DICARI DENGAN SEGERA
Asisten pribadi.
• Perempuan usia max 27 tahun.
• Pendidikan terakhir min S1.
• Mampu berkomunikasi dengan baik dan bernegosiasi.
• Penampilan tidak diutamakan yang penting bersih dan rapi. (Lebih bagus jika berkaca mata, tidak banyak senyum, dan tidak cerewet.)
Kejadian itu satu setengah tahun lalu, saat dia benar-benar membutuhkan uang, jadi dia melamar pekerjaan tersebut. Namun setelah dia di terima itu adalah penyesalan untuknya, sebab pekerjaanya sebagai asisten pribadi benar-benar di luar nalar.
Bosnya yang tampan dan sangat di gemari banyak wanita itu selalu menyusahkannya dalam hal pekerjaan.
Dan pekerjaannya selain menyiapkan segala kebutuhan pribadi bosnya, Jessy juga bertugas menyingkirkan wanita yang sudah bosan dia kencaninya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Akan Menikahinya
"Kau disini?" Jessy jelas tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat menemukan Mina di sana.
"Hai." Mina meringis malu. "Kau juga?"
"Aku menemani Chris." Mina menoleh pada Chris.
"Aku menemani Jordy." Mina kembali menatap Jessy. "Hanya saja aku tak tahu jika ini pesta keluarganya," bisiknya pada Jessy.
Jessy menghela nafasnya. "Chris aku akan disini dengan Mina, kau bisa pergi."
"Baiklah, aku akan temui Nenek dulu." Jessy mengangguk lalu membiarkan Chris pergi. Setelah Chris pergi, Jessy membawa Mina sedikit menjauh dari aula.
"Kau yakin tidak mau mengatakan apapun padaku?"
"Entahlah." Mina mengeluh.
"Apa hubunganmu dengan Jordy?"
"Tidak ada."
"Lebih baik itu benar. Kau tahu Jordy sama saja, dia pria brengsek pemain wanita?"
Mina mengangguk. "Kau sendiri, sudah tahu Tuan Chris juga begitu, masih mau menerimanya?"
"Ini berbeda. Aku sejak awal sudah tahu. Hanya saja aku terlalu berego tinggi untuk melewatkannya."
"Maksudmu?"
"Sudahlah, ini tidak penting. Yang penting jangan sampai kamu disakiti pria lagi. Kau tidak lupa kan rasanya?"
"Kau mengkhawatirkan aku, tapi mengabaikan dirimu sendiri?"
"Tidak begitu. Sudahlah kita nikmati dulu pestanya. Anggap ini sebagai hiburan" Saat ini Jessy melihat Chris dan Jordy berjalan ke arah mereka. "Mereka datang." Mina menoleh dan menemukan Jordy tersenyum padanya.
"Kau tahu dia sok tampan," bisiknya pada Jessy.
"Bukankah memang mereka tampan? Pantas bukan kalau mereka merasa tinggi hati?" Jessy terkekeh.
Mina berdecak. "Cih, kamu lihat, aku bisa dapatkan pria lebih tampan darinya. Mau lihat?" Mina menyeringai lalu berbalik untuk pergi.
"Eh?" Jessy melihat ke arah Mina pergi.
"Kemana dia?" tanya Jordy saat dia tiba.
Jessy mengedikkan bahunya.
"Kenapa tidak kejar saja," ucap Chris.
Jordy menghela nafasnya. Saat dia akan pergi Jessy justru menahannya. "Aku harap Tuan Jordy tak mempermainkan sahabatku!" Jessy memperingatkan.
Jordy menipiskan bibirnya. "Aku tahu." Setelah itu Jordy pergi mengejar Mina yang pergi ke stand makanan.
"Nenek menanyakanmu, ayo!" ajak Chris.
Jessy mengangguk lalu mengikuti Chris. Setelah beberapa langkah Jessy menghentikan langkahnya saat Chris juga berhenti. Tanpa Jessy duga Chris justru mundur satu langkah, lalu menggenggam tangan Jessy. "Ayo!" Jessy tersenyum, dia bahkan mendengar beberapa orang mulai berbisik tentang dirinya.
"Hay, Jess. Apa kabarmu?" sapa Deborah saat dia dan Chris tiba meja besar yang di kelilingi seluruh anggota keluarga Zian. Jessy bahkan melihat Charles ada disana, dan satu lagi yang Jessy kenal. Alena, ibu tiri Chris juga ada disana di sebelah pria paruh baya yang Jessy yakini sebagai ayah Chris.
"Aku baik, Nenek." Jessy memberi salam. "Maaf, aku mendadak menyiapkan hadiah, tak tahu kau suka atau tidak." Jessy menyerahkan paper bag di tangannya ke arah Deborah dengan sopan.
"Oh, Sayang. Aku tak mengharapkannya, aku sangat senang kau bisa datang." Deborah menerima hadiah dari Jessy lalu menyerahkannya pada pelayan.
"Duduklah." Deborah mempersilakan Jessy duduk, hingga Chris menarik sebuah kursi untuknya.
"Ibu, jadi ini gadis yang kau bilang kekasih Chris?" ucap Alena.
"Ya, kenapa? Jessy manis bukan?" Deborah menepuk tangan Jessy.
Alena terkekeh. "Ya, tapi, aku tak yakin mereka benar-benar pasangan kekasih." Alena menatap Jessy dan Chris bergantian.
Jessy meremas tangannya lalu menoleh pada Chris yang masih duduk dengan tenang.
"Apa maksudmu, Alena?" Deborah mengerutkan keningnya.
Alena menyeringai. "Ibu tahu Jessy adalah asisten Chris. Aku yakin Chris memintanya untuk pura- pura menjadi pasangannya." Semua orang saling melirik.
"Apa yang kamu katakan Alena, jangan membuat masalah," ucap Jayden dengan tegas. "Kau lupa apa yang aku katakan kemarin?"
Alena mencebik, lalu menatap pada Chris sebelum memalingkan wajahnya. Benar, harusnya dia sedang di luar kota, karena Chris yang marah dan menargetkannya, namun karena hari ini ulang tahun Deborah, dia kembali untuk ikut merayakan pesta wanita tua itu.
"Nenek, Jessy memang asistenku, karena itu aku menyukainya sebab dia yang selama ini mengerti dan menemaniku." Chris menggenggam tangan Jessy, hingga Jessy tersenyum.
"Aku mengerti ..." Deborah menghentikan ucapannya saat melihat Jordy menarik seorang gadis dan menghampirinya.
"Nenek aku akan menikahinya."
....
Beberapa menit lalu...
Mina menyesap minumannya. Di sebelahnya ada seorang pria yang juga tengah mengambil beberapa makanan. "Apakah itu enak?" tanya Mina dengan melongokkan wajahnya ke piring makanan si pria.
"Kau meragukannya? Keluarga Zian tidak akan menyajikan makanan yang tak enak di pesta mereka," ucapnya.
Mina mengangguk. "Pesta seperti ini biasanya para bos sibuk berbincang dengan rekan bisnis bukan? Kenapa kau hanya di stand makanan? Aku yakin kau bukan hanya datang untuk makan."
Pria itu tertawa. "Sayangnya di pesta Nyonya Deborah kami dilarang berbisnis, dan aku memang sedikit lapar."
Mina mengangguk. "Boleh aku mencobanya." Mina mengulurkan tangannya ke piring kecil yang di pegang pria di depannya, namun baru saja menyentuh sebuah kue tangannya di tahan Jordy.
Mina menoleh dan tertegun saat menemukan wajah Jordy terlihat datar dengan mata yang menatap tajam.
"Kamu bisa mengambilnya langsung. Atau mau aku ambilkan?" tanya Jordy.
"Hallo, Tuan Jordy. Senang bertemu denganmu." Jordy menoleh dan menatap tajam pada pria yang tersenyum tanpa rasa bersalah.
"Aku tidak," ucap Jordy acuh.
Pria itu terkekeh. "Kalau begitu maaf, aku tidak akan ikut campur." Mina mengerutkan keningnya saat pria itu pergi begitu saja.
"Kamu sengaja membuatku kesal?"
"Apa?" tanya Mina tak mengerti. "Apa salahnya cuma minta makanan?"
Jordy cemberut. "Kau bisa ambil sendiri tanpa minta dari piringnya. Atau minta padaku."
"Kau ini kenapa sih?" Mina menggeleng pelan, lalu hendak pergi. Namun baru berbalik Jordy menahannya.
"Kau tahu aku tidak suka melihatmu mendekatinya."
"Apa masalahmu?" Mina berdecak.
"Aku cemburu. Kenapa kau justru tak mengerti!" Mina tertegun.
"Sudah ku bilang aku menyukaimu. Tidak bisa ya kamu merimaku saja. Kenapa harus mendekati pria lain." Mina menelan ludahnya kasar, lalu matanya mengerjap menatap Jordy.
"Ke- kenapa aku harus percaya?"
Jordy menghela nafasnya lalu menarik Mina pergi. "Hey?"
"Mau kemana kita?" Jordy tak menjawab hingga mereka tiba di sebuah meja dimana keluarga inti berkumpul.
"Nenek aku akan menikahinya." Ucapan Jordy tentu saja membuat semua orang terkejut termasuk Jessy dan Chris yang juga berada disana.
Jessy bahkan melongo tak percaya dengan tatapan mengarah pada Mina.
"Menikah? Kau gila?" bisik Mina. tentu saja dia terkejut mendengar ucapan Jordy. Apa Jordy sudah gila, mendadak mengajaknya menikah? Apa tanggapan keluarga pria itu nanti.
"Kenapa tidak, kau ingin aku membuatmu percaya, bukan?"
Deborah berdehem untuk mengakhiri suasana hening sekitarnya. Wanita tua itu menoleh pada orang tua Jordy yang duduk disana dengan wajah tak kalah terkejut dari semua orang.
"Baiklah. Ini juga kabar gembira kan?" Deborah tertawa, lalu diikuti semua orang, termasuk Chris.
"Kau sungguh mendahuluiku ya," ujar Chris.
Jordy menggaruk tengkuknya lalu terkekeh.
"Bukankah kau juga ada Jessy?" Deborah tersenyum ke arah Jessy.
Jessy hanya tersenyum kecil, lalu dia menatap Chris yang juga tersenyum.
Mana mungkin.
Namun Jessy juga tak bisa berkata apapun, dan hanya diam tanpa menghentikan kecanggungan.
semangat juga buat Othornya biar Up terus😍😍🔥🔥🔥🔥🔥