NovelToon NovelToon
Mantan Istri Yang Berharga

Mantan Istri Yang Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak
Popularitas:15.5k
Nilai: 5
Nama Author: Japraris

Anya tidak menyangka bahwa hidupnya suatu saat akan menghadapi masa-masa sulit. Dikhianati oleh tunangannya di saat ia membutuhkan pertolongan. Karena keadaan yang mendesak ia menyetujui nikah kontrak dengan seorang pria asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Japraris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 35

Seharian Anya bergelut dengan pekerjaannya. Mengurus perusahaan desain LN jauh lebih berat daripada yang ia bayangkan. Namun, tekadnya bulat: mengembalikan kejayaan perusahaan ayahnya. Ia meneliti data klien lama. Tumpukan data itu mengungkap banyak kejanggalan: kesalahan fatal, bukti kecurangan, dan penyelewengan dana yang terakumulasi selama bertahun-tahun.

"Panggil semua kepala divisi dan manajer proyek ke ruang rapat," perintah Anya, suaranya tegas, terpancar tekad baja di balik sorot matanya.

Lia, sekretaris Anya yang ditunjuk Arga (sebelumnya sekretaris Susi), mengangguk patuh, "Baik, Nyonya."

Ruang rapat utama LN terasa dingin dan mencekam. Para kepala divisi dan manajer proyek duduk tegang, wajah mereka pucat pasi. Anya memasuki ruangan, langkahnya pasti dan berwibawa. Ia duduk di kursi kepala meja, tatapannya tajam menyapu wajah-wajah karyawannya. Keheningan mencekam, hanya detak jam dinding yang memecah ketegangan.

"Saya memanggil kalian untuk membahas masalah serius," Anya memulai, suaranya tenang namun tegas. "Beberapa jam ini, saya menyelidiki data klien, laporan keuangan, dan proyek yang berjalan. Saya menemukan banyak penyimpangan, kecurangan, dan kesalahan yang sangat fatal."

Anya memaparkan bukti-bukti kecurangan satu per satu, detail demi detail. Bukti-bukti yang tak terbantahkan. Karyawan yang terlibat mulai panik, wajah mereka pucat pasi, keringat dingin menetes di dahi.

"Saya tidak akan mentolerir tindakan yang merugikan perusahaan ini! Setiap orang yang terlibat akan menerima konsekuensi setimpal!" suara Anya meninggi, penuh amarah terkendali. "Saya akan bertindak tegas, sesuai hukum, dan saya tidak ragu melaporkan kalian ke pihak berwajib!"

Keheningan mencekam ruangan. Semua terdiam, wajah pucat. Mereka tahu siapa yang berada di belakang Anya – bayang-bayang Arga Danendra yang disegani membuat mereka bungkam.

Anya mengumumkan sanksi: pemecatan, penurunan jabatan, dan laporan ke polisi. Tangis dan desahan memenuhi ruangan. Anya tak menunjukkan ampun. Ia harus menyelamatkan LN dari kehancuran.

Rapat berakhir. Anya lelah, namun lega. Ia tahu ini langkah sulit, tetapi satu-satunya jalan. Ia harus membersihkan perusahaan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan korup. Ia harus membangun LN dari awal, dengan manajemen yang bersih dan transparan.

Hari telah larut. Anya lelah namun puas. Ponselnya berdering. Pesan dari Arga.

”Bagaimana kerjamu?”

”Baik.”

”Capek gak? Aku ke sana temani kamu?”

”Gak perlu.”

”Apa yang kamu lakukan di hari pertama pertamamu?”

”Aku memeriksa semua data dan bertindak tegas pada karyawan. Ada yang dipecat, diturunkan jabatannya, dan dilaporkan ke polisi.”

”Wah, kamu memang jenius! Bisa menemukan kejanggalan di hari pertama!”

”Terim kasih.”

”Jangan sampai kamu terlalu membebani diri sendiri. Aku selalu ada untukmu, apapun yang terjadi. Aku mencintaimu.”

Senyum tipis muncul di wajah Anya. Kata-kata Arga mencairkan kelelahannya. Dia tidak menjawab lagi pesan Arga.

”Entahlah ini tulus atau tidak, tapi aku benar-benar senang.”

Beberapa jam kemudian, pesan masuk dari David.

”Hai Anya, aku dengar kamu melaporkan orang ke polisi?”

”Ya. Secepat itu tersebar?”

”Ya, ramai di media sosial. Ada komentar negatif, tapi komentar positif lebih banyak. Apapun itu, tetap semangat. jangan termakan hasutan media.”

”Ya.”

”Anya, jangan ragu meminta bantuan, kalau butuh sesuatu. Aku selalu ada untukmu.”

”Terima kasih, David. Aku beruntung punya sahabat sepertimu.”

Lalu, pesan dari Bella masuk setelah sepuluh menit Anya berbalas pesan dengan David. Berita seperti sebuah angin. Kemanapun arah angin, disitulah berhembus.

”Anyaaaa... kau membereskan pengkhianat di perusahaan ayahmu di hari pertama kerja! Hebat bangat! Luar biasa! Aku sangat bangga padamu!”

”Terima kasih, Bel. Lumayan melelahkan, sih. tapi akhirnya selesai juga menyingkirkan tikus nakal. Sebenarnya, aku sudah menemukan ini tiga tahun lalu, tapi... aku sendirian. Dan aku rasa... Arga tidak terlalu memperhatikan perusahaan ini. Hanya sesekali Rangga datang, tapi tidak terlalu ikut campur.”

”Mungkin kata Rangga benar? Arga menyiapkan perusahaan itu untuk kamu pimpin sendiri dan memberi pelajaran kepada tikus-tikus itu dan anteknya?”

Anya terdiam, merenung. Mungkin begitu.

”Anya, tapi aku agak khawatir. Orang yang kamu laporkan bisa saja keluarganya tidak terima. Kamu juga harus berhati-hati pada orang yang kamu turunkan jabatannya.”

”Ya, Bella. Terima kasih.”

Mentari sore menyelinap di antara gedung-gedung pencakar langit, menyorot debu-debu di ruang kerja Anya. Tumpukan desain memenuhi mejanya, proyek besar menuntut perhatian penuh.

Ketukan pintu membuyarkan konsentrasinya. "Anya, kamu masih sibuk?" Suara Arga, lembut namun tegas.

Anya mendongak, terkejut. Arga berdiri di ambang pintu, setangkai mawar putih di tangannya, senyum tipis di wajahnya. Aroma bunga itu, segar dan menenangkan, kontras dengan ketegangan yang Anya rasakan. Arga melangkah masuk.

"Ini untukmu," katanya, suaranya lembut, hampir berbisik.

Anya menerima bunga itu, jari-jarinya menyentuh kelopak yang halus. "Arga... terima kasih," bisiknya, suaranya sedikit gemetar.

Arga menarik kursi, duduk di hadapan Anya. Ia menatap mata Anya dalam-dalam.

"Bunga ini melambangkan cinta suciku padamu.”

”Kamu semakin jago merayu.”

”Hanya padamu.”

Anya terdiam. Benarkah hanya untuknya saja? Apakah wanita-wanita itu melemparkan dirinya sendiri pada Arga tanpa rayuan?

”Anya, aku mencintaimu."

Anya tertegun. Ia menatap mawar putih itu, lalu ke wajah Arga. Ekspresinya campuran terkejut dan canggung.

"Arga," katanya, suaranya terdengar formal, "Lihatlah data ini." Ia menunjukkan sebuah file di laptopnya, sengaja menghindari suasana romantis yang diciptakan Arga.

Kekecewaan jelas tergambar di wajah Arga. Ia menghela napas.

”Sudahlah, Anya masih berhati-hati padaku.” Batin Arga.

"Coba mana aku lihat datanya," katanya, berusaha mengalihkan pembicaraan, nada suaranya sedikit tertekan.

Mereka membenamkan diri dalam data. Sebuah pesan masuk ke ponsel Anya, membawa kabar buruk. Seorang teman dari Danendra Corp memberitakan tentang upaya sabotase oleh oknum internal, menargetkan LN.

"Ada apa?" tanya Arga, melihat ekspresi khawatir Anya.

"Dari Rangga. Aku mengirimkan ini pada Rangga. Katanya, mereka sengaja mencari kesalahan dan menyebarkan informasi yang salah tentang LN. Tujuannya agar klien menarik diri dan perusahaan LN bangkrut," kata Anya, suaranya dipenuhi kekhawatiran.

Arga cemburu karena Anya lebih meminta bantuan ke Rangga daripada dirinya. Arga mengerutkan kening, sorot matanya tajam.

"Ini serius." Ia memeriksa data, kemudian wajahnya berubah. Ia terkejut. Danendra?

Arga melihat jam. "Anya, kamu belum pulang? Sudah hampir jam 5 sore. Kinan pasti merindukanmu."

Anya tersenyum getir. "Kinan sudah terbiasa. Sewaktu aku di luar negeri, aku sering meninggalkannya bersama tetangga. Jika David senggang, dia menemaninya."

Rasa cemburu Arga ketika Anya menyebut David, tertutupi dengan rasa iba pada Anya.

"Kamu kesusahan ya, saat mengandung Kinan, melahirkan, dan membesarkannya seorang diri?"

Anya mengangguk pelan, matanya berkaca-kaca. "Awalnya aku baik-baik saja. Yang membuatku kewalahan adalah masa ngidam, melahirkan... dan... tapi aku bersyukur ada David dan Bella."

Keheningan menyelimuti ruangan. Arga meraih tangan Anya. "Maaf," bisiknya, "aku tidak tahu kamu melewati semua itu sendirian."

Anya tersenyum tipis. "Tidak apa-apa," katanya, "sudah berlalu."

Arga menggenggam tangan Anya lebih erat. "Mulai sekarang, aku akan selalu ada untukmu," katanya, suaranya penuh keyakinan.

Anya menatap Arga, ketulusan perkataan Arga tersirat dalam mata dan wajahnya. Membuat hati Anya sedikit... tersentuh.

"Aku antar kamu pulang," ujar Arga, suaranya lembut namun tersirat sebuah desakan halus. Tatapannya hangat.

"Aku pulang naik taksi saja," jawab Anya, nada suaranya datar, menjaga jarak. Ia sibuk membereskan berkas-berkas di mejanya, menghindari tatapan Arga.

"Masih enggan pulang bersamaku?" tanya Arga, nada suaranya sedikit terluka. Ia mendekat, menatap Anya dengan ekspresi yang sulit dibaca – campuran kecewa dan kerinduan.

"Karyawan masih bekerja," elak Anya, fokusnya masih tertuju pada berkas-berkas di tangannya. Ia berusaha menghindari kontak mata, mencoba mempertahankan jarak profesional di antara mereka.

"Aku suamimu," Arga mengingatkan, suaranya sedikit lebih tegas, namun tetap mencoba menjaga kelembutan. Ia melihat Anya menunduk, jari-jarinya gemetar sedikit saat membolak-balik berkas.

"Kita hanya atasan dan bawahan di sini," Anya membalas.

Arga menghela napas panjang. Ia mengerti Anya berusaha menjaga profesionalitas, tetapi hati kecilnya merindukan kehangatan rumah tangga mereka.

"Ikut aku pulang. Mobilku ada di parkiran ruang bawah tanah," ajaknya, suaranya berusaha lebih santai, mencoba pendekatan yang berbeda.

"Ada parkiran di sana?" tanya Anya, kaget. Ia tampak mengangkat sedikit alisnya, menunjukkan keheranannya.

Arga tersenyum tipis, sedikit geli dengan reaksi Anya. "Kamu pemilik perusahaan ini, tidak tahu?" Ia mencoba menambahkan sedikit humor untuk meredakan ketegangan.

"Mana aku tahu," jawab Anya, mengangkat bahunya acuh tak acuh. Ekspresinya menunjukkan sebuah kelembutan yang tersembunyi di balik sikap profesionalitasnya.

"Ayo," Arga mendekat lagi, menjangkau tangan Anya dan menggenggamnya dengan lembut namun pasti.

Sentuhannya mengirimkan arus listrik halus yang membuat Anya terpaku sejenak. Dengan tatapan yang penuh cinta dan keinginan, Arga menarik tangan Anya, membawanya pergi. Anya menyerah pada sentuhan Arga, mempercayai perasaan yang telah lama mereka pendam.

1
alfy
arga..laki laki kok gak punya pendirian
Uthie
permainan ibu tiri yg jahat!!
Muchamad Ridho
udh bab 10..tp ko blm jelaaass msalhnya apa..cm penghianatn manta..😏😏
Umi Badriah
penuh teka teki
@Al🌈🌈
/Good/
Uthie
jangan mancing singa yg sedang mengaum 😂
alfy
lanjut thor
Uthie
semoga bisa terkuak yg berniat jahatnya....
Aerik_chan
3 iklan untuk mensuprot kakak...
Uthie
benarkah itu?!??? 🙄
Putusri Martini
ceritanya menarik 👍👍
Uthie
nexxxttt 💞
Uthie
Wahhh.. Arga terluka! 😟
Uthie
nexxxttt 💞
Aerik_chan
1 bunga untukmu kakkk
Aerik_chan
mantan kayak gini enaknya diapaain ya...
Uthie
Anya membingungkan juga...
Arga juga blm terbuka soal kejelasan skandal dia sama wanita2 yg digosipkan!!!
Uthie
kenyataan soal Arga gimana nii ?!??? 🤨😤
Isma Nayla
anya apa gk jijik bila kembali sama arga,sdh jln sama bnyak cewek mngkin jg sdh zina.
klu reno kn nikah sm wanita lain gk zina jg.
gitu kok anya tetap cinta arga.iihh...😒
Aerik_chan
ibarat sudah jatuh ketimpa tangga nih...semangat anya...1 iklan untukmu biar semangat.
jangan lupa mampir di "Menukahi musuh kakakku"
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!