Belum Siap Hijrah

Seorang laki-laki gagah, berkarisma penuh wibawa dan masih terlihat tampan di usianya, menuruni tangga dari atas orang itu melihat dan mengamati satu persatu ke bawah, banyak sekali anak muda yang sedang bercanda dan tertawa bersama, merekalah Humaira dan teman-temannya.

"Wah... Ada tamu nih..." Sapa Orang itu yang ternyata Papa Bang Ashraf sambil menyalami satu persatu Humaira dan teman-temannya dengan ramah, kemudian mendatangi Humaira yang masih asik makan camilan di depannya.

"Wah... Jadi yang mana yang Bang Ash maksud untuk di lamarin???" Tanya Papa Bang Ashraf langsung tanpa basa-basi terlebih dahulu.

Kompak seluruh orang memandang ke arah Bang Ashraf termasuk Humaira yang tadi sedang makan cemilan dengan enaknya mendadak diam.

"Kenalkan Pa... Calon Mantu Papa... Humaira namanya... " Kata Bang Ashraf sambil nyengir.

" APAA....????" Semua orang terkejut termasuk Humaira dan teman-temannya.

"Wah... Jadi ini yang udah bikin anak Om mantab meminta nikah... " Sapa Papa Bang Ashraf sembari memandang Humaira, membuat Humaira beku di tempatnya. Mimpi apa dirinya semalam mengapa bisa mengalami kejadian seperti saat ini, mendadak dirinya dikenal sebagai calon mantu orang yang belum lama dikenalnya.

"Saya... Saya... Bukan calon mantu Om... Sumpah!!! Kita Cuma temenan..." Jelas Humaira sedikit gugup karena malu, bisa-bisanya dirinya di kenalkan sebagai calon mantu oleh Bang Ashraf yang baru di kenal beberapa Minggu saja.

Dua orang yang baru datang, saudara kembar Bang Ashraf yang tak lain adalah Bang Aryan dan Alesha pun kompak terkejut dan menghampiri Humaira yang masih merasa gugup di hadapan Papa Fatih.

"Eh... Kok kayak pernah lihat ya?" Kata Alesha pada Humaira, Humaira sudah kenal saudara kembar Bang Ashraf, Bang Ashraf sering cerita tentang kembarannya.

"Iya itu orang yang waktu itu di kampus, nonton Bang Ash gelut kan???" Kata Bang Aryan mengagetkan Humaira yang setengah melamun.

"Iya... Mata sama gayanya sama... " Kata Alesha menyetujui pendapat Bang Aryan.

Humaira dan teman-temannya saling pandang niat hati hanya mau mengantar Bang Ashraf yang ke tendang kuda kenapa jadi seribet ini, dibilang calon mantu segala.

Dari belakang nampak Mama Bang Ashraf berjalan menuruni tangga kemudian ikut duduk di antara banyak orang duduk di sebelah Papa Bang Ashraf, kemudian Alesha dan Bang Aryan duduk di lantai karena kursinya sudah habis di pakai semua.

"Ehm... Jadi gini Om... Tante... Sama Mbak dan Mas Kembar... Kedatangan kami kemari karena kami mau mengantar Bang Ash yang cidera hidungnya, karena tadi Bang Ash ikutan mandiin kuda, terus hidungnya ke tendang Kuda jadi seperti itu hidungnya, kami mohon maaf karena itu..." Kata Humaira pada semua penghuni rumah yang ada.

Semua teman-teman memandang Bang Ashraf yang nampak sudah baik-baik saja, sudah tidak sederama tadi saat berada di Stable dan rumah sakit.

Mama dan Papa Bang Ashraf kemudian memandang Bang Ashraf, kemudian mereka tampak memperihatinkan hidungnya, Bang Ashraf jarang sekali terluka, mereka menjaganya dengan penuh kehati-hatian.

Ini kedua kalinya Bang Ashraf terluka setelah gelut bersama sahabatnya itu. "Terimakasih ya Nak... Semua saja sudah mengantar Bang Ash... "Kata Mama Bang Ashraf.

"Saya tidak terima!!!" Kata Papa Bang Ashraf sambil berdiri, berubah sekali sikapnya saat pertama dengan yang sekarang.

Aneh.

Pikir Humaira dan teman-temannya begitu juga dengan Bang Ashraf dan Bang Aryan dan Alesha, juga Mama Bang Ashraf memandang aneh atas perubahan sikap suaminya yang tiba-tiba tidak terima.

"Saya minta ganti rugi untuk anak Saya!!!" Kata Papa Bang Ashraf.

"What????" Kompak Humaira dan teman-temannya kaget dengan pernyataan tidak terima papanya Bang Ashraf.

"Wah... Om... Kita mah anak-anak kismin... Mana punya uang banyak..." Kata Hary menyahut dan di angguki oleh teman-temannya kompak.

"Tadi kami sudah membawanya ke rumah sakit Om... Jadi kami sudah bertanggung jawab, insya Allah dalam sepekan hidungnya akan sembuh."Jelas Humaira tegas.

Teman-teman dan juga Bang Ashraf sependapat dengan Humaira, mereka pun kembali mengangguk dengan kompaknya.

"Ini khusus kamu... Nak Humaira... Karena Kamu sudah mencuri hati anak kesayangan Om... Jadi kamu harus menikah dengannya... Om tidak mengijinkan kalian pacaran..." Kata Langit tegas.

"Haaah...?" Humaira terkejut sampai melongo di buatnya.

"Tapi saya tidak pacaran dengan anak Om.. Saya juga tidak suka dengan anak Om..." Humaira menjawab pernyataan Papa Bang Ashraf, kemudian Bang Ashraf langsung lesu mendengar jawaban Humaira tanpa di pikir terlebih dahulu.

Sementara Bang Aryan dan Alesha kompak tertawa terpingkal-pingkal di tempatnya karena ekspresi Bang Ashraf.

"Papa sama Bang Ash lawak... Sumpah..." Kata Bang Aryan sambil tertawa.

"Ya Iyalah... Dia tidak mau, mas baru kenal 2 Minggu ngajak nikah... Aku kalau jadi dia juga ndak maulah..."Kata Alesha yang tau kebingungan Humaira.

Mama Bang Ashraf hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Bang Ashraf hampir sama dengan Papanya sewaktu muda.

"Iya Udah Nak Humaira dan teman-teman... Terimakasih sekali lagi, maaf atas kekonyolan hari ini..."Kata Mama Bang Ashraf pada akhirnya.

"Sama-sama Tante... Mohon maaf sekali lagi... Kami pamit undur diri..." Kata Humaira dan teman-temannya segera ingin kabur dari rumah Bang Ashraf.

"Wihhhh gila.... Main pertama langsung di lamar cuyyy..."Kata Hendy sembari berjalan di belakang Humaira yang masih syok.

"Enak ya... kalau aku mah terima aja... Tajir ganteng agamis kurang apa lagi coba..." Kata Hilda sambil memakai helemnya.

"Iya loh Humay... Tapi kalau tidak cinta ya susah sih..." Kata Hany membenarkan kacamatanya.

"Brisik aja deh... Tu paling baru pada belum bangun dari tidurnya... Alias berhalu di siang bolong ..." Humaira berkata sambil menunggangi motornya kemudian di ikuti teman-temannya di belakangnya.

****