NovelToon NovelToon
Benih Pahit Berbuah Manis

Benih Pahit Berbuah Manis

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak
Popularitas:31.6k
Nilai: 5
Nama Author: Volis

Shanaira Monard tumbuh dalam keluarga kaya raya, namun cintanya tak pernah benar-benar tumbuh di sana. Dicintai oleh neneknya, tapi dibenci oleh ayah kandungnya, ia menjalani hidup dalam sepi dan tekanan. Ditengah itu ada Ethan, kekasih masa kecil yang menjadi penyemangatnya yang membuatnya tetap tersenyum. Saat calon suaminya, Ethan Renault malah menikahi adik tirinya di hari pernikahan mereka, dunia Shanaira runtuh. Lebih menyakitkan lagi, ia harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya tengah mengandung anak dari malam satu-satunya yang tidak pernah ia rencanakan, bersama pria asing yang bahkan ia tak tahu siapa.

Pernikahannya dengan Ethan batal. Namanya tercoreng. Keluarganya murka. Tapi ketika Karenin, pria malam itu muncul dan menunjukkan tanggung jawab, Shanaira diberi pilihan untuk memulai kembali hidupnya. Bukan sebagai gadis yang dikasihani, tapi sebagai istri dari pria asing yang justru memberinya rasa aman.

Yuk ikuti kisah Shanaira memulai hidup baru ditengah luka lama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Volis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Patah Hati

Shanaira duduk bersandar di kepala ranjang, selimut menutupi kakinya, sementara layar tablet di tangannya menampilkan puluhan email yang belum sempat dibalas. Meski tubuhnya masih lemah, pikirannya mulai pulih. Dunia pekerjaan menuntutnya tetap sigap meski dalam kondisi tak ideal.

Satu email dari departemen keuangan baru saja dibuka saat suara ketukan terdengar dari arah pintu. Shanaira terdiam sejenak, menoleh dengan dahi berkerut. Siapa yang mengetuk? Seharusnya tidak ada yang datang.

Dan Karenin… dia baru saja keluar tadi. Lagipula Karenin membawa kartu akses kamar, jadi jika itu dirinya, dia tidak perlu mengetuk.

Dengan perasaan bingung, Shanaira menyingkap selimut, menuruni tempat tidur dan melangkah pelan ke arah pintu. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya. Ada firasat aneh yang muncul begitu saja.

Tangannya menyentuh kenop pintu dan perlahan memutarnya. Pintu terbuka.

Begitu melihat siapa yang berdiri di sana, langkahnya seketika terhenti. Wajahnya memucat dalam keterkejutan.

"E-Ethan?"

Pria itu berdiri di sana dengan wajah cemas. Matanya menatap Shanaira tanpa berkedip, penuh kekhawatiran.

“Syukurlah kamu tidak apa-apa....” ucap Ethan cepat, suaranya terengah sedikit, seolah habis berlari. “Aku dengar kamu sempat dibawa ke rumah sakit tadi. Apa kamu baik-baik saja, Shanaira?”

Shanaira masih membeku di tempat, berusaha memahami situasi. Suara Ethan yang begitu khawatir membuat dadanya terasa sesak. Tapi yang paling mengganggu pikirannya adalah—bagaimana Ethan bisa tahu?

“Apa?” tanyanya pelan, nyaris berbisik. “Dari mana kamu tahu aku... ke rumah sakit?”

Ethan menarik napas panjang, mencoba menenangkan suaranya yang semula panik. “Manajer hotel tadi bilang. Dia menyebutkan ada tamu wanita yang dilarikan ke rumah sakit karena kondisi mendadak. Dan tamu itu adalah karyawan perusahaan yang mendapatkan hadiah vip. Aku langsung ke sini begitu tahu. Karena hanya kamu karyawan yang mendapatkan hadiah itu.”

Shanaira terdiam. Banyak pertanyaan berseliweran di pikirannya. Tapi yang paling besar: Kenapa Ethan ada di sini?

“Kamu... juga menginap di sini?” tanyanya pelan, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang.

“Iya,” jawab Ethan jujur. “Aku sudah di sini sejak kemarin.”

Ya, dia sudah di sini sejak kemarin karena mengetahui Shanaira akan datang hari ini.

Mendengar itu, Shanaira terdiam sejenak, menatap pria yang dulu begitu berarti baginya. Hatinya bergemuruh, tapi wajahnya berusaha tetap tenang.

Dalam hatinya, ia sadar: kebetulan ini terlalu rumit. Terlalu dekat dengan sesuatu yang ia coba lupakan, ia coba tinggalkan. Dan kini, pria itu berdiri di depan kamarnya, saat suaminya—Karenin—sedang keluar sebentar.

Ini bukan pertemuan yang ia inginkan. Tapi ini adalah pertemuan yang tidak bisa ia hindari.

Tenang Shanaira, rileks, dan anggap saja Ethan itu kenalan biasa, dan bukan apa-apa.

Tapi, perasaan tidak bisa berbohong, dia masih sulit melupakan pria itu. Shanaira menghela napas pelan, mencoba menenangkan denyut jantungnya yang sempat berpacu.

“Aku baik-baik saja,” jawabnya akhirnya sambil menatap Ethan, meski suara hatinya bergetar. “Cuma sedikit lemah. Masalah biasa yang dialami ibu hamil, tidak perlu dikhawatirkan.”

Kata ibu hamil keluar dari bibirnya dengan mantap, namun dia tak bisa mengabaikan sorot mata Ethan yang langsung berubah tajam.

Dia sekarang akan menjadi seorang ibu. Dia tidak boleh memikirkan pria lain lagi. Dia punya suami, ayah dari bayi dalam kandungannya. Hubungannya dengan Ethan sudah menjadi masa lalu. Bayi ini dan Karenin lah yang menjadi masa depannya.

Ethan menatapnya lama, rahangnya mengeras. “Kenapa tidak kamu gugurkan saja anak itu?” ucapnya tajam, tanpa memperhalus kalimatnya. “Kalau kamu lakukan itu, kita bisa kembali seperti dulu. Aku akan bicara dengan orang tuaku. Aku akan ceraikan Claira.”

Dunia seakan terhenti sesaat.

Shanaira membeku di tempatnya, tubuhnya lunglai seketika seolah dihantam gelombang dingin. Matanya melebar, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Kenapa Ethan tiba-tiba mengatakan hal seperti itu lagi. Pertama kali mendengarnya, dia tidak merasakan apa-apa. Kini, untuk kedua kalinya....

Jika dulu dia masih acuh, sekarang setelah mendegar detak jantungnya, dia tidak bisa lagi mengabaikannya. Makhluk kecil yang tumbuh dalam perutnya, darah dagingnya sendiri. Bisakah dia tega melakukan hal seperti itu?

“Kamu... bilang apa?” bisiknya, hampir tak terdengar.

Ethan melangkah mendekat, mengabaikan ekspresi keterkejutan di wajah perempuan itu. “Aku serius, Sha. Aku tahu aku salah karena menyerah pada tekanan keluarga. Tapi aku akan perbaiki semuanya. Kita masih bisa kembali—asal kamu mau...”

“Dengan menggugurkan anak ini?” suara Shanaira naik satu oktaf, nada kecewa menampar udara. “Ethan... benarkah kamu baru saja memintaku membunuh bayi ini?”

Ethan terdiam, tapi tak menyangkal.

Shanaira memejamkan mata sejenak, mencoba meredam emosi yang perlahan meluap. Saat ia kembali membuka mata, ada bara kecewa yang membakar dalam pandangannya.

“Begitu mudahnya kamu bicara soal nyawa seorang anak,” ucapnya pelan tapi tajam. “Kamu kira aku hanya menampung sesuatu yang bisa dibuang kapan pun sesukamu?”

“Sha, aku hanya berpikir—”

“Kamu tidak berpikir, Ethan!” potong Shanaira, nadanya pecah. “Kamu hanya memikirkan dirimu sendiri. Kamu bilang ingin kembali padaku, tapi di saat yang sama kamu sudah menikahi wanita lain. Kamu bahkan tak punya keberanian menolak pernikahan itu.”

Ethan terdiam, wajahnya mengeras. Saat itu dia masih kebingungan dan tidak bisa berpikir jernih. Dia hanya bisa menuruti keinginan orang tuanya. Itu semua karena berita mengejutkan yang diberikan Shanaira. Apa yang bisa dia lakukan saat itu, ketika semua orang lebih mementingkan kehormatan keluarga. Dan dia juga tidak bisa menerima wanita yang dicintainya hamil anak orang lain.

“Dan sekarang kamu berdiri di sini, di depan pintu kamar hotel tempatku beristirahat setelah keluar dari rumah sakit... menyuruhku menggugurkan bayi ini, seolah aku sedang membawa penyakit menular.”

Suasana mendadak sunyi. Hanya suara napas keduanya yang terdengar.

Shanaira menggeleng, air matanya nyaris jatuh, tapi dia menahannya.

“Kalau kamu memang yakin bisa melawan orang tuamu, maka kamu tidak akan berdiri di altar bersama Claira pada hari itu. Kamu tidak akan membuatku berdiri di keramaian dengan hati yang hancur,” suaranya mulai pelan, tapi menyayat.

“Kamu kira pernikahan itu mainan, ya? Kamu bisa menikah, lalu menceraikan sesukamu? Hari ini kamu bersumpah di depan pendeta, besok kamu melangkah ke perempuan lain? Dan aku... aku harus jadi perempuan yang menyingkirkan bayinya demi cinta yang bahkan tak kamu perjuangkan dari awal?”

Shanaira benar-benar kecewa dengan pria yang pernah menjadi penopang dan cahaya hidupnya. Dia tidak pernah menyangka pria yang dicintainya juga akan menyakiti dan mengecewakan nya.

Ethan terdiam. Untuk pertama kalinya sejak berdiri di sana, dia kehilangan kata-kata.

Shanaira menarik napas dalam, lalu menegakkan bahu. “Maaf, Ethan. Kamu sudah terlalu terlambat.”

Perlahan ia menutup pintu. Dan kali ini, suara hentakan pintu terdengar seperti akhir dari cerita lama yang tak layak dikenang lagi.

1
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
kalea rizuky
karenin good boy
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
Myra Myra
dah terlambat
Asih Merta
kereeennn
Jane
Karenine …. Greaaattttt 🥰🥰🥰 Thank you thor 🙏🏻
Sri Solehhati
ceritanya seru
Sri Solehhati
keren suami siaga,,,, semangat
Sri Solehhati
kejam bgt ,semoga cepat terkuak ,,
ThinkerBells
Gak nyangka ceritanya bagus sejauh ini udah baca part 50up tiap part nya bikin panasaran deg-degan. Penulis santai banget bawa alurnya gak banyak percakapan tapi feel nya tetep dapet. Love banget sama karakter Shanaira dan Karenin meski alurnya lambat bikin gemesss tapi tetep nagih mau baca 😭😭😭 semoga bisa triple update yaaaa suka banget jadi kepo 😍😍😍😍😍 sebenernya ini adalah cerita yah pada umumnya tapi seriuss seru banget baca nya bikin nagih penasaran harap2 cemasss gueee 🤣🤣🤣
kalea rizuky
uda g usa kerja ada suami gt mentingin bayi aja lah bodoh
Rewind frederiksen
iya sihhhh
Asih Merta
terlalu berbelit2 ud keluar aja kasihan bayinya.
asihh..💖
perasaan shanaira kerja nya cm tdur makan doank
Asih Merta
ud memundurkan diri aja dari sana kamu kan lagi hamil tar terjadi apa apa lagi
Uthie
menarik 👍
Uthie
Coba mampir 👍
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
kalea rizuky
lanjut donkk bagus lo
kalea rizuky
cla qm. itu jalang sok playing victim deh paling qm yg jebak kan dasar uler
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!