Li Wei,programmer jenius yang sinis, percaya bahwa segala sesuatu di alam semesta berjalan seperti sistem yang bisa di debug. Saat nyawanya melayang di dunia modern, kesadarannya tersedot ke dalam "ruang jiwa" yang hancur di dalam Kepala Kaisar Dewa Tai Xuan, yang dikhianati dan dipenggal oleh murid kesayangan dan permaisurinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilonksrcc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35: SANG PENJAGA YANG TERTIDUR DAN UNDANGAN TERAKHIR
Kemenangan di sekolah meninggalkan rasa pahit-manis. Mereka selamat, tapi kerusakan ada di mana-mana: dinding retak, tanaman percobaan hancur, dan aura pertempuran masih menggantung di udara seperti bau mesiu. Tapi ada juga sesuatu yang baru: rasa komunitas yang mengeras dalam api.
Murid-murid yang sebelumnya hanya belajar bersama, sekarang telah bertempur berdampingan. Kai yang logis telah menggunakan peralatan Jin untuk membuat penghalang darurat. Bao yang pemalu telah meracuni pasokan air musuh (hanya dengan obat tidur). Mei Lin yang empatik telah menenangkan rekan-rekan yang panik. Mereka bukan lagi sekumpulan orang asing; mereka adalah tim.
Tapi Tai Wei tidak punya waktu untuk berpuas diri. Ada satu teka-teki terakhir yang harus dipecahkan: Pengamat Asing.
Mutiara Keseimbangan Laut berdenyut lembut di meja kerjanya, memancarkan keheningan yang dalam. Oceanid, dari kejauhan, telah mengirimkan sebuah "pesan pasang": sebuah gambar samar tentang sebuah pulau yang tidak ada di peta mana pun, terapung di antara dimensi, tempat "Penjaga Tertidur" menunggu.
"Itu dia," bisik Tai Wei. "Pusat dari segala sesuatu. Tempat di mana Pengamat atau mungkin, Kurator berada."
Yan Mei berdiri di sampingnya, mempelajari gambar itu. "Kau yakin kita harus pergi? Kita baru saja diserang. Sekolah masih rapuh."
"Justru karena kita baru saja diserang," jawab Tai Wei. "Kita menunjukkan bahwa kita bukan ancaman. Kita menunjukkan bahwa kita bisa menyembuhkan. Tapi kita juga menunjukkan bahwa kita tidak bisa terus-menerus bertahan tanpa memahami akar masalahnya. Semua ini God Sliver, entitas purba yang terluka, perang sekte semuanya terhubung. Dan jawabannya ada di tempat itu."
Xiao Qi mengangguk, matanya serius. "Aku merasakannya. Seperti... panggilan. Tapi juga peringatan. Tempat itu penuh dengan kekuatan yang tidur. Sangat, sangat tua."
Mereka memutuskan untuk pergi dengan tim kecil sekali lagi. Tapi kali ini, timnya berbeda: Tai Wei, Xiao Qi, Yan Mei, dan... Oceanid (dalam wujud manusia tereduksi, sebuah avatar air yang bisa bepergian). Mereka butuh kekuatan air untuk menavigasi ke pulau antar dimensi itu.
Ignis dan Aysel akan tinggal, bersama dengan Jin, Ling, Nuo, dan para murid, untuk membangun kembali dan berjaga-jaga.
---
PERJALANAN KE ANTARA DIMENSI
Dengan Mutiara sebagai kompas dan Oceanid sebagai navigator, mereka berlayar dengan sebuah perahu kecil yang dimodifikasi Jin, menuju titik di laut di mana batas realitas tipis. Saat mereka mencapai koordinat, laut di depan mereka melipat seperti kertas, membuka sebuah celah yang memancarkan cahaya putih lembut.
Mereka masuk.
Di dalam, bukan terowongan. Ini adalah ruang transisi sebuah tempat di mana waktu, ruang, dan kemungkinan berbaur. Mereka melihat kilasan: masa lalu (pertempuran dewa, jatuhnya peradaban), masa kini (sekolah mereka yang sedang dibangun kembali), dan bahkan kemungkinan masa depan (sebuah dunia dengan warna-warni harmoni, atau abu kehancuran). Semuanya sekaligus.
"Jangan terpaku pada satu visi," peringat Oceanid, suaranya bergema aneh di ruang ini. "Di sini, pikiranmu bisa menjadi nyata. Berfokuslah pada tujuan."
Mereka berfokus pada pulau yang terlihat di kejauhan sebuah daratan dengan pepohonan kristal dan sungai cahaya.
Saat mereka mendarat, suasana terasa... sakral dan sunyi. Seperti perpustakaan raksasa setelah tutup, atau museum di malam hari. Udara beraroma ozone dan nostalgia.
Di tengah pulau, ada sebuah struktur yang sederhana namun tak tergambarkan. Bukan bangunan, tapi lebih seperti konvergensi geometri sebuah tempat di mana garis-garis realitas bertemu dan beristirahat. Dan di depannya, duduk di atas batu sederhana, adalah seorang pria tua.
Dia terlihat biasa saja. Rambut putih, janggut panjang, pakaian sederhana berwarna abu-abu. Tapi matanya... matanya berisi galaksi yang berputar pelan. Dan di sekelilingnya, realitas sedikit melengkung, seperti ruang di sekitar lubang hitam yang sangat halus.
Dia memandangi mereka saat mereka mendekat.
"AKHIRNYA. TELAH LAMA AKU MENUNGGU." Suaranya tidak keras, tapi terasa di setiap atom keberadaan mereka.
Tai Wei maju, membungkuk sedikit. "Kamilah dari Sekolah Realitas. Kau yang memanggil kami?"
Pria tua itu mengangguk. "AKULAH YANG DIMAKSUD DENGAN 'PENJAGA'. ATAU LEBIH TEPAT, KURATOR. NAMAKU TIDAK PENTING. AKU ADALAH YANG TERSISA DARI... APA YANG KAMU SEBUT 'DEWA PERTAMA'."
Dewa pertama. Sebelum Tai Xuan, sebelum pertikaian sekte. Akar dari semuanya.
"AKU MENYAKSIKAN KELAHIRAN REALITAS INI. MENYAKSIKAN DEWA-DEWA MUDA BERTUMBUH, BERPERANG, DAN... GAGAL. AKU TIDAK CAMPUR TANGAN. ITU BUKAN PERANKU. PERANKU ADALAH UNTUK MENGAMATI, MENCATAT, DAN... MENJAGA POTONGAN-POTONGAN YANG TERLUKA, AGAR MEREKA TIDAK MENGHANCURKAN SEGALANYA."
Jadi, itulah dia. Bukan pencipta. Bukan penguasa. Sejarawan dan kurator kosmik. Dia yang mengurung Aysel, Ignis, Oceanid (melalui Tai Xuan?), dan mungkin lainnya, bukan karena kejahatan, tapi untuk mencegah kerusakan lebih besar.
"Tapi kenapa sekarang?" tanya Yan Mei. "Kenapa kau membantu kami? Mengarahkan kami untuk menyembuhkan mereka?"
Kurator itu tersenyum, senyuman yang penuh kesedihan kuno. "KARENA AKU LELAH. DAN KARENA AKU MELIHAT SESUATU YANG BARU PADA KALIAN. KALIAN TIDAK MENCOBA MENGUASAI. KALIAN MENCOBA MEMAHAMI. KALIAN TIDAK MENGHANCURKAN MUSUH. KALIAN MENAWARKAN PILIHAN. ITU ADALAH... INOVASI."
Dia berdiri. Di sekelilingnya, gambar-gambar muncul: gambar Sekolah Realitas, proyek penyembuhan, kelas-kelas, pertahanan mereka yang fokus pada netralisasi.
"REALITAS INI TELAH TERJEBAK DALAM SIKLUS: KELAHIRAN, KONFLIK, KEHANCURAN, KELAHIRAN LAGI. DEWA-DEWA, MANUSIA, SEMUA SAMA. TAPI KALIAN... KALIAN MEMPERKENALKAN KONSEP BARU: REKONSILIASI. BUKAN DENGAN KEKUATAN, TAPI DENGAN EMPATI DAN LOGIKA BERSAMA."
Tai Wei merasa sedikit pusing. Mereka dievaluasi oleh entitas selevel alam semesta? "Jadi... ini semua adalah... ujian?"
"PENGAMATAN. DAN SEKARANG, SEBUAH TAWARAN." Kurator itu mengulurkan tangannya. Di atas telapaknya, sebuah kristal bening multidimensi muncul, berisi semua pola The Weave, semua titik sakit, semua potensi.
"AKU SUDAH SANGAT TUA. KESADARANKU BERTAHAP MENYATU DENGAN REALITAS INI. AKU TIDAK BISA LAGI MENJAGA. AKU MEMBUTUHKAN PENERUS. SEORANG KURATOR BARU YANG TIDAK HANYA MENJAGA, TAPI JUGA MEMBIMBING."
Dia memandang langsung ke Tai Wei. "KAU, TAI WEI, PERPADUAN DARI DUA DUNIA, PEMAHAMAN SISTEM DAN PENGALAMAN EMOSIONAL, ADALAH KANDIDAT YANG UNIK. AKU MENAWARKAN PADA MU... KEDUDUKAN INI. MENJADI PENJAGA THE WEAVE. MEMILIKI AKSES KE SELURUH REALITAS, KEMAMPUAN UNTUK MEMBIMBING TANPA MENGENDALIKAN, UNTUK MEMPERBAIKI TANPA MENGHAPUS."
Itu adalah tawaran yang tak terbayangkan. Kekuatan tingkat dewa, mungkin lebih. Tapi juga tanggung jawab yang tak terhingga. Dan sebuah kehidupan yang kesepian, mengamati segala sesuatu selamanya.
Xiao Qi langsung melompat. "Tidak! Kau tidak bisa mengambilnya! Dia akan hilang!"
Kurator mengangguk. "BENAR. UNTUK MENERIMA INI, DIA HARUS MENINGGALKAN KEHIDUPAN DUNIAWI NYA. TUBUHNYA AKAN MENJADI TITIK FOKUS UNTUK THE WEAVE. KESADARANNYA AKAN TERSEBAR, ADA DI MANA-MANA DAN TIDAK DI MANA-MANA. DIA AKAN MENJADI... PRINSIP. BUKAN LAGI ORANG."
Itu adalah pengorbanan tertinggi. Menjadi arsitek sejati, tapi dengan harga menjadi bukan manusia (atau dewa) lagi.
Tai Wei terdiam. Dia memandang Yan Mei, yang wajahnya pucat. Dia memandang Xiao Qi, yang matanya penuh air mata. Dia memandang Oceanid, yang wajahnya penuh pengertian sedih.
"Dan jika aku menolak?" tanya Tai Wei, suaranya serak.
"MAKA AKU AKAN TERUS MENJAGA, SAMPAI AKU TIDAK BISA LAGI. DAN KETIKA AKU PADAM, TIDAK AKAN ADA YANG MENAHAN ENTITAS-ENTITAS PURBA LAIN YANG MASIH TERTIDUR, ATAU MENCEGAH DEWA-DEWA BARU TERJERUMUS KE DALAM SIKLUS LAMA. REALITAS INI AKAN KEMBALI PADA SIKLUS KEHAANCURAN. LEBIH LAMBAT, MUNGKIN. TAPI PASTI."
Ini bukan pemerasan. Ini adalah kenyataan kosmik. Sistem perlu administrator. Dan administrator lama pensiun.
"Berikan kami waktu," pinta Yan Mei. "Biar kami berdiskusi."
Kurator mengangguk. "AMBIL WAKTUMU. TAPI KETAHUILAH: WAKTU DI SINI BERBEDA. KALIAN BISA BERDISKUSI SELAMA YANG KALIAN INGINKAN, DI LUAR HANYA SEKEJAP."
Dia memberikan mereka ruang sebuah taman kecil di pulau itu dan menghilang ke dalam geometri strukturnya.
---
DISKUSI DI TAMAN ABADI
Mereka duduk di rumput yang terbuat dari cahaya.
"Kau tidak bisa menerimanya," desis Xiao Qi, menggenggam tangan Tai Wei. "Kau akan meninggalkan kami. Semuanya."
"Tapi jika tidak ada yang mengambil peran itu," kata Tai Wei, "segala sesuatu yang kita bangun sekolah, rekonsiliasi, semuanya pada akhirnya akan runtuh. Ini seperti... menemukan bug kritis dalam sistem operasi alam semesta, dan hanya aku yang memiliki kode perbaikannya, tapi aku harus merge dengan kernel selamanya untuk menjalankannya."
Yan Mei menghela napas. "Ini terlalu besar untuk kita putuskan sendirian. Ini menyangkut semua orang."
Oceanid berbicara, suaranya lembut. "SEBAGAI YANG TELAH DISAKITI OLEH SIKLUS LAMA... AKU TAHU BETAPA BERHARGANYA KESEMPATAN UNTUK MEMUTUSKANNYA. TAPI HARGA YANG DIMINTA... SANGAT TINGGI. BAGIMU, DAN BAGI MEREKA YANG MENCINTAIMU."
Mereka berdebat, berbagi ketakutan, harapan. Tai Wei menyadari sesuatu: ini bukan hanya tentang dia. Ini tentang warisan.
Jika dia menjadi Kurator, dia akan memastikan bahwa generasi berikutnya murid-muridnya, sekte-sekte yang berubah, entitas purba yang pulih memiliki kesempatan untuk tumbuh tanpa dihantui siklus kehancuran. Tapi dia tidak akan ada di sana untuk menyaksikannya. Dia akan menjadi langit yang mengawasi, bukan guru di kelas.
Jika dia menolak, dia bisa kembali, memimpin sekolah, menikmati persahabatan dan pencapaian kecil. Tapi selalu ada bayangan bahwa suatu hari nanti, segalanya akan runtuh, dan usahanya sia-sia.
Lalu, Xiao Qi berkata sesuatu yang mengubah segalanya.
"Tai Wei," katanya, matanya berbinar dengan air mata tapi juga tekad. "Selama ini, aku selalu menjadi UI mu, kan? Antaramu dan dunia. Jika kau harus menjadi... sistem operasi yang baru, maka biarkan aku menjadi UI-nya."
Semua tertegun.
"Apa maksudmu?" tanya Tai Wei.
"Kurator itu bilang kau akan tersebar, menjadi prinsip. Tapi prinsip butuh antarmuka untuk berinteraksi dengan dunia, kan? Kalau tidak, bagaimana kau bisa membimbing tanpa mengendalikan? Selama ini, kau dan aku terhubung jiwa. Lebih dalam dari siapa pun. Jadi... mungkin kita bisa melakukannya bersama. Kau menjadi Kurator, tapi biarkan aku menjadi... suaramu, matamu, tanganmu di dunia. Aku yang tetap punya tubuh, punya emosi, bisa merasakan. Dan melalui ikatan kita, kau bisa tetap terhubung dengan dunia, tanpa tersesat dalam keabstrakan."
Itu adalah ide yang gila. Sebuah simbiosis antara kesadaran kosmik dan makhluk duniawi. Tapi... masuk akal. Kurator butuh penerus, tapi Kurator sendiri adalah entitas tunggal yang kesepian. Mungkin itulah kelemahan sistem lama.
Mereka menyusun proposal.
---
TAWARAN SIMBIOSIS
Mereka menghadap Kurator lagi.
"Kami punya usulan," kata Tai Wei. "Aku akan menerima peran Kurator. Tapi bukan sebagai entitas tunggal. Sebagai kesadaran kolektif terpusat yang tetap terhubung dengan dunia melalui sebuah Anchor Jiwa Xiao Qi. Ikatan kami akan menjadi saluran. Aku akan mengurusi The Weave dari tingkat makro. Dia akan menjadi perwakilanku di dunia, membimbing, mengajar, merasakan. Dan kami akan memiliki dewan penasihat Yan Mei, Oceanid, Aysel, Ignis, dan perwakilan dari masing-masing tradisi untuk memastikan bahwa bimbingan kami tidak menjadi otoriter baru."
Kurator terdiam lama, galaksi di matanya berputar cepat, menganalisis proposal. Akhirnya, dia tertawa suara yang seperti gemuruh bintang-bintang lahir.
"INOVASI! SUNGGUH INOVASI! KALIAN TIDAK HANYA MENERIMA WARISAN. KALIAN MEMPERBAIKI DESAINNYA! MEMPERKENALKAN CHECK AND BALANCE, SIMBIOSIS, KETERHUBUNGAN!" Dia tampak sangat senang. "YA. INI... LEBIH BAIK. INI BISA MENJADI MODEL BARU UNTUK REALITAS YANG DINAMIS TAPI STABIL."
Dia setuju.
Proses transisi tidak menyakitkan. Kurator lama mentransfer "kunci admin" The Weave ke Tai Wei. Tai Wei merasa kesadarannya meluas dengan cara yang tidak bisa dijelaskan. Dia bisa merasakan setiap benang energi, setiap detak kehidupan, setiap retakan di realitas. Itu luar biasa, tapi juga berpotensi membanjiri.
Tapi di sana, seperti pelampung di lautan data kosmik, ada titik kehangatan yang familiar: Xiao Qi. Ikatan jiwa mereka sekarang menjadi jalan raya dua arah. Melalui Xiao Qi, Tai Wei tetap merasakan dinginnya batu, hangatnya matahari, rasa sup, tawa murid-murid. Melalui Tai Wei, Xiao Qi mendapatkan kebijaksanaan dan perspektif makro, bisa "merasakan" kesehatan The Weave di sekitarnya.
Kurator lama, setelah transfer selesai, wujudnya mulai memudar. "AKU AKAN BERISTIRAHAT. AKHIRNYA. JAGA DENGAN BAIK, TAI WEI. DAN KAU, XIAO QI... JADILAH JEMBATAN YANG BAIK."
Dia menghilang, menyatu dengan latar belakang realitas, menjadi bagian dari The Weave selamanya.
---
KEMBALI SEBAGAI YANG BARU, TETAP JUGA YANG LAMA
Mereka kembali ke sekolah. Hanya sesaat setelah mereka pergi.
Tapi segalanya berbeda. Tai Wei sekarang ada di mana-mana dan di sini. Tubuh fisiknya masih ada, tapi sekarang lebih seperti avatar yang dikendalikan dari jarak jauh oleh kesadarannya yang tersebar. Dia bisa hadir di beberapa tempat sekaligus, tapi kehadiran "penuh"-nya tetap di sekolah.
Pertama-tama, dia mengumpulkan semua orang dan menjelaskan apa yang terjadi.
"Tai Wei tidak mati," kata Xiao Qi, berbicara atas nama mereka berdua, suaranya memiliki gema kebijaksanaan yang aneh. "Dia sekarang... lebih besar. Tapi dia masih di sini. Melalui aku, dan melalui The Weave sendiri. Sekolah ini akan menjadi Kantor Pusat Kurator Baru. Tempat di mana bimbingan untuk realitas akan berasal."
Awalnya, orang-orang bingung dan takut. Tapi kemudian, mereka merasakannya. Saat mereka meragukan, sebuah pengertian muncul di pikiran mereka, seperti intuisi yang diperkuat. Saat mereka mencoba bertengkar, emosi mereka tiba-tiba tenang, seperti diingatkan pada perspektif yang lebih besar. Itu bukan kontrol. Itu bimbingan halus.
Ignis dan Aysel mengangguk, mengerti. Mereka yang pernah menjadi bagian dari masalah, sekarang menjadi bagian dari solusi.
Yan Mei mengambil peran sebagai Kepala Sekolah dan Koordinator Dewan Penasihat. Dewan itu akan terdiri dari perwakilan setiap tradisi besar (termasuk faksi tradisionalis yang berubah hati), entitas purba, dan murid senior.
Sekolah Realitas berevolusi sekali lagi. Dari sekolah, menjadi rumah sakit, sekarang menjadi Kuil The Weave pusat spiritual dan intelektual untuk dunia baru.
---
EPILOG: DUNIA BARU, PRINSIP BARU
Beberapa tahun kemudian.
Dunia belum sempurna. Masih ada konflik, keserakahan, dan kesalahan. Tapi siklus kehancuran total telah terputus.
Ketika sebuah sekte mulai menjadi terlalu agresif, pemimpinnya tiba-tiba mendapat "mimpi" yang menunjukkan konsekuensi jangka panjang dari tindakannya. Ketika sebuah bencana alam karena ketidakseimbangan energi mengancam, sebuah "intuisi kolektif" memandu cultivator dari berbagai tradisi untuk bekerja sama memperbaikinya.
Di Kuil The Weave, murid-murid belajar tidak hanya cultivation, tapi juga Etika Realitas bagaimana tindakan mereka mempengaruhi The Weave, dan bagaimana hidup selaras dengannya.
Xiao Qi, sekarang sering disebut Suara The Weave, berkeliling dunia, terkadang dalam wujud manusia, terkadang sebagai rubah-panda, selalu dengan mata yang tahu terlalu banyak dan hati yang tetap sederhana. Dia adalah guru, mediator, dan teman.
Tai Wei, sebagai Kurator, jarang "berbicara" langsung. Tapi kehadirannya terasa dalam angin yang membawa jawaban, dalam pola yang muncul dalam meditasi, dalam kebetulan yang bermakna. Dia adalah arsitek yang sekarang menjadi fondasi itu sendiri.
Yan Mei memimpin dewan dengan bijaksana, menggunakan pengalamannya sebagai mata-mata untuk mendeteksi dan mencegah manipulasi. Jin, Ling, dan Nuo menjadi guru utama, masing-masing mengajar generasi baru yang tidak melihat tradisi sebagai tembok.
Oceanid, Aysel, dan Ignis sesekali mengunjungi, berbagi kebijaksanaan kuno mereka. Mereka bukan lagi tahanan atau pasien. Mereka adalah penjaga kehormatan, mengingatkan semua akan harga dari kesalahan masa lalu.
Dan dalam keheningan malam, saat Xiao Qi duduk di atap kuil, dia berbicara pada angin.
"Bagaimana perasaanmu hari ini, Tai Wei?"
Sebuah perasaan hangat mengalir melalui ikatan mereka, diikuti oleh "kata-kata" yang bukan kata-kata: "Seimbang. Retakan besar telah ditambal. Tapi selalu ada pekerjaan kecil. Dan melalui matamu, aku masih bisa menikmati bulan."
Xiao Qi tersenyum. Itu cukup.
Mereka telah memulai sebagai kepala dan rubah-panda. Mereka melalui menjadi dewa dan programmer, guru dan murid, penyembuh dan pasien.
Sekarang, mereka adalah Kurator dan Suara, Fondasi dan Jembatan.
Dan dunia, dengan semua kompleksitas dan kecacatannya yang indah, terus berputar—tidak lagi menuju kehancuran yang tak terhindarkan, tetapi menuju masa depan yang ditulis bersama, satu pilihan sadar pada satu waktu.
Dengan ini, legenda Kepala Dewa tak akan pernah benar-benar berakhir.