The Emir Dan Istri Taruhan

Yasmin menatap Kaysan dengan tatapan tidak percaya. "Kencan? Kencan?"

"Iya. Aku kamu jalan berdua. Kencan kan itu."

Yasmin harus menahan emosinya yang tidak menyangka akan mendapatkan ajakan diluar prakiraan cuaca. "Tuanku Emir, matahari belum terbit dari Barat kan ?"

"Yasmin, kalau matahari terbit dari Barat berarti itu kiamat. Apa kamu tidak ingat pelajaran agama?" balas Kaysan cuek.

"Tunggu tuanku Emir, kenapa anda mengajak saya kencan? Apa anda yakin bangun di posisi yang benar saat tidur semalam?" Yasmin memicingkan matanya ke Kaysan.

"Aku tidak bangun di posisi yang salah, Yasmin. Yim kita kencan," ajak Kaysan sambil berdiri.

"Tidak, terima kasih." Yasmin menatap tegas ke Kaysan.

"Apa?" Kaysan terkejut dengan penolakan Yasmin. "Kamu menolak pergi kencan denganku ?"

"Ya."

"Berikan alasan yang jelas." Kaysan bersedekap dengan gaya sombongnya.

"Ikut aku!" ajak Yasmin ke Kaysan yang mau tidak mau mengikuti gadis bertubuh bohay itu.

Kaysan melihat bagaimana para pegawai Yasmin semuanya tampak sibuk termasuk Sabila yang memasang wajah datar seolah tidak mengenal Emir itu.

"Ini alasannya tuanku Emir ! Banyak pesanan dan semuanya harus selesai dalam waktu Minggu ini. Apa anda lupa kalau sekarang musim orang nikah?" Yasmin menatap wajah Kaysan serius.

"Oh ... Baiklah kalau begitu. Silahkan meneruskan pekerjaannya. Nanti aku kembali lagi." Kaysan pun pergi meninggalkan Yasmin membuat gadis itu bingung. Kembali lagi?

Yasmin bergegas mengejar Kaysan yang surprisingly tidak ada pengawal satu pun. "Tunggu tuanku Emir !"

Kaysan berbalik mendadak membuat Yasmin hampir menabrak tubuh kekar itu dan untungnya rem kakinya sangat pakem hingga tidak terjadi kecelakaan. Kaysan dengan sigap memegang tubuh Yasmin meskipun gadis itu sudah mengerem kakinya.

"Apa Yasmin?" tanya Kaysan sambil melepaskan pegangannya di lengan gadis itu.

"Ehem, apa maksudnya dengan kembali lagi?" Yasmin menatap dengan gaya dibuat gagah ke Kaysan meskipun jantungnya berdebar karena pria tadi memegang lengannya. Dua-duanya. Meskipun maksudnya baik agar dirinya tidak jatuh.

"Karena kamu tidak bisa diajak kencan hari ini, makanya aku akan kembali lagi lain waktu saat kamu tidak sibuk." Kaysan tersenyum ke Yasmin. "Memangnya kamu mikirnya apa, hah?"

"Eh .. Itu ... " Yasmin hanya mengerucutkan bibirnya.

"Selamat bekerja, Yasmin." Kaysan pun keluar dari butik Yasmin menuju mobil Mercedez Benz G-Class miliknya.

Yasmin hanya menggelengkan kepalanya karena sikap seenaknya Kaysan. Dasar Emir songong ! Yasmin pun kembali ke dalam butiknya dan melanjutkan pekerjaannya.

***

Ruang Kerja Kaysan Istana Khalid

"Lho kok sudah pulang, tuanku?" tanya Ahmed yang bingung karena Kaysan sudah pulang dalam waktu kurang dari satu jam.

"Yasmin sibuk !" jawab Kaysan cuek.

Ahmed tersenyum. "Kalau begitu, anda fokus dengan tugas kerajaan saja tuanku."

Kaysan hanya menatap sebal ke Ahmed. "Haaaiissshhh !"

Ahmed hanya memasang wajah tanpa dosa saat memberikan jadwal tugasnya Kaysan. Emir muda itu mengambilnya dengan wajah kesal.

***

Selama seminggu ini Yasmin sibuk menyelesaikan semua pesanan para klien dan menjadi penata busana buat mereka semua. Bahkan di akhir pekan dia harus pontang panting karena ada dua pesta pernikahan dalam satu hari dan para pengantin wanitanya semua memakai gaun rancangannya.

Beruntung Yasmin memiliki Sabila yang mampu menjadi pembalap formula satu demi mengejar waktu. Yasmin hanya berdoa tidak muntah karena cara Sabila menyetir meskipun terlihat ugal-ugalan tapi tetap persisi.

"Oh Sabila. Ini kita sudah selesai semua dan Fatima sudah muntah dua kali di kamar mandi, jadi bisakah kita jalan santai ?" pinta Yasmin ke Sabila.

"Baik Bu," jawab Sabila pendek.

Yasmin menyandarkan kepalanya di headrest dan membiarkan Sabila menyetir mobilnya santai. "Bagaimana jika kita makan dulu ?"

"Makan dimana Bu ?" tanya Fatima yang sebenarnya lapar tapi perutnya masih bergejolak kawula muda akibat Sabila saingan dengan Nandara Blair untuk acara balapan.

"Bagaimana kita ke restauran Chinese yang baru buka. Tenang, itu halal. Pemiliknya sudah promo ke aku," jawab Yasmin yang memang tidak berbohong karena Michelle Chung, pemiliknya adalah pengusaha franchise restaurant China halal.

"Boleh Bu. Aku ingin ayam kung Pao."

"Sabila, kita ke restauran Golden Dragon."

"Baik Bu."

***

Restauran Golden Dragon Doha

"Yasmin! Alhamdulillah kamu datang juga kemari !" seru Michelle Chung sambil memeluk Yasmin.

"Alhamdulillah kesampaian ya kemari. Bagaimana kabar putrimu dan suaminya ?" tanya Yasmin. Putri Michelle Chung menikah dengan seorang bankir dari Qatar dan saat menikah memakai gaun rancangan Yasmin.

"Clarita dan Mahmud malah sekarang pindah ke Arab Saudi padahal ibunya pindah dari sana kemari. Nak macam gimana ini kita seperti kucing-kucingan ?" keluh Michelle membuat Yasmin tertawa.

"Tapi kan kamu bilang bosan di Madinah dan butuh suasana baru," senyum Yasmin.

"Iya sih. Lagipula aku suka Doha. Lebih dinamis. Ayo, aku bawa kamu ke ruang VIP." Michelle menggamit tangan Yasmin menuju ruangan VIP.

Sabila dan Fatima mengikuti namun mereka sempat melihat Shantal berada di ruang VIP yang terbuka sedikit sedang duduk diatas pangkuan seorang pria. Kedua wanita itu awalnya tidak bisa melihat siapa tapi Sabila mengenali bahwa pria itu saat tertawa mengambil teh adalah salah satu asisten Mentri Kebudayaan.

"Siapa itu Sabila ?" tanya Fatima yang melihat Sabila mengenali pria itu.

"Hanya orang yang tidak menghargai istrinya di rumah," jawab Sabila dingin.

Fatima melongo. "Pria itu sudah menikah ?" bisiknya.

Sabila mengangguk. "Pria itu kaya dari istrinya. Aku ingin tahu apakah Shantal mengira pria itu kaya raya padahal yang kaya raya adalah istrinya."

"Ooohhh ini bakalan epik !" senyum Fatima yang sudah gemas dengan Shantal.

Sabila meminta ijin untuk ke kamar mandi sementara Fatima menyusul bossnya. Sabila lalu menyalakan kancing CCTV yang selalu dipakainya untuk kembali melewati ruang VIP dimana Shantal bersama dengan pria genit. Pengawal istana Khalid itu memasang wajah datar saat melewati ruangan yang tidak tertutup rapat seolah tidak tahu namun kancingnya mengambil gambar mereka.

Sabila lalu menuju kamar mandi dan menghubungi istri pria itu dengan nomor tidak bisa dilacak guna melaporkan soal suaminya. Lengkap dengan rekaman yang baru saja dia ambil. Sabila tersenyum smirk saat mendengar amukan istri pria itu dan dia tinggal menunggu.

Pengawal berwajah dingin itu mengirimkan semua data lengkap ke istri sah pria itu lalu keluar dari kamar mandi menuju ruangan Yasmin. Sabila melewati ruangan itu tapi sudah ditutup rapat dan dia tidak mau tahu apa yang terjadi disana. Sabila bersyukur ruang VIP Yasmin berseberangan dengan ruang VIP Shantal.

Yasmin dan Fatima melihat ekspresi wajah Sabila, tampak bertanya-tanya. "Ada apa Sabila ?" tanya Yasmin dari balik buku menu.

"Ibu tunggu saja. Karena sebentar lagi ada pemandangan seru."

Yasmin dan Fatima saling berpandangan. Pemandangan seru ?

***

Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa gaeeesss

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️