Tangan kanan kelvin kemudian masuk ke dalam Dress ,dan mulai membelai lembut.
"Mhhh," Tubuh brianna menggeliat ke kanan kiri, tiap kali merasakan tekanan pada area sensitif nya .
"Heh, apa itu nikmat," Ledek kelvin sembari menghentikan permainan tangan nya, membuat Brianna benar benar malu sekaligus Geram .
"Fuck you bastard," Umpat nya .
Kelvin hanya tersenyum kemudian bangkit dan mencuci tangan nya di westafel.
Membuat Brianna benar benar tersiksa antara ingin dan malu .
Kelvin kemudian menghampiri brianna yang kacau di sofa.
"Kamu butuh aku Marya,"
"Cih jangan merasa bangga bung, aku bahkan bisa melakukan nya sendiri untuk ku,"
"Oh ya,"
"Ya,"
"Baiklah ...kalau begitu lakukan sendiri sisanya," Kelvin kemudian bangkit dan keluar dari hotel Brianna,
Brianna benar benar geram dan mengutuk nya dengan sumpah serapah. Kemudian ia bangkit mengunci pintu nya dan masuk ke kamar menuntaskan hasrat nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sopir Baru
Keesokan hari, suasana pagi yang sejuk seolah memberi semangat kepada Brianna untuk memulai hari. Ia bersiap sedia untuk ke kantor, namun berencana untuk mengemudikan mobilnya sendiri karena David, sang sopir, tengah mengambil cuti untuk kembali ke kampung halamannya. Dengan langkah pasti, Brianna menuruni anak tangga seraya memerintahkan asisten rumah tangganya, "Mbak Tuti, anna berangkat ya. Tolong siapkan segala keperluan saya untuk menghadiri pernikahan Bang David." "Baik, Non. Saya akan menyiapkan semuanya. Oh, iya Non, diluar sudah ada supir yang menunggu," jawab Mbak Tuti dengan penuh perhatian."Supir?" Brianna bertanya dengan nada terkejut. "Iya, Non. Katanya itu perintah dari Tuan Kelvin untuk mengantar dan menjemput Non," terang Mbak Tuti. "Oh, baiklah Mbak, terima kasih," ujar Brianna sambil berlalu keluar rumah. Rasa terkejutnya perlahan berganti menjadi kekaguman Ia tak menyangka bahwa Kelvin, akan meratukannya sedemikian rupa. Pria itu menyiapkan segala sesuatunya secara istimewa, membuat hatinya bergetar. Brianna lantas melangkah ke luar, memasuki mobil yang telah siap mengantarnya.
Seperti biasa pakaian yang ia kenakan membuat penampilannya terlihat anggun dan seksi, Brianna melangkah masuk ke mobil yang sudah terparkir di depan rumahnya. Dengan keheranan, ia mendapati seorang bodyguard berpostur tegap yang mengambil alih tugas sebagai supir hari itu. Sesampai di dalam, Brianna segera menghubungi Kelvin dengan nada keheranan dan sedikit geli. "Pagi Vin, terimakasih loh supirnya aku benar benar tidak menyangka jika kamu begitu mencintai dan akan meratukan ku sedemikian rupa," goda Brianna, sambil menahan tawa."Pagi juga Marya, kebetulan salah satu anak buah Ronald sedang tidak bertugas jadi aku memintanya untuk menjadi supirmu, sayang rasanya jika harus memberi upah cuma cuma," jawab Kelvin, suaranya terdengar santai di seberang sana."oh ya, tidak masalah jika kamu malu mengakuinya, tapi percayalah kejutan pagi ini benar benar sangat manis seperti senyum mu," goda Brianna, sembari tersenyum simpul.
"Percayalah aku hanya tidak ingin kamu frustasi dan marah-marah kepada pengguna jalan lain karena ketidaksabaranmu mengemudi tanpa supir Marya," seloroh Kelvin, menghindari pujian yang membuatnya terpesona. "Dan percayalah, satu satunya makhluk yang membuatku marah itu hanya pria pemaksa yang menyebalkan sepertimu," sahut Brianna, berusaha menyembunyikan rasa kesalnya terhadap kelakar Kelvin."oh ya, bukankah akhir akhir ini aku tidak perlu memaksa, tapi kamu yang meminta baby?" Goda Kelvin membuat wajah Brianna memerah. "Itu karena milikmu candu bodoh," "ulangi sekali lagi baby," "No," "come on baby,"goda Kelvin sambil bermain mata.
"Diamlah, kamu benar benar membuatku malu," "berhati hatilah, kabari aku jika akan pergi," jawab Kelvin masih dengan senyuman tengilnya. "Oke, bye...Bye," Brianna akhirnya menutup panggilan, senyum masih menghiasi wajahnya. Tidak lama kemudian, ia sampai di kantor dan segera turun dari mobil. Supir baru itu turut turun dari mobil, dan memilih untuk beristirahat di kantin kantor Brianna, sesuai arahan dari Ronald.
Sesampai nya di dalam Brianna kemudian menuju meja Lintang, ia bertanya mengenai mommy nya yang datang kemarin.
Setelah itu ia pun berjalan menuju ruangannya
Di dalam ruangan Brianna diam melamun seraya memainkan pulpen di tangan nya,
ia mulai berpikir tentang hubungan nya dengan Kelvin, benaknya terus menerka, apakah mungkin Kelvin akan bersungguh sungguh menjalin hubungan, atau hanya sebatas singgah untuk bersenang senang.
Siang yang terik itu, Dianna yang tengah menghabiskan waktu luangnya, baru saja selesai memanjakan diri di sebuah salon. Dengan langkah riang, ia memutuskan singgah ke kantor sahabatnya, Brianna, yang tidak jauh dari salon tersebut. Dengan hati hati, Dianna mengetuk pintu kantor Brianna dengan tiga ketukan singkat, yang terdengar penuh harapan. "Masuk," seru Brianna dari dalam, suaranya mengambang di udara, lembut namun jelas. Membuka pintu, Dianna melangkah masuk dengan semangat. "Siang, Bu Presdir yang cantik jelita," sapa Dianna. Seketika itu juga, Brianna bangkit dari kursinya, matanya berbinar-binar. Sebuah senyum merekah di wajahnya yang seperti disiram bahagia. "Aaaaaaa..., dengar bodoh kenapa tidak memberitahu jika akan datang ," serunya, sambil melompat ke arah Dianna dan memeluknya erat,
"Bukan surprise jika menelponmu lebih dulu bodoh,"
"Baiklah, jika begitu tidak ada kamus buru buru pergi oke,"
"Tentu, bukankah lo sadar jika sahabat lo ini pengangguran,"
"Hahaha percayalah setelah ini Richard group akan begitu sibuk,"
"Hahahaha dan sebelum itu terjadi gue rasa ini adalah waktu yang tepat untuk bersantai," "lo baru saja dari mana na,"
"biasa, perawatan tubuh gue yang seksi ini Brian. Karena kebetulan dekat yaudah gue kemari ,o iya lo udah ketemu lagi belum ama Renata,"
"Belum , gue belum sempet kemana mana gue pesan makanan buat kita lo jangan buru buru pulang,temenin gue makan siang,"
"Tau aja lo kalau gue juga laper,"
"Mau makan apa,"
"Terserah lo deh gue ikut aja,"
"Baiklah," Brianna kemudian keluar menemui Lintang,meminta Lintang untuk pergi mencarikan makan siang untuk nya dan Dianna,kemudian kembali lagi ke ruang kerja menemui sahabat nya yang duduk di sofa.
"Lo ngerasa ada yang aneh gak sih ahir ahir ini ama sikap Nata," Ucap Diana pada Brianna
"No, menurut gue masih biasa aja cuma mungkin kita tidak sesering dulu berkumpul Na,"
"Apa mungkin karena itu ya,gue ngerasa kayak jauh aja sekarang,"
"Itu perasaan lo doang Dianna, mau bagaimanapun sekarang kita udah lulus dan sibuk dengan kegiatan masing masing contohnya elo, lo sekarang juga sibuk kan kemana mana ama caysar terus,"
"Hahahaha sok tau lo,gue ke sini juga karna mau cerita sesuatu ama lo,"
"Aku siap mendengarnya nona Richard,"
Jawab Brianna penuh antusias.
"Gue punya gebetan baru hahahaha,"
"Hahaha parah lo gue pikir lo mau nikah,"
"No no no Brian, kita masih terlalu muda masih banyak pria tampan yang perlu kita coba,"
"Ya gue rasa ada benarnya, gue juga belum kepikiran sampai ke jenjang situ tau gak sih lo,
lebih ke yang pengen asik nikmatin masa remaja gue,"
Lintang mengetuk pintu kemudian masuk membawa kotak pizza untuk mereka.
"Thank you Lintang,"
Ucap Brianna pada asisten nya yang kemudian berlalu keluar ruangan.
"Lalu bagaimana kabar anda dan pria tampan dan pemaksa itu nona Wilyam,"
"Jujur saja dia begitu baik, tetapi untuk jenjang pernikahan gue masih ragu,"
"Why," Tanya Dianna seraya menikmati pizza di tangan nya.
"Playboy sepertinya tidak meyakinkan,"
"Hahahaha cowok jaman sekarang memang sulit di percaya, tau gak lo, gue sendiri pernah nge gap caisar bersama wanita lain di hotel,"
"Hah? Serius lo,"
"Begitulah, itu salah satu sebab mengapa gue pun melakukan hal yang sama,"
"Hahaha setidaknya itu adalah cara meminimalisir sakit hati bukan?"
"Hahaha yoi,"
Mereka berbincang hingga sore hari,kemudian sepakat untuk pulang bersama dan pergi kerumah Renata, tanpa memberitahu sahabat nya itu lantaran Kelvin juga memberitahu jika ia sibuk dan tidak bisa berkunjung ke kantor Brianna.