NovelToon NovelToon
High School Iyuna

High School Iyuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Teen Angst / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Menjadi NPC / Romansa
Popularitas:903
Nilai: 5
Nama Author: Anggara The Blukutuk³

Setelah berhasil kabur dari Ayah angkatnya, Iyuna Marge memutuskan untuk bersekolah di sekolah elite school of all things Dengan Bantuan Pak kepala yayasan. Ia dengan sengaja mengatur nilainya menjadi 50 lalu mendapat kelas F. Di kelas F ia berusaha untuk tidak terlihat mencolok, ia bertemu dengan Eid dan mencoba untuk memerasnya. Begitu juga beberapa siswa lainnya yang memiliki masa lalu kelam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggara The Blukutuk³, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suapan Pertama

Setelah memesan makanan, hidangan Iyuna dan Rakha akhirnya tiba, menguar aroma lezat yang menggelitik indra penciuman. Iyuna menggeser kursinya dan duduk dengan anggun di samping Sherin, jemarinya merapikan lipatan dress di pangkuannya. Sementara itu, Rakha menjatuhkan tubuhnya di kursi samping Eid, tepat di seberang Iyuna, tas belanjaan diletakkan dengan hati-hati di lantai di samping kakinya.

Sherin masih diliputi kekesalan, ia mengembungkan pipinya menatap Iyuna dengan sorot mata tajam, bibir bawahnya mengerucut ke depan dalam ekspresi merajuk. Iyuna yang merasa diamati, menolehkan kepalanya dengan gerakan lambat, alis terangkat tinggi. "Apa?" Tanyanya, matanya menyipit membalas tatapan Sherin tanpa gentar.

Sherin mendengus pelan, lalu membuang muka dengan gerakan dramatis, helai rambutnya berayun mengikuti gerakan kepalanya. "Tidak ada," Ucapnya kesal, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk meja dengan ritme tidak beraturan.

"Oh iya, sejak kapan kalian sampai disini?" Tanya Rakha ke Eid, tubuhnya condong ke depan dengan sikap ramah, sikunya bertumpu di atas meja.

"Barusan," Jawab Eid singkat, tangannya terangkat menggaruk belakang kepalanya dengan canggung, bahunya sedikit terangkat dalam gestur tidak yakin.

"Benar, dan kalian malah mengganggu," Sahut Sherin kesal, melirik ke arah lain, jari-jarinya memainkan ujung serbet makan dengan gerakan gelisah, bibirnya masih cemberut.

"Ma—maaf, kami memotong yah tadi?" Ucap Rakha canggung, tangannya mengusap tengkuk dengan gerakan malu, wajahnya menunjukkan penyesalan tulus.

"Ah, ti-" Jawab Eid, tubuhnya sedikit menegak.

"Benar! Jika saja kalian tidak jadi datan-" Potong Sherin kesal, suaranya meninggi, telapak tangannya menepuk meja dengan sedikit keras, membuat peralatan makan bergetar pelan.

"Hei, Sherin—" Bisik Eid ke Sherin, tubuhnya condong ke depan, telapak tangannya menutupi mulut untuk meredam suaranya.

"Bukankah kamu yang mengajak mereka?" Lanjut Eid, alisnya terangkat penuh arti, matanya menatap tajam Sherin sebagai peringatan halus.

"Eh? Oh iya ya," Ucap Sherin canggung, pupil matanya mengecil terkejut, bahunya merosot saat menyadari kesalahannya.

"O—oh, ma—maaf," Ucap Sherin, kepalanya sedikit menunduk ke arah Rakha, jemarinya meremas-remas ujung bajunya di bawah meja.

"Haha, tak apa. Lanjutkan saja apa yang akan kalian lakukan tadi, jangan hiraukan kami," Balas Rakha santai, tangannya melambai di udara dengan gestur memaafkan.

Sherin berbalik ke arah Eid dengan gerakan cepat, matanya langsung berbinar cerah, seolah melupakan kekesalannya barusan. "Oh benar! Ayo Eid, tadi giliranmu kan?" Goda Sherin, matanya menatap jahil ke Eid, bibirnya melengkung nakal, jemarinya menusuk-nusuk lengan Eid dengan gemas.

Eid tersentak kaget, punggungnya menegak seketika, bahu menegang kaku. "Eh? A—ada mereka," Ucapnya gugup, matanya melirik ke Iyuna dan Rakha dengan gerakan cepat dan panik, keringat tipis mulai muncul di keningnya.

"Tidak apa apa," Jawab Sherin meyakinkan, tersenyum jahil ke Eid, tangannya menepuk-nepuk pundak pemuda itu dengan gerakan menenangkan.

"Ba—ba—baiklah," Ucap Eid terbata, kemudian jemarinya yang gemetar menyendok omurice dengan hati-hati lalu mengarahkannya ke mulut Sherin dengan gerakan lambat. "A—AA," Gumam Eid mengisyaratkan, alisnya bertaut dalam konsentrasi penuh, tangan satunya menangkup di bawah sendok untuk menghindari tumpahan.

"AAA," Gumam Sherin, membuka mulutnya lebar bersiap menerima suapan Eid dengan antusias, matanya terpejam rapat, tubuhnya condong ke depan menyambut sendok yang mendekat.

Rakha hanya menatap mereka dengan raut wajah merona tipis, pupilnya melebar menyaksikan adegan di depannya. Ia sesekali melirik Iyuna di seberangnya, pandangannya beralih cepat antara Iyuna dan pasangan di sampingnya, untuk mengisyaratkan bahwa ia juga menginginkan hal serupa, jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja dengan irama gugup.

Iyuna yang sedang fokus dengan ponselnya—jemarinya mengetuk-ngetuk layar dengan cepat—merasa dirinya ditatap. Perlahan, ia menaikkan bola matanya, menatap Rakha dengan ekspresi datar namun intens.

Rakha sontak membuang muka, kepalanya berputar cepat ke arah lain, telinganya memerah hingga ujung, jari-jari tangannya saling bertaut gugup di bawah meja.

Iyuna menoleh ke Eid dan Sherin yang sedang saling suap-suapan dengan mesra, mata Iyuna menyipit sedikit memperhatikan mereka dengan seksama, bibirnya sedikit terbuka dalam ekspresi penasaran.

"Dia ingin begitu juga?" Monolog Iyuna datar dalam hati, jemarinya berhenti mengetuk layar ponsel.

Iyuna kemudian mengambil inisiatif, tubuhnya bergerak sedikit menegak. Dengan gerakan mulus, ia menyendok omurice miliknya, sendok perak berkilat sejenak tertimpa cahaya lampu restoran. "Rakha-Senpai," Panggilnya datar, tangannya mengangkat sendok ke udara, terarah pada pemuda di hadapannya.

Rakha menoleh ke Iyuna dengan gerakan kaget, lehernya berputar cepat. "He?" Gumamnya bingung, wajahnya memerah seketika melihat Iyuna yang mengarahkan sesendok omurice ke arahnya, matanya membulat tidak percaya.

Rakha melihat sekeliling dengan canggung, kepalanya berputar cepat memindai restoran, memastikan tidak ada yang memperhatikan. "AAA," Gumam Rakha, perlahan membuka mulutnya lalu mencondongkan tubuhnya ke arah Iyuna, sikunya bertumpu kokoh di atas meja.

"Awm~ awm~ nym~," Kunyah Rakha dengan hati-hati, pipinya menggembung penuh makanan. "Hmm, enak," Gumamnya setelah menelan, jari-jarinya menyentuh bibirnya dengan gerakan malu.

Sherin dan Eid melongo menatap Rakha yang mengunyah, mata mereka membulat sempurna, mulut sedikit terbuka. "Wah Iyuna, kau hebat sekali," Gumam Sherin takjub, tangannya refleks menepuk bahu Iyuna dengan gerakan kagum.

Iyuna menyendok makanannya lagi dengan tenang, lalu mengarahkannya ke mulutnya sendiri. "Awm~ nym~ nym~," Kunyahnya perlahan, rahangnya bergerak dengan ritme teratur.

"Tidak juga," Jawab Iyuna datar, bahunya terangkat sedikit dalam gestur acuh tak acuh, matanya menatap lurus ke depan.

Rakha memperhatikan Iyuna dengan raut wajah merona, matanya tak lepas dari gadis itu, napasnya tertahan sesekali. Ia kemudian mengumpulkan keberanian, jemarinya yang sedikit gemetar menyendok omurice miliknya dengan gerakan hati-hati. "Iyuna," Panggil Rakha, suaranya sedikit bergetar namun penuh tekad.

Iyuna menoleh dengan anggun dari Eid ke Rakha, lehernya berputar perlahan, helai rambutnya jatuh lembut membingkai wajahnya. "Apa?" Tanya Iyuna datar, alisnya terangkat sedikit dalam ekspresi bertanya.

Rakha langsung menyodorkan sesendok omuricenya ke mulut Iyuna dengan gerakan cepat dan tidak sabar, sendoknya hampir menyentuh bibir gadis itu tanpa peringatan. "Hwaa," Respon Iyuna kaget, tubuhnya refleks mundur, matanya membelalak lebar. Reaksi yang sama ditunjukkan Sherin dan Eid, mereka terlonjak kaget di kursi mereka.

"Uhuk³," Iyuna batuk tersedak, tangannya refleks terangkat menutupi mulutnya, matanya berair menahan sakit. Ia kemudian mengelap mulutnya dengan siku, mengusap bibirnya yang basah dengan gerakan cepat.

"He?" Rakha tersentak kaget, tubuhnya menegang, ia merasa bingung dan panik, sendok masih teracung di tangannya yang kini gemetar lebih hebat.

"Apa yang kau lakukan? Iyuna jadi kesakitan tuh!" Ucap Sherin marah, tubuhnya condong ke depan dalam posisi defensif, tangannya mengepal erat di atas meja.

"E—eh? Eh?" Respon Rakha bingung, kepalanya menoleh ke kanan kiri dengan panik, wajahnya pucat pasi, keringat dingin mulai membasahi keningnya.

Selesai mengelap mulutnya, Iyuna menatap Rakha dengan sorot mata tajam. "Kau ini, tidak bisa melakukannya dengan benar yah?" Tanya Iyuna, alisnya mengernyit dalam, napasnya masih sedikit tersengal.

"I—itu, A—anu. Ma—maaf," Ucap Rakha menunduk dalam, bahunya merosot dalam penyesalan, tangannya menurunkan sendok perlahan ke meja.

Iyuna menghela napas panjang, dadanya naik turun dengan gerakan lambat. Ia kemudian mengulurkan tangannya, jemarinya yang lentik meraih tangan Rakha yang masih memegang sendok dengan gemetar. "Sini, aku ajarin," Ucap Iyuna, suaranya melembut sedikit meski wajahnya datar, matanya menatap Rakha dengan intensitas yang berbeda.

Pipi Rakha memerah sejenak, semburat merah menjalar hingga ke telinga, napasnya tertahan di tenggorokan. Sementara itu, Sherin dan Eid terkesiap, mata mereka membelalak tidak percaya. "I—Ini Iyuna?" Monolog keduanya dalam hati, saling melirik dengan tatapan bertanya.

Iyuna memegang tangan Rakha dengan lembut, kulitnya yang hangat bersentuhan dengan tangan pemuda itu, lalu mengendalikannya dengan gerakan perlahan untuk menyendok sesendok omurice. "Awm~," Iyuna membuka mulutnya anggun dan memakannya dari sendok Rakha, matanya setengah terpejam saat mengunyah.

Wajah Rakha semakin memerah hingga ke telinga, jantungnya berdebar kencang seperti genderang, tubuhnya kaku bagai patung. Iyuna kemudian melepaskan tangan Rakha perlahan, jemarinya bergerak halus saat melepas. "Baiklah, sekarang makan milikmu sendiri yah," Ucapnya tenang, sembari terus mengunyah makanan tadi, matanya menatap lurus ke Rakha.

"Ba—baiklah," Jawab Rakha terbata, tangannya masih terasa hangat, ia menatap sendok di tangannya dengan pandangan takjub, seolah benda itu baru saja berubah menjadi emas.

1
Jumpri Cry
lanjut
SukiDenial
Mcnya keren. Dan ada banyak fanservicenya😍. Iyuna itu waifu ku banget titik🤬
Dimas Saputra
lanjut thor, dan Saling suport
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!