Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 10
Jeni dan Nezo yang sudah pergi bersama. Tinggal Eliza di kamar, karena sudah terlihat sinar pagi yang hangat. Eliza berjalan menuju ruang makan. Tapi saat dia datang tampak ruangan kosong.”Aneh kenapa tidak ada orang di sini?,”ucap Calsida yang segera duduk.
Setelah dia duduk datang koki yang menanyakan hidangan apa yang di pesan oleh Eliza.”Aku ingin mekanan sayuran dan daging. Untuk makanan penutup tolong sediakan puding untukku ya,”ucap Calsida.
“Baik nyonya,”kata Koki segera pergi. Tapi disaat menuggu lama Charlie tidak datang ke ruang makan sehingga Eliza hanya bisa diam menuggu hidangan telah siap saja. Setelah lama menuggu pelayan datang bersama dengan koki membawakan makanan yang dipesan oleh Eliza.
“Silakan menikmati nyonya. Jika ada yang kurang anda bisa memanggil saya,”ucap koki.
“Tunggu dulu. Dimana Charlie berada kenapa dia tidak sarapan?,”ucap Calsida mencari tahu.
“Maaf nyonya. Tuan muda katanya dia akan makan di ruang kerja karena beberapa dokumen yang sudah menumpuk,”ucap koki.
“Baiklah kamu boleh pergi, terima kasih ya,”ucap Calsida menikmati hidangan yang disajikan. Tapi saat dia makan merasakan kalau hidangan yang dibuat oleh koki tampak ada rasa yang berbeda. Sehingga Eliza mencoba mengecek hidangan itu dengan jarum yang diberikan dokter di klinik di luar kediaman duke.
Tampak jarum berwarna hijau membuat Eliza terdiam.”Kenapa aku tidak bisa hidup dengan damai ya,”ucap Calsida yang tetap memakan hidangan yang disajikan tanpa tersisa. Setalah itu Eliza memakan obat penjegah racunnya.
“Nyonya anda disini,”ucap Jeni bersama dengan Nezo.
“Kalian sudah kembali,”ucap Calsida dengan wajah sedikit murung.
“Nyonya apa terjadi sesuatu,”ucap Jeni merasa wajah Eliza yang murung.
“Tidak ada. Jeni apa kamu bisa menyiapkan air putih untuku. Tapi jika bisa kamu yang membuat dan membawanya langsung ke tempatku sekarang,”kata Calsida.
“Baik saya akan segera pergi ke dapur,”ucap Jeni sambil membereskan ruang makan,”kata Jeni. Nezo yang ada di sampingnya hanya diam berdiri tegang menuggu tugas selanjutnya tanpa berkata.
Jeni datang membawa air minum untuk Eliza. Eliza mencoba mengejek airnya tanpa tidak ada masalah segera dia minum dengan damai.”Nyonya kenapa ada mengejek air minumnya apa ada masalah?,”ucap Jeni yang sedikit gelisah dan ada rasa ragu.
“Maafkan aku Jeni,bukan aku meragukan kamu hanya saja aku harus tetap waspada bukan. Terima kasih untuk minumannya. Tapi jika bisa kamu rahasiakan apa yang aku lakukan barusan ya,”ucap Calsida. Jeni mengangguk dan mengerti dengan apa yang di rasakan oleh Eliza.
“Ayo kita berjalan-jalan di taman,”ucap Calsida. Jeni bersama dengan Nezo pergi menemani Eliza untuk berkunjung ke taman. Tapi saat mereka sudah sampai dari jauh tampak dua hal yang tidak asing sedang berpelukan dengan penuh kasih sayang.
“Nyonya bagaimana jika kita pergi ke tempat lain,”ucap Jeni yang melihat ke arah tempat duduk di taman bunga. Eliza menatap ke araj Jeni memandang. Sementara Nezo yang menghalangi Eliza untuk tidak melihat didepannya.
“Kenapa kalian berdua, apa yang kalian sembunyikan. Nezo Jeni cepat pergi dari hadapanku. Aku ingin melihat apa yang sedang kalian sembunyikan dariku,”ucap Calsida dengan tatapan serius. Nezo dan Jeni yang tidak bisa melawan hanya bisa menghindar dari sisi depan Eliza. Tampak wajah murung dari pelayan dan pengawal yang bersama dengan Eliza.
Eliza melihat dengan matanya sendiri. Charlie memeluk Fayza sahabatnya. Mereka juga sempat berciuam dengan sangat mesrah tanpa perduli dengan orang di sekitarnya. Eliza hanya tersenyum dan tetap berjalan ke arah mereka berdua tanpa ragu.
Di taman Charlie dan Fayza yang tadi membahas perjanjian surat nikah yang dilakukan Eliza dengan Charlie. Awalnya Fayza menolak dengan apa yang dia dengar. Tapi setelah dibujuk oleh Charlie dia luluh dan menuggu selama 2 tahun. Di saat mereka berpelukan sampai berciuman Fayza melihat Eliza datang ke taman.
Tampak wajah dia yang tadi terlihat tidak senang kembali berseri.”Kurasa ada kesempatan membuat dia cemburu,”batin Fayza dengan pikiran dia yang ingin menyinggung Eliza.
Tapi saat itu Charlie tidak tahu kalau ada Eliza dibelakangnya. Di depan Charlie hanya ada Fayza yang tampak mempesona dan cantik serta anggun. Wajah keduanya yang saling bertemu dengan penuh cinta mereka berciuman dan berpelukan dengan mesrah.
“Apa yang kamu lakukan di sini suamiku, bukan kamu sedang ada di ruang kerja karena menyelesaikan dokumen. Tapi kenapa kamu bersama dengan Fayza. Apa mungkin kekasih yang kamu ingin lindungi dan miliki adalah dia,”ucap Calsida dari belakang keduanya.
Charlie mendengar suara itu menoleh dengan wajah keringat dingin seperti dia ketahuan berselingkuh dengan sahabat baiknya.
“Eliza sejak kapan kamu disana,”ucap Charlie mencoba untuk tenang dengan melihat ke arah pelayan dan pengawal bersamanya. Tapi sikap keduanya tampak memalingkan wajah ke arah lain membuat Charlie menebak kalau Eliza sudah ada disaat mereka bermesraan.
“Eliza kamu jangan marah dengan Charlie ini hanya kesalahpahaman saja kok,”ucap Fayza datang mendekat dengan tangan dia memegang tangan Eliza dengan wajah sedih penuh penyesalan.
“Kamu tenang saja aku tidak marah kok,”ucap Eliza dengan wajah santai dengan balasan senyum ramah. Tampak Charlie yang melihat Eliza sangat terkejut dengan Jeni dan Nezo yang bersamanya.
“Tapi kenapa kalian melakukan ini didepan umum. Bagaimana jika ada orang yang melihat dan menyebarkan gosip buka ini akan menghancurkan kedamaian di kediaman duke,”ucap Calsida dengan wajah polos dan senyumnya yang memiliki niat lain.
Fayza melihat sikap biasa dari Eliza merasa rencana dia gagal.”Itu benar maaf aku lupa tempat soal itu. Tapi kenapa kamu bisa ada disini Eliza,”ucap Charlie mengubah suasana yang ada.
“Aku sedang berjalan-jalan karena merasa kenyang. Tapi bagaimana dengan kamu suamiku, apa yang dikatakan pelayan kepadaku itu bohong kalau kamu menyelesaikan dokumen di ruang kerja hingga tidak ikut sarapan bersama denganku,”ucap Eliza dengan wajah sedih kalau Charlie mengabaikan dia sebagai nyonya di rumah kediaman duke.
“Dia tidak berbohong Eliza. Aku juga baru saja datang ke taman dan bertemu dengan Fayza,”ucap Charlie yang berbohong.
“Baguslah, aku kira aku akan memberikan hukuman kepada pelayan dan koku itu karena sudah berbohong kepadaku,”ucap Calsida yang merasa lega. Fayza yang masih di taman hanya melihat sikap Charlie yang menyembunyikan kebenaran dan Eliza yang terlihat biasa saja. Tanpa menujukan sikap cemburu.
“Eliza bagaimana jika kita berjalan bersama,”ucap Fayza yang ingin tahu tentang perubahan yang terjadi.
“Baiklah, tapi apa tidak masalah kalau kita pergi bersama. Mungkin aku akan mengganggu kalian berdua untuk tebar kasih sayang,”ucap Eliza dengan kepala dia miringkan tangan menyangga kepala dengan wajah bersalah.
“Kamu tenang saja tidak mengganggu kok. Diakan suami kamu bukan kekasihku, iya tidak Charlie,”ucap Fayza melihat ke arah Charlie.
“Iya ayo kita pergi bersama,”ucap Charlie yang mengiyakan tatapan dari Fayza. Ketiganya pergi melihat bunga bersama. Tapi apa yang akan dilakukan oleh Fayza setelah itu?.