"Apakah Tuhan sedang tidur? Kenapa laki-laki yang sudah membuat hidup ku hancur, hidup dengan bahagia? Lalu kemana perginya semua doa-doa ku? Jika karma tidak kunjung datang padanya, maka tangan ku sendiri lah yang akan membalas perbuatannya!"
~Anindita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSP ~ Bab 10
Hotel.
Setibanya di hotel, Hendrik yang sudah tidak sabaran langsung mencumbu wanita itu secara ugal-ugalan.
Wanita itu juga tidak membiarkan Hendrik mencumbunya sendirian, dia juga membalas cumbuan Hendrik tak kalah ugal-ugalan.
Kini pakaian mereka sudah tak jelas dimana rimba-nya, ada yang di dekat pintu masuk, ada yang sofa, ada yang diatas meja buffet, bahkan kacamata yang dipakai untuk menutup si kembar sudah ada diatas televisi.
Cumbuan semakin panas, Hendrik sudah tidak bisa lagi menahan hasratnya untuk menyekop lubang kenikmatan wanita itu. Sayangnya saat sekopnya sudah dia angkat dan arahkan ke lubang, tiba-tiba saja wanita itu menahan tangan Hendrik.
"Ada apa?" tanya Hendrik dengan nafas yang memburu dan raut wajah kesal.
Wanita itu mendorong tubuh Hendrik lalu turun dari atas ranjang untuk mencari tas-nya kemudian mengambil sarung karet untuk melindungi sekop Hendrik.
"Pakai ini dulu." ucap wanita itu sambil berjalan menuju ranjang.
Astaga!! Hampir aja gue lupa! gumam Hendrik dalam hati.
Hendrik pun mengambil sarung karet itu dari tangan wanita itu lalu cepat-cepat memakainya.
"Kenapa kamu punya stok barang ini?" tanya Hendrik sambil memakaikan sarung karet pada sekopnya.
"Untuk berjaga-jaga, jika aku bertemu laki-laki tidak sabaran seperti mu." jawab wanita itu.
Cih. Decih Hendrik.
Melihat Hendrik sudah selesai memakaikan sarung karet pada sekopnya, wanita itu pun mengambil alih permainan. Dia naik ke atas pangkuan Hendrik lalu memberi sengatan-sengatan kenikmatan di tubuh Hendrik sambil tangannya mengarahkan sekop Hendrik ke dalam lubang kenikmatannya.
Mereka pun bercinta dengan sangat ganas.
Lima menit kemudian.
"Aaaargh..." baru lima menit Hendrik menggunakan sekop dagingnya setelah satu minggu lebih tidak di pakai, sekop daging itu sudah muntah-muntah.
"Whaaaat? Kamu sudah keluar?" protes wanita itu karena dia belum juga apa-apa.
"Hemh..." jawab Hendrik lemas sembari melepaskan sarung karet dari sekopnya.
"Yang benar saja! Aku belum apa-apa!" protes wanita itu lagi.
"Bukannya kamu ingin membantu ku melepaskan penat ku, jadi aku tidak punya kewajiban untuk memuaskan mu juga kan?" jawab Hendrik.
"Hish menyebalkan!!!" kesal wanita itu sambil beranjak dari atas pangkuan Hendrik.
Wanita itu pun turun dari ranjang dan hendak memungut pakaiannya. Tapi tak lama dia ingat tujuan utamanya sekarang bukan hanya untuk memuaskan satu malam, tapi dia ingin menjadikan Hendrik tambang emasnya.
Mau tidak mau wanita itu membuang rasa kesalnya dan naik kembali ke atas ranjang lalu berbaring di sebelah Hendrik.
"Jadi kamu puas dengan ku?" tanya wanita itu sambil memainkan bulu dada Hendrik.
"Lumayan." jawab Hendrik.
Wanita itu menaikkan sudut bibirnya dan memutar bola matanya malas.
Kriiing...
Tiba-tiba saja ponsel Hendrik berdering.
Cepat-cepat Hendrik menyingkirkan kepala wanita itu dari atas dadanya lalu turun dari ranjang dan memungut celananya yang ada di depan sofa lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku.
Papa.
Ternyata yang menghubunginya adalah sang Papa.
Hendrik pun menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilan dari Papa Herman Barata.
"Halo Pa." jawab Hendrik.
"Dimana kamu?" tanya Papa Herman.
"Um... ini Hendrik lagi di jalan Pa." jawab Hendrik gugup.
"Memangnya kamu habis darimana?" tanya Papa Herman.
"Tadi Hendrik ketemuan sama temen kuliah Hendrik dulu, Pa." jawab Hendrik.
"Kamu gak lupa kan kalau kamu harus jemput Maudy di bandara." tanya Papa Herman.
"Yah gak mungkin lah Pa Hendrik lupa. Ini juga Hendrik lagi mau jalan ke bandara." jawab Hendrik.
"Ya sudah kalau begitu. Papa hanya mau mengingatkan kamu saja." ucap Papa Herman.
Panggilan dengan Papa Herman berakhir.
Hendrik langsung menghela nafasnya lega lalu meletakkan ponselnya di atas meja di depan sofa.
Dan dengan tubuh yang tidak mengenakan sehelai benang pun, Hendrik berjalan menuju kamar mandi. Dia harus membersihkan sisa percintaannya dengan wanita itu sebelum bertemu Maudy.
💋💋💋
Bersambung...
kalau dia mau ketemu istri nya izin kan saja aagar smua cepat selesai
menghadapi wanita bejat hrs dg kekersan .karena mereka sdh tidak punya harga diri dan malu
justru dg ada nya anak diantara bapak dan ibu nya akan tambah hangat bekeluarga 😁😁