"Perhatian!"
Agar tidak bingung dengan cerita ini, baca dulu cerita "Cinta Sembunyi-sembunyi dengan bos"
Elang dan Merpati adalah sepasang anak kembar berbeda karakter. Elang seorang pria dingin dan cuek sama lawan jenis. Bahkan hingga saat ini pun belum memiliki pacar.
Sementara Merpati, seorang gadis bar bar, namun juga sulit untuk mendapatkan cintanya. Meskipun gampang bergaul dengan lawan jenis tapi sangat sulit untuk didekati.
Namun pada suatu hari mereka jatuh cinta pada seorang gadis dan seorang pria.
Siapakah yang bisa meluluhkan hatinya? penasaran? ikuti yuk kisahnya dan baca jika berkenan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
Merpati sudah siap dengan pakaian santai nya. Ia hanya tampil apa adanya dan senyaman nya saja.
Karena menurutnya, untuk tampil cantik tidak perlu menjadi seperti orang lain yang berpakaian seksi dan ketat.
Dan menurut nya lagi, kecantikan bukan cuma dari riasan wajah atau makeup tebal. Merpati bukan tidak mampu untuk membeli itu semua.
Hanya menurutnya itu tidak perlu, ia hanya akan merias diri saat ada waktu-waktu tertentu saja. Seperti ada pesta dan semacamnya.
"Ma, Pa, aku pergi dulu," ucap Merpati pamit ke kedua orangtuanya.
Begitu pula Hansen, sebagimana ia datang, seperti itu pula ia pergi. Elang hanya mencebikkan bibirnya saat Merpati mengejeknya.
"Makanya cari pacar biar gak iri," bisik Merpati ditelinga Elang.
Abbey dan Alvaro hanya tersenyum melihat tingkah anak-anak itu. Sambil berpesan untuk tidak terlalu malam pulangnya.
Karena Abbey tidak mau seperti waktu itu, dari siang hingga malam baru ingat pulang.
"Rasanya baru kemarin aku melahirkan mereka, sekarang sudah dewasa saja. Ternyata kita sudah semakin tua ya hubby," ucap Abbey.
"Gak kok, jika disandingkan dengan putri kita, kaya bukan ibu dan anak, tapi kaya kakak adik."
"Kalau ngomong gak usah ngelantur, bilang saja aku sudah tua dan sebentar lagi akan jadi Oma."
"Tapi kamu tetap cantik sayang, tetap menjadi ratu di hatiku."
Elang mendengus saat mendengar gombalan papa nya. Karena tidak ingin melihat kebucinan orang tuanya, Elang pun masuk kedalam kamar.
"Siapa yang datang?" tanya Ardina. Ardina dan Billy baru keluar dari dalam kamar.
"Sepertinya kita ketinggalan berita, Ma," kata Billy.
"Itu, temannya Merpati, Ma," jawab Abbey.
"Tumben, baru kali ini aku dengar cucu ku punya teman selain Marvel dan Darrel," kata Ardina.
"Ternyata putriku sudah dewasa, Ma. Sudah jadi rebutan cowok," ucap Alvaro. Abbey menyikut perut suaminya.
"Belum tentu mereka pacaran." Abbey meluruskan ucapan Alvaro.
Sementara Merpati dan Hansen sedang dalam perjalanan. Pertama Hansen akan membawanya ke restoran miliknya.
Ia ingin mengajak Merpati makan di restoran tersebut. Hansen memarkirkan motornya ditempat parkir khusus.
"Silahkan." Hansen membuka pintu restoran yang terbuat dari kaca itu.
"Tuan," sapa pelayan restoran.
"Hidangkan makanan istimewa," pinta Hansen.
"Baik Tuan." pelayan pun ke dapur restoran dan mengatakan jika tuan mereka meminta hidangan istimewa.
Koki mengernyitkan keningnya, tapi ia tidak ingin tau lebih lanjut dan hanya menyiapkan pesanan tuannya secepatnya.
Hansen membawa Merpati ke ruangan nya. Di ruang itu ada tempat istirahat juga. Tapi tidak bisa sembarang orang bisa masuk tanpa seizin pemiliknya.
"Restoran ini milikmu?" tanya Merpati.
"Ya, aku bangun restoran ini dengan usahaku sendiri, walaupun pada awalnya aku meminjam uang orang tuaku," jawab Hansen.
Merpati tersenyum lalu mengangguk, karena Merpati dulunya seperti itu. Buka usaha bengkel hanya karena ingin membantu orang lain agar ada pekerjaan.
Namun siapa sangka, usahanya itu berkembang dengan baik. Mungkin karena niat baiknya untuk menolong orang.
Hidangan pun siap, dua orang pelayan masuk dengan mengantar makanan dan minuman, serta buah dan beberapa cemilan.
"Silahkan Tuan," ucap pelayan. Mata keduanya sempat melirik Merpati.
Karena baru kali ini tuan mereka membawa seorang gadis. Dan mereka mengira jika itu adalah pacar tuannya.
Mereka berbisik-bisik setelah keluar dari ruangan tersebut. Dan mengatakan jika pacar tuannya sangat cantik.
"Ayo makan," ucap Hansen sambil menyodorkan garpu yang ada steak daging yang sudah dipotong oleh Hansen.
Merpati menatap Hansen, tanpa membuka mulutnya. Hansen mengangguk sebagai kode agar Merpati membuka mulutnya.
Perlahan Merpati membuka mulutnya dan menerima suapan dari Hansen. Baru kemudian Hansen menyuapi dirinya sendiri.
"Kamu gak jijik? Itu bekas aku loh?"
"Ngapain jijik? Gak kok."
Merpati kemudian tidak bicara lagi, hingga keduanya pun selesai makan. Dan sekali lagi Hansen menyuapkan buah ke mulut Merpati.
Kali ini Merpati dengan cepat membuka mulutnya, karena percuma saja menolak bila ujung-ujungnya di paksa.
"Kemana lagi kita?" tanya Hansen.
"Gak tahu, bukannya kamu yang ajak aku jalan-jalan?"
Hansen memakai kan helm ke kepala Merpati. Seketika keduanya bertatapan. Hansen perlahan menyentuh bibir mungil Merpati.
Dan kemudian Hansen mendekatkan bibirnya sehingga bibir keduanya menempel. Namun seketika Hansen tersadar saat suara memanggilnya.
"Hansen! Kok malah bengong."
"Ah iya, iya." Hansen tersenyum dan salah tingkah karena ia membayangkan yang bukan-bukan.
"Mengapa otakku jadi mesum," gumam Hansen.
Ya, saat Hansen memasangkan helm dan mencium Merpati, ternyata itu hanya khayalan Hansen saja.
"Kamu kenapa?"
"Gak ... gak kenapa-napa."
Merpati hanya memegang ujung jaket Hansen, mana mungkin ia akan memeluk Hansen?
"Kamu gak takut jatuh? Pegangan yang kuat."
"Gak kok, begini juga sudah kuat pegangan nya."
"Sebenarnya aku berharap kamu memeluk ku, tapi sepertinya kamu tetap menjaga harga dirimu," batin Hansen.
Namun ia juga bangga karena Merpati bukan gadis sembarangan. Masih bisa menjaga diri sebagai seorang perempuan.
"Mau nonton? Ada film horor baru rilis. Dan sudah mendapat sambutan banyak penonton dan diambil berdasarkan kisah nyata," tanya Hansen.
"Gak ah, ngeri banget terlalu sadis, aku takut gak kuat nontonnya," jawab Merpati.
"Tapi mau nonton, kan?"
"Hmmm, asal jangan film itu."
Hansen melajukan motornya menuju mall. Mereka akan menonton film romantis saja.
Tiba di mall, keduanya langsung menuju tempat bioskop. Ternyata sudah ramai orang ngantri untuk membeli tiket.
"Aku beli tiket dan cemilan dulu, kamu tunggu disana di tempat duduk," pinta Hansen.
Ternyata ada Diah dan temannya yang juga ingin menonton. Namun ia tidak berani lagi mengganggu Merpati.
Karena setelah kejadian di kantin kampus waktu itu, Elang, Marvel dan Darrel mengancamnya.
Dan akan di blacklist dari kampus manapun, kecuali jika dia ke luar negeri. Mendengar hal itu tentu saja Diah takut.
Ya begitulah ancaman Elang pada Diah. Temannya yang merasa tidak bersalah hanya diam, ia tidak perlu takut lebih baik mencari aman saja.
"Kelamaan ya?" tanya Hansen.
"Gak kok, tadi aku melihat mantanmu," jawab Merpati.
"Mantan? Tapi aku belum punya pacar."
"Bukan nya kamu idola para cewek di kampus?"
"Aku hanya akan setia pada satu gadis, jika dia bisa menerima aku apa adanya. Dan keluarganya tidak mempermasalahkan latarbelakang keluargaku."
Hansen memberikan tiket kepada Merpati, ternyata jam tayangnya masih setengah jam. Jadi keduanya pun menunggu hingga film itu di mulai.
Hansen sengaja beli banyak cemilan, dan tidak lupa popcorn nya, untuk menemani mereka saat nonton nanti.
"Aku tidak tahu kesukaanmu, jadi aku ambil secara acak. Jika tidak suka jangan dimakan."
"Aku suka kok, tenang saja, pasti ku makan semuanya."
Merpati tidak menyia-nyiakan cemilan yang Hansen beli. Hansen hanya bisa tersenyum memperhatikan cara makan Merpati yang jauh dari kata jaim.
bkin yg jmblo baper.....😁😁😁
up setiap hari dong kk....
kl bleh mmlih,mreka jg pst mau brsma orng tuanya....tp mau gmn lg,ga smua orng bruntung pnya kluarga yg utuh.....
kadang kita suka kurang bersyukur dgn apa yg d titip kan Allah k kita padahal masih byk yg kurang beruntung dgn kondisi kehidupan nya