NovelToon NovelToon
Mantan Istri Yang Berharga

Mantan Istri Yang Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Japraris

Anya tidak menyangka bahwa hidupnya suatu saat akan menghadapi masa-masa sulit. Dikhianati oleh tunangannya di saat ia membutuhkan pertolongan. Karena keadaan yang mendesak ia menyetujui nikah kontrak dengan seorang pria asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Japraris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 27

Anya melangkah ke balkon, mendapati Arga sedang menghisap rokok. Asap membumbung, tipis, namun cukup untuk mengingatkan Anya pada masa lalu.

"Kinan sudah tidur?" tanya Arga, segera memadamkan rokoknya.

Hanya satu hisapan, namun cukup bagi Anya untuk merasakan getirnya kenangan. Dulu, dalam pernikahan mereka—yang terasa seperti masa hidup yang berbeda—Arga seringkali mengabaikan perasaannya--ketidaksukaannya pada asap rokok dan yang lainnya. Bahkan dengan sengaja Arga menghembuskan asap rokok ke wajahnya. Ingatan akan batuk-batuknya yang tertahan masih terasa.

"Sudah," jawab Anya, duduk di hadapan Arga.

Kini, ada perubahan. Arga, tampaknya, lebih peka terhadap perasaannya. Perubahan itu terasa manis.

"Anya, aku dengar kamu dipecat," kata Arga, membuka pembicaraan. Suaranya tenang, hampir terlalu tenang namun serius.

"Ya. Aku nganggur sekarang. Jadi, apakah Tuan Arga keberatan kalau aku dan Kinan menghabiskan uang Anda untuk hidup?" tanya Anya, sedikit bercanda, namun nadanya menyimpan kesungguhan.

Arga tersenyum, senyum yang begitu tulus. "Dengan senang hati. Bahkan nyawaku pun, akan kuberikan untukmu dan Kinan."

Kata-kata yang terlalu manis. Anya terdiam. Arga terlalu manis saat ini, lebih manis dari gula sekalipun.

"Ikut aku ke ruang baca," ajak Arga, suaranya tegas, merubah suasana.

Anya berdiri, bingung dan penasaran. Ia mengikuti Arga menuju ruang baca. Di sana, ia terkejut menemukan Rangga, yang dikiranya telah pulang setelah makan malam.

Ketegangan terasa. Anya duduk di samping Rangga, sementara Arga duduk di depan mereka, dipisahkan oleh meja kecil. Suasana terasa seperti sidang pengadilan. Tanpa perintah, Rangga mengambil berkas dari meja besar dan meletakkannya di meja kecil bersama sebuah pena. Ia bergerak efisien, tanpa ekspresi khusus.

"Anya, tiga tahun lalu aku membeli perusahaan ayahmu, seperti yang kau minta," ujar Arga, memulai pembicaraan. Tatapannya serius.

Anya mengangguk, jantungnya berdebar mengingat peristiwa itu. Matanya sedikit berkaca-kaca, wajahnya terlihat tegang. Arga, seorang pria asing, rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk menyelamatkan perusahaan ayahnya. Ia bahkan menanggung biaya rumah sakit ayahnya tanpa pamrih. Setelah Arga membeli perusahaan tersebut, Anya benar-benar melupakannya. Yang terpenting adalah perusahaan tidak jatuh di tangan pamannya.

"Aku ingin kau menandatangani berkas ini dan mengelola perusahaan atas namamu," kata Arga. Ia memberikan berkas dan pena di hadapan Anya dengan lembut, namun tetap tegas.

"Tidak. Aku tidak mau. Aku tidak berhubungan lagi dengan perusahaan itu. Itu bukan hakku," Anya menolak tegas. Raut wajahnya menunjukkan pendirian yang kuat.

Arga melirik Rangga, yang hanya menggaruk kepala. Rangga tampak kebingungan, raut wajahnya menunjukkan ketidaktahuan bagaimana harus bertindak.

"Bukankah lebih baik Nyonya yang mengelola perusahaan Ayah Nyonya sendiri?" usul Rangga hati-hati.

"Tidak," Anya tetap menolak. Jawabannya singkat dan tegas, tanpa perubahan ekspresi wajahnya yang tegang.

"Apa yang membuatmu begitu sulit?" tanya Arga, nada suaranya sedikit lebih lembut. Tatapannya penuh pengertian, mencoba pendekatan yang lebih lembut.

"Tidak ada. Aku ingin beristirahat," Anya berdiri, namun Arga menahannya.

Anya terlihat lelah dan ingin menghindari pembicaraan, namun Arga menahannya dengan tatapan yang tak bisa diabaikan.

"Arga, jangan paksa aku."

"Nyonya, Tuan Arga sudah lama mempersiapkan ini untuk Nyonya. Dan karyawan perusahaan tidak keberatan jika Nyonya yang memimpin," jelas Rangga. Ia mencoba menjelaskan dengan tenang dan meyakinkan.

"Ya, tentu saja mereka tidak keberatan," sahut Anya sinis, menatap Arga. Tatapannya tajam, "Siapa yang berani membantah keputusan Arga Danendra?" Nada bicaranya penuh sarkasme.

"Anya…" Arga terlihat sedikit kesal, namun berusaha menahan emosinya.

"Aku tidak mau," Anya memotong ucapan Arga. Penolakannya mutlak dan tegas.

"Ini hadiah pernikahan kita. Apa kau tak ingin menerimanya?" Arga mencoba pendekatan lain.

"Hadiah pernikahan? Aku belum setuju untuk menikah denganmu." Anya menjawab dengan nada datar, tanpa ekspresi yang berarti.

"Jika bukan menikah denganku, lalu dengan siapa? Jangan lupa, kita belum bercerai. Kau masih istri sahku." Arga sedikit meninggikan suaranya, ekspresi wajahnya menunjukkan kekesalan.

"Aku ingin beristirahat," Anya meninggalkan ruang baca dengan perasaan sedih.

Ia pergi dengan langkah gontai, ekspresi wajahnya penuh kesedihan. Rangga dan Arga membiarkannya pergi, tampak pasrah.

"Tuan." Rangga memanggil Arga dengan ekspresi meminta petunjuk.

"Cari cara untuk membujuknya," perintah Arga, lalu meninggalkan ruang baca, meninggalkan Rangga yang semakin kebingungan.

Di kamar Kinan, Anya berbaring di samping Kinan, pandangannya kosong. Kenangan pahit menyeruak: perebutan kekuasaan yang kejam dalam keluarganya, pamannya yang kejam, fitnah, kematian ibunya, penculikan dan penyiksaan yang dialaminya.

Pikirannya melayang beberapa tahun ke belakang, ke masa perebutan kekuasaan yang kejam dan kotor dalam keluarganya. Ia menyaksikan sendiri bagaimana pamannya menjatuhkan ayahnya, pemimpin perusahaan saat itu. Kekejaman pamannya tak terbantahkan; memfitnah ibunya, bahkan menyebabkan kematiannya tanpa perlu senjata tajam.

Setelah mengetahui perusahaan tersebut atas nama Anya Leonardo, pamannya semakin bertindak keji. Ia menyandera dan menyiksa Anya untuk memaksa ayahnya menyerahkan kendali perusahaan. Namun, ayahnya tetap teguh dan berhasil menyelamatkan putrinya. Kondisi jantung ayahnya, yang telah terganggu sejak kematian ibunya, semakin memburuk ketika pamannya menyuruh ayahnya untuk menjual dirinya pada perusahaan besar demi mendapatkan dana operasional, saat ayahnya membutuhkan dana.

Saat ayahnya dirawat di rumah sakit, Anya berjuang keras mempertahankan perusahaan. Ia memimpin dengan kecerdasannya, namun pamannya selalu menghalang-halangi. Tidak ada perusahaan yang mau bekerja sama dengan perusahaan ayahnya, bahkan karyawannya sendiri berkhianat, ikut menghancurkan perusahaan agar jatuh ke tangan pamannya.

Semua upaya sia-sia. Uang habis untuk perawatan sang ayah, bahkan masih ada tunggakan biaya rumah sakit yang membuat perawatan ayahnya tidak maksimal.

Harapannya untuk kesembuhan ayahnya pupus. Ayahnya meninggal dunia, tepat saat Arga berhasil menyelamatkan perusahaan dari ambang kehancuran.

Air mata Anya membasahi pipinya. Ia tak pernah ingin kembali ke perusahaan itu, baik tiga tahun lalu maupun sekarang. Tawaran Rangga untuk bekerja di sana tiga tahun lalu ditolaknya; ia memilih bergabung dengan perusahaan MN. Ia tak ingin kembali ke perusahaan itu, masa lalu terlalu menyakitkan.

Di sisi lain, asap rokok mengepul di udara, menemani Arga dan sebotol minumannya. Pikirannya dipenuhi pertanyaan: mengapa Anya menolak tawaran mengelola perusahaan ayahnya?

Awalnya, Arga hanya menuruti keinginan Anya saat itu yang menjadi syarat Anya menikah dengannya. Setelah itu, ia praktis melupakan perusahaan tersebut, hanya menyuruh Rangga mengawasi tanpa pernah benar-benar menanyakan perkembangannya. Yang penting, perusahaan tetap berjalan.

Namun, kini semuanya berubah. Ia harus menguak misteri di balik penolakan Anya. Ada sesuatu yang disembunyikan, sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang pernah ia duga. Ia harus mencari tahu.

Arga menghubungi Rangga. "Rangga, aku butuh informasi detail tentang perusahaan Ayah Anya. Semua detail, dalam waktu 24 jam!" perintahnya, tegas dan penuh determinasi.

1
Uthie
Nahhh..gitu dong... selidiki!!!! semoga paman nya yg jahat itu bisa di beresi oleh Arga 👍😡
Uthie
Untung gak salah beli bunga yaa 😁😂
Uthie
Lagiiiii.... 👍🤗🤗🤗
Uthie
Suka ceritanya 👍👍👍👍
seneng jika menemukan cerita yg suka alur cerita nya 👍🤗🤗
Uthie
Makin seru ..dan suka ceritanya 👍👍🤩🤩
Uthie
Gak jelas .. kamu juga main sama wanita-wanita cantik Arga 🤨😡
Uthie
terus masalah yg sekarang dihadapi Anya berita yg bagaimana sihhh??? harus ada penjelasan soal itu... jangan di bikin penasaran tebak sendiri!! 😌🙏
merry
trm ajj nasib mu David mencintai gk hrs memiliki liat psangn bhgia kmu jg ikt bhgia,, lagian Arga juga bun tandingan muu
Uthie
Berita apa sihhh... ????
koq knapa gak dijelaskan sihhhh... 😒
merry
cuma mm Tri mu ga ga kmu hruss khilngn istrimu dan ank muu,, kasuh pljrn n sm mm trimu kbnykn ikt cmpurr ursnn ank Tri,, mm kandung ajj gk bgitu ikr cmpur y yg pntg ank t bhgia kcli mm matre
Uthie
sakit banget dengan kelakuan laki macam itu 🤨
merry
lg lg ulah mertua yg gk trm pyn mantu gk setara dgnnya
Uthie
Sukkaa niiii soal mantan yg kembali tertarik lagiii 😏😏
Uthie
seru 👍
Uthie
Walau Cinta gak bisa di paksakan, namun tetep berpikir realitas dan kedepan... terutama ada anak!
Jangan menyia-nyiakan ketulusan seorang laki2 baik yg ada didepan mata dan terbukti sekian tahun penantian nya👍😁

Masa lalu jika menyakitkan, harus di hempaskan jauhh 👍😄
Aldin Andi: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
Uthie
Sukka banget kalau awal yg langsung menarik gini 👍🤩🤩

Gak kaya cerita lain, ada yg di ceritakan dulu awal yg bertele-tele.. malah malas nyimak nya 😁😁
Aldin Andi: terima kasih kakak 🙏🙏🙏🙏.
total 1 replies
Aldin Andi
terimakasih 🙏🙏🙏🙏 semangat juga untukmu
Aerik_chan
2 iklan untukmu kak...semangat
Aerik_chan
memang cinta nggak bisa dipaksakan..tapi kalau yang ini boleh lah
Aerik_chan
bab 1 aja bikin sedih...1 iklan buatmu thor
Aldin Andi: terimakasih🙏🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!