Arinsa, sorang dokter residen tahun ke-4 meninggal karena kelelahan. Tapi dia tiba-tiba membuka matanya dan melihat suasana yang jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya.
" Weeeh dimana ini, bukannya aku sudah mati? Beeeuh diiiingiiin."
Awalnya Arinsa tidak bisa mengetahui situasi nya hingga dia mendapatkan semua ingatan dari tubuh ini.
" Putri terbuang, dasar bajingan. Mereka yang tidak bisa mengendalikan kelaminnya tapi anak yang jadi korban. Tenang saja Arinsa, nama kita sama-sama Arinsa. Aku akan membalas semua rasa sakit hatimu. Dan kamu bisa istirahat dengan tenang. Kerajaan ini, akan aku hancurkan dengan tanganku."
Bagaimana cara Arinsa bertahan hidup dengan status barunya sebagai Putri Arinsa De Rouglas?
Dan bagaimana cara dia membalas dendam pemilik tubuh asli yang sudah diabaikan oleh keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAP 10
Sehari setelah Gilman mengantarkan surat dari Arinsa ke istana, beberapa pelayan dan kesatria di kirim ke kastel. Tidak lupa beberapa barang juga dikirimkan. Tapi dari wajah Gilman menunjukkan raut ketidakpuasan.
" Ada apa, Gilman? Mengapa wajahmu terlihat tidak senang begitu?"
" Aah maaf Tuan Putri bukan apa-apa."
Sebagai kesatria biasa, Gilman sama sekali tidak bisa mengeluh tentang apa yang sudah Raja berikan kepada Arinsa. Padahal Gilman berpikir bahwa setidaknya Arinsa akan mendapatkan Istana Putri.
Istana putri dibangun dekat dengan istana pangeran. Istana putri yang dinamai dengan istana salju itu dibangun atas pemintaan Ratu Beatrix saat dia mengandung anak kedua. Namun hingga saat ini Istana Salju tidak dihuni oleh siapapun karena Ratu Beatrix tidak pernah melahirkan anak keduanya.
Ya sang ratu mengalami keguguran sehingga istana itu hingga saat ini masih kosong. Seharusnya Raja Flamenco memberikan istana itu untuk Arinsa, tapi ternyata tidak demikian.
" Sekarang semua berkumpul."
Para kesatria dan pelayan yang baru saja dikirim itu langsung berkumpul di ruang utama kastel. Ada 10 pelayan yang terdiri dari 2 orang juru maska, dan 8 orang pelayan biasa, lalu ada 10 kestaria. Jadi totalnya ada 20 orang baru yang datang ke kastel.
" Aku tahu kalau kalian pasti tidak senang berada di sini. Kalian terpaksa datang ke kastel yang jauh dari mana-mana ini karena sebuah keterpaksaan. Dan aku tidak peduli tentang itu. Kalian tinggal melakukan saja pekerjaan yang ada. Para pelayan akan bekerja dibawah pimpinan Barina. Dan para kesatria akan bekerja dibawah pimpinan Sir Gilman. Ini adalah kastel ku, maka semua harus mengikuti perintahku. Dan aku bukan orang yang punya banyak belas kasih. Jika ada yang melakukan hal yang buruk, maka aku punya hukuman tersendiri."
Degh!
Tidak hanya orang-orang baru yang terkejut dengan cara bicara Arinsa yang tegas, tapi Gilman dan terutama Barina. Barina yang sudah lama berada di sisi Arinsa tidak pernah tahu dan melihat bahwa sang putri bisa bicara tegas layaknya seorang pemimpin.
" Apa kalian semua mengerti."
" Kami mengerti Yang Mulia Putri."
" Bagus, sekarang kerjakan tugas kalian."
Semua membubarkan diri dan mengikuti instruksi dari masing-masing ketua. Yakni Barina dan Sir Gilman.
Sedangkan Arinsa, dia kembali ke kamarnya. Ia menghitung berapa hari lagi acara pesta dansa yang akan digelar di kekaisaran Sein. Itu sekitar 5 hari lagi. Karena dia akan melakukan perjalanan darat biasa maka seharusnya dia berangkat hari ini juga kika tidak ingin terlambat.
Arinsa lalu berjalan keluar kamar. Dia mencari keberadaan Gilman yang rupanya ada di tempat latihan. Gilman sungguh sangat berdedikasi, saat itu juga di memerintahkan para kesatria untuk melakukan tugas. Terlihat beberapa dari mereka yang tidak suka dengan Gilman, namun Gilman sendiri tidak peduli.
" Sir!"
" Yang Mulia, kenapa Anda keluar. Bahkan tidak mengenakan mantel Anda. Sekarang udara tengah sangat dingin."
" Ada yang ingin aku bicarakan dengan mu."
Dari nada bicara Arinsa, Gilman seketika tahu kalau pasti itu adalah sesuatu yang penting. Ia pun kemudian mengikuti Arinsa dan meninggalkan para kesatria di sana, tentunya setelah memberikan tugas.
" Ada apa Yang Mulia?"
" Hari ini juga aku harus pergi ke kekaisaran Sein. Karena aku tidak bisa menggunakan gate teleportasi, ya aku kan bukan putri yang sebenarnya. Jadi untuk ukuran menggunakan gate aku tidak punya uang untuk membayar penyihir. Jadi aku harus melakukan perjalanan secara manual ah maksudku perjalanan menggunakan kereta kuda. Aku tidak ingin ada yang tahu, jadi kemungkinan aku hanya akan membawamu, Gilman."
Gilman lagi-lagi dibuat terkejut dengan ucapan yang keluar dari mulut sang tuan putri. Pergi ke kekaisaran Sein, sungguh hal yang sama sekali tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Gilman.
" Tapi Yang Mulia, akan bahaya jika saya sendiri yang mengawal Anda. Bukannya saya tidak percaya diri, namun perjalanan ke sana bukanlah hal yang mudah."
" Tenang saja Gilman, aku tentu paham akan hal itu. Ikuti saja apa yang ku katakan. Siapkan kereta kuda yang tidak mencolok. Dan buatlah alasan apapun kepada para prajurit tentang kepergianmu itu. Nah begitu saja Gilman, nanti malam kita akan berangkat, sekarang tolong panggilkan Barina."
" Baik Yang Mulia."
Gilman sudah tidak bisa banyak bicara, agaknya Arinsa memang sudah memiliki rencananya sendiri. Meskipun khawatir tapi dia memilih untuk percaya kepada majikannya.
" Tuan Putri, Sir Gilman bilang Anda memanggil saya?"
" Ah iya Barina, aku akan pergi ke pesta dansa Kekaisaran Sein. Tapi aku tidak ingin orang-orang yang ada di sini tahu. Dan ini tugas mu selanjutnya. Menjaga kerahasiaan ku."
" Jadi Anda pergi tanpa saya? Lalu siapa yang akan mengurus keperluan Anda nanti, tuan Putri?"
Arinsa menelisik wajah Barina, dia bisa melihat bahwa pelayan itu sungguh-sungguh merasa khawatir. Dan Arinsa suka akan hal tersebut.
Memang benar, tidak adanya Barina bersamanya akan sedikit membuat repot. Akan tetapi dia juga membutuhkan Barina untuk menjaga rahasia kepergiannya.
" Tidak masalah. Aku bisa mengurusnya sendiri. Yang paling utama adalah jangan sampai orang-orang baru yang Raja kirimkan itu tau kepergianku. Buatlah alasan aku sakit atau malam keluar kamar atau apa lah terserah padamu. Yang penting mereka taunya aku tetap di kastel ini."
" Hmm baiklah jika memang seperti itu yang Tuan Putri inginkan. Saya akan melakukan yang terbaik. Sekarang saya akan membantu Anda bersiap."
" Carikan pakaian seperti pakaian pria, aku harus pergi dengan seperti itu."
Barina paham, dia lalu bergerak cepat untuk menyiapkan semua yang diperlukan untuk kepergian Arinsa ke kekaisaran Sein. Pun dengan Gilman. Dia juga sudah menyiapkan segala sesuatunya agar mereka berangkat dengan mudah.
Kereta kuda sudah disiapkan di ujung jalan. Jadi merek nanti akan pergi secara diam-diam agar tidak menarik perhatian.
Selepas makan malam, Arinsa langung masuk ke kamar. Semua pelayan yang sudah selesai bekerja langsung diperbolehkan untuk istirahat. Pun dengan para kesatria. Mereka tidak perlu melakukan penjagaan apapun, karena selama ini pun demikian.
Siapa juga yang mau mendatangi kastel buruk ini. Jika dilihat dari luar, kastel ini bahkan tidak terlihat sama sekali layak ditinggali. Namun itu malah bagus, Arinsa jadi tidak khawatir akan ada orang yang datang menyambanginya.
Malam mulai larut, Arinsa sudah mengganti pakaiannya. Dengan bantuan Barina, dia menyelinap pergi dari Kastel.
Suasana kastel yang sepi dans semua penghuni telah tertidur membuat Arinsa dengan mudah keluar.
" Tuan Putri, Anda harus hati-hati dan segeralah kembali."
" Tenang saja, aku akan pulang. Dan jangan lupa lakukan tugasmu."
Barina mengangguk, dia melihat Arinsa dan Gilman pergi. Semakin lama semakin menjauh hingga sosok mereka pun tidak terlihat sama sekali.
" Apapun yang ingin Anda lakukan, semoga berhasil Yang Mulia."
TBC
wow apakah naga es disana? lagi kak jadi g sabar nih /Proud/
ayo reader sawerannya biar othor semangat /Kiss/
semoga tidak akan menjadi bibit hama untuk kehidupan arinsa /Sweat/
kangen banget nih, Ama othor juga walaupun lebih banyak Ama babang Glen /Smirk//Sly/