NovelToon NovelToon
Zea'S True Story

Zea'S True Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Bepergian untuk menjadi kaya
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Taurus girls

"Uang lima puluh ribu masih kurang untuk kebutuhan kita, Mas. Bukannya Aku tidak bersyukur atas pemberian dari mu dan rezeki kita hari ini. Tetapi itu memanglah kenyataannya." kata Zea, dia wanita berusia 25 tahun yang sudah memiliki dua anak, istri dari Andam pria yang sudah berusia 37 tahun ini.

"Apa katamu?" geram Andam. "Lima puluh ribu masih kurang? Padahal Aku setiap hari selalu memberi kamu uang Zea, memangnya uang yang kemarin Kamu kemana'kan, Hah!" tanya Andam, dia kesal pada Zea karena menurutnya dia sangatlah boros menggunakan uang.

Setiap hari dikasih uang masa selalu habis, kalau bukan boros, apa itu namanya? Setiap hari padahal Andam sudah mati-matian bekerja menjadi pedagang buah dipasar pagi, tentu saja dia kesal karena Zea selalu mengeluh uangnya habis.

"Mas, Aku sudah katakan! Uang yang setiap hari Kamu kasih untukku belum cukup untuk kebutuhan kita! Kamu mendengar tidak sih!" teriak Zea, dia sudah lelah memberitahukan pada suami tentang hal ini.

penasaran? baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ZTS 10

Satu minggu kemudian.

Keadaan Andam dan Giska sudah cukup membaik, hanya tinggal luka bakar pada lengan kiri Andam yang masih terlihat namun sudah kering. Sedangkan Giska, dia justru sudah mulai berangkat ke sekolah lagi mulai kemarin.

Kini, Andam dan Zea tengah berada didalam kamar. Mereka masih tidak percaya dengan apa yang dialaminya satu minggu yang lalu.

Sejak kejadian itu mereka selalu berhati-hati dalam bertindak apapun. Mereka seolah trauma dengan tragedi kebakaran waktu itu. Dan tidak mau sampai tragedi tersebut kembali terulang.

Karena rumah mereka sudah terbakar habis, akhirnya Andam dan Zea memutuskan untuk tinggal dirumah kosong milik pak Fatur yang tidak dipakai karena dia sudah menempati rumah barunya yang dibangun lima bulan yang lalu dengan membayar uang sewa tiga juta perbulan.

Mahal?

Itu sangat mahal bagi Andam yang hanya seorang pedagang buah emperan dipasar pagi. Tetapi, Andam tidak ada pilihan lain. Selain lokasinya masih didesa Bambu Lebar dan tidak jauh dari bekas rumahnya yang terbakar kemarin, rumah ini juga dekat dengan sekolah Gean dan Giska. Mungkin rumah ini dengan rumahnya kemarin dan ke sekolah Gean dan Giska hanya berjarak lima puluh meter saja.

Dengan posisi saling berbaring dan menatap arah plafon, Zea berseru. "Mas,"

"Hm,"

"Aku tidak nyaman tinggal di rumah ini mahal sewanya." kata Zea, dia tidak betah menempati rumah ini walaupun rumah ini sudah mewah dibandingkan rumahnya yang dulu.

Mendengar keluhan istrinya, Andam menoleh. "Yang sabar, Ze. Aku juga tidak nyaman tinggal disini. Tetapi mau bagaimana lagi Aku belum ada uang untuk membangun rumah yang baru." sebagai kepala keluarga Andam tentu sudah kepikiran hal tersebut sejak kemarin-kemarin.

Apa lagi biaya sewa yang menurutnya teramat mahal ini sungguh membuatnya tertekan dan terbebani. Belum juga motor yang kemarin baru dibeli dari uang pinjaman Ajis ikut terbakar habis. Sudah pasti Andam harus mencari uang lebih banyak lagi supaya bisa mencicilnya.

Tidak bohong, memikirkan cicilan rumah dan cicilan motor saja Andam sudah ruwet. Apa lagi uang simpanan Andam yang disimpan didalam lemari ikut terbakar dan sudah menjadi debu.

Astaghfirullah.

Jika Andam tidak kuat dan sabar mungkin dia sudah lari-larian dipinggiran jalan tanpa mengenakan busana sambil mengoceh tak jelas. Dan yang membuat Andam sekuat dan sesabar ini adalah istri dan anak-anaknya.

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan pintu, Andam dan Zea berpandangan. Kemudian Zea dan Andam beranjak dari tempat tidur dan keluar menuju ruang tamu. Andam duduk disofa dan Zea memilih membuka pintu.

Begitu pintu terbuka terlihat dua orang pria berdiri sambil menatapnya.

"Mas Aman, Pak Kades. Mari silakan masuk." ucap Zea ramah, kemudian dia membuka pintu lebar-lebar.

Setelah Aman, Pak Kades, Andam, dan Zea duduk nyaman disofa ruang tamu. Pak Kades yang bernama Susanto berkata.

"Maaf jika kedatangan saya ke sini telah mengganggu waktu istirahat mbak Zea dan mas Andam. Tetapi kehadiran saya ke sini ingin menyampai sesuatu dari pihak kepolisian mengenai kebakaran kemarin,"

"Apa katanya, Pak?" tanya Andam dengan sangat antusias, sudah satu minggu ini dia memang menunggu hasil penyelidikan dari petugas polisi mengenai kebakaran yang menimpa rumah sederhananya.

Awalnya Andam tidak ingin mengusut atau menyelidiki kasus kebakaran tersebut. Tetapi Pak Susanto selaku kepala desa bersikeras ingin mengusut kasus tersebut hingga jelas dan tuntas.

Akhirnya Andam selaku warga biasa hanya bisa pasrah dan manut saja. Lagi pula pak Susanto berniat baik padanya.

"Ini ada surat dari pihak kepolisian." pak Susanto meletakan amplop putih diatas meja tamu yang diambil dari dalam tas dinasnya. "Didalam surat ini hasil penyelidikan dari kepolisian sudah tercantum. Silakan dibaca." kata pak Susanto (kepala desa Bambu Lebar).

Andam mengambil, membuka, dan membacanya. Disurat tersebut tercantum jelas jika tidak ada tanda-tanda kecurangan dan semacamnya. Melainkan murni terjadi kebakaran karena kelalaian dari Andam sendiri.

Didalam surat tertulis jika kebakaran terjadi karena api kompor yang menyambar kain lap yang tak jauh dari kompor. Lalu ada kucing menyenggolnya dan menjatuhkannya ke dalam bara api kompor.

Sebelum menyelidiki di TKP pihak kepolisisan juga sudah mewawancarai dan mengintrogasi Andam lebih dulu dan Andam juga menceritakan yang sebenarnya.

"Iya, Pak. Sudah Aku duga jika ini memang keteledoran diriku sendiri. Terima kasih pak kades karena bapak sudah mau bersusah payah menyelidiki kasus kebakaran ini." kata Andam.

Pak Susanto tersenyum. "Ini sudah menjadi kewajiban saya sebagai kades didesa ini untuk siap tanggap pada warganya yang terkena musibah. Jadi, saya permisi dulu mas Andam, mbak Zea. Saya masih ada pertemuan dipendopo kecamatan." katanya.

"Oh, silakan pak. Sekali lagi kami berterima kasih atas kepedulian bapak." kata Andam.

Setelah Pak Susanto pergi, kini giliran Aman yang berbicara. Selain datang untuk menjenguk Andam dia juga ada perlu dengan Zea.

"Bagaimana keadaan kamu Dam?" tanya Aman. Usia mereka sama, hanya berjarak beberapa bulan saja, dan mereka diwaktu remaja juga sering bermain bersama. Jadi, Aman dan Andam tidak memakai embel-embel mas jika memanggil namanya.

"Alhamdulilah, sudah baikan, Man. Mungkin besok malah sudah bisa berdagang lagi." jawab Andam.

"Sukur lah jika seperti itu. Aku juga senang mendengarnya." kata Aman.

"Oh iya, Dam. Sebelumnya Aku meminta maaf karena kedatanganku kemari selain menanyakan keadaanmu. Aku juga ingin bertanya pada mbak Zea. Kemarin kami mendapat tawaran bernyanyi lagi didesa karangsari dalam rangka hari jadi desa tersebut, dan acaranya hari ini. Apa mbak Zea siap berangkat?"

Tanya Aman dengan perasaan tidak enak hati, selain mereka baru terkena musibah, Andam juga masih butuh perhatian Zea sebagai istrinya. Tetapi, Jika Zea tidak berangkat, Aman merasa sayang dengan hasil manggungnya. Karena pak kades Muhidin telah sepakat akan memberi bayaran yang cukup lumayan.

Zea menatap suaminya, dia justru hampir lupa dengan permintaan pak Muhidin waktu itu karena sibuk merenungi kehilangan rumahnya.

Dan dengan keadaan yang seperti sekarang ini kemungkinan ini adalah rezeki untuknya dan keluarga. Bayangkan, jika kemarin Zea tidak ada uang dua juta dari job menyanyi kemungkinan dia tidak bisa membeli makanan sehari-hari dan bayar rumah sakit, secara Andam butuh istirahat dirumah.

"Bagaimana, Dam, mbak Zea?" tanya Aman lagi karena mereka hanya terdiam.

"Boleh ya, Mas. Dengan hasil manggung aku juga bisa mendapat uang untuk menabung bikin rumah baru. Kamu sudah tidak papa kan aku tinggal?" Zea berbisik ditelinga Andam.

"Terserah kamu saja," putus Andam setelah lima menit berpikir, walau rasanya tidak rela.

1
Astrea
semoga aja ketemu dan mereka kembali berkumpul kasian Zea sudah banyak mengalami penderitaan
Astrea
idih
Astrea
kamu maruk fatur maunya dua duanya
Astrea
seorang wanita tua
tapi belum terlalu tua
tapi sudah tua?

thor ngakak baca itu hhaaaa
Astrea
mau ketemu sama jihan juga ze
hiiiii
Astrea
hadew pak fatur ingat istrimu pak
Astrea
salahkan dirimu yang kelewat cantik Ze. makanya suami orang aja sampe tergoda. wkwkwk
Astrea
Jihan bikin takut.
Astrea
kasihan
Astrea
sekongkol ya si sopir sama si lelaki ini
Astrea
semoga saja Zea bertemu lagi sama anak dan suaminya
Astrea
kasihan
Astrea
ck ck ck
Astrea
hayo Ze awas kamu ikut keseret juga
Abu Yub
lanjut/Ok//Wilt/
Abu Yub
Aku datang lagi dedek/Rose/
Abu Yub
Dari mana
Abu Yub
Datang lagi
Abu Yub
neng
Elisabeth Ratna Susanti
kasihan Zea
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!