1% Of Love

"Sungguh kebetulan yang tak terduga,"ujar Angga. Kevin mengangguk.

"Berarti ini sudah takdir Tuhan,"sahut Kevin.

Mereka berempat menikmati makan siang yang telah dihidangkan.

"Bagaimana menurutmu makanan di sini?"tanya kevin.

"Lezat,"jawab Angga.

"Menurutmu Ara?"tanya Kevin kembali kepada Ara.

Ara cukup terkejut namun dia berusaha memberi penilaian,"suasana nya di sini menarik dan nyaman, hanya ada sedikit masalah dengan makanan nya,"ujar Ara.

"Oya, apa itu?"tanya Kevin antusias.

"Masalah rasa pedasnya. Menurutku lebih menarik jika diberi level rasa pedas mulai dari tidak pedas sampai paling pedas. Karena tidak semua orang suka pedas. Jadi orang yang tidak suka terlalu pedas bisa menikmatinya,"ujar Ara. Ucapan Ara ini direnungkan oleh ketiga pria yang duduk di sana.

"Benar juga,"sahut kendra.

"Aku juga sepakat,"lanjut Angga.

"Wah, kamu punya pengamatan yang bagus di dunia kuliner, Ara,"ujar Kevin dengan tatapan kagum.

"Dia ini jago masak,"ujar angga dengan bangga.

"Ach, kakak apaan ya,"Ara menyenggol lengan kakaknya. Angga hanya mendelik sambil tersenyum melihat tingkah sang adik.

"Dia pernah sekolah menjadi chef di Paris, entahlah, apa saja sekolah yang dia jalani di sana sampai tujuh tahun tidak pulang-pulang,"curhat Angga membuat Ara sedikit kesal.

"Hahaha,tidak apa-apa menyukai banyak bidang, itu bagus,"sahut kevin melihat pertengkaran kakak dan adik itu.

Kendra hanya tersenyum melihat kedekatan mereka.

"Oya, bukankah Abimanyu Permana adalah adik iparmu?"tanya Kevin kepada Angga.

Angga menatap Kevin,"ya, dia suami Anggi."

Ara hanya terdiam sambil menikmati makanan saat nama seseorang itu disebut.

"Acara ulang tahun perusahaan akan diadaka Minggu depan dan aku mengundang kalian semua untuk datang,"ujar Kevin.

Semuanya mengiyakan dan Ara hanya terdiam dalam pembicaraan mereka. Dia tidak lagi tertarik untuk ikut berbicara setelah mendengar nama seseorang yang sangat dia hindari selama ini untuk bertemu.

**

"Tuan muda Kendra, bukankah itu nona yang waktu itu bertemu di tempat bik nah, ya?"tanya asisten Alvin sewaktu menjemput Kendra di restoran baru milik Kevin Pratama.

"Ya, itu Aurora, atau Ara."

"Sepertinya tuan muda berjodoh dengannya, setiap kali bertemu tanpa di sengaja,"ujar Alvin sekenanya.

"Ya, jodoh siapa yang tahu,"jawab Kendra sambil mengecek laporan di tablet nya.

"Menurut tuan muda bagaimana kesan tua. muda dengan nona aurora?"tanya Alvin.

"Maksudmu?"tanya balik Kendra.

"Apakah tuan muda sudah mulai suka dengan dia?"tanya asisten Alvin langsung ke sasarannya.

"Aku hanya bertemu beberapa kali dengannya, bagaimana bisa dibilang langsung suka,"jawab Kendra.

"Tuan muda ini sudah umur berapa masih ingin melajang terus,"ujar Alvin.

"Lihat dirimu sendiri, kamu sendiri juga masih melajang,"balas Kendra tidak mau kalah.

"Baik, saya akan segera mencari pasangan,"jawab Alvin yakin.

"Ya, cari saja sana,"ujar Kendra tidak peduli.

Sebuah pesan masuk dari Ella. Kendra seketika memfokuskan diri membaca apa yang dituliskan oleh Ella. Seseorang yang sudah banyak mengubah hidupnya selama ini. Seseorang yang telah banyak dia sakiti. Seseorang yang membuatnya merasakan penyesalan yang tidak bertepi.

Kak, aku ingin bertemu dan berbicara denganmu. Aku pulang ke Indonesia Minggu depan.

Kendra menghembuskan napas berat.

*Ada apa dengan mu?

Apakah kamu tahu itu berat untukku jika harus berhadapan langsung denganmu*?

Kendra seketika mencari kontak Daniel. Dia tidak mau terjadi salah paham dengan si Wiraatmadja itu.

Ella ingin menemui ku, ada apa?

Kendra menunggu balasan chat dari Daniel. Dia tidak tahu apa yang membuat Ella ingin menemuinya. Daniel bilang dia akan datang juga ke Indonesia bersama dengan Ella. Jawaban daniel membuat Kendra penasaran. Apa yang sebenarnya sedang terjadi.