NovelToon NovelToon
Connection Between Us

Connection Between Us

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Pembaca Pikiran
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elena Prasetyo

Sejak selamat dari bencana alam yang melanda kampung halamannya, tubuh Lusi menjadi aneh.

Dia bisa merasa sakit tanpa terbentur, merasa geli tanpa digelitik. Dan merasakan kepuasan yang asing ketika Lusi bahkan tidak melakukan apa-apa.

Dan setelah bekerja di sebuah perusahaan dan bertemu sang CEO, akhirnya dia tahu sebabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

"Tuan Muda West" sapa seseorang yang lancang masuk ke dalam ruangannya.

Seorang wanita dengan penampilan yang begitu ... terbuka berani berjalan ke arahnya. Dengan dua pria berpakaian serba hitam di belakangnya.

Siapa mereka?

"Siapa kalian?" tanyanya.

Hari ini memang dijadwalkan rapat direksi. Tapi seingat Samuel, tidak pernah ada pemegang saham atau direktur di perusahaan yang akan menggunakan pakaian seperti itu. Untuk menemuinya.

"Saya? Saya adalah utusan Tuan James" terang wanita itu.

James? Pengusaha berpenampilan seperti preman yang ingin memasok barang ke perusahaannya itu? Untuk apa preman itu mengirim wanita ke perusahaan? Dan bagaimana bisa wanita seperti ini masuk ke dalam ruangannya? Apa bagian resepsionis yang mengirim mereka? Apa mereka bodoh? Dan kemana asistennya yang katanya pergi ke ruangan ayahnya itu?

"Untuk apa kalian kemari?" tanyanya mempertahankan ketenangannya. Samuel tidak takut dengan ancaman apapun. Dia memiliki keahlian bela diri yang cukup untuk mempertahankan diri. Tapi melihat tonjolan hitam di balik jas dua pria yang masuk itu membuatnya mengurungkan niat untuk melawan. Sebaik apapun keahliannya, tidak akan lebih cepat dari senjata. Akhirnya dia menekan nomor darurat yang ada di ponselnya. Berpikir asistennya akan segera datang membawa petugas keamanan.

"Kami ... Membawa penawaran yang tidak akan bisa Anda tolak"

Tiba-tiba muncul pria ketika menerobos masuk. Memanfaatkan Samuel yang konsentrasinya teralih, dua pria lain mengikat tangannya ke belakang kursi. Dan wanita itu perlahan naik ke atas pangkuannya.

"Penawaran apa?" tanya Samuel tetap tenang.

Wanita yang kini duduk di atas pangkuannya mulai menggerakkan jari. Menelusuri wajah , leher dan dadanya. Perlahan bulu kuduknya berdiri.

"Penawaran Tuan James, Sebaiknya Anda menerimanya. Atau ... akan tersebar video memalukan penerus perusahaan Techno West!" kata wanita itu begitu yakin.

Kemana semua petugas keamanan di perusahaan ini? Kenapa tidak ada yang datang ke ruangannya?

Tak lama setelah berpikir seperti itu, ada suara pintu terbuka secara paksa. Mendorong pria dengan senjata yang dari tadi berjaga di pintu ruangan Samuel.

Dengan cepat, petugas keamanan meringkus semua orang. Dan Samuel bebas dari ikatan. Asistennya memang tidak pernah mengecewakan. Dengan sigap, Samuel mengambil ponsel yang dipakai untuk merekam video, lalu matanya menangkap seorang wanita yang dia kenal.

Resepsionis itu kenapa ada disini? Jangan-jangan semua orang yang datang kemari ini adalah kesalahan wanita itu?

Dan benar saja. Setelah petugas keamanan mengakui keterlambatan mereka melindungi Samuel, resepsionis itu melakukan hal sama.

"Bawa mereka ke kantor polisi!" perintahnya kepada dua petugas keamanan.

"Baik Tuan Muda" jawab petugas keamanan lalu beranjak pergi. Dan resepsionis itu mengekor mereka.

"Kau!!!" teriaknya menghentikan langkah resepsionis itu.

"Iya?"

"Siapa yang menyuruhmu pergi?"

Wanita yang bertugas sebagai resepsionis itu melihat ke arah Samuel dengan tatapan takut.

"Maafkan saya Tuan Muda West. Saya tidak tahu kalau mereka bukanlah tamu perusahaan. Saya pikir mereka adalah salah satu pemegang saham dan mengantar mereka ke lift. Tolong jangan pecat saya" pinta resepsionis itu.

"Mengakibatkan keamananku terancam, bahkan dipecat bukanlah hukuman yang setimpal untukmu!" jawab Samuel semakin memperburuk raut wajah resepsionis itu.

"Maafkan Saya Tuan Muda. Tolong maafkan Saya. Tolong jangan pecat saya"

Samuel ingin segera memecat resepsionis tak berguna itu tapi asistennya tiba-tiba muncul. Dengan santai berjalan ke arah meja dan tidak merasa ada sesuatu yang baru saja terjadi.

"Rapat direksi telah siap Tuan Muda. Semua pemegang saham telah datang. Kenapa resepsionis ada disini? Apa ada yang terjadi?"

Ternyata asisten Samuel tidak tahu menahu tentang kejadian yang baru saja terjadi. Itu berarti resepsionis itu yang membawa petugas keamanan ke ruangannya. Jadi, setidaknya resepsionis itu bertanggung jawab atas perbuatannya. Tapi, apakah hal itu dapat membuat Samuel memaafkan? Bagaimana kalau keempat orang itu berniat membunuh Samuel?

"Tunggu hukuman dariku!" kata Samuel lalu pergi meninggalkan ruangannya.

Hukuman?

Hukuman dari Tuan Muda West?

Apa lagi kalau bukan surat pemecatan?

Apa akan lebih buruk dari itu?

Bagaimana kalau akhirnya Lusi diblokir dari semua perusahaan karena pemecatan yang dilakukan Tuan Muda?

Lusi yang berpikir hidupnya telah berakhir, kembali ke lobi dengan wajah pasrah. Semua itu memang kesalahannya. Bagaimana kalau gara-gara kesalahannya, hidup Tuan Muda West terancam? Pasti dia sudah dianggap sebagai pelaku sekarang.

"Apa yang terjadi?" tanya Priya.

"Tidak ada apa-apa" jawab Lusi lemah.

Dia hanya bisa pasrah atas apa yang akan terjadi. Menerima hukuman yang akan diberikan oleh penerus perusahaan Techno West.

Rapat pemegang saham telah berakhir, ditandai dengan perginya para tamu penting perusahaan. Lusi melakukan pekerjaannya sampai akhir jam kerja. Lalu sebelum pulang, seorang petugas keamanan menghentikannya.

"Anda ... Dipanggil Tuan Muda West"

Akhirnya ... pekerjaan yang dia inginkan selama ini akan segera berakhir. Dengan lunglai, Lusi berjalan mengikuti langkah petugas keamanan. Kembali ke ruangan Tuan muda West.

"Harusnya tadi aku berpamitan pada Priya" gumamnya penuh penyesalan.

Pintu terbuka dan Lusi melihat Tuan Muda West tampak begitu agung. Duduk di kursinya yang mirip singgasana Raja. Bukan, seharusnya bukan Raja. Tapi Putra Mahkota. Karena Tuan Muda West adalah putra mahkota Techno West.

"Lusi North" panggil seseorang yang berdiri di samping Tuan Muda West. Apa orang itu asisten Tuan Muda?

"Iya. Saya Lusi North" jawabnya.

"Apa yang kau lakukan hari ini telah mengakibatkan bahaya besar pada Tuan Muda West" kata orang itu.

"Saya tahu"

"Karena itu, kau akan diberi surat peringatan pertama!"

Surat peringatan pertama? Jadi dia tidak dipecat? Lusi mengangkat wajahnya dan melihat wajah tampan Tuan Muda West. Ternyata putra mahkota Techno West itu tidak hanya tampan. Tapi juga baik hati, tidak memecatnya secara langsung.

"Terima kasih Tuan Muda. Terima kasih"

"Terima kasih???! Bagaimana bisa kau berterima kasih? Harusnya kau sudah dipenjara dengan membiarkan para penjahat itu masuk ke dalam ruangan! Bagaimana bisa kau membiarkan orang-orang seperti itu masuk? Bukankah atasanmu sudah memberikan daftar namun yang hadir? Tidak bisakah kau mencari tahu sebelum bekerja? Lalu apa yang kau lakukan di lobi selama ini? Hanya menjaga penampilan!!!" cecar orang yang terus menyalahkan Lusi. Lebih dari Tuan Muda West.

Lusi tidak bisa menyangkal kesalahan yang telah dia lakukan. Menyebabkan dirinya hanya bisa diam saja menerima semua kata-kata yang tajam menusuk hatinya itu.

Lalu sebuah rasa sakit menusuk terasa di lututnya.

"Aduhh" kata Lusi sembari memegang lutut kanannya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya asisten Tuan Muda West tapi Lusi hanya bisa menggeleng pelan. Bagaimana mungkin dia menjelaskan sesuatu yang bahkan baginya masih menjadi misteri?

Setelah rasa sakit di lutut menghilang, muncul perasaan seakan kulit di punggung tangan kirinya dicubit. Menyebabkan dia mengibaskan tangan kiri, berusaha mengusir rasa sakit itu.

Lalu pahanya kini yang terasa pedih. Seperti ada yang mencubit kulit pahanya dengan kuat. Dia tidak bisa bertahan dan mulai menekan paha kanannya.

"Maaf Tuan, bisakah saya pergi ke toilet untuk sebentar saja?" tanyanya.

Tapi tatapan asisten Tuan Muda West yang merendahkan membatalkan niat Lusi. Dan sang putra mahkota Techno West. Kenapa melihat ke arahnya dengan tatapan penuh curiga seperti itu? Apa dia melakukan kesalahan lagi? Apa kali ini dia akan benar-benar dipecat?

1
Selfi Azna
jodoh
Selfi Azna
thooorr,, novel yg satu lagi lanjutkan lah thooorr
Mom Yara
isinya berubah ya yg bab ini kak?
Ayu Kerti
lanjutt kakk
Muliati Sherina
bagus
Ayu Kerti
aku syuka karyamu kakk.. kereennnn...
uda baca karya2mu. syukaaaa...
semangat berkarya, lope u
Ayu Kerti
ditunggu upnya kakkk
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
fist plot menarik...next kita tunggu Thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!