"Ayo kita bercerai.." Eiser mengucapkannya dengan suara pelan. Kalea tersenyum, menelan pahitnya keputusan itu.
"Apa begitu menyakitkan, hidup dan tinggal bersama sama denganku?" tanyanya, kemudian menundukkan kepalanya. "Baik, aku akan menyetujui perceraiannya, tapi sebelum aku menyetujuinya, tolong beri aku waktu sebulan lagi, jika dalam waktu sebulan itu tidak ada yang berubah, maka kita resmi menjadi orang asing selamanya.."
Eiser mengangguk, keputusannya sudah bulat. Bagi Eiser, waktu sebulan itu tidak terlalu lama, dia akan melewati hari hari itu seperti biasanya, dan dia yakin tidak ada yang berubah dalam waktu sesingkat itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Sir Lois segera tiba di hadapan Eiser, dia terkejut saat melihat beberapa dari pengawal disana tak sadarkan diri dan babak belur. Kemudian dia merasa semakin tegang saat Eiser menatapnya dengan tatapan tajam yang menusuk.
"Kemana kau malam tadi?"
"Siap! Aku terima hukumannya!"
"Sial.. Dari banyaknya pengawal, mengapa tidak ada satu orang pun yang menyadarinya?!" teriak Eiser. Dia begitu emosi dan marah.
"Maaf Tuan!!"
"Permintaan maaf saja tidak cukup, aku bisa saja kehilangan orang yang beharga sekarang.." ucap Eiser, menatapnya tajam dan sinis.
"Aku akan mengerahkan semua pengawal mencarinya ke seluruh Ibu kota dan juga ke seluruh hutan!"
Disaat yang sama, seorang pengawal datang dengan terburu buru. Dia menyampaikan kabar tentang celah yang dia lihat di belakang mansion itu.
"Tuan Eiser! kami menemukan celah untuk keluar dari mansion ini disana, saya sangat yakin! Penculik itu, menggunakan celahnya untuk menculik nona!!"
Mata Eiser membulat. Celah yang telah lama dia buat malah membawa petaka untuk Kalea. Dia berlari ke celah itu dan melihatnya sendiri. Disana dia melihat, celahnya sudah rusak dan bisa di lihat semua orang.
"Astaga.." Eiser mengeluh kecil.
Eiser meraup wajahnya dengan kasar. Memijat bagian pelipis matanya yang terasa berdenyut, Eiser meminta Sir Lois menyiapkan kuda untuknya. "Siapkan kuda untukku, aku akan mencarinya sendiri!"
'Kalea sampai diculik.. karena kesalahanku juga, celah yang aku buat ini, ternyata menjadi malapetaka untuk istriku.. jika ada orang yang harus disalahkan, maka akulah yang pantas disalahkan..' monolog Eiser.
"Ini Tuan kudanya, tapi sebaiknya ada pengawal yang_"
"Aku tidak butuh pengawal, kalian cari ke Ibu kota dan aku akan mencarinya ke hutan!"
'Celah ini menghubungkan kita keluar mansion, namun saat keluar dari celah ini.. mereka akan melihat hutan lebih dulu, aku akan kesana.. ke hutan itu.'
Eiser menunggang kudanya dengan pantas. "Haaa!!"
"Tuan! Berhati hatilah!" Sir Lois mengingatinya, Sir Lois terlihat sangat khawatir saat itu.
Tepat setelah Eiser pergi, ada dua orang pelayan yang datang mendekat, dia tak lain ialah Fiona dan Karmila. Dia begitu takut dan ragu. "Sir Lois.." panggil Karmila
"Ya? Karmila.. Fiona.. Ada apa?" tanyanya.
"Apa penculik itu menemukan celah ini?"
"Ya, setidaknya itu yang kami curigai.."
Karmila dan Fiona berpandangan, kemudian mereka kembali menunduk ketakutan. "Maafkan kami tuan.. kami.. sebenarnya kami.."
"Sudahlah, jangan menyalahkan diri kalian lagi, mulai sekarang fokus dan kembalilah perbaiki kesalahan kalian.. Jika nona Kalea pulang, buatlah dia kembali merasa nyaman.." ucap Sir Lois.
"Ba-baik Tuan!" ucap mereka serentak.
"Kalau begitu aku permisi.." ucap Sir Lois.
Fiona dan Karmila membungkuk hormat, namun tak bisa dibohongi, ada rasa sedih, khawatir dan juga takut yang bercampur aduk menjadi satu. Mereka merasa sangat bersalah karena penculik itu menggunakan celah yang mereka lalui sebelumnya!
Sementara itu, semua pengawal mencari seluruh Ibu kota. Walaupun sudah larut malam, pencarian harus dilakukan sebelum menemukan kabar baik dari yang lainnya.
Sedangkan Eiser, dia telah memasuki hutan yang ada di sana. Tujuan pertamanya, ialah rumah yang pernah ia lihat saat berburu dulu. Eiser segera menunggang kuda itu dengan cepat, kemudian menemukan rumah itu tanpa tersesat sama sekali.
Eiser segera turun dari kuda, mengikat tali kuda itu ke pohon. Dia berjalan pelan, menggerakkan kakinya satu demi satu langkah ke depan. Saat di ambang pintu, dia menemukan seorang pria tergeletak disana. Wajahnya babak belur.
Dia sangat yakin, pria itu bukanlah dari kalangan orang biasa saja. Pria itu.. "Dia.. anaknya Baron Davino kan?"
Beberapa saat kemudian, pria itu bangun. Dia menelan ludahnya begitu payah. Rasa kering di tenggorokannya cukup mengganggu, dia mengumpat terus menerus.
"Sialan wanita wanita itu, kalian pikir.. kalian bisa lari dari cengkramanku?"
Eiser bisa mendengar ucapannya dengan jelas, pria itu belum menyadari kehadiran Eiser yang sudah duduk dikursi di sampingnya. 'Dia tidak menyadari kehadiran ku sama sekali.. apa karena gelap?'
"Aku akan mencabik cabiknya jika ketemu!!" ucapnya lagi, kemudian dia tertawa sambil mengendus tangan sendiri. "Waaahh.. Harumnya masih bertahan, sialan.. aku benar benar menginginkannya! Sial!!" umpatnya lagi dan lagi.
kemudian dia berbalik dan terkejut. "Huaa!!" teriaknya.
Eiser menatapnya dengan tatapan tajam.
"Si-siapa kau?!"
"Tidak penting siapa aku, aku datang mencari seorang wanita.. karena mendengar ocehanmu tentang wanita, aku penasaran wanita seperti apa yang kau katakan itu.."
"Sial, apa kau pikir aku akan menjawabnya dengan patuh?"
"Oh, kau menolak untuk menjawabnya ya?"
"Tentu saja, kau pikir kau siapa_" Duagh!! Satu pukulan telak mengenai wajah pria itu.
"Jangan mengelak, jawab saja.." sambil mengepal lagi tinju di tangannya. Bersiap memukul pria itu lagi.
"Sialan! Aku tidak akan patuh!!"
"Begitu ya.." Sett!! Eiser menarik tinjunya, kemudian melayangkan tinjunya lagi pada wajah pria itu. Duag!!
Beberapa menit kemudian, wajah pria itu babak belur dan tak karuan. 'Sialan! Tinjunya terlalu keras seperti batu yang menghantam wajahku! Dia begitu terlatih, apa dia seorang tentara? apa kabar wanita itu hilang sudah menyebar? Secepat ini? Brengsek, wanita kaya memang menantang! Tapi aku juga memiliki uang yang banyak, aku akan membayar pengacara untuk tetap membelaku di pengadilan!'
"Apa sekarang kau mau menjawabnya?"
"Baik, Baik.. aku akan menjawabnya." balas pria itu, dia kembali percaya diri dan berkata. "Sebenarnya.. aku memang membawa seorang wanita kemari, kami ingin bersenang senang disini.. tapi karena aku bermain sedikit kasar, dia menolakku dan melarikan diri, jadi.. aku akan mencarinya dan bermain lembut dengannya"
Rahang Eiser mengeras, dia khawatir pada Kalea. Tapi dia tidak yakin juga kalau wanita yang pria itu bawa ialah Kalea. Tidak ada tanda tanda Kalea di sana, dia berdiri sambil memegang tali di atas lantai
"Kau bilang.. Kau bermain sedikit kasar ya.. apa harus sampai berdarah darah?" tanya Eiser.
"Ah? Haha.. i-itu darahku, wanita itu mainnya cukup kasar juga loh, dia membuatku berdarah darah saking bersemangatnya dia.."
"Baik, jawab satu pertanyaanku lagi.. darimana asal wanita yang kau bawa ini?
"Oh.. dia dari mansion di depan hutan ini, apa kabar tentang kehilangannya sudah menyebar, dasar orang kaya.." jawabnya santai, dia sudah siap walaupun hal ini dibawa ke pengadilan, baginya menyuap uang pada orang pengadilan sangat mudah!
"Apa kau bilang?" Eiser bertanya dengan emosi.
Mendengar jawaban pria itu, Eiser hilang kendali dan kewarasannya. Dia mencekik pria itu begitu kuat, dan terus menahannya tanpa peduli jika dia bisa saja jadi pembunuh!
'Aku sudah biasa melihat orang orang mati di medan perang, melihat satu orang lagi mati.. tidak menjadi masalah bagiku!'
"Ughh!!!!" Pria itu semakin tercekik, dia berusaha lari dan menyelamatkan diri.
"Jangan salahkan aku! Kau sendiri yang mencari mati! Wanita yang kau bawa itu ialah Istriku! Walaupun ditali ini darahmu, aku tidak akan pernah memaafkanmu!!" Duaghh!! Duaghh!! Eiser terus memukulnya lagi.
Tak lama kemudian datang seseorang, Sir Lois datang dengan tergesa gesa. "Tuan!!"
Sebelumnya, Sir Lois memang mengikuti Eiser dari belakang. Saat melihat Eiser masuk ke dalam rumah ditengah hutan, dia pun menunggu untuk beberapa waktu lamanya, namun dia menjadi khawatir karena Eiser tidak juga kunjung keluar rumah, dia akhirnya memutuskan untuk masuk dan melihat kejadian itu.
"Mengapa kau kesini?!" tanya Eiser kesal.
"Aku.. Aku khawatir padamu, Tuan!!"
"Kau harus mengkhawatirkan dirimu setelah ini!" ucap Eiser, melepaskan pria itu kemudian menerjang Sir Lois dengan serangan membabi buta.
"Hentikan Tuan! Tuan!!" Duagh!! Eiser memukurnya.
"Dia menculik istriku!! Kau memintaku untuk berhenti?"
"Jika benar dia penculiknya! Kau harusnya berpikir, syukurlah, sekarang jalan mencari nona Kalea semakin dekat! tapi kau malah sibuk ingin membunuhnya, kau harusnya segera mencari nona Kalea sekarang!!"
Deg! Eiser berhenti memukulnya. Kemudian berdiri lagi dan berkata. "Ah.. Benar.." ucap Eiser menatap ke arah langit rumah itu. "Kalau begitu aku serahkan dia padamu, jangan bawa ke pengadilan, tapi bawa dia ke ruang bawah tanah kita, aku belum selesai dengannya"
"Baik Tuan.."
.
.
.
Bersambung!