NovelToon NovelToon
Loka Pralaya: The Begining

Loka Pralaya: The Begining

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Dunia Lain / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Margiyono

Dunia ini bernama Loka Pralaya, satu dunia di antara banyak dunia lain di alam semesta ini, sebuah tempat penuh misteri. Di tempat ini, desiran anginnya adalah nafas yang memberi kehidupan bagi penghuninya. Energinya berasal dari beragam emosi dan perasaan segenap makhluk yang ada di dalamnya. Keharmonisan yang mengikat alam ini, mengabadikan keberadaanya di antara banyak dunia lain di alam semesta. Senyum ramah adalah energi yang membangun, menumbuhkan benih-benih yang di tanam di tanahnya, kebaikan kecil yang dilakukan akan memberi dampak besar bagi kelangsungan dunia ini. Pepohonannya adalah mata dan telinga bagi segala peristiwa yang berlangsung di dalamnya. Batu-batu yang berserakan di pantai, menjadi penyimpan memori abadi bagi kejadian-kejadian penting yang terjadi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Margiyono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kisah Bajareng Naso

Nyi Lirah memberikan buku yang dipegangnya itu kepada Reida.

“Terimakasih Nyi Lirah.” Kata Reida setelah menerima buku itu, dipandanginya buku itu agak lama, ia terdiam sejenak, menarik napasnya agak dalam.

“Wulan, Prita,” kata Reida kepada dua gadis itu,

“di dalam buku ini, Antaboga menulis bahwa dirinya pernah satu kali bertemu dengan seseorang yang pernah bertemu langsung dengan Bajareng Naso.”

“Namun, dia tidak menuliskan nama ataupun sosoknya, menurutnya hal itu hanya akan menimbulkan kecaman dari orang yang tidak mempercayainya.” Reida melanjutkan.

Dan untuk lebih jelasnya, ada baiknya aku bacakan saja buku ini, supaya kamu berdua dapat mendengarnya sendiri, siapa tahu ada petunjuk yang mungkin aku lewatkan.

“Baik Reida,” kata Wulan dan Prita serempak.

“Baiklah, mari kita mulai dari bab pertama.” Kata Reida. Kemudian ia membuka buku itu dan mulai membacanya. Prita dan Wulan mendengarnya dengan cermat.

Dengan gayanya yang pakem, Reida membacakan isi buku itu, dimulai dari asal usul Bajareng Naso. Diceritakan bahwa, Bajareng Naso awalnya adalah dua orang dari dunia yang berbeda, yaitu Bajareng dan Naso. Tulisan dalam buku itu berupa bait-bait yang tersusun dari empat baris dan berbunyi seperti pantun atau puisi.

Bajareng berasal dari dunia Balinangan dan Naso berasal dari dunia Loka Pralaya, tepatnya di negeri Bako. Kedua orang itu sama sekali tidak saling mengenal, mereka hidup dalam dunianya masing-masing. Hingga akhirnya ada sesuatu yang menyebabkan portal Marsamba terbuka, portal itu terhubung ke semua dunia.

Dan sialnya, saat portal itu terbuka, Bajareng ikut tertarik ke dalamnya, dan terlempar ke dunia Loka Pralaya.

Saat Bajareng terlempar, ia sempat mengalami lupa ingatan, selama satu tahun yang dilaluinya Bajareng berusaha untuk mengingat kembali siapa dirinya. Namun usaha itu gagal dan membuatnya frustasi dan marah.

Orang-orang dari dunia Balinangan terkenal dengan kekuatan fisiknya yang luar biasa, ia kebal terhadap api dan senjata tajam.

Bajareng tak dapat lagi menahan amarahnya, dengan kekuatannya yang demikian besar, ia membuat kekacauan di Loka Pralaya.

Negeri Taruna, menjadi korban pertamanya

Lalu Anggana, Gendhing, Lawe, Lontara dan terakhir Sirani.

Ada satu negeri yang tidak dihancurkannya, bernama Bako

Bajareng masih berbaik hati

Sebab menurutnya Bako tidak membuatnya marah, Sebab Bako tidak memusuhinya

Ia tertidur di sana sangat lama, Satu tahun lamanya

Naso adalah seorang pertapa, Ia belajar sepanjang masa

Baginya, hari-hari diisi dengan membaca, Hampir semua buku telah dilahapnya

Pengetahuan yang sempurna, menuntut tanggung jawab nyata

Bajareng yang tertidur, membuat Naso terpekur

Naso membangunkan Bajareng, Bajareng terbangun

Namun mata Naso tidak takut bertemu Bajareng

Mata Bajareng tidak marah bertemu Naso

Mereka berdua saling menyatu

Kekuatan besar dan luasnya ilmu

Menjadi Bajareng Naso yang Utuh

Menyatu dalam satu tubuh

Reida menghentikan bacaannya, “Bab pertama berakhir di sini.” Katanya

“mungkin ada yang ingin kalian tanyakan?” tanya Reida.

Prita dan Wulan saling bertukar pandang, mata Wulan memberi isyarat kepada Prita agar dirinya yang mengajukan pertanyaan pertama kali.

“Reida,” kata Prita, “dalam bait terakhir di bab ini, dikatakan bahwa : mereka berdua saling menyatu, kekuatan besar dan luasnya ilmu”

“Benar Prita” jawab Reida.

“Menurutku, kalimat inilah kuncinya,” kata Prita mencoba menafsirkan makna kalimat yang ada dari bait itu.

Reida dan Nyi Lirah nampak terkejut, “Apa maksudmu Prita?” tanya Nyi Lirah.

“Maaf Nyi Lirah, saya tidak yakin seratus persen, namun menurut saya dalam kalimat inilah yang menunjukkan bahwa Bajareng Naso bukanlah sekedar cerita legenda.” Kata Prita.

Nyi Lirah mencoba memahami maksud Prita, namun ia ingin memastikannya sendiri dari bibir gadis itu.

“Coba, bagaimana maksud ucapanmu itu Prita, supaya kita semua yang ada di sini bisa mendengarnya.” Kata Nyi Lirah.

“Nyi lirah,” kata Prita, “bukankah kekuatan yang besar itu memang ada?”

“Iya, kamu benar Prita” jawab Nyi Lirah.

“dan luasnya ilmu itu juga sesuatu yang nyata?” tanya Prita kembali.

“Benar.” Jawab Nyi Lirah.

“Saya mengartikan bahwa, kedua unsur itu memang nyata, siapa saja bisa memiliki kekuatan yang besar, dan siapapun bisa memiliki keluasan ilmu pengetahuan.”kata Prita menjelaskan maksudnya.

Prita terdiam sejenak. Ia seperti menginginkan Nyi Lirah untuk memberi tanggapan atas ucapannya itu, namun setelah ditunggu agak lama wanita tua itu hanya terdiam saja, Prita kembali meneruskan kalimatnya.

“Yang jadi pertanyaannya sekarang adalah: seberapa besar kekuatan itu, dan seberapa luas ilmu pengetahuan yang diperlukan” jelas Prita.

“Nyi Lirah dapat menangkap maksud dari ucapan Prita itu.

“Apa yang kamu katakan itu ada benarnya, Prita,” kata Nyi Lirah.

“Baiklah, kesimpulanmu itu akan menjadi kata kunci, saat Reida melanjutkan cerita ke bab berikutnya.”

Prita mengangguk, sedangkan Wulan nampak tersenyum melihat perkembangan besar yang terjadi pada diri Prita, gadis itu semakin percaya diri dan mendalam pengetahuannya.

Reida, kembali membuka lembaran buku itu. Ia membacanya dengan nada yang jelas, supaya Prita dan Wulan dapat mendengar dan mengingatnya dengan baik.

Bab 2

Bajareng Naso leluasa membuka portal dunia

Chakradesa dimasukinya, Balinangan ditempatinya

Loka Pralaya jadi tempat bermainnya

Portal Sialo menjadi pintu masuknya

Portal Marsamba menyambutnya

Dunia Bale seperti tetangga

Dunia Linotau adalah rumahnya

Baginya dunia adalah nyawa

Dan karenanya dunia bersuka cita

Banua Tela merana

Angkara murka sirna

Dengan seseorang yang tak ada namanya

Dia pernah bertemu dengannya

Matanya indah katanya

Pedangnya mampu menebas tanpa menyentuhkannya

Laki-laki rupa wujudnya

Perempuan rupa jiwanya

Keras otot lengannya, lembut di dalam hatinya

Bertemu dengannya adalah satu saat di semua dunia

Aku tak ingin menyebut namanya

Sebab ini hanya cerita

Takut orang ramai mencaci

Mati hamba sia-sia

Cukup hati penuh janji

Cukup jiwa penuh arti

Cukup ilmu cukup pekerti

Cukup harta cukup memberi

Reida berhenti sejenak, ia menatap Prita dan Wulan,

“bab dua selesai di sini” kata Reida,

“ada yang ingin kalian tanyakan?”

Kali ini Prita memberi lirikan kepada Wulan sebagai isyarat agar dirinya yang bertanya.

“Reida, bait-bait ini sulit aku mengerti, bisa dijelaskan satu per satu?” kata Wulan. Prita hanya tersenyum mendengar pertanyaan temannya itu.

Kemudian Reida menjelaskan semua arti dari bait-bait itu, ia menjelaskan bahwa bab dua itu adalah ucapan Antaboga kepada dirinya sendiri, di sana Antaboga menceritakan pertemuannya dengan seseorang yang pernah bertemu dengan Bajareng Naso, namun ia enggan menyebut namanya dalam buku ini.

Antaboga khawatir akan cemoohan orang, namun dalam baitnya ia tetap menyelipkan kalimat yang diyakininya, bahwa Bajareng Naso adalah sosok nyata dan bukan sekedar dongeng atau legenda.

Sementara mereka tengah asik membahas isi buku itu, dari kejauhan terdengar langkah kaki beberapa orang yang semakin mendekat. Reida segera menutup buku itu, ia meminta ijin kepada Nyi Lirah untuk melihat siapa yang datang.

Dengan bergegas, Reida melangkah menuju pintu masuk perpustakaan, menunggu siapa yang datang,....

1
liynne~
semangat, and done ya/Chuckle/
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Prita? Nama yang indah/Drool/
Margiyono: he.he.. trmksh kak.. padahal aslinya itu polypropilen.. loka pralaya itu asli ada di dunia nyata.. cuma seting karakter dan tokohnya saja.. alurnya sama dg yg di dunia nyata
total 1 replies
Andressa Maximillian
plis
Andressa Maximillian
menurutku ceritanya bagus, dunia yang dibangun penuh misteri dan kejutan
Margiyono: terimakasih
total 1 replies
Andressa Maximillian
wah.. seru nih. ditunggu kelanjutannya
Margiyono
siap, terimaksih...
Margiyono
oke
Andressa Maximillian
lanjut
Andressa Maximillian: semangat
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!