Kisah seorang menantu yang pernikahannya hancur karena ibu mertuanya yang memaksa putranya untuk menikah lagi dengan alasan sang menantu mandul. Vanniya harus merasakan sakit hati melihat kemesraan sang suami bersama madunya hingga ia membalas rasa sakit ini kepada ibu mertuanya.
Suatu hari ibu mertua Vanni mendapati sang suami membawa wanita lain ke rumahnya dengan status sebagai istri kedua. Wanita itu terduduk lesu, Vanni yang melihatnya segera mendekatinya.
" Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku kirimkan untuk mama?"
Bagaimana usaha Vanni balas dendam kepada ibu mertuanya? Apakah setelah ini Vanniya akan kembali kepada sang suami atau ia memilih meninggalkan suaminya dan menjalani kehidupan barunya?
Ikuti dan dukung kisah mereka berdua.
Baca pelan" dan tidak perlu boomlike karena akan mengurangi performa karya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PELAKOR MASA KINI
Next kita sebut Hana saja ya nggak usah pakai nyonya karena kesannya ketuaan. Happy reading...
...----------------...
" Apa????" Pekik Hana tak percaya dengan ucapan sang keponakan. " Kamu nggak lagi ngebanyol kan Van? Masa' iya kamu kasih misi godain suami orang. Apa kata dunia coba." Imbuh Hana.
" Ha ha ha iya tan. Aku serius, itu misi buat tante sekaligus ajang cari jodoh. Umur tante kan udah tua noh ya, jadi udah seharusnya tante itu menikah. Aku aja udah nikah masa' tante belum. Harus move on donk tan, move on." Ucap Vanni sambil tertawa.
" Cari jodoh ya cari jodoh Van, tapi nggak harus goda suami orang juga. Gini gini tante punya harga diri tau. Nggak mau ah, takut dosa." Tolak Hana.
" Takut dosa apa takut di labrak bininya nih tan?" Goda Vanni.
" Dua duanya." Sahut Hana.
" Jangan asal tolak dulu tan, tante harus dengerin cerita aku. Setelah tante tahu ceritanya pasti tante mau bantuin aku." Ujar Vanni menatap Hana.
" Emangnya suami siapa yang harus tante goda? Kamu memberikan misi kok ya aneh aneh aja." Ujarnya.
" Suami ibu mertuaku."
" Hah apa???? Jangan gila kamu!" Decih Hana. Ia tidak habis pikir, bagaimana Vanni bisa memintanya untuk menjadi pelakor di dalam rumah tangga ibu mertuanya.
" Jadi begini tan, mama Ratna memaksa mas Andreas untuk..... " Vanni menceritakan nasib buruk yang ia alami dari awal sampai berakhir dengan Andreas menikahi Luna. Mendengar cerita pahit keponakannya, Hana mengepalkan erat tangannya. Emosinya memuncak mendapati sang keponakan tercinta di hina, di siksa bahkan di rendahkan oleh keluarga suaminya.
" Tante akan membantumu sayang, akan tante buat ibu mertua kamu merasakan apa yang kamu rasakan saat ini. Tante tidak terima kamu di perlakukan seperti ini. Memangnya siapa mereka hingga bisa menginjak injak harga diri keluarga Azkara. Tante akan membantumu Vanni." Ucap Hana menggebu gebu.
" Terima kasih tan, aku akan berhutang budi padamu." Vanni beranjak memeluk tantenya.
" Jangan bersedih sayang! Jangan terpuruk hanya karena pria bejat seperti suamimu. Dia harus tahu siapa kamu sebenarnya, dan kamu harus menunjukkan dimana posisi dia sebenarnya. Tante akan mulai mendekati ayah mertua kamu nanti malam. Kebetulan nanti kita ada meeting perusahaan di restoran Lembayung. Tante akan bantu kamu." Hana mengelus punggung Vanni.
" Terima kasih tan, kalau begitu aku harus pulang. Aku tidak mau mendengar banyak pertanyaan dari mas Andreas dan mama." Vanni melerai pelukannya. Ia mengusap air mata yang menetes di sudut matanya.
" Hati hati sayang, tante akan kabari kamu kalau usaha tante mengalami kemajuan." Ujar Hana.
" Iya tan, aku pulang dulu."
Vanni meninggalkan Hana lalu masuk kembali ke rumahnya. Sang ayah dan Tama sudah berada di ruang tamu.
" Dad aku pulang dulu." Pamit Vanni menghampiri ayahnya lalu mencium pipi sang ayah tercinta.
" Kamu tidak mau memberitahu daddy apa masalahmu? Kalau kamu mau, daddy bisa membantumu." Pancing tuan Azka.
" I'm fine dad. Don't worry!" Sahut Vanni.
" Baiklah, tapi kalau kau butuh bantuan daddy, katakan pada daddy. Daddy siap membantumu." Ujar tuan Azka.
" Siap dad, kalau begitu aku pulang dulu." Ucap Vanni.
" Biarkan Tama mengantarmu." Ujar tuan Azka.
Vanni menatap Tama lalu menganggukkan kepala. Keduanya meninggalkan kediaman Azkara menuju rumah Vanni. Di dalam perjalanan, Vanni hanya memandang ke luar sedangkan Tama sesekali mencuri pandang kepada Vanni.
" Vanni, jika seandainya perbuatan kita semalam membuahkan hasil, maka kau harus bercerai dari suamimu." Ucap Tama membuka obrolan di antara mereka.
Vanni yang terkejut langsung menatap Tama.
" Bagaimana aku bisa tahu itu benihmu atau suamiku?" Ujar Vanni.
" Masalah itu kau sendiri yang tahu. Apa yang terjadi di dalam pernikahanmu kau lebih tahu dari aku. Jika kau bingung maka kita bisa melakukan tes DNA. Dan aku yakin jika benih itu milikku." Sahut Tama penuh arti.
Vanni menatap Tama sambil mengerutkan keningnya. Ia khawatir Tama telah menyelidiki tentang masalahnya.
" Mendengar ucapanmu aku merasa kau telah menyelidiki permasalahanku. Entah itu karena permintaan daddy atau bukan, yang jelas aku harap kau tidak mencampuri urusanku. Paham om Tama?" Ujar Vanni penuh penekanan. Vanni tidak terkejut jika sang ayah mengetahui permasalahannya karena pasti sang ayah meminta orang untuk menyelidikinya. Vanni tidak ambil pusing, karena ia tahu sang ayah tidak akan ikut campur dalam urusannya.
" Oke aku paham. Tapi jika menyangkut masalah anakku, maka aku tidak akan tinggal diam jika kau tetap berdiam mempertahankan pernikahanmu." Ujar Tama.
" Kita lihat saja, biarkan waktu yang menjawab." Sahut Vanni.
Tak lama setelah itu, mobil Tama telah sampai di depan rumah Vanni. Belum juga turun dari mobilnya, Vanni sudah di sambut oleh Andreas.
Tok tok
Andreas mengetuk kaca mobil.
" Turun lah! Suamimu sudah menunggu." Ucap Tama.
" Hmm." Vanni membuka pintu mobil, lalu ia segera turun dan berhadapan langsung dengan Andreas.
" Sayang kamu kemana saja? Kenapa kamu baru pulang? Aku cemas menunggumu sedari tadi. Kau di antar sama siapa?" Andreas memberondong pertanyaan, ia menatap mobil Tama yang mulai menjauh.
Vanni menatap Andreas dengan tatapan intens.
" Benar kah kau mengkhawatirkan aku?" Tanya Vanni.
" Tentu saja sayang, semalaman aku tidak bisa tidur karena memikirkanmu." Ujar Andreas.
Belum sempat Vanni membalas ucapan Andreas, tiba tiba Luna keluar dari sambil membawa nampan minuman di tangannya.
" Andreas ini vitamin untuk kamu, semalam kamu tidak bisa tidur karena terus menggempurku."
Deg...
Dada Vanni terasa sesak, ia langsung menatap Andreas lalu kembali menatap Luna. Dadanya semakin terasa nyeri saat melihat beberapa tanda merah di leher Luna yang sengaja Luna pamerkan di balik gaun v necknya. Tanpa berkata apa apa lagi, Vanni menyelonong masuk ke dalam menuju kamarnya. Tepatnya kamar tamu yang akan menjadi kamar pribadinya.
Andreas mendekati Luna, " Lain kali jaga ucapanmu Luna! Aku melakukannya karena kau berbuat curang padaku. Kau memberikan obat perangsang ke dalam susu yang bi Ijah kirimkan padaku. Seandainya aku dalam keadaan sadar, aku tidak akan sudi menyentuhmu. Apalagi Vanni tidak ada di rumah." Ucap Andreas geram.
" Apapun alasanmu yang jelas kau begitu menggairahkan malam tadi Andreas. Aku berharap ada anak kita yang akan segera lahir di sini." Ucap Luna sambil mengelus perutnya.
" Aku tidak mau ambil pusing, jangan dekati aku saat aku sedang bersama Vanni." Andreas lalu meninggalkan Luna menuju kamar Vanni.
Luna tersenyum smirk menatap kepergiannya. " Tunggu satu bulan lagi Andreas, aku pasti akan memberimu kabar bahagia. Jika kau tidak mau berusaha secara maximal maka aku bisa berusaha dengan yang lainnya. Yang penting kau sudah menyentuhku, tidak peduli anak siapa yang akan aku kandung. Yang jelas dia akan menjadi satu satunya pewaris keluarga ini." Monolog Luna tersenyum penuh kemenangan.
Di dalam kamar Vanni, ia mendudukkan bokongnya di tepi ranjang. Meskipun sempat merasa sakit hati namun ia sudah bisa mengatasi rasa sakit itu.
Ceklek...
Vanni menoleh ke arah pintu dimana Andreas masuk ke kamar dan berjalan menghampirinya.
" Sayang, jangan hiraukan omongan Luna. Aku melakukannya karena dia menjebakku dengan obat perangsang." Andreas duduk di samping Vanni lalu menggenggam tangannya.
" Aku tidak akan memikirkan orang lain lagi mas. Mulai sekarang aku hanya akan memikirkan diriku sendiri. Toh tidak ada gunanya aku memikirkan orang lain, sedangkan orang itu sama sekali tidak pernah memikirkan aku." Sahut Vanni.
" Kamu menyindirku?" Tanya Andreas menatap Vanni.
" Jika kamu tidak merasa demikian, lalu kenapa kamu harus tersindir? Aku lelah mas, aku mau istirahat." Ucap Vanni naik ke atas ranjang. Sebenarnya ia ingin menghindari Andreas. Ia terlalu malas jika harus berlama lama dengan suami yang telah menduakannya.
Namun rupanya di luar dugaan Vanni, bukannya pergi Andreas justru mengikuti Vanni dan berbaring di belakang Vanni. Tangannya terulur memeluk tubuh Vanni dari belakang. Ingin sekali Vanni mendorong Andreas hingga terjatuh namun ia berusaha untuk tetap tenang agar tidak menunjukkan kebenciannya terhadap Andreas.
" Aku kangen sama kamu sayang." Andreas menyusupkan wajahnya ke ceruk leher Vanni membuat tubuh Vanni meremang. Tiba tiba Vanni teringat dengan kejadian semalam bersama Tama.
" Kenapa aku justru ingat om Tama? Permainannya semalam sungguh membuatku terlena. Sadar Vanni, kau masih mempunyai suami. Kau tidak boleh bertindak gegabah atau semua rencanamu akan gagal sia sia." Ujar Vanni dalam hati.
" Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi, semalam kamu pergi kemana?" Tanya Andreas.
" Kalau tahu semalam aku pergi, lalu kenapa kau tidak mencari atau menghubungiku? Sepertinya kau memang terlalu sibuk dengan istri barumu itu." Ketus Vanni dengan nada cemburu. Cinta di dalam hatinya belum sepenuhnya hilang, bahkan saat mengatakan itu rasanya begitu sakit merajam hatinya.
" Aku senang kamu cemburu. Tapi bukan aku tidak mau mencarimu melainkan kondisiku yang tidak memungkinkan. Aku di bawah pengaruh obat perangsang semalam. Yang aku pikirkan hanya bagaimana cara aku menuntaskan semuanya. A.. "
" Dan kamu menuntaskannya kepada Luna. Karena sebenarnya kamu memang menginginkan dia bukan aku mas." Potong Vanni.
" Maafkan aku sayang!" Ucap Andreas.
" Sudah lah tidak perlu di bahas lagi. Memang itu tujuan kamu menikahinya. Aku hanya bisa berdoa semoga dia bisa segera hamil mas. Setelah dia melahirkan nanti, aku akan pergi dari rumah ini."
Deg..
Jantung Andreas berdetak sangat kencang, ia membalikkan tubuh Vanni menghadap ke arahnya.
" Kau tidak boleh meninggalkan aku meskipun aku sudah memiliki anak dari Luna. Aku mencintaimu Vanni, sangat mencintaimu." Andreas mencium pipi Vanni berkali kali. Ia tidak mau kehilangan Vanni seperti yang Vanni katakan barusan.
" Tidak ada cinta yang membuat pasangannya terluka mas. Kau tidak bisa memaksaku untuk tetap berada di sisimu. Aku hanya ingin memberikan keluarga utuh untuk anak anakmu. Sekarang tidak perlu di bahas, lagian itu juga masih lama. Maafkan aku karena telah membuatmu sedih." Ucap Vanni menangkup wajah Andreas.
" Terima kasih sayang, kau memang wanita terbaik yang pernah aku miliki." Ucap Andreas mencium bibir Vanni. Sebelum Andreas berbuat lebih, Vanni segera memundurkan tubuhnya.
" Aku pengin istirahat mas, semalam aku tidak bisa tidur karena Desta terus mendengkur dengan keras." Dusta Vanni.
" Jadi semalam kamu menginap di rumah Desta?" Tanya Andreas memastikan.
" Iya mas." Sahut Vanni.
" Syukurlah." Andreas merasa lega, Desta adalah salah satu teman dekat Vanni sedari SMA. Mereka sudah saling mengenal satu sama. lain, bahkan mereka sering bermain bertiga. Tapi saat ini Desta sedang sibuk dengan pekerjaannya makanya ia jarang main ke rumah Vanni.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sebuah restoran mewah yang ada di kota ini, seorang wanita cantik menggunakan dress selutut nampak berjalan anggun menghampiri meja nomer tiga dimana seorang laki laki paruh baya sedang duduk menunggunya di sana.
" Selamat malam tuan Ardi, maaf membuat anda menunggu terlalu lama." Ucap Hana duduk di depan tuan Ardi.
Tuan Ardi terpesona dengan kecantikan yang di milik Hana. Tubuh ramping, tinggi semampai dan memiliki kulit bersih bak porselin di tambah lagi usianya yang masih muda.
" Oh inikah putri bungsu dari keluarga Azkara?" Gumam tuan Ardi.
" Iya tuan, saya putri dari Daren Azkara dan adik dari kak Azka." Sahut Hana dengan anggun.
" Rupanya anda masih sangat muda nona, mungkin seumuran dengan putra saya." Ujar tuan Ardi.
" Anda benar tuan, usia saya memasuki kepala tiga. Tapi mirisnya saya belum menikah." Ucap Hana memulai rencananya.
" Ya, berdasarkan rumor anda telah di tinggalkan calon suami anda saat mendekati hari pernikahan."
"Begitulah nasib buruk yang menimpa saya tuan, hiks..." Tiba tiba Hana melancarkan aktingnya dengan pura pura menangis. Ia tidak menyangka jika tuan Ardi sendiri yang membuka dan memuluskan jalannya.
" Eh jangan menangis nona!" Tuan Ardi nampak panik. Hana semakin mengencangkan suara isakannya.
Tuan Ardi beranjak dari kursinya lalu mendekati Hana, tanpa membuang kesempatan Hana langsung memeluk pinggang tuan Ardi dan menyusupkan wajahnya ke perut lelaki tua itu.
" Hiks... hiks.. Saya selalu sedih jika mengingatnya tuan." Isak Hana.
" Maafkan saya nona Azkara, saya tidak tahu jika kesedihan ini begitu mendalam di dalam hatimu." Tangan tuan Ardi terulur mengelus rambut Hana.
Hana tersenyum smirk, " Awas aja kau Vanni. Kau telah membuat tante menjadi wanita nakal yang merayu pria seperti ini. Tapi kalau di lihat lihat tuan Ardi tampan juga. Tidak terlihat tua seperti usianya. Dan aroma maskulin tubuhnya begitu menggoda."
" Aish apa apaan kamu Hana. Kenapa malah berpikir yang tidak tidak."
" Ehh tapi kata Vanni kan aku harus berhasil menikahinya. Itu artinya aku memang harus menggoda dia dengan maximal. Lihat lah nyonya Ratna, aku akan merebut suamimu seperti kau merebut Andreas dari keponakanku. Akan aku buat kau merasakan sakitnya kehilangan orang yang kamu cintai. Semangat Hana! Kalau perlu langsung ajak dia ke tempat tidur." Ocehan gila Hana dalam hatinya.
" Bagaimana nona Azkara? Apa meeting kita bisa di lanjut?"
Hana melerai pelukannya, ia mendongak menatap tuan Ardi.
" Mood saya sudah hancur tuan. Bisakah kita melanjutkan meeting di kamar hotel saja?" Tuan Ardi nampak terkejut.
" Ah bukan begitu maksud saya, kebetulan saya sedang menginap di hotel seberang. Kalau anda mau, kita bisa melanjutkan meeting di sana." Imbuh Hana.
" Ohw begitu, saya kira..." Tuan Ardi terkekeh menghentikan ucapannya.
" Kalau begitu, mari tuan." Ucap Hana.
" Baiklah ayo nona, saya tidak keberatan." Sahut tuan Ardi.
Begitu mendapat persetujuan dari tuan Ardi, Hana langsung menghubungi Vanni melalui whatsapp. Ia meminta Vanni untuk menjalankan rencananya.
Keduanya berjalan beriringan menuju hotel yang ada di sebrang jalan.
" Lihat lah apa yang akan aku lakukan pada suamimu nyonya Ratna."
Tbc...
Kira kira apa yang akan Hana lakukan nih? Di tunggu like koment dan votenya ya...