"Tolong lepaskan saya!" seru gadis cantik itu saat tubuhnya di seret menuju ke kamar yang sangat ingin dia hindari, salah rasanya dia telah menerima tawaran dari teman nya karena dia sangat butuh uang sekali.
"KAU! BISA DIAM ATAU TIDAK, ATAU KAU INGIN AKU PENGGAL DI SINI JUGA KEPALAMU!" teriak pemuda tampan namun sangat mematikan itu, bahkan wanita yang tadi di bentak oleh pria itu langsung diam dengan tubuh bergetar hebat.
"Tolong lepaskan saya tuan." seru gadis itu memohon.
"ck kau lupa bahwa aku sudah membeli mu dengan harga mahal." seru pria itu.
"Akan saya ganti tuan, tapi mohon lepaskan saya."
"Aku tidak butuh uang mu, karena mulai sekarang kau akan menjadi pemuas dan j*lang ku." bisik pria itu dengan begitu tegas dan dinginnya yang terdengar sangat menyeramkan.
Bagaimana kelanjutannya??
kepoin ceritanya yaaa!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10_Panggil Dave Saja
Keesokan harinya Lani dan Jonathan yang ditugaskan oleh Dave untuk menjaga dan mengantar agar Mikaila bisa ke rumah sakit untuk menjenguk ibu nya.
Sampai di rumah sakit perasaan gugup pun bersarang di hati Mikaila, dia tidak pernah lagi menjenguk sang ibu setelah kejadian di bar waktu itu.
"Kalau kau takut lebih baik kita kembali saja." ucap Lani.
"Aku berani kok." jawab Mikaila tegas.
Dengan langkah berani Mikaila pun masuk ke dalam rumah sakit, dia mencari kamar sang ibu dan tak lama dia sampai di sana, di depan pintu kamar ibu nya.
TOK TOK TOK
Mikaila pun masuk ke dalam setelah mengetuk pintu kamar tersebut dan saat masuk menampakkan Bima dan sang ibu yang berbaring di kasur dengan selang infus menancap di tangannya.
"Kakak!"
"Sayang!" seru bima dan sang ibu bersama-sama saat melihat Mikaila berdiri di sana.
"Ibu." seru Mikaila kemudian berlari menuju kedalam pelukan sang ibu, rasanya beban yang selama ini dia pikul runtuh seketika bersamaan dengan air mata yang mengalir di dalam dekapan ibu nya.
"Sayang ibu rindu sekali sama kamu nak." tutur sang ibu yang sangat rindu dengan anak perempuan nya itu.
"Mikaila juga rindu sekali sama ibu, maaf Mikaila belum sempat jenguk dan temani ibu di rumah sakit." ucapnya begitu menyesal.
"Ibu yang seharusnya minta maaf nak, maafkan ibu karena sudah membuat hidup kalian berantakan, maaf karena ibu membuat kamu harus banting tulang kerja demi ibu." ucap bu Mira dengan air mata yang terus mengalir.
Setelah lebih tenang Mikaila meminta agar lani dan juga Jonathan menunggunya di luar saja karena dia ingin privasi nya dengan keluarga nya tidak di ganggu.
"Itu tadi siapa sayang?" tanya bu Mira bingung melihat ada orang lain.
"Itu temen kerja aku bu, kebetulan mereka senggang jadi aku ajak." ucap Mikaila lagi lagi berbohong.
"Bu maaf ya Mikaila gak bisa lama soalnya majikan Mikaila bakalan pulang dari luar negeri jadi Mikaila harus bersiap." ucap Mikaila berbohong lagi, dia tidak mungkin bilang kalau dia menjadi pemuas nafsu seseorang dan sudah tidak gadis lagi, dia takut kondisi ibu nya akan memburuk.
"Ya sudah nak kalau gitu kamu kerja nya yang semangat ya, nanti kalau ibu sudah sehat bakalan cari kerja biar kamu gak kecapekan." seru bu Mira.
"Sekarang yang terpenting itu kondisi ibu harus pilih dulu, untuk urusan kerja biar Mikaila saja." ucap Mikaila.
Setelah berpamitan dengan ibu dan adik nya akhirnya Mikaila pun keluar dan menghampiri Lani dan Jonathan yang masih stay di sana.
"Ayo." ajak Mikaila.
"Sudah selesai?" tanya Lani dan di angguki oleh Mikaila.
Sampai di mansion di sana terlihat sepi tidak ada orang membuat Mikaila mencoba cari kanan kiri namun tetap tidak menemukannya.
"Mereka semua kemana?" tanya Mikaila kepada Lani dan Jonathan.
"Pada sibuk, kan harus kerja." ucap Jonathan yang ada benarnya juga.
Setelah itu Mikaila masuk ke kamarnya, hari ini begitu menguras tenaga padahal hanya menemui ibu nya sebentar tadi.
"Syukur ibu sudah lebih baik, sekarang aku harus siap-siap jika tuan Dave tidak menginginkan ku lagi." lirih nya pelan.
Dia memikirkan bagaimana nanti jika dia di depan dari rumah megah ini dan bagaimana soal pengobatan ibu nya, dia rela menjual tubuh nya agar sang ibu sembuh.
Jika nanti dia di depak dari sini maka Mikaila tidak bisa menolak karena keinginan nya sudah tercapai, sang ibu tinggal masa pemulihan saja.
"Apakah aku egois jika aku meminta tetap tinggal di sini? Hiks hiks hiks." Mikaila menangis memikirkan nasib nya, entah ada apa tapi dia sangat tidak senang jika memikirkan harus pergi dari sini.
Entah apa yang membuat nya seperti ini apakah dia mulai nyaman berada di rumah besar ini atau malah rasa yang tumbuh di hatinya itu membuat nya enggan pergi dari sini.
Tanpa Mikaila sadari ada orang masuk ke dalam kamar nya tanpa suara membuat Mikaila tidak tahu, siapa lagi kalau bukan Dave yang selesai bekerja langsung pulang.
Dave uang biasa nya akan malam sekali pulang nya namun sekarang malah jam lima sore dia sudah berada di mansion, rasanya di kantor tidak menyenangkan dari pada di mansion.
"Kenapa?" tanya Dave yang begitu dingin sekali mengejutkan Mikaila yang langsung mengusap air matanya.
"Ti.... Tidak tuan," seru Mikaila mencoba terlihat biasa saja, dia tidak boleh terlihat lemah karena bisa-bisa tuan nya itu menyiksa nya.
"Aku bilang kenapa ya kenapa?!" tegas Dave sambil mencengkram dagu Mikaila hingga netra mereka bertemu membuat tubuh Mikaila menegang, dia takut sekali jika Dave sudah berteriak seperti sekarang.
"Ak... aku cuma rindu sama ibu, tadi kondisi ibu sudah lebih baik. terima kasih tuan berkat anda ibu aku bisa kembali pulih," ucap Mikaila.
"Jika tuan sudah bosan dengan aku tidak apa-apa tuan bisa mengusir aku dari sini, terima kasih tuan karena sudah mau menolong wanita murahan ini." ucap Mikaila merendahkan dirinya sendiri.
Dave yang sudah mendengar itu pun sangat tidak suka, dia benci wanita di depannya meminta pergi dari nya.
Segera setelah itu Dave pun langsung mencium bibir Mikaila membuat wanita itu diam membeku namun detik kemudian dia ikut menikmati ciuman yang mungkin ciuman terakhir nya.
"Jangan pernah berpikir untuk pergi dari sini selain mati di tanganku." tegas Dave setelah melepaskan ciumannya dari wanita nya itu.
"Dan jangan panggil tuan, aku begitu benci dengan sebutan itu dari bibir mu." tegas Dave.
"Terus aku harus panggil apa?" tanya Mikaila.
"Panggil Dave saja." utas Dave.
"Apakah boleh?" tanya Mikaila.
"Hm." jawab Dave singkat.
Entah Mikaila harus senang atau sedih karena ucapan pria di depan nya itu, setelah mengucapkan hal tersebut Dave pun pergi dari sana menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.
"Apakah aku boleh berharap lebih tuan?" tanya nya pelan sambil melihat pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat itu.
Setelah selesai membersihkan tubuhnya Dave mengajak Mikaila turun untuk makan malam, di sana semua orang sudah menunggu.
"Duduk." seru Dave saat sampai di meja makan.
Semuanya duduk di tempat mereka masing masing dan mulai menyantap makanan di meja begitu pun dengan Mikaila.
"Kenapa cuma sedikit?" tanya Dave saat melihat Mikaila hanya mengambil begitu sedikit makanan.
"Aku lagi gak nafsu makan Dave." seru Mikaila.
Panggilan Mikaila tadi tentu membuat anak buah Dave terkejut bukan main karena selama mereka menjadi anak buah Dave dan anggota Black Tiger belum pernah ada yang memanggilnya nama saja tanpa embel-embel tuan atau pun bos.
.
.
Bersambung.....
Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....
Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa
FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13