Di Talak Setelah Ijab Kabul

Tamu sudah mulai berbisik-bisik melihat kejadian di acara ijab Kabul ini. Mereka ad yang ibu terhadap Dea, karena baru saja menyandang status sebagai istri, tiba-tiba sja datang wanita yang tak di kenali yang seperti nya ada main sama suami nya.

Mereka tidak tau saja saat ini Dea bukan main senangnya melihat adegan di depannya ini. Pria yang bergelar suaminya itu terlihat sekali pucat dan berkeringat. Jelas sudah jika pria ini memang bersalah. Dea hanya menunggu apa yang akan di lakukan Juragan dan Ndoro itu nantinya. Netra Dea tak sengaja menatap Romonya. Pria tua itu tampak terpaku, pastilah juga shock bukan main. Menantu impiannya ternyata banyak tingkah.

Ndoro Ajeng mengepalkan erat tangannya. Wanita itu berdiri, berjalan anggun berusaha terlihat tenang padahal dalam hati sudah sangat membara sekali rasanya. Jika saja tidak ada warga dan tamu penting lainnya, sudah pasti Dirinya akan mendamprat wanita yang tiba-tiba mengacaukan acara mereka ini. Sudahlah tidak jelas asal usul, malah sang anak terlihat begitu kentara antara mendamba dan menyesal.

“Sugeng!’’ panggilnya pada orang kepercayaannya.

“Ya Ndoro’’ jawabnya.

“Suruh para warga dan tamu mencicipi hidangan, setelahnya minta mereka pulang. Jangan lupa minta istrimu membagikan souvenir pada mereka semua.’’ setelah mengatakan itu Ndoro Ajeng menarik halus tangan Dea.

“Ayo, kita masuk menantuku!’’ ucapnya sengaja memanasi Saripah.

“Mari masuk dek’’ Suroto mempersilahkan Saripah dengan lembutnya, sehingga membuat orang-orang menatap aneh ke arahnya.

”Dia punya kaki sendiri Suroto! Urus saja istri mu, bukan wanita Ndak jelas ini!’’ tekan Romo geram.

“Bagaimana rasanya? Menyalakan hati situ?!’’ Bu Ratmi masuk meninggalkan suaminya yang bengong.

🩵

Di dalam semua masih diam, menunggu yang punya hajatan berbicara. Karena disini Juragan dan Ndoro lah yang berhak berbicara terlebih dahulu.

Dea hanya memainkan kuku nya santai, sementara Saripah diseberang mejanya menatap Dirinya tajam. Dea sadar itu tapi pura-pura saja tidak melihat. Saripah merasa iri, Selain Dea sudah sah menjadi istri Suroto, ternyata Dea sangatlah cantik. Tentu sebagai wanita yang mencintai Suroto, Saripah jadinya kalau saing.

“Siapa kamu sebenarnya? Dan apa tujuanmu mengacaukan acara putra dan menantu kesayanganku?’’ tanya Ajeng menatap tajam Saripah, wanita melayu situ terlihat geram tapi berusaha menjaga emosinya. Bagaimanapun Dia disini sendiri.

Suroto langsung menoleh ke arah Ibunya mendengar ucapan sang Ibu. Heran dan terkejut juga, sejak kapan Ibunya begitu menyayangi Dea? sedangkan selama ini mereka jelas sekali terlihat saling memusuhi.

Berbeda dengan Suroto, Dea rasanya mau muntah mendengarnya. Dea tentu mengerti jika Ndoro Ajeng sengaja mengatakan itu untuk membuat Saripah kesal.

Dea tentu dengan senang hati mengikuti alur permainan Ndoro Ajeng ini. Wanita ini langsung beranjak mendekati Ajeng, Dia langsung bersimpuh dan memeluk kaki wanita paruh baya itu.

“Ma, makasih karena sudah mau menerima aku sebagai menantu mama.’’ ucap Dea lantang tapi dibuat selembut mungkin.

“Jangan mengatakan itu nak, kamu sudah ku anggap anakku sendiri. Ibuk juga sudah menyiapkan mu warisan.’’ Balas Ajeng tak mau kalah.

Romo terharu melihat Ndoro Ajeng begitu menyayangi sang anak, Dirinya juga bahagia Dea akhirnya bisa berlaku sopan. Apalagi mendengar anak akan dapat warisan, padahal baru saja menikah apa menyala mata duitan orang tua ini. Tidak tahu saja kedua wanita berbeda usia itu memainkan drama masing-masing.

Sedang Suroto menahan amarah, melihat wanita yang di cintainya itu tak di anggap disini. Belum lagi mendengar sang ibu malah mau memberikan warisan pada Dea, padahal dulu bukan main bencinya dengan wanita itu, Pikir Suroto.

“Saat ini saya sedang mengandung zuriyat dari bang Suroto Buk!’’ ucap Saripah tiba-tiba kalau melanjutkan ucapannya.

“Kedatangan saya kesini minta pertanggung jawaban pada bang Suroto!’’

Saripah menatap Dea dengan senyum smirk. Dirinya terpaksa jujur karena terlanjur kesal pada Ndoro Ajeng dan Dea. Berharap Dea marah besar dan menangis mendengar suaminya menghamili wanita lain padahal baru saja sah menjadi suami istri. Tapi bukan nya sedih dan marah, Dea malah terlihat santai sekali. Membuat Saripah heran dan kesal juga.

“Hei, jangan mengada-ada kamu wanita sialan! mama mungkin anakku menghamili wanita lain. Dari dulu juga putraku hanya tergila-gila pada Dea, bukan wanita seperti kamu ini!’’ sentak Ndoro Ajeng menatap sengit Saripah. Dada nya naik turun karena sangat kesal.

“Jika memang kakang Suroto mau menjadikan Dia istri kedua Aku nggak masalah kok Buk, tapi menikahnya Ndak bisa secara negara, hanya nikah SIRI saja.’’ ujar Dea menekankan kata siri.

.

“Suroto, sekaranglah waktumu untuk menentukan pilihan. Bagaimana keputusanmu?!’’ ucap Juragan Sunoto.

Dea Azzahra! Aku talak kau dengan talak tiga. Mulai hari ini kau bukan lagi istriku!’’ ucap Suroto lantang. Tanpa berfikir panjang langsung saja Suroto menjatuhkan talak.

Yang paling kaget tentu saja Ndoro Ajeng dan Romo Dea. Bagaimana tidak, selama ini Ajeng melihat sendiri seperti apa putranya mengejar Dea. Cinta yang begitu ugal-ugalan sampai berani menentangnya selama ini.

Beda dengan Romo, pria tua itu begitu shock. Amarah merasuk hatinya, tapi masih berusaha menahan diri. Baru saja selesai Ijab Kabul putrinya langsung di talak. Mimpinya untuk menjadi orang kaya sudah lenyap tak bersisa. Sedangkan Bu Ratmi hanya menatap datar pada suaminya. Rasa sesak dan amarah bersatu dalam hatinya.

Selama ini berdiam diri atas perjodohan yang di atur oleh mereka semua, sekarang sudah terjadi seperti ini barulah Dirinya sadar akan kesalahannya. Tanpa kata Bu Ratmi menarik halus Dea lalu meninggalkan kediaman Juragan Sunoto. Di luar mereka manjadi pusat perhatian, karena ada beberapa warga yang menguping kejadian talak barusan. Ini adalah berita yang heboh dan menggemparkan menurut mereka semua.

.

.

“Puas kau membuat anak kita malu?! Baru saja menikah sudah menjadi janda. Ini kan yang kau inginkan? Sana, sujud pada Juragan dan Ndoro terhormat kamu itu!’’ ujar Bu Ratmi kesal.