NovelToon NovelToon
Takdir Indah

Takdir Indah

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Teen Angst / Masalah Pertumbuhan / Keluarga / Slice of Life
Popularitas:149.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Nana 17 Oktober

"Pergi kamu! Jangan pernah datang ke sini lagi! Bapak dan ibuku bukanlah bapak dan ibu kamu!" usir kakak sulungku yang ucapannya bagaikan belati menusuk hati, tapi tidak berdarah.

Kakak kandungku mengusir aku yang datang menemui bapak dan ibu kandungku, tapi bapak dan ibuku hanya diam tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Inilah kisahku. Kisah seorang gadis yang terjebak dalam konflik keluarga. Memaksa diriku yang masih kecil berpikir dewasa sebelum waktunya.

Aku berusaha menjalani hidup sebaik yang aku bisa dan melakukan apapun semampuku. Selalu berusaha berpikir positif dalam setiap masalah yang menderaku. Berjuang keras menahan semua penderitaan dalam hidupku. Berusaha tetap tegar meskipun semua yang aku hadapi tidak lah mudah.

Bagaimana caraku, menghadapi kemelut dalam keluargaku yang berpengaruh besar dalam hidupku?

Yuk, ikuti ceritaku!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Saudara

Aku suka mata pelajaran sejarah, jadi aku bercita-cita menjadi tour guide yang akan memandu wisatawan ke tempat-tempat bersejarah. Waktu masih SD aku pernah bercita-cita menjadi guru, tapi sekarang tidak lagi.

Kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) telah di mulai dengan kegiatan tur sekolah, pengenalan guru dan warga sekolah, sosialisasi tata tertib dan aturan sekolah, pengenalan visi misi sekolah, materi kedisiplinan, kepemimpinan, dan kewirausahaan, pengenalan kegiatan ekstrakurikuler, Bakti dan Sosial (Baksos), pameran seni, dan juga teka-teki MPLS.

Aku mengikuti semua kegiatan dengan lancar jaya tanpa hambatan dan rintangan yang berarti, tapi sudah pasti capai sekali.

"Indah, kamu di cari Om dari bapakmu," ucap nenek saat aku baru saja memarkir sepeda butut ku.

Ada apa ini? Aku tidak terlalu dekat dengan saudara-saudara bapakku. Bahkan kami hanya bertemu setahun sekali saat lebaran. Kenapa Om tiba-tiba mencari aku? Aku tidak bisa memprediksi apa yang membuat Om datang ke rumahku, karena ini untuk yang pertama kalinya Om datang ke rumahku setelah bertahun-tahun aku berpisah dengan kedua orang tuaku.

Aku masuk ke dalam rumah dan langsung meraih serta mencium punggung tangan Om ku. Aku tidak tahu ini adik bapak yang nomor berapa.

Terus terang, dari pihak bapakku, aku hanya tahu rumah kakek dan nenek saja. Aku nggak tahu rumah saudara-saudara bapak. Aku terlalu sungkan dan pendiam jika belum terlalu mengenal seseorang. Jadi aku merasa sungkan pada keluarga bapak yang hanya aku temui setahun sekali.

"In, katanya kamu diterima di SMA satu, ya?" tanya Om ku tersenyum hangat.

"Iya, Om," sahutku duduk menunduk sopan.

"Kamu pinter, ya? SMA satu, 'kan, sekolah favorit dua," ujar Om dan aku hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Om.

"Nanti kalau Om dan saudara bapak kamu ada rezeki lebih, kami akan ngasih kamu uang jajan. Kamu ikut Om, ya? Biar Om tunjukkan rumah Om dan saudara yang lain yang dekat sama sekolah kamu. Mau, 'kan?" tanya Om lembut.

"Iya, Om," sahutku tersenyum tipis.

Akhirnya hari itu aku di bawah Om ku dan ditunjukkan rumah tiga orang saudara bapak yang dekat dari sekolah. Ada rumah On Narno yang sekarang bersama aku, rumah Paman Toro dan rumah Bik Yani. Rumah Paman Toro lah yang paling dekat dengan sekolah aku yang baru.

"Ini, kenalkan, ini Kak Gagas dan Dik Atik," ucap paman Toro padaku memperkenalkan kedua anaknya.

Aku menyalami kedua anak paman. Kak Gagas masih sekolah SMK dan Dik Atik masih SMP. Mereka ramah dan menyambut aku dengan hangat.

"In, ayo kakak tunjukkan ayam bapak kakak. Bapak kamu juga suka memelihara ayam Bangkok, 'kan? Bapak kakak juga punya ayam Bangkok," ujar Kak Gagas menggandeng tanganku menuju kandang di samping rumah.

Ah, senangnya punya saudara laki-laki. Selama ini di rumah hanya ada Kak Seruni dan Reni. Semuanya perempuan. Aku sering iri melihat anak-anak lain bermain bersama kakak laki-laki mereka. Aku punya adik laki-laki tapi sudah terpisah sejak kecil.

"Ini, lihat ayam Bangkok nya besar, 'kan?" tanya Kak Gagas begitu bangga pada ayam bapaknya.

"Iya. Ada lima ekor, ya, Kak?" tanyaku setelah mengamati kandang.

"Iya. Tapi yang kecil ada banyak. Kata bapakku, bapak kamu di Bengkulu juga punya beberapa ekor," sahut Kak Gagas lalu menunjukkan ayam Bangkok miliknya yang masih kecil.

Aku memang dengar dari nenek, kalau bapak suka memelihara ayam Bangkok dan burung. Karena itulah ada burung beo di rumahku yang suka berbohong kemarin. Tapi sayangnya burung beo pembohong itu sudah meninggoi.

"Gas, adiknya di ajak makan dulu!" teriak istri Paman Toro, kita panggil saja Bik Toro.

Paman Toro, Bik Toro dan Om Narno sedari tadi mengobrol di ruangan tamu. Sedangkan Dik Atik sedang asyik bermain boneka.

"Iya, Bu," sahut Kak Gagas, "ayo, makan, In!" ajak Kak Gagas kembali menarik tanganku.

"Iya," sahutku tersenyum lebar. Ah, aku benar-benar merasa senang memiliki seorang kakak laki-laki.

Aku dan Kak Gagas makan sambil berbincang dan bercanda. Ah seru rasanya. Aku merasa senang sekali. Aku merasa Kak Gagas menganggap aku seperti adiknya sendiri, meskipun kami hanya saudara sepupu.

"Kak, dimana tempat cuci piringnya?" tanyaku karena tidak melihat wastafel dan baru hari ini ke rumah Paman Toro.

"Ibu biasa nyuci piring di luar," sahut Kak Gagas.

"Sudah, nggak usah di cuci. Biar nanti bibi cuci," ujar bibi yang mendengar percakapan kami.

"Nggak apa-apa, kok, Bik. Di rumah juga biasa nyuci piring," sahutku yang memang benar adanya. Sedangkan bibi tersenyum hangat.

"Mau Kakak tunjukkan tempatnya?" tanya Kak Gagas yang wajahnya selalu di hiasi senyuman.

"Iya, Kak," sahutku tersenyum tipis.

Aku membawa piring kotor ke tempat yang ditunjukkan oleh Kak Gagas, lalu mencuci piring kotor, dan juga beberapa peralatan dapur kotor yang ada di tempat cucian piring.

Usai mencuci piring, aku menyusun piring dan peralatan dapur di tempatnya. Setelah mencuci dan menyusun piring dan peralatan dapur, aku mengangkat jemuran bibi di luar yang sudah kering. Aku melipat semua pakaian itu seperti yang biasa aku kerjakan di rumah.

"Eh, main kok malah nyuci piring, angkat jemuran dan lipat pakaian," celetuk Bik Toro yang berprofesi sebagai guru SD.

"Nggak apa-apa, Bik. Nggak ada kerjaan juga," sahutku yang sudah hampir selesai melipat pakaian keluarga paman.

"Adik kamu ternyata rajin, Gas," ucap bibi tersenyum hangat.

"Iya, nih, beda sama Atik. Kerjaannya main mulu," sahut Kak Gagas.

"Yee..aku, 'ka, masih kecil. Belum bisa cuci piring dan lipat pakaian," sahut Atik yang baru naik kelas empat SD.

"Sudah gede gitu, masih saja bilang masih kecil," sahut Kak Gagas.

"Kalian ini berantem terus kalau kumpul," sahut bibi menggelengkan kepalanya pelan seraya mengambil pakaian yang sudah aku lipat.

"Bik, aku pamit pulang," ucapku saat melihat hari sudah sore.

"Loh, kok cepet amat?" tanya bibi.

"Lain kali aku akan main lagi ke sini, Bik," sahut ku tersenyum tipis.

"Ya sudah, sering-sering main ke sini, ya!" pinta bibi.

"Iya, Bik," sahutku.

"Cepet banget, sih, In, pulangnya?" ucap Kak Gagas dengan wajah lesu. Sepertinya Kak Gagas suka aku main ke rumahnya.

"Nanti aku main ke sini, lagi, Kak," ucapku yang malah merasa senang melihat ekspresi lesu Kak Bagas yang berarti dia ingin aku di rumahnya lebih lama.

"Ini, bawa pulang untuk cemilan," ucap bibi seraya memberikan sekantong plastik kerupuk padaku.

"Terima kasih, Bik," ucapku tersenyum senang. Meskipun hanya kerupuk yang diberikan bibi, tapi aku sudah merasa sangat senang.

Aku menyalami dan mencium punggung tangan bibi, dan pamanku, lalu pamit pada Kak Gagas dan Dik Atik. Om Narno mengantarkan aku pulang menaiki motornya.

"Ingat, 'kan, jalan ke rumah Paman Toro?" tanya Om Narno saat dalam perjalanan mengantarkan aku pulang.

"Ingat, Om," sahutku tersenyum tipis.

Sudah sampai masuk SMA, baru kali ini aku tahu rumah saudara bapakku. Wajar saja karena tempat tinggal mereka di kota dan aku di desa. Aku bahkan tidak akan tahu rumah kakek dan nenekku, jika nenek dan Paman Supri tidak mengantar aku bertemu kakek dan nenek setiap lebaran. Karena itulah aku tidak mengenal saudara-saudara bapakku. Miris bukan? Tapi inilah kenyataannya.

Tapi kenapa bisa seperti ini?

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Syarifah
Thor mana dong kisah indah yg versi dewasanya,
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih KK 🤗🙏🙏🙏
Syarifah: semoga semua karya mbk Nana sukses selalu,AQ suka semua ceritanya
total 3 replies
Regina Pasaribu
Halo Thor . Kisah Indah kok datar banget.. Anyway, tetap semangat dalam berkarya.. Semoga next episode Indah bisa bertemu dan kumpul lagi dengan sahabat² nya.. Jodohkanlah Indah dengan Yoga atau Antonio.. Buat a beautiful happy ending juga utk hidupnya Indah..
Regina Pasaribu
Prolog nya agak membosankan ya Thor.. Semangat ya!
Baharuddin Udin
bagus
syisya
ditunggu thooor, masih fokus ke kisah Zico & Delia ya thor..semangaaaaat 💪🏻
Dewi S Ayunda
selamat y ndah... km suksees. apa yg kamu impikan tercapai.hidup bahagia mnikmati masa muda wlpun masa kecil dan remajamu penuh ksulitan ekonomi.dn krj keras
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
༄ⁱᵐ᭄✿ΛLєKƬΉΛ࿐🌴 🍉🔻🔻
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Septya Tya
good
༄ⁱᵐ᭄✿ΛLєKƬΉΛ࿐🌴 🍉🔻🔻
bendahara bank itu apa ya kak ?
༄ⁱᵐ᭄✿ΛLєKƬΉΛ࿐🌴 🍉🔻🔻: teller maksudnya kak ? 😁
Krn aku baru dgr bank ada bendahara nya . 🫣
🌠Naπa Kiarra🍁: Orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang.
Itu yang aku tahu. Maaf klo jawaban kurang memuaskan.🙏
total 2 replies
Sugiharti Rusli
suka yah sama petualangan si Indah, karena apa yang dia alami mungkin banyak terjadi di kebanyakan orang di masyarakat kita yah, istilah nya sehari-hari masyarakat kita yah seperti Indah dan lingkungannya,,,
Sugiharti Rusli
betul In, mending nothing to loose aja hidup mah, dan bagus tuh kamu tetap mau bersilaturahmi sama kedua ortu kamu, karena walo mereka ga pernah merawat kamu ridho mereka buat hidup kamu lagi mudah kelak,,,
cenil
ayondong lanjutken....sampai Indah jd kuliah lagi ketemu teman² SMAnya pasti asyiik deh...ayo dong kak Nana...lanjut episode berikutnya
Dinniey Meyla
waaaahh koq udah tamat ajh ,, seneng melihat indah sudah menemukan kebahagiaannya ...
trus kabarbindah yg dijodohkan dan udah nikah bagaimana ??
apa akan di lanjutkan di cerita indah yg sudah dewasa nanti ??
🌠Naπa Kiarra🍁: Insyaallah,kak.
total 1 replies
abimasta
waahh sudah tamat,terimakasih thor
Mutiara Tiara
kau tunggu jangan lama kk Nana 😘😘😘😘🌹
Farida P
lho..tiba2 tamant ka
terimakasih author.ditunggu karya berikutnya
Ass Yfa
end ta,,, tak kira lanjut dewasa... ternyata sampai disini. kita tunggu kak judul barunya
Hermawan Ajja
novel jiplakan kaya gini ni
🌠Naπa Kiarra🍁: Maaf njiplak novel yang mana, ya, kak? Karya siapa?
total 1 replies
Hermawan Ajja
g jelas awal g jelas akhir cuman segitu doang cerita indah nya g kreatif banget
🌠Naπa Kiarra🍁: Coba dijelaskan, g jelasnya dimana?
Klo soal panjangnya cerita, jujur nulis 46 bab cerita Indah ini aku g dpt reward serupiah pun dari NT. Cuma dpt capai nulis dan mikir alur cerita doang.

Ini novel beneran GRATIS. Yang baca gratis g beli bab dan author nya juga g dpt reward sama sekali dari novel ini.
Biasanya author lain pilih Hiatus, alias ceritanya g dilanjutkan klo g dpt reward dari NT . Tapi aku g suka Hiatus kayak gitu. Jadi, meskipun g dpt reward sepeserpun dari NT, aku tetap tulis sampai tamat.

Kenapa kisahnya hanya sampai Indah kerja? Karena klo aku lanjutkan, genre dan tag cerita akan kacau balau.
Ada aturan dalam menulis. Genre dan tag cerita harus sesuai cerita.
Semoga penjelasan aku bisa dimengerti.🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!