SISTEM DEWA NAGA TERKUAT

Setelah kebangkitan Long Bing, dunia reruntuhan kuno itu perlahan berubah. Aura kehidupan terasa kembali mengalir, dan energi Qi yang sebelumnya membeku kini mengalir dengan lancar. Seolah-olah dunia yang mati itu bangkit dari tidurnya yang panjang. Kristal-kristal yang menempel di dinding reruntuhan kembali bersinar terang, memantulkan kilauan yang memesona. Tanaman merambat yang tadinya kering kini tumbuh subur dengan bunga-bunga berwarna ungu cerah bermekaran di setiap sudut.

Dimas yang masih merasakan dampak kebangkitan Long Bing mendadak mendengar suara notifikasi dari sistem di benaknya.

"Ding! Selamat, Tuan telah mendapatkan hadiah: Ranah Void Refinement."

Detik itu juga, aura kuat meledak dari tubuh Dimas. Energi besar melonjak ke segala arah, membuat debu dan batu kecil beterbangan. Tubuhnya terasa lebih ringan dari sebelumnya, dan kekuatan besar mengalir di setiap nadinya. Merasakan perubahan yang signifikan, Dimas mengepalkan tangannya dan merasakan kekuatan yang menggetarkan ruang.

"Jadi ini... Ranah Void Refinement?" gumamnya, takjub dengan sensasi kekuatan yang jauh melampaui sebelumnya.

Merasa ingin mencoba kekuatannya, Dimas menggerakkan tangannya, dan seketika ruang di depannya terbelah tipis seperti kain yang disayat pedang tajam. Celah kekosongan itu muncul sebentar sebelum menghilang dengan sendirinya.

"Edan... aku sekarang bisa ngebelah ruang?" Dimas terkekeh.

Long Bing, yang berada tak jauh darinya, melirik sekilas dengan tatapan dingin namun penuh ketertarikan. Ia bisa merasakan perubahan besar pada pria yang baru dikenalnya itu.

Setelah semua energi itu mereda, Dimas, Long Bing, Dong San, Alexa, dan Ling Yuan mulai melanjutkan penjelajahan reruntuhan. Mereka mendapati tempat itu berubah menjadi labirin indah dengan aliran Qi yang murni mengalir dari dinding batu. Harta karun yang dulunya terkubur kini muncul di berbagai sudut, seolah tempat itu memberi hadiah atas kebangkitan Long Bing.

Berbagai jenis artefak, batu roh tingkat tinggi, gulungan teknik kuno, dan pil berharga berserakan di dalam ruangan-ruangan tersembunyi. Dong San dengan semangat mengumpulkan beberapa senjata antik, sementara Alexa mengambil beberapa pil pemulihan. Ling Yuan menemukan kristal energi murni yang langsung disimpannya dengan hati-hati.

Dimas sendiri memilih beberapa gulungan teknik bertarung dan batu roh tingkat tinggi untuk meningkatkan kultivasinya lebih lanjut. Sementara Long Bing tidak menunjukkan minat pada harta benda itu, dia hanya berjalan dengan tenang, memandang sekeliling dengan sorot mata nostalgia.

Di alam atas, seorang dewa tengah duduk di singgasananya yang megah dengan mata terpejam. Aura keagungan mengelilingi tubuhnya, membuat para bawahan yang berjaga di sekitar tak berani mengangkat kepala. Tiba-tiba, mata dewa itu terbuka, pancaran cahaya emas melesat dari matanya.

"Dunia itu... bangkit lagi?" gumamnya dengan nada dingin.

Ia mengerutkan kening, merasa tidak percaya. Seharusnya dunia yang dulu diserangnya sudah mati dan membeku. Tapi sekarang... Qi di sana kembali hidup.

"Ini artinya... Long Bing sudah bangkit," desisnya, penuh amarah.

Kenangan lama kembali muncul, saat pertarungannya melawan wanita naga itu berlangsung selama berbulan-bulan tanpa henti. Luka menganga di dadanya akibat cakaran Long Bing masih terasa nyeri meski ribuan tahun telah berlalu.

"Beraninya dia bangkit lagi!"

Dewa itu mengangkat tangannya, dan sosok berjubah hitam muncul, berlutut di hadapannya.

"Tuan, perintah Anda?"

"Selidiki dunia itu. Pastikan apakah Long Bing benar-benar bangkit. Jika ya, bawa aku laporan lengkapnya," perintahnya dengan suara dingin.

"Siap, Tuan!" jawab sang bawahan sebelum menghilang dalam bayangan.

Dimas dan kelompoknya akhirnya keluar dari reruntuhan kuno. Begitu mereka menginjakkan kaki di dunia Aestherion, pemandangan penuh keramaian menyambut mereka. Banyak orang yang memasuki reruntuhan kuno tidak kembali, hanya puluhan orang saja yang berhasil keluar.

Namun, hanya kelompok Dimas yang tampak utuh, bahkan bertambah satu anggota—Long Bing. Pandangan orang-orang penuh dengan rasa iri dan serakah. Mereka melihat harta karun yang dibawa kelompok Dimas dengan mata yang berbinar. Terlebih lagi, ada tiga wanita cantik yang berdiri anggun di sampingnya, membuat para pria langsung memasang ekspresi iri.

Namun, pandangan mereka tertuju lebih lama pada Long Bing. Rambut perak dan tanduk giok putihnya menandakan bahwa dia berasal dari ras naga—ras legendaris yang dikabarkan hanya ada di benua lain.

Beberapa pria saling berbisik, merencanakan hal buruk. Namun sebelum ada yang sempat bergerak, Dong San sudah melesat lebih dulu. Tombaknya berputar cepat, menghabisi siapa saja yang mendekat dengan satu serangan mematikan.

"Mau coba ngelawan kami? Dasar bodoh!" cibir Dong San dengan santai.

Jika ada yang lebih kuat dari Dong San, Dimas akan segera melepaskan auranya. Ledakan energi yang kuat langsung melumpuhkan siapa pun di sekitarnya. Mereka tak bisa bergerak, bahkan bernapas saja sulit. Dengan begitu, Dong San dengan mudah menghabisi para pengecut itu tanpa perlawanan.

Setelah semuanya tenang, mereka melanjutkan perjalanan dengan kereta kuda bersama para pengawal. Namun, Dimas kali ini tidak ingin membuang waktu. Ia merobek ruang dengan tangan kosong, membuka celah dimensi, dan mereka masuk ke dalamnya. Dalam sekejap, mereka sampai di Kota Lianggang.

Begitu tiba, Ling Yuan dan Dong San pamit. Ling Yuan langsung bergegas pulang untuk memberikan obat kepada ayahnya, sementara Dong San ingin berlatih tombak karena menemukan teknik baru di reruntuhan kuno.

Dimas, Alexa, dan Long Bing pergi ke penginapan dan memesan makanan. Mereka duduk di salah satu sudut ruangan, menikmati makanan sambil bercanda ringan. Long Bing tetap tenang dan anggun, sementara Alexa sesekali melemparkan tatapan kesal saat Long Bing tanpa sadar mendekatkan diri ke Dimas.

Namun, perhatian Dimas terganggu ketika ia merasa ada tatapan tajam dari pojok ruangan. Dua pria dengan caping menatap mereka dengan serius. Dimas melirik sekilas, bisa merasakan kekuatan mereka.

"Void Refinement Awal, huh..." Dimas terkekeh dalam hati.

Alexa melirik sekilas dan mendekat pada Dimas.

"Mereka mencurigakan," bisiknya.

"Tenang aja, cuma bocah ranah Void Refinement Awal. Gak perlu panik," jawab Dimas dengan santai.

Long Bing ikut mendengar percakapan mereka, tetapi ia hanya tersenyum tipis, tampak tidak peduli.

"Kalau mereka berani macam-macam, biar aku yang habisi," katanya ringan.

Suasana penginapan tetap ramai. Beberapa pria masih melirik Long Bing dan Alexa dengan tatapan buas, tapi tidak ada yang berani mendekat setelah merasakan tekanan aura yang mengerikan dari Dimas.

Tak lama, makanan habis dan mereka memutuskan untuk naik ke kamar. Sebelum masuk, Dimas sempat menoleh ke pojok ruangan, memastikan kedua pria bercaping itu tidak melakukan gerakan mencurigakan.

"Biarin aja, kalau mereka cari gara-gara, tinggal dihajar."

Dimas tersenyum tipis sebelum menutup pintu kamar.

Jangan Lupa Like dan suport author ya, biar semakin semangat updatenya.

Bersambung...