Apa jadinya jika kita diberikan kesempatan mengulang waktu?
Seorang gadis dan pria muda terjebak dalam pernikahan yang memusingkan. Mereka bersepakat untuk melakukan Friend with Benefit. Tanpa memasukkan perasaan dalam hubungan mereka.
Pernikahan hanya akan dilaksanakan 1 Tahun setelah itu mereka akan bercerai, kemudian melanjutkan hubungan dengan kekasih mereka masing-masing. Namun baru beberapa bulan, mereka benar-benar tidak bisa merasa cocok.
Beberapa saat tepat sebelum memasukkan berkas perceraian mereka, sebuah kecelakaan mengubah segalanya. Mereka terlempar tepat 1,5 tahun sebelum mereka menikah.
Apakah mereka kembali ke kekasih mereka ataukah ingin melanjutkan pernikahan kacau mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sophie Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan tanpa cinta
Pagi-pagi benar Eva dibangunkan oleh Mamanya dengan penuh keributan. Dengan mata mengantuk, Eva bersiap dan mandi.
Eva harus menjalani ini demi perusahaan dan orang lain. Mukanya lesu tidak bersemangat. Rangga baru saja menghubunginya dan menyalahkannya atas ketidakmampuannya mempertahankan hubungan mereka.
"Kenapa sih, kamu ngga nolak?"
"Aku ngga bisa Ngga.. Mereka keluargaku."
"Nanti aku akan datang. kamu harusnya tau apa yang akan kamu lakukan!"
"Apa?"
"Kamu harus kawin lari dengan aku Va.. kamu hamil, dan kita kembali. Semudah itu. Masa iya aku pacaran cuma bertahan 1 hari?"
"Semudah itu? Kamu pikir pernikahan 'semudah' itu? Dan lagipula aku ngga bisa berbuat konyol! Bagaimana dengan keluargaku? Keponakanku? Kakakku?... "
"Dan bagaimana dengan kita? Pernah tidak kau berfikir tentang 'KITA'?"
Eva menutup telponnya. Dia juga tidak tau harus bagaimana. Berbicara dengan Rangga tidak membuat permasalahan menghilang. Malah menambah berat beban pikirannya.
Sejak kecil dia harus mengalah. Tidak ada yang mengistimewakan dia atau menganggap dirinya ada hak yang sama dengan kakaknya. Mungkin hanya soal beasiswa saja yang mengistimewakannya Karena dia terbukti berturut-turut mendapatkannya.
Gaunnya sangat cantik. Penuh dengan bunga putih. Gaun itu sepertinya dipilih Mamanya dengan sangat detil. Bagian depan agak rendah. Begitu cantik. Namun tidak seperti pemakainya yang berusaha agar tidak menangis.
Ciko kucingnya terus diam memperhatikannya.
"Doakan ya Ko, supaya aku bisa bahagia. Yah setidaknya ngga ngerasa salah ma keluarga."
Eva diboyong menuju mobil pengantin dan bersiap untuk menikah..
Sementara di sebuah hotel mewah telah menanti Bryan dengan tidak sabar. Diliriknya jam tangannya. Mukanya yang dingin terlihat sama sekali tidak bersahabat. Dekorasi pernikahan di taman itu begitu cantik. Namun Bryan tidak mau memperhatikannya. Bella tidak bisa dihubungi dengan alasan dia terbang ke Paris untuk fashion show.
Para tamu undangan terlihat memenuhi kursi. Acara ini memang sifatnya privat. Hanya untuk keluarga saja yang datang.
"Kemana gadis itu. Sebanyak apa riasan yang di bubuhkan ke muka tol*lnya itu? Semakin cepat semakin baik."
"Ehm.. ehm... "
Bryan dipersilakan ke kursi tempat ijab kabul dilaksanakan. Pak penghulu sepertinya sudah datang. Nampak keluarga Subroto dan keluarga Leonard duduk di barisan depan.
Tangan Bryan di jabat oleh Tuan Subroto. Dan tanpa membuang waktu, Revalina Airana Subroto telah sah dinikahi oleh Bryan..
Eva kemudian keluar di tuntun dan di dampingi oleh kedua keponakannya itu. Mau tak mau Eva harus tersenyum. Gaun Eva yang putih susu itu melengkapi kecantikan alami Eva yang hanya di rias tipis. Tubuhnya yang bak biola tertutupi oleh gaun yang melebar. Sedangkan potongan dada yang rendah membuat Bryan yang membencinya sekalipun harus mengakui bahwa istri yang baru saja dinikahinya itu sempurna.
Eva melihat ke arah Bryan. Dengan rasa tidak percaya, ternyata sebegitu cepat dia menjadi istri seseorang. Padahal beberapa hari sebelumnya, dia begitu bahagia mendapat ungkapan cinta dari teman laki-lakinya, Rangga.
Langkah Eva terhenti begitu saja. Dia nampak ragu-ragu. Telinganya mendengar seseorang memanggilnya di luar. Namun Bryan turun menjemputnya dan menggandeng tangannya hingga ke depan.
Tangan Eva langsung diremas oleh suaminya dan kemudian diciumnya di depan para tamu undangan. Begitu manis dan romantis.
"Jangan macam-macam Sayang... "ujar Bryan mengancam dengan dingin kemudian tersenyum bahagia di depan tamu. Semua bersorak terharu. Kebahagiaan begitu melimpah ketika melihat betapa romantisnya pasangan baru suami istri itu..
Sementara di luar gedung, security kesusahan untuk mengamankan seorang pemuda berbadan kecil yang selalu ingin menerobos masuk.
"Kekasih saya mau dinikahi orang Pak!"
