NovelToon NovelToon
MENGABDI

MENGABDI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sintaprnms_

Cita-cita adalah hal mutlak yang harus dicapai. Sedangkan, prinsipnya dalam bekerja adalah mengabdi. Namun sebagai gadis miskin tanpa pendidikan penuh ini — pantaskah Meera menjadi sasaran orang-orang yang mengatakan bahwa 'menjadi simpanan adalah keberuntungan'?

Sungguh ... terlahir cantik dengan hidup sebagai kalangan bawah. Haruskah ... cara terbaik untuk lepas dari jeratan kemalangan serta menggapai apa yang diimpi-impikan — dirinya harus rela menjadi simpanan pria kaya raya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sintaprnms_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10 : Percakapan Yang Membingungkan.

10 : Percakapan Yang Membingungkan.

Nyonya Cecilia beserta kedua anak beliau sudah pamit untuk pulang. Sedangkan Meera lihat, Tuan Abhimana seperti sibuk di dalam Villa. Bahkan tidak berangkat bekerja atau setidaknya keluar.

Meera bingung ingin berbuat apa? Jika ia membantu membersihkan Villa sebelum menyelesaikan tugas bebersih kamar Tuan. Jelas saja Tuan akan marah. Tetapi … bagaimana caranya memulai?

Tok. Tok. Lagi-lagi Meera memilih mengetuk pintu. Dan dari dalam ia mendengar Tuan berkata, “Masuk.”

Klek.

Pintu terbuka. Meera masuk tanpa menatap Tuan Abhimana yang sedang duduk di sofa. Ia bergerak dengan lurus, menuju ranjang, menatah dengan rapi dan bersih. Lalu beralih pada kain pel yang dibawanya. Dan sesaat ia ingin memulai, Tuan Abhimana tiba-tiba berkata, “Kamu —“

“Ya, Tuan?”

“Kalau memang pekerjaan yang saya beri ini membebani —"

Meera memotong. “Sama sekali tidak, Tuan. Saya tidak merasa terbebani.”

Tuan terlihat diam. Aku salah jawab?

“Mulai besok — kamu bisa mengerjakan tugas lamamu di Villa ini. Biar pelayan yang lain, yang membersihkan kamar dan ruangan saya,” ujar Tuan Abhimana tiba-tiba.

A-pa? Bagaimana? Aku nggak paham. Meera mendekat, dengan berani menatap dan bertanya, “Mak-sud Tuan? Saya —“

“Kerjakan saja pekerjaan lamamu,” jawab Tuan Abhimana singkat.

Meera menelan ludah. Jujur saja, ia takut salah. “Saya — membuat kesalahan? Sampai Tuan —“

“Saya nggak bilang kamu ada salah.”

Lalu mengapa?

“Saya tahu, kamu sama sekali nggak nyaman dengan tugas barumu yang terpaksa melayani saya. Jadi lebih baik kamu kembali pada tugas awalmu,” imbuh Tuan Abhimana.

Ya Allah, apa lagi ini? “Saya … jujur memang merasa tidak nyaman. Tapi bukan berarti saya harus menolak melayani, Tuan. Lagi pula ini sudah menjadi pekerjaan saya sebagai seorang pelayan. Dan Anda pun meng-gaji saya untuk pekerjaan ini ... Lalu bagaimana mungkin saya berani memilih-milih tugas yang bahkan sudah Anda tentukan?”

Tuan Abhimana yang tadi hanya duduk, kini berdiri dan mendekat. Meera spontan menunduk, melihat lantai sampai pada matanya yang menangkap kaki Sang Tuan yang telah sejajar.

“Kamu ini bukan anak kecil. Kamu sudah dewasa, kan, Meera?” Mendengar itu. Sungguh Meera tidak memahami ucapan Tuan. Dan beberapa detik kemudian pun Tuan berkata lagi, “Gunamu punya otak dan mulut itu untuk berpikir dan berbicara.”

Aku makin nggak paham.

“Kalau saya nggak mencaritahu sendiri. Saya nggak akan tahu gosip yang beredar dikalangan pekerja rendahan seperti kalian.”

Gosip?

“Kamu menerima itu mentah-mentah? Tanpa berniat mengadukan pada orang yang terlibat dalam tuduhan?” sambung Tuan Abhimana.

Meera jujur tidak mengerti. Gosip yang berada dalam pikirannya adalah orang-orang yang selalu mendorongnya untuk menjadi simpanan. Tetapi, apa mungkin? Apa mungkin gosip itu yang dimaksud Tuan? “Saya — tidak mengerti —“

“Kamu jangan berakting di depan saya,” sanggah Tuan Abhimana.

“Saya tidak sedang berakting.” Meera memberanikan diri mendongak untuk menatap. “Gosip yang beredar dikalangan pekerja rendahan seperti kami sangat banyak, Tuan. Termasuk dengan kedekatan Tuan dengan Influencer Nailah Syakilah. Bahkan juga untuk masalah besar tentang keluarga Tuan Gumira Adiwangsa, yang menikahkan kedua putra kembarnya dengan dua perempuan — yang kata orang bermasalah.”

“Semua gosip itu, menyebar luas disekitar kami,” imbuh Meera dengan berani.

Seringan itu. Apa maksud Tuan?

“Begitu, ya?”’ Tuan Abhimana membuang muka, berbalik dan berjalan menjauh. “Bahkan gosip dimana kamu menjadi simpanan saya juga termasuk?”

Deg. Deg. Jadi benar? Gosip itu pun telah sampai pada telinga Tuan? Apa mungkin … percakapannya dengan Miss Ferdina didengar oleh Tuan?

“Saya —”

Tuan Abhimana menyanggah, “Saya tahu bukan Ferdina saja yang melemparimu kalimat semacam itu. Seluruh pekerja disini pun juga, kan? Dan kamu … apa yang kamu lakukan? Kamu menerima saja tuduhan itu, hah? Kamu bahkan nggak berbicara apa pun pada saya. Meski dirasa kurang sopan pun, jika itu menyangkut harga dirimu, seharusnya kamu berani mengadukan semua pada saya. Supaya setidaknya — saya punya wewenang untuk mendisiplinkan mulut busuk mereka!”

Meera menunduk dalam. Debarannya masih tak kunjung reda. Dan sebisa mungkin, ia menahan air mata. Tidak. Ini hanyalah percakapan biasa, yang bisa ia hadapi, jangan terlalu emosional.

“Saya yang tidak punya hak untuk mengadukan itu — pada Anda.” Meera meremas kuat nampan kain yang dibawanya. “Saya hanya seorang pelayan. Dan sepenting apa harga diri saya sampai berani mengadukan hal yang tidak sopan pada Tuan saya sendiri? Bagi saya, tuduhan itu adalah urusan biasa. Bahkan saya telah menelan itu cukup lama.”

“Dan selama tuduhan itu tidak benar. Jadi untuk apa saya harus marah, bahkan mengadu?” imbuh Meera.

“Dan selama tuduhan itu tidak benar. Jadi untuk apa saya harus marah, bahkan mengadu?”

Ah, bisa gila. Abhimana mengusap rambutnya kebelakang dan bergumam, “Keras kepala.”

“Kalau begitu — kenapa kamu menangis saat menghadapi Ferdina?” Tanpa bisa berhenti, pertanyaan itu lurus keluar dari mulutnya.

Lima detik berlalu Meera menjawab, “Itu bukan … urusan Anda. Saya rasa, perasaan saya terkait pembicaraan saya dengan Miss Ferdina, tidak ada sangkut pautnya dengan Tuan.”

Nggak ada sangkut pautnya? Bukan urusan gue? Sialan. Sejak kapan dia makin berani gini? … Bikin gue kesel aja! Batin Abhimana.

“Saya rasa Anda pun juga tidak nyaman. Maka jika memang benar-benar kehadiran saya membuat masalah untuk Anda. Anda bisa — memecat saya,” sambung Meera.

Pecat? Semudah itu dia ngomong? Kalau gue pecat beneran pun pasti dia bingung cari kerja. Ijazah aja tamatan SMP dan dia pikir, dia bakalan semudah itu dapat pekerjaan pengganti? Abhimana menarik dan membuang napas pelan. Ya, ia kesal. Tetapi dilain sisi, rasanya juga kasihan. Biarlah gadis ini hidup tenang.

“Keluar kamu,” titah Abhimana. Namun saat ia berbalik, gadis itu tidak kunjung mengangkat kaki. “Saya nggak berencana memecat siapa pun. Sesuka hati kamu ingin bekerja dibagian mana.”

“Saya tetap —“

“Tetap mau melayani saya dan menahan tuduhan gila mereka?” Abhimana memotong.

Gadis itu nampak menunduk. Ngapain gue kelihatan kayak peduli banget?

“Ya. Lebih baik begitu.” Jawaban Meera sungguh membuatnya bertanya-tanya. Lebih baik begitu? Apanya yang lebih baik? Tidak lama Meera kembali bicara, “Tuan … saya ingin — meminta izin langsung dari Tuan dibandingkan dari Miss Ferdina.”

Izin? Izin yang Meera bicarakan dengan Mah Lilin tadi pagi?

“Saya meminta maaf terlebih dahulu atas kelancangan ini.” Meera menjeda. “Saya ingin meminta izin libur 3 hari untuk ke Jogja, demi menghadiri acara Prambanan Ballet.”

Menghadiri? “Kalau sekedar menonton itu sebagai hiburan. Saya nggak mau mengizinkan. Kecuali kalau kamu tampil.”

“Maksud saya — saya tampil di dalam acara tersebut Tuan, bukan sebatas menghadiri saja,” koreksi Meera.

Abhimana menatap lama dengan diam, sampai pada akhirnya ia menjawab, “Kapan acaranya?”

“Satu minggu lagi dari sekarang, Tuan.”

“Dimana?”

“Di Gedung Kesenian Tri Murti.”

Abhimana menjawab, “Okay. Silakan. Selama kamu punya niat yang jelas. Saya nggak punya hak melarang kamu. Saya beri izin kamu 4 hari.”

Lihat … gadis itu langsung mendongak dengan mata yang berbinar. “Saya … terima kasih Tuan.”

Astaga, sejak kapan ucapan terimakasih dipenuhi tatapan bahagia begini? Bisa gila gue … percakapan serius tadi, berakhir kayak gini?

...[tbc]...

1084 kata, Kak. Jangan lupa tekan like. 🤍😭

Prambanan Ballet, Gedung Tri Mutri itu real ada di Yogyakarta. Sama kayak Ramayana ballet atau juga Anoman Obong di Bali.

1
Yuyun ImroatulWahdah
semangat Meera😊
Yuyun ImroatulWahdah
wah Meera bakal jadi artis kah? penasaran 😁
सीता: bisa dibilang kak 🤏🏻😭
total 1 replies
Yuyun ImroatulWahdah
pelan2 mkin Deket mereka☺️
Yuyun ImroatulWahdah
ya ampun abhi ada gangguan kecemasan ternyata🥲, bocah secuek dan ceplas ceplos ini🥺

btw abhimata kocak banget si😂, cocok nih iya sama lu nai, jodoin bhi mereka, btw lagi udah akrab banget lagi sama dahayu romannya🤭

pesannya, yg nerimah sama faham beda ya bi🤭
सीता: ini mah ide cerita baru kak 🤏🏻🤍
total 1 replies
Yuyun ImroatulWahdah
lingga kok kayak bahagia banget nikah🤭 iyalah dapet cassia yg paham sama kewajiban seorang istri, walaupun ribet masih ada aja🤭
Yuyun ImroatulWahdah
seru ih🤭
सीता
*covernya dirubah pihak Noveltoon dengan requestku. jadi semangat nulis 🤍🤏🏻
KurniaWulanSailah
Beda....setia ...😹
Yuyun ImroatulWahdah
gak boleh ngina bhi, tapi yg ini aku setuju👍🤭
Yuyun ImroatulWahdah
ternyata aku ketinggalan banyak guys😭
सीता: ga banyak juga kak, baru beberapa chap
total 1 replies
Yuyun ImroatulWahdah
kasih tau lingga sembarangan emang mulut si abhi,


btw iya juga ya, gak mungkin juga kan langsung jatuh cinta, untuk yg setara juga gak selalu apalagi ini beda kasta,, selalu menarik cerita KA Sinta😊, ok KA Sinta lanjut, penarikan ini jalan cerita bakal gimana,
सीता: nah itu, bakalan ga masuk akal kalau langsung jatuh cinta kak 😭🤏🏻
total 1 replies
Santidew
🤣🤣
Yuyun ImroatulWahdah
Nikah bhi nikah🤭
सीता: solusi biar ga ngerusuh 🤏🏻
total 1 replies
Yuyun ImroatulWahdah
jangan-jangan waktu gw bentar lagi, lebay😭
ini demam kecapean+liat Meera kembenan🤦🤣
Yuyun ImroatulWahdah
makin ugal-ugalan tuan muda satu ini🤭,,
सीता: jalan-jalan doang kak Yun, kan dia bilang udah lama ga ke Jogja 😭
total 1 replies
Yuyun ImroatulWahdah
nah kan makin gila si Abhimana bhimana ini😂
btw bhi baju begitu malah lucu bagus Anggunly, estetik, dan syantik 🥰 KA Shinta banget ini mah🤭
Yuyun ImroatulWahdah: iya kan🤣🤣
सीता: stop kak yun ... malu 😭😭😭
total 2 replies
Wita S
up kak
Yuyun ImroatulWahdah
gemes sendiri 🤭🥰
Yuyun ImroatulWahdah
spam Al ikhlas 😭, nah yg ini kita sama🤣
Yuyun ImroatulWahdah
keren Meera👏,,
Abhimana semangat makin susah ini romannya buat deketin kalo begini ceritanya 🤭
tapi kita liat KA Shinta suka ada aja jalannya🤭😅
सीता: dibuat ada kak 😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!