Shinn, seorang pemuda dari keluarga miskin, hidup di dunia biasa—sampai suatu hari ia menemukan barang rongsokan misterius di pasar loak. Saat ia mengutak-atiknya, muncullah jendela sistem aneh yang membawanya ke dunia paralel: sebuah dunia apokaliptik dipenuhi zombie dan puing-puing mecha raksasa.
Dengan sistem yang ia bangkitkan dari sampah, Shinn mengubah takdirnya. Ia menjarah dunia zombie, membangun kekuatan, menyembuhkan ibunya di dunia nyata, dan membentuk harem lintas dimensi yang setia padanya. Tapi itu baru permulaan.
Ketika realitas mulai retak, dan sistem-sistem purba bangkit untuk mengendalikan semua dunia yang pernah ada, Shinn harus memilih: tunduk… atau menjadi Nexus—poros semua dimensi, dan satu-satunya harapan untuk menyeimbangkan kehancuran.
Di tengah konflik antar dimensi, musuh tak terlihat, dan cinta yang tumbuh dalam medan perang, Shinn berdiri di ambang takdir sebagai pejuang terakhir dari Sistem Rongsokan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F R E E Z E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34: Labirin Penuh Darah
Langit di atas Kota Labirin tampak seperti jaring retak berwarna merah keunguan, seolah darah dan kehampaan saling bertabrakan di balik celah dimensi. Shinn berdiri di gerbang masuk, bersama Asha dan Iluthar. Dinding kota ini tidak berbentuk tetap—seolah-olah seluruh strukturnya bernapas dan bergerak mengikuti denyut kehendak yang tak dikenal.
"Ini bukan kota biasa," gumam Iluthar, matanya menyipit. Rambut peraknya berkilau di bawah cahaya ungu yang tak wajar.
Asha menggenggam lengan Shinn, sedikit gemetar. "Kau yakin ini tempatnya? Fraksi Bertopeng itu menunggumu di sini?"
Shinn mengangguk pelan. "Ya. Mereka yang menyimpan satu bagian kunci menuju Inti Labirin. Mereka juga tahu... cara membangkitkan kembali Iluthar sepenuhnya."
Iluthar hanya memandang Shinn tanpa ekspresi, tapi dalam diamnya, ada rasa rindu yang tak bisa diucapkan. Ia memang telah hidup kembali, namun jiwanya belum utuh. Bayangan masa lalunya masih terkunci dalam dimensi Labirin ini.
_______
Saat mereka melangkah masuk, lorong kota berubah bentuk setiap kali mereka melewati persimpangan. Bangunan melengkung, membentuk terowongan baru atau menutup jalan di belakang mereka. Mereka tidak berjalan di kota biasa—ini seperti tubuh makhluk hidup, dan mereka kini berada di dalamnya.
“Peta tidak akan berguna di sini,” kata Shinn sambil menyalakan antarmuka sistem di tangannya. Panel cahaya muncul, mencoba membaca struktur sekitar, namun gagal. "Labirin ini… menolak dibaca. Seolah ia sadar bahwa kita mencoba mengendalikannya."
Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari balik kabut yang menebal di depan mereka.
"Selamat datang, Voidlord Shinn."
Sosok bertopeng muncul. Tak hanya satu. Lima sosok, mengenakan jubah hitam panjang, wajah tersembunyi di balik topeng putih tanpa ekspresi. Aura yang mereka pancarkan tajam dan mematikan.
"Fraksi Bertopeng," gumam Asha.
Salah satu dari mereka maju. Topengnya terukir dengan simbol mata terbalik. "Kau datang mencari kekuatan dan kebenaran. Tapi kami meminta harga... yang tak murah."
Shinn melangkah maju, tanpa ragu. “Aku sudah kehilangan terlalu banyak. Jika kalian ingin menukar informasi dengan sesuatu yang berharga… katakan sekarang.”
Topeng Mata Terbalik mengangkat tangannya. Bayangan muncul di tengah mereka. Wujud Asha… tapi terbuat dari darah.
"Asha adalah kunci untuk membuka inti Labirin. Tanpa pengorbanan darinya, kota ini akan menelan kalian."
Asha mundur satu langkah, nadi di lehernya berdenyut cepat. "Apa maksud mereka?"
Shinn berdiri di depan Asha. "Dia bukan alat. Kalian tak akan menyentuhnya."
Tiba-tiba, dinding kota bergemuruh. Darah menetes dari langit-langit, membentuk simbol-simbol kuno di lantai. Lorong tempat mereka berdiri berubah menjadi arena berbentuk spiral, dan bayangan-bayangan mulai muncul dari kegelapan: makhluk tanpa wajah, tentara dari dimensi Labirin.
"Jika kau menolak tawaran kami, maka buktikan bahwa kau layak menembus Kota Labirin!" teriak Topeng Mata Terbalik.
_________
Pertarungan pun dimulai.
Shinn menarik senjata dari sistemnya: pedang hitam dengan energi kehampaan. Iluthar memanggil senjatanya—tombak bercahaya biru yang hanya bisa digunakan oleh jiwa yang belum utuh. Asha melempar belati sihir yang mengalirkan cahaya perak, mengikat musuh di tempat.
Shinn melompat, menghancurkan makhluk pertama. Tapi darahnya meledak dan membentuk dua yang baru.
“Ini tidak akan berhenti!” teriak Iluthar.
“Kita harus menuju pusat Labirin. Ini semua ilusi yang mengambil bentuk fisik,” jawab Shinn, matanya bersinar ungu gelap. Ia mengaktifkan Mode Void Finalis—energi gelap mengalir dari tubuhnya, mengubah udara sekitar menjadi partikel hitam.
Shinn menerobos kerumunan, satu pukulan menghancurkan tiga makhluk sekaligus. Ia mulai membelah jalur menuju pusat, membiarkan energi kehampaan melahap anomali di sekelilingnya.
______
Namun, Fraksi Bertopeng tak tinggal diam.
Salah satu dari mereka melayang turun, melepaskan mantra ilusi—bayangan Shinn muncul dan menyerang dirinya sendiri.
"Jangan percaya matamu!" teriak Iluthar, melindungi Asha dari serangan tak terlihat.
Shinn menggertakkan gigi. “Kau ingin bermain dengan bayangan? Aku adalah kegelapan itu sendiri!”
Dengan raungan dahsyat, sistem Shinn membuka tab baru—**Kekuatan Void: Realita Tertolak**. Semua ilusi di sekitar hancur. Makhluk bayangan menghilang, digantikan oleh lorong batu yang mengarah ke ruang pusat Labirin.
Di tengah ruangan itu… terdapat altar darah. Di atasnya, sebuah bola kristal merah yang berdenyut pelan—**Inti Labirin**.
________
Topeng Mata Terbalik muncul lagi, tapi kini tubuhnya mulai retak.
“Tak seorang pun bisa membawa Inti Labirin… tanpa kehilangan satu bagian jiwanya.”
Shinn berjalan maju.
“Saya sudah kehilangan banyak hal—rasa takut bukan lagi milikku.”
Ia menaruh tangannya di atas kristal, dan dunia sekitarnya meledak dalam cahaya merah dan hitam. Dalam detik itu, Shinn melihat kilasan ingatan:
Ibunya, yang dulu terbaring lemah—tersenyum.
Ayahnya, berdiri di balik kabut hitam, menyodorkan tangan.
Iluthar, dengan mata berkaca-kaca, memeluk dirinya di masa depan.
Dan Asha... menatapnya dari dua dunia yang berbeda.
Shinn menarik napas.
______
Cahaya mereda.
Kota Labirin berhenti bergerak. Kabut sirna. Fraksi Bertopeng runtuh, berubah menjadi debu.
“Selamat datang, Penguasa Labirin,” bisik suara tak dikenal di dalam pikirannya. “Dengan menyatu bersama Inti ini, kau kini memiliki kendali atas jalan antara dunia—kegelapan dan cahaya.”
Iluthar terdiam. "Apa kau masih... Shinn?"
Shinn menoleh. Matanya bersinar hitam dan ungu.
"Aku masih Shinn… tapi juga lebih dari itu. Aku adalah Voidlord—penguasa dua dunia. Kota Labirin kini adalah wilayah kita."
Asha memeluknya dari samping. "Apa kita… menang?"
Shinn menatap langit, yang mulai berubah menjadi langit biru yang menenangkan. Tapi di ujung cakrawala, bayangan lebih besar mulai membentuk: dimensi baru, musuh yang lebih besar, dan kebenaran yang belum terkuak.
"Belum. Tapi ini adalah awal dari akhir dunia lama."
Dan mereka pun berjalan, meninggalkan altar darah, membawa cahaya baru bagi umat manusia… dan kegelapan yang lebih dalam bagi siapa pun yang mencoba melawan mereka.
kadang informasinya kurang.
apa itu masih berhubungan? atau author suka dengan 2 nama itu?
kapan ketemu player lain ya?
bunga untuk author /Rose/
thor, kok ga jawab2 komentarku sih?
dan jadi bisa ngurus ibunya.
mungkin impian orang ya punya sistem hehe...