NovelToon NovelToon
Ketika Aku Memilih Pergi, Dia Memilih Menyelamatkan

Ketika Aku Memilih Pergi, Dia Memilih Menyelamatkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Flower Florencia hidup dalam tekanan—dari keluarganya yang selalu menuntut kesempurnaan hingga lingkungan universitas yang membuatnya merasa terasing. Di ambang keputusasaan, ia memilih mengakhiri hidupnya, namun takdir berkata lain.

Kim Anderson, seorang dokter tampan dan kaya, menjadi penyelamatnya. Ia bukan hanya menyelamatkan nyawa Flower, tetapi juga perlahan menjadi tempat perlindungannya. Di saat semua orang mengabaikannya, Kim selalu ada—menghibur, mendukung, dan membantunya bangkit dari keterpurukan.

Namun, semakin Flower bergantung padanya, semakin jelas bahwa Kim menyimpan sesuatu. Ada alasan di balik perhatiannya yang begitu besar, sesuatu yang ia sembunyikan rapat-rapat. Apakah itu sekadar belas kasih, atau ada rahasia masa lalu yang mengikat mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Flower melangkah di pinggir jalan dengan kepala tertunduk. Angin pagi berhembus lembut, tetapi hatinya terasa sesak dan penuh luka. Kekecewaan masih menyelimuti pikirannya, mengingat bagaimana keluarganya dengan mudah menyingkirkannya seolah-olah ia tak pernah berarti bagi mereka.

Matanya memerah, sisa air mata yang belum kering mengaburkan pandangannya. Namun, di tengah kesedihannya, ia menggenggam erat tekad dalam hatinya.

"Kakak Alan, Kakak Wilson... Jangan salahkan aku karena memilih melupakan hubungan kita. Aku tidak akan membalas dendam, tapi aku akan membuktikan bahwa aku bukan bodoh dan bukan beban kalian. Aku akan menjadi dokter yang hebat. Suatu saat nanti, kalian akan menyesal karena telah meremehkanku. Aku akan pergi jauh dari kalian dan memilih jalanku sendiri."

Suara klakson mobil di kejauhan membuyarkan lamunannya. Flower mendongak sedikit, tetapi langkahnya tetap pelan. Tiba-tiba, suara lantang memanggil namanya dari seberang jalan.

"Flower Florencia!"

Flower terkejut. Ia menoleh dan melihat seorang pria berdiri di dekat mobil yang terparkir di seberang.

"Dokter Kim?" tanyanya dengan suara penuh kebingungan.

Kim Anderson, pria yang pernah menyelamatkannya, kini berjalan mendekat dengan tatapan penuh perhatian.

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Kim dengan nada lembut, tetapi sedikit khawatir.

Flower menatapnya sejenak sebelum mengalihkan pandangannya. "Dokter Kim, Anda ingin ke mana?"

Kim menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku jasnya sebelum menjawab, "Aku baru saja makan dengan seorang teman. Tapi bagaimana denganmu? Apa ada masalah? Matamu bengkak, sepertinya kamu menangis."

Flower tersentak. Ia tidak menyangka bahwa raut wajahnya akan semudah itu dibaca. Dengan cepat, ia menunduk, mencoba menyembunyikan ekspresinya.

Setelah beberapa saat hening, Flower tiba-tiba mengangkat kepalanya dan bertanya, "Dokter Kim, bagaimana Anda bisa menjadi seorang dokter yang hebat? Untuk belajar di bidang kedokteran pasti butuh biaya yang banyak dan harus memiliki bakat, bukan?"

Kim mengerutkan kening. Pertanyaan itu terdengar serius dan penuh harapan.

"Kenapa bertanya seperti itu?" tanyanya dengan nada lembut namun tajam, berusaha memahami maksud Flower.

Flower menarik napas dalam, menatap lurus ke arah pria di hadapannya. "Aku ingin menjadi seperti Anda, dokter yang profesional dan bisa menyelamatkan banyak orang. Tapi aku butuh bantuan dan dukungan."

Kim menatap gadis itu dengan penuh perhatian. Sekilas, ia bisa melihat tekad di mata Flower, tetapi juga ada sesuatu yang lain—rasa sakit dan keinginan untuk membuktikan diri.

Dengan suara tenang, ia bertanya, "Apa tujuan utamamu menjadi dokter hebat? Apakah karena impian, atau hanya sekadar untuk pamer kepada keluargamu?"

Flower terdiam sejenak. Ia tahu bahwa pertanyaan ini penting. Jawabannya akan menentukan seberapa besar kesungguhannya. Setelah beberapa detik berpikir, ia mengangkat dagunya dan menjawab dengan tegas, "Tujuan utamaku adalah menyelamatkan banyak orang. Dan yang kedua... aku ingin membuktikan bahwa aku bisa. Aku ingin keluargaku menyesal karena telah menilai aku sebagai beban."

Kim tersenyum tipis, lalu mengangguk. "Baiklah. Aku akan membantumu menjadi seorang dokter."

Flower menatapnya dengan mata melebar, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Benarkah?" tanyanya, hampir berbisik.

Kim mengangkat satu alis. "Tapi perjalanan ini tidak akan mudah," lanjutnya. "Kau harus banyak belajar dan memiliki tekad yang kuat. Tidak cukup hanya karena mengejar impian. Tidak semua orang berhasil menjadi dokter, bahkan jika mereka memiliki impian besar."

Flower mengepalkan tangannya. "Aku siap! Aku akan melakukan apa pun yang dibutuhkan."

Kim menatapnya sejenak, memastikan bahwa gadis itu benar-benar serius. Kemudian, ia merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah kertas kecil, menuliskan sesuatu di sana sebelum menyerahkannya kepada Flower.

"Setelah pulang sekolah, datanglah ke alamat ini," ujarnya. "Aku akan mengajarimu."

Di sisi lain, di dalam perpustakaan kampus yang sudah sepi, hanya ada satu sosok yang masih sibuk mencari buku di antara rak-rak tinggi.

Dosen Mike berdiri di depan rak buku, matanya menyusuri deretan judul yang tertata rapi. Keheningan sore membuat suasana terasa tenang, hanya terdengar suara lembaran kertas yang sesekali berdesir.

Tanpa ia sadari, seseorang diam-diam masuk ke dalam perpustakaan dan menutup pintu dengan hati-hati. Suara kunci berputar terdengar samar di udara.

Mike, yang tengah fokus pada buku-buku di hadapannya, menoleh ketika suara langkah mendekatinya.

"Cici, kamu belum pulang?" tanyanya dengan nada datar, menatap gadis yang kini berdiri beberapa langkah darinya.

Cici, seorang mahasiswi cantik dengan wajah penuh percaya diri, tersenyum menggoda. Matanya berbinar, penuh dengan niat tersembunyi.

"Mike, aku datang untuk memperkenalkan diriku!" ucapnya dengan nada manja, mendekat tanpa ragu.

Mike mengerutkan kening, merasa aneh dengan sikap gadis itu. "Kamu memanggilku dengan nama? Aku adalah dosenmu. Sepertinya itu tidak cocok."

Cici tersenyum semakin lebar. "Usiamu tidak jauh dariku, dan memanggilmu ‘dosen’ terasa tidak nyaman bagiku. Apalagi terhadap pria yang aku suka."

Mike terdiam sejenak, mencoba memahami maksud perkataan gadis itu. "Cici, apa kamu sadar dengan apa yang kamu katakan?" tanyanya, suaranya sedikit lebih serius.

Cici menatapnya dengan tatapan menggoda, langkahnya semakin mendekat hingga jarak di antara mereka hampir tidak ada. "Tentu saja aku sadar. Dosen muda dan tampan ada di hadapanku. Mana mungkin aku tidak tertarik?" bisiknya, lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Mike. "Aku adalah mahasiswi paling cantik di kampus. Bukankah kamu sangat beruntung?"

Mike menegang. Matanya menyipit, ekspresinya berubah kaku. Ia tahu Cici adalah mahasiswinya, tetapi gadis ini terlalu berani.

"Cici, kamu harus fokus pada pelajaran, bukan pacaran," ujarnya dengan nada tegas, berusaha menciptakan jarak di antara mereka.

Cici hanya terkekeh pelan. "Di kelas, aku akan fokus. Tapi di luar, aku ingin kamu menjadi pacarku. Aku juga ingin mengenalkanmu kepada keluargaku." Matanya berkilat penuh keyakinan. "Ayah dan kakakku sangat kaya. Memilihmu adalah keberuntunganmu."

Sebelum Mike sempat membalas, Cici tiba-tiba meraih kerah kemejanya dan menariknya mendekat. Dalam hitungan detik, bibirnya menyentuh bibir Mike.

Mike tersentak, matanya melebar. Ia segera menarik diri dan mendorong gadis itu menjauh.

"Cici! Jaga sikapmu! Kita tidak bisa melakukan ini! Ini di kampus! Aku adalah dosenmu!" suara Mike terdengar tajam, penuh peringatan.

Cici hanya tersenyum nakal, matanya tak sedikit pun menunjukkan rasa takut atau malu. Dengan gerakan perlahan, ia mulai menarik kaosnya ke atas, memperlihatkan kulit putih mulusnya.

Mike membeku. "Cici, apa yang kau lakukan?"

Namun, gadis itu tak berhenti. Baju dalamnya ikut terlepas, menampilkan tubuhnya yang sempurna.

"Bukankah tubuhku sangat cantik?" tanyanya dengan nada menggoda. "Kamu pasti tergoda."

Mike mengalihkan pandangan dengan wajah tegang. Tangannya mengepal, berusaha menahan diri agar tidak terpancing oleh godaan berbahaya ini.

"Maaf, aku sudah menikah. Istriku sedang hamil."

Cici mendekat lagi, tangannya dengan lembut meraih tangan Mike dan membawanya ke dadanya yang kenyal.

"Rasakan ini," bisiknya dengan suara menggoda. "Istrimu pasti tidak bisa memuaskanmu. Kalau begitu, biarkan aku yang memuaskanmu. Tinggalkan saja istrimu. Kau akan menjadi menantu keluarga Valencia. Mendapatkan gadis secantik aku adalah keberuntunganmu."

Mike merasakan tubuhnya semakin tegang. Tangannya yang sempat menyentuh kulit gadis itu langsung ditariknya dengan kasar. Matanya menatap tajam, kini dipenuhi dengan kemarahan dan ketegasan.

"Cici, hentikan ini! Aku tidak tertarik!" suaranya menggelegar, membuat gadis itu sedikit terkejut.

Dengan cepat, Mike melewati Cici dan berjalan ke pintu, mencoba membukanya. Namun, ia segera menyadari sesuatu.

Pintu itu terkunci.

Mike berbalik, menatap Cici yang kini menyeringai puas.

"Jangan khawatir, Mike. Kita punya banyak waktu malam ini..." bisik gadis itu sambil melangkah mendekat, tubuhnya masih terbuka tanpa rasa malu sedikit pun.

Mike merasakan detak jantungnya berpacu. Ia berusaha menahan hasratnya yang mulai bangkit. Dada gadis itu yang menonjol dan begitu sempurna membuat Mike kepanasan.

Apakah yang akan dilakukan Mike? Menolak atau tergoda?

🧡🧡🧡🧡

Maaf teman-teman, Author baru sadar, bab sebelumnnya ada salah nama. nama kedua orang tua Jade yang naskah baru malah terbawa ke sini😭😭😭

1
Akai Kakazain
duhhh ...kepo thooooor
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
Aihhh Kimmm.....
terimakasih untuk kejujuran muu 😍😍😍 ..
sally mending mundur saja.. percuma kan memaksakan kehendak...
kim gak mau jadi jangan di paksa
yuning
Kim mencintai flower juga kah?
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
aihhhh knp cuma satu bab sih up nya 😌😌😌😌😌😌😌
ka Lin bikin penasaran aja ihhh 😒😒😒
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
babb selanjutnya past si sally ngedrama dahhh.... bilang teraniaya padahal dia yg bikin ulah... huh dasar ular kadut!!!!
3sna
lantai 4 aja mati,sehalu2nya lhoo
Pikachu: Ada ditulis kalau Flower jatuh ke muatan mobil orang, bukan ke aspal ya, kak
total 1 replies
yuning
semoga rumah ini ada cctv nya, sehingga Kim tau sifat tunangan nya
hl
makanya Kim jangan jadi pria yg plin plan.ternyata tunanganmu bukan org baik
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
up 🤨
wiemay
benar hrs nyari tmpt tinggal sndr.
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
up up up up....




penasaran satu hall apakah Flower akan pergi dari Kim atau bertahan sama kim 🤨
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
kok gak lanjut sih sherly & kim gak jadi hem hem kah 🤣🤣🤣 kok tiba-tiba kim suda sampai rumah & makan sama flower 🤭🤭🤭
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
kasih waktu untuk flower kak wil... biar flower bisa berfikir jernih.. inget semua yg terjadi karena mu juga karena lebih percaya adik angkat dari pada adik kandung
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
ikut kim aja ehh.... ikuti kata hati kmu
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
mampussssss kauuu cici..... makanya jadiii cewek jgn murahan
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
lahh kimmm mo tunangan??? kirain seriuss dengan flower 😭😭😭😭
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
auhhh sakitt banget past di tampar berkali-kali... itu belum seberapa sama yang di rasakan oleh flower
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
Masih aja nyalahin flower.. woii cici akui aja semuo gak usah drama lagian semua sudah terbongkar
Dini Anggraini
Benar flower sebaiknya kamu berusaha mandiri tidak tergantung dengan kim Anderson maupun keluargamu karena kebaikan seseorang suatu saat nanti pasti akan di ungkit2 lagi. Semangat carilah kerja yang halal sambil selesaikan kuliahmu agar suatu saat nanti kamu bisa bangga sama diri kamu sendiri inilah flower bisa sukses tanpa bantuan orang lain.
Akai Kakazain
hemmm....kyk nya jujur aja la flo, klo km mnyukain kim, krn kyk nya kim sdh suka sejak dl ya thor😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!