Terpaksa Menikah Dengan Tuan Muda

Setelah Danendra berangkat ke kantor dan Ganhia pergi ke taman belakang sekedar mengusir kebosanan dan juga malas meladeni ibu dan Claudia, Ganhia merasa yaman dan nyambung saat bersama pelayan di rumah itu apalagi iren, Ganhia sudah menganggapnya sebagai teman.

Sementara di perusahaan Danendra tidak fokus dan sekali-kali meremas rambutnya, itu semua tak luput dari penglihatan Dirga.

"apa yang di pikirkan Tuan muda sampai-sampai tersenyum sendiri, apa itu ada kaitannya dengan Nona Muda? Jika itu benar jadi buanglah semua pikiran mu itu nona untuk pergi dari Tuan Muda.."

"Dirga apa yang sedang Nhia lakukan di rumah?, apa Nhia merasa bosan.."

Dirga langsun menoleh dan melihat Danendra dengan tatapan.

"apa yang Tuan katakan tuang menanyakan kabar Nona dan Tuan sering memanggil nama Nona."

"yang pak Haris laporkan Tuan Nona Muda sering ke Taman dan sering berkomunikasi dengan pelayan "

"hhh kau liat Dirga dia bahkan tidak malu berkomunikasi dengan pelayan dan dia istri seorang Danendra hhh dia sangat sederhana."

"apa anda sekarang baru sadar bahwa nona sangat sederhana dan anda baru sekarang mengakui nona istri anda tapi sayang anda harus sedikit berusaha Tuan karena nona orangnya tidak peka. bukan hanya itu Tuan bahkan anda sekarang sudah jadi gila di buatnya" jawab Dirga dalam hati dan hanya mendengar kegiatan Tuanya.

"apa ibu dan Claudia Masi mengganggunya.."

" Benar Tuan dan juga sepertinya Nona Claudia sudah menghubungi Nona Alea."

saat sifat Danendra mulai berubah kepada Ganhia, Dirga tanpa disuruh mulai mengikuti aktifitas Ganhia dan orang di sekitarnya terutama orang yang tidak menyukainya.

Tanpa ibu dan Claudia tahu Dirga suda lebih dulu mengetahui rencana mereka.

"kamu tau apa yang harus kamu lakukan Dirga."

"Baik Tuan."

Kedua laki-laki itu mulai kembali ke aktifitas mereka masing-masing dan sekali-kali Dirga Masi memperhatikan sikap Danendra yang sekali-kali Masi tersenyum.

Sekitar jam empat Danendra bangun dari duduknya dan melangka ke arah luar "kita pulang sekarang Dirga."

"baik Tuan."

Dirga langsung membereskan mejanya dan mulai mengikuti langka Danendra, saat Dirga dan Danendra yang keluar dari lif semua karyawan yang belum pulang menunduk memberikan hormat, Danendra hanya memasang wajah datar dan terus melangka ke arah mobil.

samapi di mobil Dirga membukakan pintu mobil dan mempersilakan Danendra masuk dan kemudian Dirga ikut masuk dan duduk di belakang kemudi kemudian Dirga mulai menjalankan mobilnya.

Beberapa menit kemudian mobil yang di tumpangi Danendra Samapi di depan kediaman Mahendra dan penjaga langsun membukakan gerbang dan Dirga melajukan lagi mobilnya sampai di halaman rumah kemudian Dirga turun dan membukakan pintu mobil untuk Danendra.

Pelayan suda siap menyambut kepulangan Danendra, saat Danendra meangka semua pelayan menunduk memberi hormat kepada Danendra, di ujung tangga pak Haris dan Ganhia menunggu kedatangan Danendra, Ganhia yang melihat Danendra mulai mendekat segera menundukkan kepala tanda hormat, sedangkan Danendra yang melihat Ganhia menunduk sedikit berdecak dan tidak suka dengan sifat Ganhia yang masi saja bersikap seperti pelayan.

Danendra semakin mendekat dan berhenti di depan Ganhia. " angkat kepalamu kau istriku bukan pelayanku." kata Danendra yang membuat semua orang di sana terkejut

"apa Tuan muda sudah tidak menganggap Nona muda pelayan lagi dan tadi Tuan muda benar-benar mengatakan istri kepada Nona muda" pikir semua pelayan terutama pak Haris dan Dirga sih sudah tau tentang perasaan Tuannya hanya saja Tuannya terlalu gengsi untuk mengakuinya.

"anda sangat luar biasa nona bisa membuat Tuan muda jatuh cinta secepat itu, dan siapa juga si yang tidak suka dengan sifat nona yang polos, penurut, tidak memandang rendah orang lain dan juga cantik" pikir Dirga kemudian tersadar atas pikirannya

"bodoh kamu Dirga Nona memang baik dan cantik tapi kamu tidak boleh mengagumi istri Tuanmu, tugasmu hanya membuat Nona Ganhia tetap berada di sisi Tuan Danendra dan membuat Nona Muda membuang jauh-jauh pikirannya yang ingin pergi dari Tuanmu". Lanjutnya lagi dalam hati

Sementara Ganhia yang mendengar perkataan Danendra wajahnya langsun memerah dan segera menunduk.

"apalagi ini kenapa sifatnya semakin hari semakin aneh".

Danendra yang melihat wajah merah Ganhia sedikit mengangkat senyumnya dan menarik tangan Ganhia ke genggamannya dan menarik Ganhia ikut naik ke tangga.

Lagi-lagi sifat Danendra hari ini membuat semua orang tercengang akan perubahan sifat Danendra yang semakin hari semakin berubah dan itu semua berkat Ganhia yang penurut dan selalu sabar akan sifat Danendra.

Sementara di kamar, ibu dan Claudia berbincang untuk merencanakan bagaimana caranya agar bisa menghubungi Allea dan menyuruhnya kembali.

"Bu bagaimana kalau kita hubungi saja kak Alea, aku yakin Kak Nendra pasti masih mencintai kak Alea.."

"emang kamu pikir Ibu bodoh, Ibu juga yakin jika Nendra melihat Allea kembali pasti akan membuang wanita itu."

"Bu aku akan menghubungi kak Allea.."

"Segeralah..."

Claudia segera merogoh Hpnya dan mulai mengetik pesan dan mulai menghubungi Alea.

Tuuut...panggilan pertama tidak ada jawaban

Claudia mencoba lagi menghubungi Alea.

Tuuut....... Panggilan kedua sudah ada jawaban.

"Hallo Dia.."

"Hallo kak akhirnya aku bisa menghubungi kakak."

"maaf Dia tadi aku di kamar mandi".

"ah tidak apa-apa kak, ada yang ingin ku sampaikan kak tentang kak Nendra".

"kenapa dengan Nendra Dia".

"itu kak, kak Nendra sudah menikah".

"tidak mungkin Nendra sangat mencintaiku tidak mungkin Nendra akan menikah". Dengan kepercayaan dirinya Alea menganggap Danendra tidak akan melupakannya dan dengan itulah Alea meninggal Danendra meski tanpa persetujuan dari Danendra.

"tenang kak sepertinya Kak Nendra tidak mencintai wanita itu dan hanya menganggap wanita itu pelayan, dn mungkin saja kak Nendra menikahinya karena dengan itu kakak akan kembali".

"benar kan tidak mungkin dia akan melupakanku Nendra kan sangat mencintaiku, sebenarnya Nendra itu tampan kaya juga sih tapi sayang dia itu cuek dan untuk apa aku setia di sampingnya kalau dia tidak perna mengenalkan ku ke public dan tidak menaikkan popularitas ku kan percuma terkenal tapi tidak berguna tapi aku tidak mau wanita lain yang menikmati kekayaan ya." gumam Alea dalam hati.

"hallo kak apa kak Alea masih di Sana".

"eh iya maaf Dia tadi ada yang memanggilku".

"jadi bagaimana kak kapan kak Alea kembali?"

"mungkin Minggu depan saat pemotretan di sini selesai".

"okey kak bayy....."

Claudia mengakhiri panggilannya dan tersenyum, ibu yang melihat itu segera mendekat dan bertanya" apak yang Alea katakan?"

"Minggu depan kak Alea akan kembali Bu".

Mereka berdua segera keluar dan turun kebawa ruang makan untuk makan malam, sedangkan Gisel yang dari tad menunggu sambil cemberut.