Seumur Hidup Yang Ku Nanti

Pertemuan Vino dan Rani kali ini berbeda seperti biasanya,Rani yang sudah menahan rasa. Emasnya sejak kemarin sangat berusaha menghindari tatapan Vino,takut seketika air matanya terjatuh,melihat Rani yang begitu merasa bersalah Vino mencoba mencairkan suasana,,.

“Sayang,bagaimana dengan keadaan Andi,?”

Rani yang mendengar pertanyaan Vino merasa heran dan enggan membahas Andi,takut menyinggung perasaannya.

“Mungkin sebentar lagi bisa pulang” jawab Rani tanpa menjelaskan keadaan Andi.

“Apa Mas Vino masih marah dengan yang terjadi kemarin,.?” Tanyanya Rani lagi.

“Sebenarnya aku sedikit kecewa saja,tak seperti biasanya kamu tak mendahulukan mana yang sudah diagendakan,padahal aku sudah berpesan kepada BU Mona sejak sepulang kita bersama Andi kemarin itu”. Vino berusaha menjelaskan.

Rani yang kaget dengan hal itu mewajarkan jika Vino harus marah.sebab rencana ke rumah sakit baru waktu paginya setelah Vino berpesan kepada ibunya,hal ini yang Rani bisa tangkap bahwasanya Ibunya telah lupa menyampaikan pesan tersebut.

“Maafkan aku mas,maafkan ibu,ibu tak ada bicara sama aku kalau kemarin Mas Vino berpesan,mungkin ibu lupa.” Jawabnya dengan rasa bersalah.

“Tak apa,tadinya aku kekeh akan marah terhadapmu,.namun aku ingat sebulan lagi kita akan menikah,aku tidak mau pertengkaran yang terjadi akan memicu hal buruk ke depannya.” Tutur Vino.

Rani yang tersenyum dengan mata yang sudah terbendung kini membelakangi Vino,sambil mengusap air matanya,dia kembali dengan senyuman yang sangat manis,.

Besok mereka berencana fitting baju,undangan yang mereka buat hanya melibatkan saudara dan teman temannya,.

Di momen ini Vino berencana mengundang Dafa adik sepupu dari Ibunya,meskipun belum ada kata maaf ataupun bersalah terhadap Vino,Keluarga Vino sudah memaafkannya,sebab Dafa anak tunggal dari Pak Samsul adik Bu Anis,dan hanya mereka berdua saudara saat ini yang dimiliki keluarga Vino,sedang Pak Hadi anak tunggal dari pak Didi dan Bu Sinta,namun di saat Vino berumur lima tahun orang tua Pak Hadi meninggal akibat kecelakaan.

Sejak saat itu Pak Hadi dan Bu Anis tinggal bersama Pak Samsul beserta istrinya Bu Alma,.

Bu Alma sangat tidak suka dengan karakter bu Anis yang dulu masih suka meminta dipenuhi kebutuhan lainnya kepada Pak Samsul,yang dipikir Bu Anis tak ada salahnya karena mereka kakak beradik, hal ini yang diterapkan kepada Vino agar Vino mengurusi semua keperluan Zahra,tanpa Bu Anis tau Vino dalam keadaan bagaimana,dia selalu dituntut harus selalu ada uang,Bu Anis tak pernah menuntun Pak Hadi karena Bu Anis cukup tau kalo Pak Hadi sudah tua dan tak bisa diharapkan,.

Sejak saat itu keluarga Pak Samsul tiap hari bertengkar,dalam keadaan hamil tua Bu Alma sangat kaget ketika mengetahui Bu Anis diam diam menjual tanah yang sudah diwariskan terhadap Pak Samsul,hal itupun tanpa diketahui Pak Samsul,dan saat itu sertifikat masih atas nama orang tua,.Bu Alma akhirnya kontraksi dan melahirkan Dafa yang saat itu berselang tiga tahun dengan umur Vino,.

saat Dafa yang mungil dan lucu melihat dunia,Bu Alma sudah merencanakan untuk melaporkan Bu Anis ke kantor polisi,atas tuduhan pencurian,saat riuh ditengah tengah dinginnya pagi,Bu Alma sangat puas jika akhirnya Bu Anis akan dipenjara..

Sebulan dipenjara Bu Anis dibebaskan karena Pak Hadi menjual sebagian kebunnya untuk mengganti,

Sejak saat itu Bu Anis sangat tidak terima sudah diperlakukan seperti ini sama Alma,dendam yang ada dihati Bu Anis sangatlah membara

Hingga hal yang keji terlintas dibenaknya,Bu Anis berusaha mau menyingkirkan Alma.

Saat yang paling dinanti Bu Anis,dia melihat Bu Alma sedang mendorong stroller yang di situ ada Dafa kecil,dia yang sedang bahagia dibuat kacau hidupnya sama Bu Anis,Bu Anis mencoba menyebar fitnah Bu Alma selingkuh dengan sahabatnya yaitu Robby,

Pak Samsul yang sangat sayang adiknya itupun lebih percaya Bu Anis daripada Bu Alma istrinya sendiri,

Alhasil Pak Samsul yang termakan dengan fitnah adiknya sendiri itupun melayangkan gugatan cerai terhadap Bu Alma,Bu Alma yang sangat sangat terpukul menjadi depresi sampai akhirnya dia kecelakaan saat sedang mengemudi,Dafa yang kala itu berumur 8 tahun sangat ingat betul kejadian yang menimpa ibunya,hal ini tak pernah ada yang tau bahwa Bu Anis dalang dari semuanya sampai akhirnya Bu Alma meninggal,.jadi sampai detik ini Pak Samsul masih sangat merasa bersalah terhadap keluarga Vino,.karena telah diam saja ketika Bu Anis dimasukkan disel tahanan,.dan kebun yang diberikan Pak Hadi guna ganti rugi itu dijual untuk pergi keluar negeri bersama Dafa sampai detik ini,.

Sepengetahuannya Vino dan Pak Hadi keluarga Pak Samsul lah yang harus bertanggung jawab atas perkara terpecahnya saudara ini,.dan ini momen pertama Vino mengundang Pak Samsul dan Dafa dihari pernikahannya,.

Bu Anis yang sudah mengetahui rencana Vino mengundang Pak Samsul,hanya bisa harap harap cemas,takutnya Pak Samsul sudah mengetahui semua kebenarannya dan membongkarnya,.

Hal itu tidak akan dibiarkan kepada Bu Anis,,Bu Anis yang sudah berencana jujur terhadap Vino dan Pak Hadi masih mengumpulkan keberanian,.sedangkan Aldi adik Vino yang tak tau menahu permasalahannya keluarganya itu sedang memaksa keinginannya untuk keluar negeri guna bertemu pamanya itu,karena sejak dia kecil sampai sekarang dia belum pernah bertemu lagi dengan pamannya,

Apalagi dengan Dafa yang pernah menjadi teman mainnya,.hal ini yang belum bisa dijelaskan dengan Aldi,,Bu Anis tiap hari merencanakan sesuatu untuk memulai jujur kepada Pak Hadi dan Vino,,.

Di lain tempat Vino dan Rani yang sedang romantis sangat menikmati indahnya Pantai,.

“Mungkin tak selalu utuh rasa yang ku genapkan untukmu..

Selalu ada lubang lubang yang belum sempat ku tutup

Bahkan buatmu warna warnanya masih asih terasa menggebu,..

Tapi yakinlah rasa yang ku punya tak akan pernah berubah,..”

Begitulah kata yang dilontarkan Vino saat dia menatap Rani,..Rani yang malah membayangkan keseruan Vino bersama Zahra dibuat tidak yakin dengan perkataan manisnya itu,

Takut dirinya cemburu berlebih karena rasa sayang dan perhatian Vino sangatlah amat dalam terhadap adik kesayangannya itu,

Bahkan dia rela selalu gagal menabung buat menikahi Rani demi mewujudkan apapun keinginan adiknya itu,.

Melihat Rani yang yang sedang menatapnya tanpa berkedip,Vino mencoba meniup muka Rani,yang menyebabkan Rani tersadar dan mengedipkan matanya,sambil tersenyum malu,Vino memulai reaksi nya dengan ledekan,.

“Sebegitu terhanyut kah kamu dengan kataku sayang,,?” Katanya sambil menampakkan muka sok gantengnya,.

Rani yang tersipu malu hanya tersenyum menyembunyikan mukanya,.

“Drrrrrrrrd…..drrrrrrddd…drrrt” Tanda pesan di ponsel Rani.

Di sana ia melihat kalo ibunya yang berkirim pesan.

“Nak,kamu jadi jalan bersama nak Vino kan,sampaikan maaf ibu kepada nak Vino,Ibu benar benar lupa menyampaikan kepadamu,.” Rani tersenyum saat membaca pesan Ibu Mona,

Vino yang mengetahui pesan itu pun hanya menatap Rani sambil mengangguk dan tersenyum,bermaksud Vino telah memahami dan memaafkannya,.

“Iya bu,Mas Vino bilang tidak apa apa,” balas Rani,.

Saat itu Bu Mona yang sudah mengetik panjang lebar menjelaskan apa yang terjadi terhadap kakaknya,tapi tak jadi dikirimnya,

Mengingat Rani sebulan lagi mau menikah,Ibu Mona membatalkannya,.dia tidak mau menambah beban dalam pikirannya,dia membiarkan Rani hanya fokus sama pernikahannya,.

“Sungguh aku sedang berusaha menjadi Wanita yang tidak berisik Mas,aku akan memaafkanmu dan kita kembali membangun Rumah tangga,kita mulai lagi dan aku akan lebih berjuang untuk bisa mendapatkan keturunan,.” Pesan Rini yang tak dibalas sama Andre,.

Andre begitu menutup hatinya hanya karena dia berharap Rini bisa mengandung dan melahirkan anak,.

“Aku memaafkanmu,tapi sayapun sangat minta maaf terhadapmu Rin,setelah Rani dan Vino menikah aku akan kembali dan mengembalikan mu kepada orang tuamu dengan baik baik,.berikan alasan kepada keluargamu kenapa aku tak datang dihari pernikahan adikmu.” Balas Andre kepada Rani,.

Rini yang masih menggenggam teleponnya itupun terduduk lemas sambil menangis kembali,...