Immortal Another World

Mereka memasuki hutan gelap. Hema juga ikut, dia tidak lagi di dalam Dimension room.

Suasana hutan begitu tenang dan sunyi. Meski cahaya matahari tidak menembus hutan, namun masih ada cahaya lain yang meneranginya. Jamur yang tumbuh dari lembabnya tanah mengeluarkan cahaya di setiap sisinya, warna-warni seperti pelangi membuat siapapun yang melihatnya terpesona.

Satu jam berlalu.

Anala dan Hema mengeluh sakit di dada mereka, seperti ditekan oleh sesuatu, menarik nafas juga sulit. Mereka merasakan hal yang sama seperti yang Drake rasakan sebelumnya.

"Tuan, sepertinya saya dan Hema tidak bisa memasuki hutan lebih dalam lagi!"ucapnya dengan nafas berat.

Hema juga sama, keringat penuh diwajahnya seperti menahan sakit.

"Kalian tidak apa-apa? Kalian tunggulah disini jika sudah tidak sanggup."ucap Artara sedikit khawatir.

"Aku masih baik-baik saja, dan belum merasakan sedikitpun tusukan di dada ku, nafas ku pun juga masih lancar. Apa energi mana hanya bisa dirasakan oleh monster."ucapnya dalam benak.

Energi mana memiliki efek besar pada manusia, sama halnya seperti monster. Hanya saja tubuh Artara berbeda, dia yang sudah mengalami kematian ratusan kali dan memiliki skill What is Pain, membuat tekanan energi tidak terasa ditubuhnya.

Tiga puluh menit berlalu semenjak Artara berjalan sendiri. Dia akhirnya melihat cahaya tipis dari balik pepohonan, itu ujung dari hutan gelap.

Angin berhembus lembut menerpa wajahnya. Artara begitu terpesona setelah keluar dari hutan gelap. Padang rumput luas menyambut matanya, tidak ada lagi hutan, pohon pun tidak ada. Sejauh mata memandang, hanya padang rumput yang terlihat.

Dia melangkah lebih jauh lagi melewati padang rumput hijau.

Lima menit setelahnya, dia berhenti.

"Apa itu?"tanyanya seusai melihat pilar batu dari jarak tiga ratus meter darinya.

Delapan pilar batu besar menjulang tinggi membentuk lingkaran, ditengahnya terdapat gumpalan bulat bercahaya, seperti gelembung namun bergejolak.

Artara pergi menuju pilar.

Artara terdiam memandangi cahaya yang begitu indah, dia berjalan maju menatap lebih dekat. Cahaya itu memiliki ribuan warna yang bersatu padu, keindahannya membuat Artara mendekat tanpa dia sadari. Dua puluh meter dari cahaya, tiba-tiba suara di otak Artara berbicara seperti sebelum-sebelumnya.

[Kamu level up]

[Kamu level up]

Keningnya mengkerut, bingung."Apa yang terjadi? Naik level, aku hanya berdiri di sini tidak melakukan apapun, aku juga tidak mati."ucapnya sepintas.

Cahaya dengan beribu warna bergejolak terus-terusan. Level Artara juga meski hanya berdiri diam memandangi cahaya. Dalam bingungnya, dia melangkah lebih dekat, hingga akhirnya dia berada tepat di tengah gejolak cahaya. Artara duduk dengan posisi lotus, fokus selayaknya seseorang yang sedang bermeditasi.

"Aku yakin jika ini bukanlah energi mana! Tapi aku tidak tau ini apa, yang pasti setiap aku berdiam didekatnya, aku akan naik level."ucapnya yang sudah dalam posisi duduk.

"Aku juga merasa jika kekuatan ku bertambah kuat dan energi ini terus merangsek masuk ke tubuhku."lanjutnya memejamkan mata. Fokus menyerap semua energi.

Cahaya vertikal memancar menembus langit, membentuk pilar cahaya. Pilar cahaya itu memancarkan energi yang sangat kuat, dan terus menusuk masuk ke tubuh Artara.

Di pesisir kerajaan Gurona, kota pinggir dermaga.

Warga, nelayan, pedagang, dan pengangkut barang, mematung beberapa detik. Mata mereka terbelalak melihat cahaya besar dari pulau Dark Forest. Energi dari pilar cahaya itu juga terasa dingin di kulit mereka, menusuk seperti angin musim dingin.

"Apa itu?"tanya seorang nelayan.

"Bukannya di sana pulau kematian."

"Apa yang sebenarnya terjadi?"seorang warga bingung, nafasnya tidak karuan.

Du istana kerajaan Gurona. Belasan kilo meter dari kota pinggir dermaga.

"Cahaya apa itu? Itu terlihat bukan seperti sesuatu yang baik."ucap seorang pria tua dengan janggut dan rambutnya coklat beruban dibeberapa bagian, berpakaian mewah dan bermahkota. George Valkin, raja kerajaan Gurona.

"Cepat kirimkan surat bantuan pada kerajaan aliansi! Ini mungkin ulah dari iblis."ucapnya pada penasihat di sampingnya.

Surat tentang melonjaknya energi di Island Of Dark Forest di kirim ke ketiga kerajaan aliansi. Kerajaan Anarsia, Kerajaan Suci Marias, dan Kerajaan Lerumia.

Berita tentang pilar cahaya menyebar seperti lonjakan air bah. Semua kerajaan mengetahuinya dan mulai waspada dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Banyak orang berspekulasi bahwa itu ulah dari iblis, namun itu belum pasti kebenarannya, karena hanya dugaan.

Dari kerajaan Anarsia, mereka mengirim lima pahlawan dunia lain ke kerajaan Gurona. Lima pahlawan itu adalah party Elrick, party pahlawan yang paling tinggi levelnya untuk saat ini diantara party pahlawan lain. Mereka semua sudah mencapai level 50. Kerajaan Anarsia juga mengirim kelompok petualang White Cloud, sebagai bantuan sekaligus mendampingi para pahlawan.

Kerajaan Suci Marias mengirimkan salah seorang dari panglima paladin mereka, beserta bawahannya.

Sedangkan kerajaan Lerumia, mereka mengirimkan kelompok petualang terbaik mereka, yang memiliki julukan sebagai kelompok pembunuh naga. Jumlah mereka ada tujuh orang.

Ketiga kerajaan mengirim bantuan untuk mencegah sesuatu yang buruk terjadi. Mereka sudah saling bantu sejak terjadinya invasi iblis 300 tahun lalu, dan hingga sekarang keempat kerajaan menjadi aliansi.

Bantuan juga bukan hanya dari kerajaan aliansi, namun kerajaan tetangga juga ikut mengirim prajurit dan petualang mereka. Bukan tanpa alasan mereka melakukannya, tapi karena kerajaan Gurona adalah tempat berlabuhnya kapal-kapal pedagang terbesar di barat. Jika ada serangan terjadi dan pelabuhan hancur karena paling dekat dengan pilar cahaya. Maka ekonomi di beberapa kerajaan akan ikut hancur, memburuk. Oleh sebab itu mereka memberi bala bantuan, mencegah terjadinya hal buruk yang akan datang.