segera lepaskan pukulan jarak jauh dalam keadaan duduk di tanah.

Tangan Karina menyentak

ke depan, Dan dari kedua jarinya keluar sinar biru muda yang melesat lurus tanpa putus ke arah tubuh Jahanam Tua. Tokoh dari Pulau Wingit itu masih berada di atas pada saat sinar biru muda itu menyerangnya. Dengan cepat la gerakkan tongkatnya untuk menahan datangnya sinar biru muda sebesar lidi itu. Wuutt...!

Jgaaarrr.!

Ledakan dahsyat akibat sinar biru menghantam kepala tongkat merah menyebarkan sinar ungu dalam sekejap. Bersama menyebarkan sinar ungu, menyentak pula gelombang padat yang sangat kuat dan membuat Jahanam Tua bagaikan dihantam batu terbang sebesar kuda. Baaahk...! Weess...I Tubuh itu pun terlempar sejauh lima langkah, lalu jatuh terbanting tanpa bisa menjaga keseimbangan.

Brrukk..!

Melihat lawannya jatuh, Karina cepat berdiri dan maju menyerang dengan gerakan plik-plak sangat cepat. Tubuhnya berjungkir balik bagal baling-baling dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai alat penopang tubuh.

Wut, wut, wut, wut, wut, wut...!

Begitu tiba di depan Jahanam Tua yang baru mau berdiri, kaki Karina menendang wajah lelaki tua itu. Beet..! Tapi tendangan tersebut berhasil ditangkis memakai tangan kiri oleh Jahanam Tua, sementara tangan kanannya segera sodokkan ujung tong-

kat ke perut Karina. Plaakk...! Suuutt...!

"Uuhk...!" pekik Karina sambil tubuhnya terpental balik ke tempat tadi, Sodokan itu membuat Karina mendelik, jatuh terduduk dengan mulut ternganga. Hampir saja ia menjatuhi pedangnya yang tergeletak di tanah. Maka pedang itu pun segera diambil dan digenggam kuat-kuat.

Tapi ternyata sodokan si Jahanam Tua mempunyai kekuatan tenaga dalam cukup tinggi. Karina jadi sukar bernapas, bahkan sekujur tubuhnya mengejang tak bisa digerakkan lagi.

"Modar kau sekarang, Anak iblis! Heeeaaah..!"

Jahanam Tua melesat dengan niat hantamkan kepala tongkat ke kepala gadis Itu. Tapi baru saja tongkatnya terangkat ke atas, tiba-tiba seberkas sinar merah besar seperti bola api datang dari arah kiri si Jahanam Tua. Wuuusss...! Sinar merah seperti bola api tu langsung menghantam pinggang si Jahanam Tua. Karena itu, tongkat tak jadi dihantamkan ke kepala Karina, melainkan justru dipakai untuk menghantam sinar merah seperti bola api itu.

Wuuut, wees...! Blegaaaaarr...!

Sekali lagi ledakan dahsyat terjadi ketika tongkat itu menghantam bola api hingga pecah ke mana-mana. Ledakan itu membuat si Jahanam Tua terhempas dan berguling-guling beberapa kali. Pada saat la sudah bangkit kembali, ternyata

Karina sudah tidak ada di tempat. Ada seseorang yang menyambarnya, dan orang itu sekarang berada di bawah pohon, membaringkan Karina. Jaraknya dengan si Jahanam Tua sekitar lima belas langkah lebih.

Si penyambar itu ternyata seorang pemuda berambut pendek yang tak lain adalah Santana, yang sudah mengenal Karina sejak peristiwa pertarungan nya si Dewi Ranjang dengan Pendekar Mabuk itu.

"Monyet burik! Kau mau ikut campur urusan ini, Anak sapi?! Kuhancurkan kau bersamanya? Hieaah..!"

Jahanam Tua mnemutar tongkatnya sesaat, lalu tongkat disentakkan ke depan dengan mulut naga menghadap furus ke depan. Dari ukiran mulut naga itu keluar sinar merah berbentuk piringan yang meluncur secara beruntun.

Clap, clap, clap, clap...!

Santana memutar toya bambu kuning menjadi seperti baling-baiing. Weeerrs...! Putaran cepat itu memercikkan bunga api dan sinar kuning terang Ketika toya dihentikan mendadak, sinar kuning itu masih diam di tempat membentuk lingkaran lebar menutupi tubuh Santana.

Pada saat itu pula Santana menyambar Karina lagi dan berkelebat pindah tempat. Wuuuss...! Sedangkan sinar kuning itu segera dihantam oleh sinar merah berbentuk piringan.

Jlegaarr..! Blaaar, blaaarr, blaarr..!

Pohon-pohon hancur dihantam sinar merah berikutnya. Bumi berguncang dan sebagian tanah menjadi retak membentuk celah lebar dan dalam. Gelombang ledakan tersebut menyebarkan hawa padat ke berbagai arah, sehingga Santana sendiri jatuh tersungkur akibat gelombang sentakan tersebut.

Hampir saja la mati ditembus pedang Karina yang masih ada dalam genggaman Karina dengan jari-jari kaku.

Si Jahanam Tua pun terpelanting berapa kali sampai akhirnya jatuh terkapar di bawah pohon. Punggungnya membentur akar pohon yang bertonjolan menyerupai batu. Ia mengerang keras-keras antara berang dan sakit. Sebelum si Jahanam Tua bangkit lagi, di sisi barat muncul Pendekar Mabuk yang memanggul Dianti.

Langkah pendekar tampan itu terhenti di tanah lebih tinggi, sehingga la bisa memandang keadaan di tempat Santana dan Karina jatuh bersama. la juga melihat si Jahanam Tua menggeliat bangkit dengan suara menggeram penuh murka.

"Jahanam Tua...?!" qumam Suto Sinting dalam hatinya.

"Dia berjubah abu-abu? Hmm... apakah dia yang tadi mengintaiku?! Dan apakah dia yang punya bayangan bisa bergerak sendiri? Oh, sebaiknya Dianti kubebaskan dari totokannya agar dia bisa pastikan apakah si Jahanam Tua Itu yang membunuh Lesmana dan kedua temannya?!" Jahanam Tua masih memandang Santana dan Karina dengan sorot pandang mata semakin liar dan buas. Tongkatnya siap digunakan untuk menyerang kembali. la melangkah dekati Santana dan Karina.

Saat itu, Santana sedang menggeliat bangkit sambil menyeringai menahan sakit, karena rupanya ketika ia jatuh tulang rusuknya membentur batu sebesar kepala bayi.

"Oh...?! Apa yang kau lakukan pada diriku, Suto?! Kau memperkosaku?!"

"Husy!" hardik Suto tak enak hati. "Aku hanya menotokmu agar bisa pergi bersamaku,"

"Kau menotokku?! Oh, kurang ajar sekali kau?!" Ujar si gadis manja dengan cemberut.

"Maafkan aku. Tapi sekarang lihatlah dulu ke bawah sana. Ada orang berjubah abu-abu. Apakah dia yang mempunyai bayangan bisa bergerak sendiri itu?!" Dianti memandang ke arah si Jahanam Tua, Gadis itu segera terperanjat kaget dan memekik dengan mulut segera ditutup memakai tangannya.

"Ooh...?! Dia...?! Diiia...."

"Jadi benar dia orangnya?!"

"Dia si Jahanam Tua, bukan?!"

"Benar. Dia memang si Jahanam Tua. Apakah dia yang membunuh Lesmana?!"

"Bukan. Bukan dia," Dianti menggeleng manja. Tapi aku kenal dia! Dia orang jahat! Dia pernah ingin membantai keluargaku jika kakek tidak mau menunjukkan siapa titisan Eyang Tapak Lintang itu.

"Hahh...?!" Suto Sinting justru kaget mendengar Dianti menyebut-nyebut titisan Tapak Lintang.

Suto Sinting tahu bahwa Jahanam Tua sangat ingin membunuh titisan Eyang Tapak Lintang, Petapa sakti yang mempunyai Pedang Jagal Keramat. Si Jahanam Tua juga harus hancurkan orang yang akan melindungi titisan Tapak Lintang. Sedangkan orang

yang ditugaskan untuk lindungi titisan Tapak Lintang adalah Suto Sinting sendiri.

...*...

...* *...

1
arumazam
lucu
arumazam
seru jg
arumazam
mantapppp
Mukmini Salasiyanti
kpn nih up nya, Thor???
☺🙏💪
Mukmini Salasiyanti
Salken, Mas Thor...
mampir yaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!