Raymond matheo...pemuda berdarah dingin bagaikan tak tersentuh, wajah tampannya seakan hanya menjadi pajangan bak lukisan di galeri,bisa di lihat namun tak bisa di sentuh.
Pemuda yang akrab di sapa Ray,atau tuan muda matheo itu menjalankan sebuah misi, mengakhiri petualangan seorang mafia,ia menyamar menjadi seorang bodyguard, namun apa jadinya jika ia justru harus terikat ikatan sakral dengan putri targetnya.
Aurora Zelena.. gadis cantik yang di jaga bak mutiara dalam cangkang nya,tak terlihat,tak tersentuh,hampir tak ada yang tau seperti apa rupa nya,selain orang terdekatnya..
" Ayah...Ele akan menikah..dengan dia... bodyguard ayah(Aurora Zelena).
" Kau yang memilihpermainan ini nona,maka mainkan hingga akhir( Raymond matheo)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
" Selamat malam tuan" bi Darmi dengan ekspresi wajah terkejut menyambut kedatangan sang tuan rumah,Ray datang dengan wajah lelah,pria muda masuk dengan langkah panjang nya,sebelah tangan nya menarik mengendurkan dasinya,mata tajamnya menatap sekeliling,seakan mencari sesuatu.
" Mas Dave sudah ke negara xxx semalam,nona Aurora ada di kamar utama tuan" bi Darmi yang sudah mulai banyak paham tempat Ray, langsung menjelaskan melihat tatapan mencari Ray,bi Darmi tau Ray adalah salah satu tipe orang yang tidak terlalu suka banyak bertanya.
" Tuan mau bibi siapkan makan malam? Atau mau bibi siapkan air hangat untuk mandi?" tanya bi Darmi cepat,seraya mengikuti langkah lebar Ray menaiki satu demi satu tangga menuju lantai dua villa nya.
" Buatkan saya teh hijau saja" perintah Ray,ia melangkah menuju kamar utama,hal itu membuat bi Darmi kebingungan,baru bi Darmi ingin mengatakan sesuatu pintu kamar itu terbuka dari dalam, menampilkan sosok cantik yang sudah tak asing lagi bagi bi Darmi,namun cukup membuat tubuh seseorang membatu di tempat nya.
" Tu- an...." secara bersamaan antara Ele dan bi Darmi berucap.
Walaupun Ele tidak sedang berpakaian seksi ala dirinya jika di mansion sang ayah,tapi saat ini Ray melihat wajahnya dengan jelas,Ele mengunakan baju tidur panjang dan lebar dengan bahan satin,ia juga memakai hijab instan,tak terlihat seksi atau aneh,masih sangat wajar,sopan dan tertutup.
Tapi saat ini Ray berdiri di hadapannya,bersama bi Darmi yang masih merasa bingung dengan pemandangan di hadapan nya,semakin membuat wanita paruh baya itu penasaran tentang siapa Ele sebenarnya.
" Dimana cadar mu? Mengapa kamu tidak memakai nya?" Ray bertanya dengan nada dingin,bi Darmi masih diam di belakang Ray.
Refleks Ele menarik keatas ujung hijab instan nya menutupi sebagian wajahnya, entah mengapa Ray merasa lucu dalam hati nya.
Ele langsung membalikkan badannya membelakangi Ray " bi.. tolong bawakan saya air putih ya,saya lupa bawa air putih" punta Ele pada bi Darmi,dan setelah itu dengan cepat Ele kemabli ke dalam kamar.
Bi Darmi bahkan belum sempat menjawab " bawakan air untuk nya dulu bi,teh saya bibi antar ke ruang kerja saya saja" perintah Ray tegas seperti biasa.
" Baik tuan " jawab bi Darmi patuh.
Bi Darmi baru akan berbalik meninggalkan Ray,namun terhenti saat melihat Ray yang melangkah memasuki kamar utama,kamar yang bi Darmi tau ada Ele di dalam nya,bi Darmi menatap tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.
' Hah..? ya Tuhan...apa hubungan mereka sebenarnya?' tanya nya dalam hati.
Berulang kali wanita paruh baya itu menggeleng saat bayangan tidak layak muncul di benaknya ' tidak..tidak mungkin non Aura wanita seperti itu,dia wanita yang sangat baik dan Solehah,ga mungkin kan kalau dia mau seperti itu,tapi itu...? Ya Tuhan..." batin bi Darmi .
Wanita paruh baya itu masih terbengong saat tiba di dapur,ia mendudukkan dirinya di kursi pantry, memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa pusing.
" Ibu kenapa? Pusing?" Susi yang baru datang dari paviliun belakang menatap heran sang ibu, sekaligus khawatir,ia baru saja menyelesaikan pekerjaan nya,tidak sempat membantu sang ibu merapikan dapur setelah makan malam tadi,Susi merasa bersalah.
Bi Darmi menggeleng tapi dengan cepat mengangguk,hal itu membuat Susi bingung dengan jawaban sang ibu.
" Itu..Si..menurut kamu apa hubungan tuan Ray dan non Aura?" tanya bi Darmi tiba-tiba.
" Hah..?" bukan menjawab,Susi justru kebingungan dengan pertanyaan dadakan sang ibu" Maksud ibu? Kok tiba-tiba nanya gitu?" Susi bertanya dengan nada heran, karena sudah satu Minggu wanita yang ia tau bernama Aurora itu berada di villa majikan mereka,tapi sang ibu terlihat tidak pernah kepo seperti itu.
Bi Darmi menatap wajah bingung putrinya " itu..tuan Ray datang dan tadi tu masuk nya ke kamar utama,kan di kamar itu ada non Aura" jawab bi Darmi menceritakan.
" Hah? A-apa? Ibu ngak salah lihat? Masa si Bu?" tanya Susi yang gantian terlihat terkejut.
Bi Darmi mengangguk yakin" Ga Si,ibu ga salah, orang ini tuan Ray juga yang suruh ibu ambilkan air putih untuk non Aura,eh ya ampun ibu sampai lupa" bi Darmi yang hampir saja meluapkan tujuan utamanya ke dapur menepuk jidatnya kuat,dan segera bangkit dari duduknya,meraih teko kaca kecil mengisinya dengan air putih,menaruh nya di atas nampan berserta dua buah gelas.
" Ibu antar ini dulu ya,sekalian tolong kamu buatkan teh hijau panas untuk tuan Ray,biar nanti ibu yang antar ke ruang kerjanya" ucap bi Darmi pada Susi putri nya.
Susi mengangguk dalam keadaan yang masih terkejut dan bingung,ia menatap punggung sang ibu,seraya pikiran nya tertuju pada apa yang baru saja sang ibu ceritakan,Susi jadi ikutan penasaran dengan apa yang sang ibu lihat dan ceritakan.
' Masa ia mereka berada satu kamar? Non Aura itu pasti wanita baik-baik dan sangat sopan,baik dan Solehah,ga mungkin kan jadi wanita seperti itu?' pikiran Susi ternyata sama dengan apa yang sang ibu pikirkan.
' Apa mereka suami istri ya? tapi kan tuan Ray punya pacar,model terkenal itu,tapi non Aura jauh lebih cantik,alami juga cantik nya' batin Susi lagi.
' Duh Susi ngapain sih kamu kepo dengan kehidupan orang, mereka itu orang-orang kaya,hidup mereka itu memang rumit,berbeda dengan kita orang miskin yang rumit nya cuma masalah uang' batin Susi lagi, menyadarkan nya dari rasa penasaran nya.
' Kamu tidak perlu kepo apalagi ikut campur,itu urusan mereka,urusan mu adalah kerja sebaik mungkin dan jangan kecewakan tuan Ray,maka kamu akan mendapatkan cuan' lirih susi seraya menuju dapur dan menyalakan kompor listrik menyeduh air putih yang sudah ada serbuk teh hijau di dalam nya.
Di dalam kamar utama.
" Bagaimana operasi ayah" Ele langsung bertanya pada Ray saat pria itu akan menuju kamar mandi,ia sangat ingin menyegarkan tubuh nya yang terasa lelah dan gerah.
Ray menghentikan langkahnya,menatap wajah Ele yang sudah kembali memakai cadarnya " lancar,kamu tidak perlu khawatir" jawab Ray singkat padat dan jelas.
Ele mengangguk paham,ia tak lagi bertanya,hanya bergumam pelan' tapi kok no ayah ga bisa di hubungi ya' gumam nya pelan,tapi ternyata indera pendengaran Ray masih bisa mendengar nya.
" Saya menonaktifkan segala jaringan yang berhubungan dengan ayah,ada beberapa hal berbahaya yang tengah mengancam keselamatan ayah,saat ini saya tidak berada di dekat nya" Ray sedikit menjelaskan,namun Ele tak merespon apapun,ia hanya melirik sekilas wajah tampan Ray yang tengah menatap ke arah nya.